Queen melirikkan matanya melihat ke arah mana Frans melangkah, Hilda mengetahui gelagat Queen. Dia segera mengarahkan wajah Queen menghadapnya .
"Dengar, tidak baik mengganggunya lagi. Kamu sudah tau kan jika mereka sudah berpacaran lebih dari 5 tahun, bayangkan 5 tahun" Hilda menghadapkan ke lima jarinya di wajah Queen.
Queen menatap wajah Hilda dengan pandangan tidak suka. Sambil membuang wajahnya dia kembali menenggak minumannya.
"Kamu pikir aku akan menyerah Da?tidak akan, sampai kapanpun aku akan mengejarnya. Kamu bukan temanku jika tidak mau membantuku" ucap Queen sarkastik.
Hilda menghela nafas dan membuangnya perlahan.
"Dengar ya anak gadis, masih banyak cowok yang rela ngantri mengharap cinta lo, kasih mereka kesempatan. Gue yakin hati lo akan luluh. Masih ada Dr. Jemmy yang baik hati, masih ada Riko yang selalu membantu lo, masih ada Donnie. Heyy....Queen wake up, standar lo payah kalau cuma Frans aja" Hilda berusaha menasehati Queen, tapi dasar Queen si keras hati mana mau dia mendengar ucapan Hilda.
"Bodo...bodo...EGP" Queen
"Iiissshh...gemes banget sih gue ama ini orang satu" seraya Hilda menjentil telinga Queen.
"Adduhhh...sakit nyong, telinga gue berasuransi ini" ucapnya sambil memegangi telinganya yang menggunakan anting panjang itu. Tak berapa lama Tio menghampiri mereka.
"Sayang, apa kamu sudah menerima minuman yang aku pesankan tadi?"tanyanya.
"Tidak sayang, aku baru saja duduk disini. Hayuklah kita duduk sama-sama" ucap Hilda sambil menepuk-nepuk bangku disebelahnya.
"Apa?kamu tidak menerimanya?tapi kata waitress itu dia sudah memberikannya kepada seseorang, sesuai yang aku pesan" Tio nampak bingung dan mengurut-urut dahinya.
"Jadi siapa dong yang minum?"tanyanya.
Hilda mengangkat bahunya tanda tidak tahu.
"Ya sudahlah, pesankan aku lagi saja. Jangan ribet-ribet deh yang" Hilda.
"Bukan begitu sayang, masalahnya...masalahnya...aah...sudahlah. Baiklah aku pesan lagi satu untukmu" Tio segera beranjak dari situ, dia bingung siapa yang sudah meminum minuman spesialnya itu.
"Aahh...sial...sial" gerutunya.
Melihat Frans dengan wanita lain membuat hancur hatinya, namun dia akan tetap berjuang sampai Frans benar-benar melihat dia.
"Aku akan berhenti mengejarmu jika kamu sudah menikah, selama statusmu hanya pacar, aku pasti akan merebutmu dari tangannya" Queen memutar-mutar gelas wine-nya sambil tersenyum dengan mengangkat sebelah bibirnya.
"Andai gue bisa membantu lo, pasti sudah gue bantu Queen" Hilda
"Pokoknya elo harus berada dipihak gue, apapun itu oke?" Queen
"Baiklah...baiklah gadis keras kepala, tapi ingat jika patah hati jangan sampai bunuh diri ya, awas lo gue kirim ke neraka sekalian" ancam Hilda sambil terkekeh.
"betewe Axel gimana kabarnya Queen?" Hilda mengambil puding dan langsung menyuapnya.
"Masih jomblo, dia masih ngejar-ngejar elo. Padahal gue udah bilang, elo udah punya cowok masih aja dia ngarepin elo Nong. Dasar abang gelo, kalau dia tetap sama Linda kan gue gak perlu repot-repot ngejar si Gincu, pasti gue punya banyak alasan buat ketemu dia tiap hari"
"Serius si Axel masih suka sama gue?" Hilda nampak tidak percaya.
"Abang gue kayanya udah cinta mati ama elo Nong"
Ucapan Queen membuat Hilda melambung, entah kenapa dia merasa bangga, karena seingatnya sudah hampir 2 tahun memang Axel tidak mempunyai kekasih. Aaahh...andai tidak ada Tio mungkin dia benar-benar akan menerima Axel. Sudahlah, toh kalau jodoh memang tak akan pergi kemana-mana. Dia hanya pasrah siapa yang akan menjadi jodohnya kelak.
Musik dansa mulai terdengar, beberapa pasangan mulai turun untuk berdansa, tidak terkecuali Hilda dan Tio, mereka pun turun ke lantai dansa. Donnie mengajak Queen turun serta namun ditolaknya dia lebih suka melihat mereka berdansa, akhirnya Donnie pun mengalah.
Mata Queen sibuk mencari Frans kemana-mana, namun makhluk yang dicarinya tidak nampak juga. Bahkan dilantai dansa pun tidak ada dia.
"Aassuu....kemana itu cowok" tiba-tiba matanya melihat Frans di lantai dansa. Dengan cepat dia pun langsung menyeret Donnie ke lantai dansa. Queen memang lihai berdansa, sesuai dengan sekolah jurusannya dulu, dibidang seni dan modelling. Dia berdansa mengitari ruang itu, agar bisa berada dekat dengan Frans.
Lampu yang remang-remang membuat dansa mereka semakin romantis, Queen sengaja menyandarkan punggungnya dipunggung Frans saat posisi mereka saling membelakangi. Frans melirik ke arah belakang dan langsung dibalas dengan kedipan mata nakal Queen hingga membuat Frans kaget.
Dia segera memutar kekasihnya hingga posisinya kini Queen yang berpunggungan dengan Tina.
Hal ini tak disia-siakan oleh Queen, posisinya malah lebih menguntungkan dirinya. Hingga dia bisa memandang Frans dengan leluasa sambil tetap berdansa dengan Donnie.
Frans tidak menghiraukannya, dia semakin melekatkan tubuhnya dengan gadisnya. Queen pun tidak ketinggalan, dia merangkul Donnie dengan mesra.
Queen akhirnya mengakhiri dansanya karena dia merasa tidak ada gunanya menggoda Frans. Dia kembali ke meja bar sambil memesan sesuatu. Frans memperhatikannya dari jauh sambil tersenyum mengejek.
Tina mendapat telpon dari kakaknya dan dia harus pulang sekarang juga. Frans ingin mengantarnya namun dia melarangnya.
"Kakak membutuhkanku beb, kamu disini saja. Tidak enak pada Randy jika kamu ikut aku pulang. Besok pun kita masih bisa bertemu" Tina
"Baiklah...besok aku akan menemuimu" Frans menggenggam dan mencium tangan Tina sebelum mereka berpisah. Kecupan bibir mengakhiri pertemuan mereka malam ini.
"Sepertinya aku tidak ingin melepasmu" ucapnya dengan suara parau sambil menahan gemuruh rasa di dada.
"Baby...aku tidak kemana-mana. Besok kita bisa melanjutkan acara kita yang sudah tertunda"
"Baiklah sayang...cup...cup" Frans menghadiahi kecupan-kecupan diwajah dan bibir Tina.
Akhirnya merekapun berpisah. Tina pulang dengan taxi online.
"Ada apa dengan diriku? Kenapa aku merasa gelisah?tidak...tidak mungkin, aku tidak mungkin bergairah seperti ini karena aku tidak meminum minuman yang aneh. Mungkin ini efek ditinggal Tina, atau mungkin karena efek ciuman tadi, ah sudahlah...sepertinya aku harus menenangkan diriku saat ini dulu" dia segera berjalan sambil memasukkan tangannya ke dalam saku celana, dengan muka merah dan jantung berdebar-debar Frans melangkahkan kaki menuju rooftop hotel untuk menenangakn diri.
Hilda masih menemani Tio bersama teman-temannya. Queen mulai oleng, terlalu banyak minum membuatnya mulai mabuk.
Dia berjalan sedikit sempoyongan menuju toilet.
"Aduuh...kenapa muter-muter ruangan ini?"dia memperhatikan sekelilingnya dan merasa jika bangunan-bangunan itu mulai memutarinya.
Queen mengucek-ngucek matanya dan berusaha melihat dengan fokus.
"Fokus...fokus...lihat ini"ujarnya sambil mengangkat ibu jarinya dan memandang disatu titik ibu jari. Tiba-tiba dia merasa putaran mulai terhenti.
"Hehehe...tampaknya aku mabuk...huukkk...hooeekk" dengan jalan sambil meraba-raba tembok Queen mancari toilet.
"Aahhh....legaaa" ucapnya setelah selesai buang air kecil. sambil berjalan sempoyongan, dia pun mulai melangkahkan kakinya sambil memegang anak tangga dengan sangat erat karena takut jatuh.
Susah payah dia merangkak, pada akhirnya dia bisa sampai di rooftoop. Suasana sangat gelap sepertinya tidak ada orang disana.
"Haaa...legaaa..." dia berjalan terus walau sesekali hampir terjatuh. Queen masih saja mengoceh tidak jelas.
"Hey...perempuan Ngapain kamu disitu?"tanya seseorang dari jauh.
Frans melihat Queen yang berjalan sempoyongan menuju kaca pembatas ujung tembok itu.
"Haa..ka..kamu ada di..si..ni..ju..ga?" Tanyanya sedikit terbata-bata. Queen berusaha berdiri tegak, namun tetap saja dia berdiri sempoyongan dan hampir jatuh. High heelsnya membuatnya benar-benar terjatuh. Dengan cepat Frans berusaha meraih tubuhnya dan memeluknya dengan cepat.
"Hooeekk...hoeekk..."tiba-tiba saja Queen memuntahkan semua isi perutnya dibaju Frans. Dengan memejamkan matanya Frans nampak menahan amarah.
"QUEEENNNNNN!!!"serunya sambil membeliakkan matanya.
Queen yang masih dalam keadaan mabuk malah tersenyum melihat kemarahan Frans.
"Lihatlah...ada bintang diatas kepalaku" ujarnya seraya dia mengulurkan tangannya berusaha meraih bintang-bintang itu.
Frans segera membuka jasnya yang penuh muntahan Queen dan melempar jas itu begitu saja.
"Jika tidak kuat minum jangan suka minum gadis bodoh" omel Frans pada Queen.
"Ehehe..he..he...kepalaku berat sekali..aku meraasaa kepalaku semakin besaar" dia memegangi kepalanya.
"Itu efek kamu mabuk bodoh" omelnya lagi.
Queen tidak menghiraukan ucapan Frans, dia berjalan menuju batas tembok dan melihat ke bawah.
"Itu apa?mainan Kay banyak sekali dibawah sana. Aku ingin mengambilnya" Queen menjulurkan tangannya kebawah berusaha mengambil mobil-mobil itu. Melihat Queen dalam posisi bahaya, Frans berlari ke arahnya dan menarik pakaian Queen.
"Awas...aku mau ambil mobil-mobilan itu"
"Bodoh...itu bukan mobil-mobilan, kamu bisa jatuh kebawah jika terus begini" Frans berusaha meraih tubuh Queen menyelamatkan gadis itu dari mabuk parahnya. Queen malah marah dan dia mendorong Frans, dengan kesal Frans langsung mengangkat dan menggendong Queen dengan sebelah tangannya. Queen meronta-ronta ingin melepaskan diri namun Frans menepuknya hingga dia pingsan.
*****
Malam genks...maaf baru sempat up sekarang.
Jangan lupa like n komennya genksss🤭😂😂
Love you all😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Nesa Satria
ah parah kamu queenn
2023-04-15
0
Ndhe Nii
tenang Queen . selama janur kuning belum melengkung masih ada kesempatan menelikung 🤣🤣
2022-03-13
0
💠 Coco 💠
waaaaduuhh mom Al anak gadisnya lg mabok tuuhh....
2022-03-01
0