Que Sera, Seraphina
Hai! Terima kasih banyak karena telah mendukung author dengan terus membaca novel ini. Author berharap para pembaca sekalian juga berkenan memberikan like, komentar, kritik saran, dan vote untuk novel ini. Semua dukungan dari kamu sungguh berarti bagi author ^^
---
Jam menunjukkan pukul 9 malam ketika Seraphina berusaha menjejalkan materi kuliah ke kepalanya. Esok akan ada ujian tengah semester dan seperti biasa, sistem kebut semalam adalah kebiasaan buruk yang masih dilakukannya bahkan saat dia berada di semester 7. Bibirnya yang mungil pink alami naik turun menghafalkan handout di tangannya.
Konsentrasinya buyar ketika ada notifikasi pesan pada handphonenya. Dari salah satu sahabatnya, Octa, satu kampus tetapi berbeda jurusan.
“Sera, ngapain? Besok ngopi yuk!”
“Belajaar! Ayo, aku baru selesai ujian jam 3 sore. Mau pergi jam berapa?”
“Ya ampun, aku kira sudah selesai ujianmu! Besok jam 4 deh, tempat biasanya ya.. Oke, have fun belajarnya hahaha!”
“Oiya Sera, kamu jomblo kan? Temanku minta dikenalin nih. Boleh aku kasih nomor whatsapp kamu ke dia?”
“Gimana? Boleh ga? Atau kamu sudah ada PDKT sama orang lain?”
Tiga pesan dari Octa membuat hati Sera melengos, enggan membalas. Bagaimana mungkin sahabat dekatnya tidak mengetahui bahwa dirinya sedang tidak ingin terikat dengan siapapun. Kisah terakhirnya 1 tahun yang lalu agak pahit untuk diingat, ditinggal kekasih saat sayang-sayangnya, dengan wanita lain.
Tapi dalam hati Sera berbicara, siapa tahu dekat dengan yang baru bisa membuat Sera melupakan semua kesedihannya dan menemukan kebahagiaan baru untuk dirinya. Bukannya Sera juga berhak mendapatkan kebahagiaan?
”Oke Octa, tapi aku ga bisa janji apa-apa ya..”
“Siap! Pokoknya aku Cuma kasih nomor kamu aja. Namanya Tio, dia sudah kerja tapi di Samarinda. Aslinya sih orang Surabaya. Biar dia yang chat kamu nanti”.
Ah, jauh sekali Surabaya-Samarinda. Tetapi Sera terlanjur mengiyakan, jadi biarkanlah, toh hanya berkenalan. Sera menghela nafas, mencoba berkonsentrasi kembali pada handout yang masih berlembar-lembar banyaknya,tiba-tiba satu pesan lagi yang muncul di handphonenya.
”Halo.. Seraphina ya?”
Hmm, cepat sekali Tio mengirimkan pesan. Tapi maaf Tio, pesanmu aku balas besok saja ya, ucap Sera dalam hati sambil kembali menghapal materi kuliahnya.
---
Alarm jam berdering tepat pukul 5 pagi.
Sera mengerjap-ngerjapkan mata berusaha mengumpulkan nyawanya yang sepertinya tercecer diantara hamparan handout di tempat tidurnya. Semalam dia mulai tidur jam 12 malam, setelah menyerah oleh rasa kantuk yang tidak dapat dia tahan.
“Klik”, Sera mematikan alarmnya dan bergegas menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu dan menunaikan shalat Subuh. Dia akan mempunyai waktu untuk membaca sekali lagi handout materi kuliahnya setelah shalat, sambil menunggu sang ibu membuat sarapan.
Selesai shalat, Sera meraih handphonenya, melihat sekilas notifikasi apa saja yang masuk, sekedar mencari informasi sambil berharap semoga ujian hari ini dibatalkan saja, walaupun itu rasanya tidak mungkin. Namun matanya menangkap salah satu pesan yang masuk dalam whatsappnya.
“Halo.. Seraphina ya?”
“Sudah tidur?”
“Que Sera Sera, whatever will be will be, the future not ours to see, que Sera Sera.. What will be will be..”
“Hehe sori cuma bercanda, jangan marah ya..”
“Sudah Subuh, bangun yuk!”
“Masa masih tidur?”
Dua pesan terakhir dari Tio baru saja dikirimkan 10 menit yang lalu, sedangkan yang lainnya adalah pesan kemarin yang tak dijawab oleh Sera.
Tio oh Tio, kesan pertamamu kurang baik bagi Sera. Tidak disarankan untuk mempermainkan nama seseorang yang ingin kamu dekati di awal perkenalan. Tapi pesan whatsapp itu sudah terlanjur dibuka dan agak terasa sungkan jika Sera tidak membalasnya.
“Halo, Tio ya? Terima kasih buat ledekannya, dan aku akan berterima kasih sekali lagi kalau kamu mau berhenti chat aku saat ini karena aku sedang persiapan ujian hari ini”.
“Oke Sera, semoga lancar ujiannya. Sori buat chat sebelumnya, ga ada niat ngeledekin kok. Cuma mau bilang nama kamu cantik”. Diikuti dengan 3 emoticon senyum.
Sepagi ini Sera menerima kalimat gombal dari seseorang yang bahkan dia tidak tahu wajahnya seperti apa. Tunggu? Seperti apa wajah Tio? Sera bertanya-tanya dalam hati.
Sera mencoba membuka foto profil Tio setelah menyimpan nomor handphone Tio, tetapi Sera harus kecewa karena foto profil Tio adalah seekor kucing berwarna jingga dan putih yang tengah tidur telentang menunjukkan perut gendutnya.
Haha, memangnya apa yang kamu harapkan Sera? Tapi sungguh, bukannya kucing di foto ini terlalu gemuk untuk ukurannya?
Tanpa sadar Sera tersenyum, dan seketika senyumnya hilang saat melihat jam di layar handphonenya. Hampir jam 6 pagi dan Sera bahkan belum mandi, apalagi sarapan. Sera bergegas menuju kamar mandi dan melakukan semua rutinitas paginya secepat dia mampu. Jam setengah 7 pagi dia harus sudah keluar dari rumah demi menembus kemacetan Kota Surabaya yang sangat sibuk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Lasri Alfi
nyimak kaka
2021-01-07
0
Bunga Syakila
menyimak aothor
2021-01-05
0
Sept September
semangat kakakkkk 🤗
2020-08-07
1