Atas Nama Cinta

Atas Nama Cinta

Permulaan

Pagi itu seperti biasanya keluarga Daniel sedang sarapan bersama. Mereka sesekali bercerita disela-sela sarapannya. Hanya Queen yang lebih banyak diam dan tampak sedang memikirkan sesuatu. Hal itu tak luput dari pantauan Ziel, kakaknya. Ziel memperhatikan wajah Queen yang nampak manyun pagi itu.

"Kamu kenapa Queen?"tanyanya penasaran.

"Aku?aku gak apa-apa Kak. Memangnya aku kenapa?"Queen balik bertanya.

"Waktu yang Kakak berikan sudah habis, lupakan pria itu karena Kakak tidak akan pernah merestuinya" jawab Ziel tegas.

"Ehh...apa maksud Kakak ya?ku katakan sekali lagi ya Kak, aku yang belum mau membawa dia kemari, bukan berarti dia menolakku. Sabar n calmdown brother" jawab Queen santai, walaupun dalam hatinya kebat-kebit. Karena sudah beberapa bulan, pendekatannya belum juga membuahkan hasil. Entah dia harus mengatakan alasan apa lagi sekarang.

"OMG...aku lupa ada kuis hari ini! maaf dad, mom aku berangkat dulu ya. Soalnya aku belum ada persiapan untuk quis hari ini". Queen segera bergegas meminum orange juice-nya. Setelah itu dia menyalami ke dua orang tuanya dengan terburu-buru.

"Queen...Queen...jangan kebiasaan ya, selalu kabur jika ada pembahasan tentang kamu" Ziel berusaha menahan Queen namun adiknya itu sudah berjalan melenggang ke depan.

"Sudahlah Ziel, jangan terlalu menekan adikmu. Selagi dia bahagia, biar dia jalani hidupnya sendiri" ucap mommy Al.

"Dengar son, adikmu itu jika belum terpentok dan belum merasakan sakit maka jangan harap dia akan menyerah" Daniel menimpali.

"Mommy and daddy jangan terlalu memanjakannya" ucap Ziel sambil mengambil sepotong pancake dan menyuapi Kay.

"Tenang son, walau daddy membebaskannya tetapi daddy tetap memegang buntutnya. Mengertikan kamu maksud daddy?" lanjut Daniel

Ziel tersenyum sepertinya dia lega mendengar ucapan ayahnya.

"Yes dad, i know what u mean" jawab Ziel sambil tersenyum. Selesai makan kemudian dia mengajak Kay berkeliling komplek sebelum dia pamit untuk pergi ke Kantor.

Sementara itu,

Queen melangkahkan kakinya secepat mungkin meninggalkan rumahnya. Berada satu ruangan dengan Kakaknya sungguh membuatnya sesak bernafas. Karena Kakaknya selalu mengingatkan batas waktu perjanjian mereka. Dan Ziel berharap agar adiknya segera meninggalkan Frans. Namun Queen masih terus meyakinkan Kakaknya jika dia mampu menyeret pria itu kedalam pelukannya.

Dia segera mengendarai mobilnya dengan kencang menuju kampusnya. Hari ini dia harus menemui Frans, tidak bisa tidak. Karena masa depan dia taruhannya.

Begitu sampai diparkiran kampus, dia segera pergi ke ruangan dosen dan berharap bisa bertemu dengan pemilik hatinya.

Antara ragu dan tidak yakin dia memberanikan diri mengetuk ruangan Dosen itu.

"Tok...tok...tok" bunyi suara pintu.

"Masuk" terdengar jawaban dari dalam ruangan.

Queen masuk keruangan itu dengan menebarkan senyum manisnya.

"Selamat pagi Pak"

"Kamu?mau apa kamu pagi-pagi kesini?"tanya Frans sambil menatap tajam ke arah Queen.

"Tenang Pak...saya kemari karena ada masalah yang harus saya selesaikan dengan Bapak" Queen balik menatap wajah dosen muda itu.

"Saya tidak pernah ada urusan dengan kamu. Jangan membuang-buang waktuku, keluarlah" Frans kembali mengambil pulpen dan mencoret-coret salah satu kertas ulangan para mahasiswanya itu.

"Wwoohh...Bapak coret-coret kertas ulangan saya ya?"tanyanya sambil berusaha melihat kertas itu.

Frans menghentikan pemeriksaan kertas ujian murid-muridnya itu.

"Dengar ya, ini bukan kertas kamu dan jangan ganggu saya, karena saya sedang sibuk sekali hari ini" selesai berkata seperti itu, Frans langsung berdiri dan membukakan pintu untuk Queen.

"Kyaaa...maksudnya aku disuruh keluar gitu?" tanya Queen melongo sambil membulatkan matanya dan membuka bibir mungilnya itu

"Aku sudah mengatakan dengan sangat jelas, apa kamu tuli?"dengan tampang judesnya Queen pun bangkit dari kursinya.

"Ada yang mau saya omongin Bapak"

"Keluar" Frans

"Tidak mau"

"Aku katakan sekali lagi, keluar"

"Iihh...apaan sih?" bapak jangan galak- galak ya, nanti saya sumpahin yadi jomblo seumur hidup?"

Queen segera mengambil tasnya dengan bibir mencibir dan berbicara tak jelas sendiri. Dia melangkahkan kakinya keluar. Baru juga sampai didepan pintu, tiba-tiba terdengar bunyi pintu ditutup dengan keras.

Queen segera berbalik dan langsung memegang jantungnya.

"Ada ya dosen gila kaya dia tapi ternyata aku lebih gila lagi karena aku begitu menyukai orang gila itu. Hooo...God" ucapnya sambil menepuk jidatnya.

Queen melangkahkan kakinya menuju ruangannya. Dia duduk dikursi paling pojok sambil membuka ponsel pintarnya untuk membunuh rasa bosannya pagi itu.

"Hay Queen" sapa Riko

"Hay juga" jawab Queen sambil menutup handphonenya.

"Wajah tak semangat pagi ini" Riko

"Hehehe...biasalah" Queen.

"Makalah kamu sudah kelar Queen? Pengumpulan hari ini kan?"

Queen langsung kaget dan membulatkan matanya.

"Astaga" Queen langsung menepuk jidatnya. Dia lupa tidak membawa makalahnya hari ini.

"Ya Tuhan bagaimana ini?mana tugas dari dosen killer lagi!"ucapnya serius sambil sebelah tangannya memukul meja.

"Kamu serius gak bawa Queen?"Riko meyakinkan sekali lagi.

"Ho'oh" jawabnya pasrah.

"Aku sudah wanti-wanti kan dari semalam, kenapa kamu bisa lupa Queen?"

"Aku buru-buru tadi, jadi salah ambil tas"

"Hmm...alamat disuruh keluar lagi ini mah" Queen meletakkan kepalanya di meja sambil mengetuk-ngetuk pulpen dimejanya.

"Kamu tenang aja, semangat...kita lawan dosen itu kalau dia macam-macam sama kamu" Riko membesarkan hati Queen, agar dia tidak keluar meninggalkan kelas hari ini.

Riko adalah kawan satu angkatannya, dia pria yang pintar walau sedikit jahil dan suka membantu Queen terutama saat Quis dadakan. Dia tidak segan-segan memberikan contekan kepada Queen dan selalu berhasil mengalihkan perhatian dosen sehingga Queen dengan leluasa bisa mencontek darinya. (jangan ditiru kelakuan Queen, ini hanya novel) wkwkwk.

Semua mahasiswa sudah duduk ditempatnya masing-masing. Taklama kemudian seorang pria tampan dan juga masih terbilang sedikit muda mulai memasuki ruangan itu. Wajah kaku dan tatapan mata seriusnya sedang meneliti satu persatu para mahasiswanya itu.

"Selamat pagi" ucapnya

"Selamat pagi Pak"

"Tugas minggu lalu tolong segera dikumpulkan, kita akan mulai kuis hari ini ya" Frans

"Haaaaaaa" jawab serempak mahasiswa itu.

"Yang ingin ikut kuis langsung kumpulkan makalahnya, jika ada yang tidak siap ikut kuis, silahkan keluar sekarang.

Mendadak para mahasiswa itu diam seribu basa. Satu persatu mereka menyerahkan makalah itu kecuali Queen.

Habislah dia hari ini di jam mata pelajaran dosen kesayangan.

"Yakin kalian sudah menyerahkan tugas kalian semua?"tanyanya sambil berdiri dan mulai memberikan kertas ulangan itu.

Queen yang merasa tidak menyerahkan tugas langsung mengangkat tangannya.

"Ya ada apa?"tanya Pak Dosen

"Maaf saya lupa membawa tugas saya Dok, eh maaf Pak maksud saya"

Karena kamu sudah meremehkan saya, maka saya mengizinkan kamu keluar dari ruangan ini sekarang juga" ucapnya sambil memberikan kertas ujian itu kepada muridnya yang lain.

"Tapi Pak, saya janji akan membawa makalah itu besok, tapi ijinkan saya mengikuti ujian ini ya Pak?"

"Maaf, siapapun tidak ada yang bisa merubah peraturan saya. Ini kelas saya maka saya yang membuat aturan ini disini dan bukan kamu. Jadi jelas ya, siapapun yang tidak menyerahkan tugas makalahnya maka segera keluar dari kelas ini" ucapnya tegas.

"Pak, apa tidak ada pengecualian untuk satu orang saja?" Riko berusaha membela Queen.

"Tidak, saya harus konsisten dengan ucapan saya"

"Bapak terlalu kaku, jika banyak yang tidak bawa tugas baru Bapak boleh memberikan hukuman. Jika hanya satu orang saja masa tidak ada pengecualiannya"protes Riko

"Saya tidak suka diremehkan, mengerti ya ucapan saya?"Dokter Frans

"Sudahlah Ko...gak perlu bela aku. Aku yang salah" Queen segera mengambil tasnya dan berjalan meninggalkan kelas itu.

"Saya juga tidak mengerjakan tugas" Riko segera bangkit dan mengambil tasnya bermaksud menghampiri Queen.

"Riko...kembali ke bangkumu, kamu sudah menyerahkan tugas kamu kan?" Frans menatap tajam ke arah Riko.

"Saya belum mengerjakan tugas Pak"

"Baiklah jika begitu, asal kamu tahu saja, kamu ingin keluar dari kelas ini maka saya akan memberikan nilai 'E' untuk kamu dan sudah dipastikan jika kamu tidak lulus mata kuliah saya" ancam Frans.

********

Met malam gaess.....maaf terlalu lama off-nya menulis cerita ini. Terlalu banyak drama di real life sampai-sampai saya memutuskan tidak mau menulis lagi. Tapi disaat gak punya uang, liat saldo direkening noveltoon ada lumayan banyak tapi karena dibawah standar jadi gak bisa diambil😭😭satu-satunya jalan saya harus nulis lagi nih kayanya, maka akhirnya aku putuskan untuk nulis lagi😂😂. Begitulah ceritanya genks, maaf kalau belum maksimal nulisnya🙏😊

Terpopuler

Comments

FUZEIN

FUZEIN

Macam menarik je jalan cerita ni...

2024-01-20

0

Nesa Satria

Nesa Satria

aduh duh duh

2023-04-14

0

buk e irul

buk e irul

akhirnya nongol lagi semangat ya Thor 😘😘😘

2022-05-17

0

lihat semua
Episodes
1 Permulaan
2 Ujianku
3 Pergi Ke Pesta
4 Energi Panas
5 Mabuk
6 Ketahuan
7 Menangkapmu
8 Diantara dua pilihan
9 Memutuskan
10 Semangat Mengejar Cinta
11 Ujian Sendiri
12 Dimata-matai
13 Persiapan
14 Pesan
15 Datang Ke Rumah
16 Kesepakatan
17 Bertemu Calon Menantu
18 Shopping
19 Menikah
20 Suami
21 Malam Pertama
22 Hilda
23 Perjalanan Honeymoon
24 Memohon Restu
25 Keputusan Orang Tua
26 Pakaian
27 Berita Buruk
28 Aku Membencimu
29 Luka Lagi
30 Tidak Bisa Menerima Cintamu
31 Mulai bingung
32 Pertemuan Di Toko
33 Pulang Ke Rumah
34 Selalu Mengganggu
35 Pernikahan Axel
36 Semoga Berbahagia
37 Menolongmu
38 Makan Malam Bersama
39 Keluar Kandang Macan Masuk Kandang Singa
40 Cemburu
41 Tidur Atau Latihan Silat?
42 Mengertilah Bahasa Tubuh Suamiku
43 Mulai Khawatir
44 Panggil Aku Suamiku
45 Eksploitasi Yang Tertunda
46 Aku Harus Menjaganya
47 Bibir Oh Bibir
48 Tamu Tak Di Undang
49 Penghianat Cinta
50 Unboxing
51 Sang Pelakor
52 Pantai
53 Pulang Ke Rumah
54 Menumpahkan Unek-Unek
55 Tugas Dari Daddy
56 Penghinaan
57 CEO H Hospital
58 Penyesalan
59 Harus Ada Batasan
60 Mulai Merajuk
61 Jangan Berlebihan
62 Mengancammu
63 Merasa Tidak Nyaman
64 Kram Perut
65 Kepergian Anita
66 Luka Kecil
67 Pergi Liburan
68 Aku Membencimu Axel
69 Ancaman Daddy
70 Jangan Ganggu Saya
71 Kehilangan Jejakmu
72 Acara Seminar
73 Anita dan Linda
74 Memburumu
75 Mengulang Kenangan Kembali
76 Akan Meraihmu Kembali
77 Aku Adalah Bayanganmu
78 Bingung Judule
79 Kelahiran Anak Hilda
80 Perkelahian
81 Pembalasan
82 Dia Anakku
83 Orang Yang Paling Menjijikan
84 Mengetahui Kenyatan
85 Melayangkan Somasi
86 Kalah
87 Hukumanmu
88 Cupang
89 Wanita Sialan
90 Kacau Semuanya
91 Kehancuran
92 Kamu Harus Pergi
93 Kamu Milikku
94 Rencana
95 Lepaskan Dia
96 Kamu Dimana?
97 Jangan Jauh Dari Sisiku
98 Jangan Pernah Datang Kembali Kesini
99 Pussy And Doggy
100 Menemuimu
101 Karena Aku Papamu
102 Aku Akan Melamarmu
103 2 Lamaran
104 Dr.Pandu
105 Kemarahan Axel
106 Serangan Jantung
107 Restu Mama
108 Cepatlah Kalian Menikah
109 Provokasi
110 Hatiku sedang tidak baik-baik saja
111 Nikah Kilat
112 Mama Ingin Bicara Denganmu Axel
113 Sengaja Menunda Kehamilan
114 Mencari Cara
115 Baju Jaring-Jaring
116 Jangan Memanfaatkan Istriku
117 Mengunjungi Suami
118 Dia Temanku
119 Surat Tilang
120 Benda Tipis
121 Sabarlah, Kita Akan Bertemu Nanti
122 Aku Menyesal
123 Buka Pabrik Anak
124 Surprise
125 Garis Satu
126 Banyak Masalahnya
127 Penggoda
128 Pria Sialan
Episodes

Updated 128 Episodes

1
Permulaan
2
Ujianku
3
Pergi Ke Pesta
4
Energi Panas
5
Mabuk
6
Ketahuan
7
Menangkapmu
8
Diantara dua pilihan
9
Memutuskan
10
Semangat Mengejar Cinta
11
Ujian Sendiri
12
Dimata-matai
13
Persiapan
14
Pesan
15
Datang Ke Rumah
16
Kesepakatan
17
Bertemu Calon Menantu
18
Shopping
19
Menikah
20
Suami
21
Malam Pertama
22
Hilda
23
Perjalanan Honeymoon
24
Memohon Restu
25
Keputusan Orang Tua
26
Pakaian
27
Berita Buruk
28
Aku Membencimu
29
Luka Lagi
30
Tidak Bisa Menerima Cintamu
31
Mulai bingung
32
Pertemuan Di Toko
33
Pulang Ke Rumah
34
Selalu Mengganggu
35
Pernikahan Axel
36
Semoga Berbahagia
37
Menolongmu
38
Makan Malam Bersama
39
Keluar Kandang Macan Masuk Kandang Singa
40
Cemburu
41
Tidur Atau Latihan Silat?
42
Mengertilah Bahasa Tubuh Suamiku
43
Mulai Khawatir
44
Panggil Aku Suamiku
45
Eksploitasi Yang Tertunda
46
Aku Harus Menjaganya
47
Bibir Oh Bibir
48
Tamu Tak Di Undang
49
Penghianat Cinta
50
Unboxing
51
Sang Pelakor
52
Pantai
53
Pulang Ke Rumah
54
Menumpahkan Unek-Unek
55
Tugas Dari Daddy
56
Penghinaan
57
CEO H Hospital
58
Penyesalan
59
Harus Ada Batasan
60
Mulai Merajuk
61
Jangan Berlebihan
62
Mengancammu
63
Merasa Tidak Nyaman
64
Kram Perut
65
Kepergian Anita
66
Luka Kecil
67
Pergi Liburan
68
Aku Membencimu Axel
69
Ancaman Daddy
70
Jangan Ganggu Saya
71
Kehilangan Jejakmu
72
Acara Seminar
73
Anita dan Linda
74
Memburumu
75
Mengulang Kenangan Kembali
76
Akan Meraihmu Kembali
77
Aku Adalah Bayanganmu
78
Bingung Judule
79
Kelahiran Anak Hilda
80
Perkelahian
81
Pembalasan
82
Dia Anakku
83
Orang Yang Paling Menjijikan
84
Mengetahui Kenyatan
85
Melayangkan Somasi
86
Kalah
87
Hukumanmu
88
Cupang
89
Wanita Sialan
90
Kacau Semuanya
91
Kehancuran
92
Kamu Harus Pergi
93
Kamu Milikku
94
Rencana
95
Lepaskan Dia
96
Kamu Dimana?
97
Jangan Jauh Dari Sisiku
98
Jangan Pernah Datang Kembali Kesini
99
Pussy And Doggy
100
Menemuimu
101
Karena Aku Papamu
102
Aku Akan Melamarmu
103
2 Lamaran
104
Dr.Pandu
105
Kemarahan Axel
106
Serangan Jantung
107
Restu Mama
108
Cepatlah Kalian Menikah
109
Provokasi
110
Hatiku sedang tidak baik-baik saja
111
Nikah Kilat
112
Mama Ingin Bicara Denganmu Axel
113
Sengaja Menunda Kehamilan
114
Mencari Cara
115
Baju Jaring-Jaring
116
Jangan Memanfaatkan Istriku
117
Mengunjungi Suami
118
Dia Temanku
119
Surat Tilang
120
Benda Tipis
121
Sabarlah, Kita Akan Bertemu Nanti
122
Aku Menyesal
123
Buka Pabrik Anak
124
Surprise
125
Garis Satu
126
Banyak Masalahnya
127
Penggoda
128
Pria Sialan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!