Hai! Terima kasih banyak karena telah mendukung author dengan terus membaca novel ini. Author berharap para pembaca sekalian juga berkenan memberikan like, komentar, kritik saran, dan vote untuk novel ini. Semua dukungan dari kamu sungguh berarti bagi author ^^
---
Sera agak berlari menuju kamarnya, sesampainya di kamar Sera melemparkan tas ke atas meja dan merebahkan diri di tempat tidurnya, membenamkan kepala di dalam bantal sambil memekik pelan. Bukan, Sera bukan jatuh cinta pada Tio, atau mungkin lebih tepatnya “belum” jatuh cinta. Tapi mana mungkin Sera merasa biasa saja dengan pertemuan pertamanya kali ini, Tio yang dikenalkan oleh Octa kepadanya, tidak hanya tampan, tinggi, dan keren,
tetapi juga bersikap sangat gentle kepadanya. Bukannya mengikutinya sampai depan rumah demi memastikan dia selamat sampai rumah adalah sesuatu yang bisa dibilang “istimewa”? Atau dia hanya melakukan hal itu pada semua teman wanitanya? Tetiba perasaan senang Sera menciut saat dia memikirkan hal itu.
“Oh sudahlah Sera, sepertinya harapanmu terlalu tinggi. Kembalilah memijakkan kaki di tanah”, ucap Sera dalam hati sambil mengetuk kepalanya dengan siku jari.
Berhenti berhayal, Sera bergegas ke dapur untuk menemui ibunya yang sepertinya sudah berteriak memanggil Sera dari tadi.
Sera sudah selesai mandi dan tengah menggunakan skincare ketika muncul pesan whatsapp di handphonenya, Sera membuka handphonenya dan melihat pesan itu, dari Tio.
“Assalamualaikum”
“Sera, sedang sibuk kah?”
“Walaikumsalam”
“Enggak Tio, aku baru selesai mandi aja. Kenapa?”
“Enggak apa-apa cuma pengen tahu. Hehe”
“Besok kamu ada kuliah? Atau masih ujian?”
“Besok sudah ga ada ujian, sudah bebas! Haha!”
“Rencananya besok aku mau konsultasi skripsiku ke dosen pembimbing”.
“Tadi Octa sampai rumah jam berapa? Apa dia masih marah soal telat pulang?”, jawab Sera berusaha menyambung percakapan.
“Eeh bagus donk udah selesai ujian! Udah bisa jalan-jalan kemana-mana donk!”, disambung dengan emoticon tertawa lebar.
“Besok ke dosen jam berapa? Aku antar boleh?”
“Besok aku ga kemana-mana nih bosen di rumah”
"Octa sampe jam 8 tadi, dia santai aja kok"
“Hmm Tio bukannya kamu kerja di Samarinda ya? Kok sekarang di Surabaya?”
“Aku dikasih tahu Octa kemarin soal dimana kamu kerja”
“Iya Sera, aku kerja di salah satu BUMN tapi saat ini penempatan di Samarinda”
“Karena jauh dari rumah orang tua, aku selalu ambil libur satu atau dua bulan sekali untuk pulang. Kangen sama orang tua hehe”
“Sera kamu belum jawab tuh pertanyaan aku diatas tadi”
“Hm? Pertanyaan apa?”, jawab Sera pura-pura tidak tahu. Sera merasa galau tentang jawaban yang ditanyakan oleh Tio. Besok berangkat bersama ke kampus? Dalam hati Sera merasa senang tetapi juga bimbang, teringat pemikirannya tadi. Mungkin Tio bersikap seperti ini kepada semua teman wanitanya?
Akhirnya Sera memutuskan untuk tidak menjawab pertanyaan Tio, dan berpura-pura tertidur walaupun dia tahu Tio telah mengulang pertanyaannya sekali lagi. Sera merasa terlalu cepat untuk dekat dengan Tio, dia bahkan baru bertemu satu kali dan baru berbicara dalam whatsapp sejak kemarin, belum 24 jam berkenalan dengan Tio. Daripada dia bingung memikirkan soal Tio dia lebih memilih menatap sekali lagi materi skripsi yang akan dia bawa besok dan melihat film drama Korea yang sedang dia ikuti saat ini, hitung-hitung sambil menyegarkan pikiran pasca ujian, walaupun hanya bertahan 1 jam sebelum akhirnya dia tertidur pulas dengan laptop menyala di depannya.
---
Keesokan paginya pukul 8, Sera tengah bersiap-siap dengan tasnya. Hari ini dia berjanji akan menemui dosen pembimbing jam 10 pagi usai rapat dosen. Kali ini Sera tidak lupa menggunakan lipcream, pensil alis, dan alas bedaknya. Sungguh Sera, kau tampak lebih manis ketika kau menggunakan lipcream berwarna nude pink seperti ini, ucapnya dalam hati sambil menatap diri di kaca. Sera menatap lipcreamnya yang hampir habis dan berjanji pada diri sendiri akan segera membeli penggantinya nanti sepulang dari kampus. Sera sempat melihat sebelumnya bahwa ada banyak merk dan tipe baru dalam dunia perlipstikan yang terlihat menarik, sepertinya dia ingin mencoba lipstik yang berbeda dari yang dia gunakan ini.
Hai teman pembaca, bisakah kalian share di kolom komen tentang lipstik favorit kalian agar bisa menjadi referensi bagi Sera?
Jam sudah menunjukkan pukul setengah 9 ketika bel pintu berbunyi, entah siapa yang datang di jam ini. Terdengar suara bibi setengah berlari menghampiri pintu, dan samar-samar terdengar percakapan bibi dengan seseorang.
"Assalamualaikum Bu, Sera ada di rumah?"
"Waalaikumsalam Mas, ada di dalam. Tapi mohon maaf ini mas siapa ya? Biar saya sampaikan ke Mbak Sera"
"Saya Tio Bu, mau jemput Sera"
"Ha? Jemput?"
Mendengar siapa yang datang, Sera terkejut dan sontak berjalan menuju pintu, jantung Sera berdegup kencang tidak menyangka Tio akan datang ke rumahnya. Dalam hati Sera bersyukur karena sudah menggunakan make up, setidaknya saat ini dia tampak lebih rapi daripada kemarin kan?
"Tio? Kamu kok disini?"
"Assalamualaikum Sera", jawab Tio. Kali ini sepersekian detik Tio terperanjat melihat Sera sebelum tertawa lebar melihat Sera di depannya.
"Surprise!!", ujar Tio sambil mengangkat tangannya. Ada dua bungkus makanan di tangan Tio.
"Aku ingin ditemani sarapan, boleh? Kau tidak menjawab pesan whatsappku sampai saat ini jadi aku memutuskan untuk datang saja langsung. Aku juga belum tahu makanan kesukaanmu, jadi aku membawa bubur ayam Bang Rosie langgananku. Semoga kamu suka Sera"
"Eh tapi kamu sudah sarapan atau belum? Janji bertemu dosen jam berapa? Apa harus berangkat sekarang?"
"Aku.. Aku belum sarapan..", kali ini Sera kaget melihat dirinya berbohong. Bibi yang sudah berada di ruang keluarga tersenyum mendengar jawaban Sera, mana mungkin Sera belum sarapan. Sudah menjadi kewajiban sarapan bersama seluruh keluarga di rumah ini, ibu Sera akan marah jika keluarganya ada yang meninggalkan sarapan dengan alasan yang tidak jelas.
"Aku janji ketemu dosen jam 10, Tio".
"Nah benar kan dugaanku! Oke yuk makan dulu masih sempat kan? Perjalanan dari sini ke kampusmu 30 menit kan?", jawab Tio.
"Iya, kamu tunggu disini dulu, aku ambilkan sendok", ucap Sera sambil bergegas menuju dapur.
Bibi yang sedari tadi masih berada di ruang keluarga menggoda Sera dengan melirik-lirik sambil tersenyum. Sera yang menyadarinya terbelalak dan mencubit bibi.
"Bi, jangan bilang sama Ibu sama Ayah yah Bi.. Dia temanku yang anter aku sama Octa kemarin. Jangan negatif thinking ya Bi", bisik Octa.
"Eh Mbak Sera, Bibi tuh selalu positif thinking! Kalau sekarang masih teman ya gapapa, kalau besok-besok positif jadi pacar kan juga gapapa. Kalau Bibi sih iyes sama mas ganteng ini", jawab Bibi sambil tersenyum centil.
Sera melongo mendengar jawaban Bibi, dan segera berlalu ke ruang tamu sebelum Bibi mengucapkan hal aneh lainnya.
---
Setelah sarapan mereka segera menuju ke kampus Sera menggunakan mobil milik Tio. Sera sangat bingung akan memulai pembicaraan seperti apa jadi dia hanya diam saja. Sampai akhirnya Tio membuka pembicaraan.
"Kok diam aja? Apa kamu marah karena aku tiba-tiba jemput?"
"Hmm, kalau marah sih enggak, tapi aku kaget kamu tadi datang. Kan kita ga janjian"
"Ya iyaa, gimana mau janjian kan kamu ga jawab pertanyaanku dari kemarin. Aku berniat ngajak janjian dari kemarin loh!", jawab Tio sambil menjitak kepala Sera.
"Hmm.. Iya juga hehehehe"
"Tio maaf ya aku tadi bohong", kata Sera.
"Hah?! Bohong apa?"
"Aku tadi sudah sarapan. Tapi lihat makanan yang kamu bawa aku ga mungkin bilang kalau aku sudah sarapan, bingung juga nanti bakal dimakan siapa", jawab Sera.
Tio tertawa terbahak-bahak mendengar jawaban Sera, sementara Sera bingung dimana letak kelucuan dari jawabannya.
"Rencanaku tadi kalau kamu sudah makan ya aku makan dua-duanya haha! Toh bubur ayam cuma jadi selingan kalau buat aku", jawab Tio masih sambil tertawa.
Awalnya Sera hanya diam saja mendengar Tio tertawa, sebenarnya dalam hati dia justru ingin menertawakan Tio, karena bubur ayam yang bagi Tio hanya selingan itu, berarti porsi makannya yang sangat banyak membuat Tio pantas mendapatkan gelar "Gentong Nasi", namun pada akhirnya Sera tersenyum juga.
"Sera, untung aku jemput kamu ya.."
"Hm? Kenapa untung?", tanya Sera.
"Kalau aku ga jemput kamu hari ini, nanti yang lihat kamu orang lain donk! Wah aku ga ikhlas tuh", jawab Tio.
"Ha? Emqng aku kenapa? Bukannya tetap nanti aku ketemu orang lain walaupun kamu jemput?", Sera tak paham apa maksud Tio.
"Iya kalau sama aku ya gapapa dilihat orang lain, tapi mereka bakal cuma lihat aja ga akan berani deketin kan kamu lagi jalan sama aku hahahaha!"
"Kamu cantik banget Sera, wah aku bakal susah nih"
Sera tidak menjawab, pipinya terasa hangat, dia segera menoleh ke arah jendela mobil untuk memastikan Tio tidak melihat raut wajahnya yang sepertinya tidak karuan. Sera bersyukur musik yang mengalun bisa menutupi detak jantungnya yang tiba-tiba sangat cepat. Sera sangat malu dipuji oleh Tio, malu tapi juga ada bahagia diantaranya.
"Stop ngegombal Tio..", akhirnya Sera menjawab, dan sisa perjalanan menuju kampusnya dihabiskan oleh Tio untuk meyakinkan Sera bahwa dia sedang tidak menggombal.
----
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Iis Aisah
aku mesem mesem sendiri thor bacanya☺☺
2020-05-14
0