NovelToon NovelToon

Atas Nama Cinta

Permulaan

Pagi itu seperti biasanya keluarga Daniel sedang sarapan bersama. Mereka sesekali bercerita disela-sela sarapannya. Hanya Queen yang lebih banyak diam dan tampak sedang memikirkan sesuatu. Hal itu tak luput dari pantauan Ziel, kakaknya. Ziel memperhatikan wajah Queen yang nampak manyun pagi itu.

"Kamu kenapa Queen?"tanyanya penasaran.

"Aku?aku gak apa-apa Kak. Memangnya aku kenapa?"Queen balik bertanya.

"Waktu yang Kakak berikan sudah habis, lupakan pria itu karena Kakak tidak akan pernah merestuinya" jawab Ziel tegas.

"Ehh...apa maksud Kakak ya?ku katakan sekali lagi ya Kak, aku yang belum mau membawa dia kemari, bukan berarti dia menolakku. Sabar n calmdown brother" jawab Queen santai, walaupun dalam hatinya kebat-kebit. Karena sudah beberapa bulan, pendekatannya belum juga membuahkan hasil. Entah dia harus mengatakan alasan apa lagi sekarang.

"OMG...aku lupa ada kuis hari ini! maaf dad, mom aku berangkat dulu ya. Soalnya aku belum ada persiapan untuk quis hari ini". Queen segera bergegas meminum orange juice-nya. Setelah itu dia menyalami ke dua orang tuanya dengan terburu-buru.

"Queen...Queen...jangan kebiasaan ya, selalu kabur jika ada pembahasan tentang kamu" Ziel berusaha menahan Queen namun adiknya itu sudah berjalan melenggang ke depan.

"Sudahlah Ziel, jangan terlalu menekan adikmu. Selagi dia bahagia, biar dia jalani hidupnya sendiri" ucap mommy Al.

"Dengar son, adikmu itu jika belum terpentok dan belum merasakan sakit maka jangan harap dia akan menyerah" Daniel menimpali.

"Mommy and daddy jangan terlalu memanjakannya" ucap Ziel sambil mengambil sepotong pancake dan menyuapi Kay.

"Tenang son, walau daddy membebaskannya tetapi daddy tetap memegang buntutnya. Mengertikan kamu maksud daddy?" lanjut Daniel

Ziel tersenyum sepertinya dia lega mendengar ucapan ayahnya.

"Yes dad, i know what u mean" jawab Ziel sambil tersenyum. Selesai makan kemudian dia mengajak Kay berkeliling komplek sebelum dia pamit untuk pergi ke Kantor.

Sementara itu,

Queen melangkahkan kakinya secepat mungkin meninggalkan rumahnya. Berada satu ruangan dengan Kakaknya sungguh membuatnya sesak bernafas. Karena Kakaknya selalu mengingatkan batas waktu perjanjian mereka. Dan Ziel berharap agar adiknya segera meninggalkan Frans. Namun Queen masih terus meyakinkan Kakaknya jika dia mampu menyeret pria itu kedalam pelukannya.

Dia segera mengendarai mobilnya dengan kencang menuju kampusnya. Hari ini dia harus menemui Frans, tidak bisa tidak. Karena masa depan dia taruhannya.

Begitu sampai diparkiran kampus, dia segera pergi ke ruangan dosen dan berharap bisa bertemu dengan pemilik hatinya.

Antara ragu dan tidak yakin dia memberanikan diri mengetuk ruangan Dosen itu.

"Tok...tok...tok" bunyi suara pintu.

"Masuk" terdengar jawaban dari dalam ruangan.

Queen masuk keruangan itu dengan menebarkan senyum manisnya.

"Selamat pagi Pak"

"Kamu?mau apa kamu pagi-pagi kesini?"tanya Frans sambil menatap tajam ke arah Queen.

"Tenang Pak...saya kemari karena ada masalah yang harus saya selesaikan dengan Bapak" Queen balik menatap wajah dosen muda itu.

"Saya tidak pernah ada urusan dengan kamu. Jangan membuang-buang waktuku, keluarlah" Frans kembali mengambil pulpen dan mencoret-coret salah satu kertas ulangan para mahasiswanya itu.

"Wwoohh...Bapak coret-coret kertas ulangan saya ya?"tanyanya sambil berusaha melihat kertas itu.

Frans menghentikan pemeriksaan kertas ujian murid-muridnya itu.

"Dengar ya, ini bukan kertas kamu dan jangan ganggu saya, karena saya sedang sibuk sekali hari ini" selesai berkata seperti itu, Frans langsung berdiri dan membukakan pintu untuk Queen.

"Kyaaa...maksudnya aku disuruh keluar gitu?" tanya Queen melongo sambil membulatkan matanya dan membuka bibir mungilnya itu

"Aku sudah mengatakan dengan sangat jelas, apa kamu tuli?"dengan tampang judesnya Queen pun bangkit dari kursinya.

"Ada yang mau saya omongin Bapak"

"Keluar" Frans

"Tidak mau"

"Aku katakan sekali lagi, keluar"

"Iihh...apaan sih?" bapak jangan galak- galak ya, nanti saya sumpahin yadi jomblo seumur hidup?"

Queen segera mengambil tasnya dengan bibir mencibir dan berbicara tak jelas sendiri. Dia melangkahkan kakinya keluar. Baru juga sampai didepan pintu, tiba-tiba terdengar bunyi pintu ditutup dengan keras.

Queen segera berbalik dan langsung memegang jantungnya.

"Ada ya dosen gila kaya dia tapi ternyata aku lebih gila lagi karena aku begitu menyukai orang gila itu. Hooo...God" ucapnya sambil menepuk jidatnya.

Queen melangkahkan kakinya menuju ruangannya. Dia duduk dikursi paling pojok sambil membuka ponsel pintarnya untuk membunuh rasa bosannya pagi itu.

"Hay Queen" sapa Riko

"Hay juga" jawab Queen sambil menutup handphonenya.

"Wajah tak semangat pagi ini" Riko

"Hehehe...biasalah" Queen.

"Makalah kamu sudah kelar Queen? Pengumpulan hari ini kan?"

Queen langsung kaget dan membulatkan matanya.

"Astaga" Queen langsung menepuk jidatnya. Dia lupa tidak membawa makalahnya hari ini.

"Ya Tuhan bagaimana ini?mana tugas dari dosen killer lagi!"ucapnya serius sambil sebelah tangannya memukul meja.

"Kamu serius gak bawa Queen?"Riko meyakinkan sekali lagi.

"Ho'oh" jawabnya pasrah.

"Aku sudah wanti-wanti kan dari semalam, kenapa kamu bisa lupa Queen?"

"Aku buru-buru tadi, jadi salah ambil tas"

"Hmm...alamat disuruh keluar lagi ini mah" Queen meletakkan kepalanya di meja sambil mengetuk-ngetuk pulpen dimejanya.

"Kamu tenang aja, semangat...kita lawan dosen itu kalau dia macam-macam sama kamu" Riko membesarkan hati Queen, agar dia tidak keluar meninggalkan kelas hari ini.

Riko adalah kawan satu angkatannya, dia pria yang pintar walau sedikit jahil dan suka membantu Queen terutama saat Quis dadakan. Dia tidak segan-segan memberikan contekan kepada Queen dan selalu berhasil mengalihkan perhatian dosen sehingga Queen dengan leluasa bisa mencontek darinya. (jangan ditiru kelakuan Queen, ini hanya novel) wkwkwk.

Semua mahasiswa sudah duduk ditempatnya masing-masing. Taklama kemudian seorang pria tampan dan juga masih terbilang sedikit muda mulai memasuki ruangan itu. Wajah kaku dan tatapan mata seriusnya sedang meneliti satu persatu para mahasiswanya itu.

"Selamat pagi" ucapnya

"Selamat pagi Pak"

"Tugas minggu lalu tolong segera dikumpulkan, kita akan mulai kuis hari ini ya" Frans

"Haaaaaaa" jawab serempak mahasiswa itu.

"Yang ingin ikut kuis langsung kumpulkan makalahnya, jika ada yang tidak siap ikut kuis, silahkan keluar sekarang.

Mendadak para mahasiswa itu diam seribu basa. Satu persatu mereka menyerahkan makalah itu kecuali Queen.

Habislah dia hari ini di jam mata pelajaran dosen kesayangan.

"Yakin kalian sudah menyerahkan tugas kalian semua?"tanyanya sambil berdiri dan mulai memberikan kertas ulangan itu.

Queen yang merasa tidak menyerahkan tugas langsung mengangkat tangannya.

"Ya ada apa?"tanya Pak Dosen

"Maaf saya lupa membawa tugas saya Dok, eh maaf Pak maksud saya"

Karena kamu sudah meremehkan saya, maka saya mengizinkan kamu keluar dari ruangan ini sekarang juga" ucapnya sambil memberikan kertas ujian itu kepada muridnya yang lain.

"Tapi Pak, saya janji akan membawa makalah itu besok, tapi ijinkan saya mengikuti ujian ini ya Pak?"

"Maaf, siapapun tidak ada yang bisa merubah peraturan saya. Ini kelas saya maka saya yang membuat aturan ini disini dan bukan kamu. Jadi jelas ya, siapapun yang tidak menyerahkan tugas makalahnya maka segera keluar dari kelas ini" ucapnya tegas.

"Pak, apa tidak ada pengecualian untuk satu orang saja?" Riko berusaha membela Queen.

"Tidak, saya harus konsisten dengan ucapan saya"

"Bapak terlalu kaku, jika banyak yang tidak bawa tugas baru Bapak boleh memberikan hukuman. Jika hanya satu orang saja masa tidak ada pengecualiannya"protes Riko

"Saya tidak suka diremehkan, mengerti ya ucapan saya?"Dokter Frans

"Sudahlah Ko...gak perlu bela aku. Aku yang salah" Queen segera mengambil tasnya dan berjalan meninggalkan kelas itu.

"Saya juga tidak mengerjakan tugas" Riko segera bangkit dan mengambil tasnya bermaksud menghampiri Queen.

"Riko...kembali ke bangkumu, kamu sudah menyerahkan tugas kamu kan?" Frans menatap tajam ke arah Riko.

"Saya belum mengerjakan tugas Pak"

"Baiklah jika begitu, asal kamu tahu saja, kamu ingin keluar dari kelas ini maka saya akan memberikan nilai 'E' untuk kamu dan sudah dipastikan jika kamu tidak lulus mata kuliah saya" ancam Frans.

********

Met malam gaess.....maaf terlalu lama off-nya menulis cerita ini. Terlalu banyak drama di real life sampai-sampai saya memutuskan tidak mau menulis lagi. Tapi disaat gak punya uang, liat saldo direkening noveltoon ada lumayan banyak tapi karena dibawah standar jadi gak bisa diambil😭😭satu-satunya jalan saya harus nulis lagi nih kayanya, maka akhirnya aku putuskan untuk nulis lagi😂😂. Begitulah ceritanya genks, maaf kalau belum maksimal nulisnya🙏😊

Ujianku

"Baiklah jika begitu, asal kamu tahu saja, kamu ingin keluar dari kelas ini maka saya akan memberikan nilai 'E' untuk kamu dan sudah dipastikan jika kamu tidak lulus mata kuliah saya" ancam Frans.

"Baah" Riko yang sudah berdiri dan akan melangkah keluar, mau tidak mau dia kembali ke mejanya. Dia akan mikir dua kali jika sampai tidak lulus mata kuliah anatomi ini. Ayahnya pasti akan marah besar karena tidak sedikit uang yang telah digelontorkan ayahnya demi memenuhi keinginannya untuk menjadi dokter.

Frans membagikan kertas ujian kepada para mahasiswa itu dan melewati Queen begitu saja. Andai saja bukan dikampus mungkin Queen sudah mementung kepala dosen itu. Dengan segera dia mengambil tasnya dan berjalan keluar.

"Seehh...gak dirumah, gak dikampus bertemu dengan makhluk-makhluk menyebalkan itu"gerutunya

Queen keluar kelas diiringi senyum aneh dosen itu.

Hari ini adalah hari apesnya, tanpa membuang waktu lagi dia segera pergi ke kantin untuk menenggak sebotol aqua yang super dingin.

Sambil duduk dia segera mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Hilda.

"Ada apa Da?gue masih dikampus nih lagi nyantai" Queen

Terdengar ocehan dari seberang sana seperti memarahinya.

"Dengar dulu Jenong, gue dikeluarin dari kelas. Ngerti ga kata dikeluarin?"

"Kenapa elo bisa dikeluarin Queen?kalau begini caranya, gimana bisa berdampingan dengan si gincu lo" Hilda

"Semuanya gara-gara abang gue, diteror terus gue. Karena terburu-buru makalah gue ketinggalan dan sialnya lagi, hari ini ulangan dadakan. Yang tidak mengerjakan makalah disuruh keluar. Kebayang gak lo keselnya gue saat itu. Rasanya pengen gue cekik aja itu dosen"Queen menampakkan aura kekesalannya.

"Ya udahlah, gue juga lagi bete diskorsing sama tante Firda. Nanti malam ikut gue yuk ke acara bokin gue" Hilda

"Acara apa sih?" Queen

"Pesta bujang, temen bokin gue mau merriage jadi dia mengadakan pesta bujang nanti malam. Ikut yuk, gue jemput nanti malam kalau mau, gimana?"

"Oke lihat nanti ya" Queen.

"Yoyoy bos-qu" jawab Hilda dari seberang sana.

Taklama dia pun segera memutuskan sambungan telponnya. Satu jam kemudian setelah kelas bubar Riko mencarinya. Tidak sulit mencari Dimana Queen berada, karena gadis itu hobi sekali duduk dipojokkan kafe. Dia nampak tersenyum sumringah begitu melihat Queen berada disana. Queen yang merasa aneh melihatnya langsung geleng-geleng kepala.

"Ngapain sih lo cengar-cengir lihat gue?gak ngerti perasaan gue apa ya?" Cibirnya.

"Toss dulu sama gue, bilang terima kasih sama gue" Riko langsung membusungkan dadanya sambil tersenyum nakal.

"Apaan sih lo gak jelas banget"

"Udahlah pokoknya elo traktir gue makan siang"Riko langsung mengambil botol aqua Queen dan langsung menenggaknya. Dengan cepat Queen menjentil telinganya.

"Kebiasaan, minuman orang main tenggak aja. Bukannya ngambil sendiri sana"omel Queen namun Riko cuek saja mendengar kidung sumbang suara Queen.

"Jangan suka marah-marah, ntar gue gak bantuin lagi lo" Riko mengeluarkan tampang songongnya. Melihat wajah songong Riko sontak membuat Queen tertawa.

"Rese...kumaattt" omel Riko

"Hahaha...stop jangan pasang tampang songong lagi didepan gue. Gak tahan gue lihatnya" Queen masih saja mentertawainya Riko.

"Kamu tuh mau ngomong apaan tadi Ko?"

"Sini gue bisikin" Queen pun mendekat dan taklama kemudian mereka tertawa bersama.

"Eeh...serius lu, elo benar-benar ngerjain ulangan buat gue?gimana caranya?" Queen semakin penasaran dengan ucapan Riko tadi.

"Gue ambil kertas ujian satu lagi saat dia sedang terima telpon diluar, gue isiin nama lo dan gue kerjain soalnya. Kurang apa coba gue sama elo?" Riko menjentikkan jarinya dihadapan wajah Queen dan langsung saja Queen merasa kegirangan.

"Yesss....gue traktir elo makan sekarang. Ambil sesuka yang elo mau" ujar Queen sambil tersenyum bahagia. Lega rasanya mendengar kabar dari Riko.

Ini artinya Queen tetap mengikuti ulangan hari ini tanpa perlu menyerahkan makalahnya.

Mereka pun makan bersama sambil tertawa puas bisa mengelabui Frans hari ini.

"Queen, kenapa sih Pak Frans selalu kesel kalau berhadapan sama elo"tanya Riko sambil mengunyah makanannya.

Queen langsung berhenti dan mencoba untuk mengingat sesuatu sambil menopang kepalanya dengan sebelah tangannya.

"Entah, padahal gue udah baik banget loh sama dia. Bahkan gue udah nawarin diri jadi 'asdos' dia, tapi malah ditolak, katanya dia sudah punya banyak asisten.

"Jangan-jangan dia naksir elo, tapi gak ada respon dari lo?" ujar Riko lagi hingga membuat Queen hampir tersedak.

Dengan cepat Riko memberikan tissue dan air kepada Queen.

"Uuhhuuukk....uuhhuuk..gile lo, mana mungkin gw tahan harga sama dia. Kalau perlu dia gue lamar...wkwkwk" Queen tertawa sumringah.

"Gadis dodol, kaya gak laku aja lo" cibir Riko.

"Gue aja mau sama elo" ujar Riko sambil melirik Queen dengan tampang manyunnya.

"Tapi gue-nya gak mau hehehe" Queen.

"Udah yuk kita balik, gue masih ada urusan sama teman gue" Queen menyeruput habis vanilla latte-nya dan bergegas mengambil tasnya.

"Diihh..begini doang nih?gue udah cape-cape bantuin elo, tapi malah ditinggalin"

Riko pun bergegas mengangkat bokongnya dan berjalan mensejajari Queen.

"Gue anterin" Riko menarik tangan Queen dan berjalan mengikuti Queen menuju parkiran.

Disudut sana ada seseorang yang melihat adegan mereka sambil menyipitkan matanya.

"Dasar gadis tengil" ucap si pemilik bibir mungil nan merah itu. Kemudian dia pun melangkahkan kakinya masuk keruangan dosen.

Di parkiran, Queen dan Riko masih berdebat. Queen merogoh dalam tasnya dan mengeluarkan sesuatu dari sana lalu mengibas-ngibaskannya dihadapan Riko.

"Taram...aku bawa kunci mobil, sori Ko, lain kali aja ya kita pulang bareng" ucap Queen tertawa sangat manis.

Riko menekuk wajahnya dan cemberut kesal, karena dia gagal untuk mengantar Queen.

"Kapan-kapan pulang bareng gue ya" ucap Riko sambil mencoel hidung mancung Queen.

"Iya...nanti kita bisa pulang bareng kok, tapi tidak sekarang. Sudah ya aku balik duluan, masih ada janji sama temen..bye" Queen pun langsung melambaikan tangannya ke arah Riko dan langsung pergi menuju mobilnya.

Dia membuka pintu mobilnya dan meletakkan tasnya dibangku penumpang. Kemudian dia mengambil ponselnya dan langsung menghubungi Hilda.

"Hemm...iya Nyai Ratu, ada apaan lo nelpon gue?" Hilda

"Nyai Ratu?? lo kira gue lambeturah apa, manggil gue nyai?suwek lo, jam berapa kita ke acara lo nanti malam Nong?"tanya Queen spontan.

"Jam 7 kita udah sampai sana dodol, gue jemput lo apa gimana nih enaknya?" Hilda.

"Gue ke tempat lo aja deh, gue pulang dulu setor muka sama my nyokap biar dapat ijin keluar malam nanti" Queen

"Okay...gue tunggu ya dirumah" Hilda

"Sip...dah fix ya...bye" Queen segera menjauhkan ponselnya dari telinganya dan segera menutupnya.

"Okaayy...nanti malam we go to the party" ujarnya sambil bersiul-siul kemudian menstarter mobilnya dan pergi keluar parkiran menuju rumahnya.

********

Malam genks....jumpa lagi dengan kalian, semoga berkenan😊

Queen

Dr.Frans

Hilda

Riko

Pergi Ke Pesta

"Mommy sayang...cup...cup" Queen langsung memeluk mommy-nya begitu sampai rumah.

"Hayoo...ada apa ini?tumben-tumbenan pulang kuliah langsung meluk mommy-nya" ujar Alma sambil menolehkan wajahnya meneliti wajah Queen.

Queen masih saja memeluk pinggang mamanya.

"Gak ada apa-apa mom, aku hanya minta ijin nanti malam mau ke pesta teman" ujarnya

Alma menarik tangan Queen dan mengajaknya duduk di sofa.

"Kamu sama siapa perginya?"tanya mommy Al.

"Sama Hilda mom, pliss boleh ya" rengeknya.

"Tanya daddy dulu, ijin sama daddy ya. Kalau daddy mengijinkan ya mommy boleh-boleh aja"

"Aaiihh...tengkiu mommy, aku yakin daddy pasti mengijinkan. Secara kan aku anak kesayangannya...hehehehe" Queen

"Dasar kamu tuh queen, paling bisa kalau merayu"

"Kan turunan daddy mom"

"Hilihhh..." Alma menggeleng-gelengkan kepalanya,sambil menjewer telinga Queen.

"Dad...aku ke pesta ya nanti malam, ada undangan" ucap Queen sambil tetap menggelayut di leher mommy-nya.

"Oke...diantar Axel ya" jawab daddy Niel sambil mengganti lembaran majalah bisnis yang dibacanya.

"Gak mungkin dad, aku jalan sama Hilda. Aku sudah dewasa loh dad, jadi aku tidak perlu dikawal-kawal lagi. Aku gak mau dicap anak manja sama orang-orang, jika tiap pergi selalu di awasi" Queen mulai cemberut, dia tidak suka dengan sikap daddynya yang terkadang over protektif.

"Itu daddy lakukan karena daddy sayang kamu Queen"

"Sayang sih sayang dad, tapi bukan berarti anak menjadi tawanan ayahnya"

Daniel menghentikan bacaannya dan melihat wajah putrinya dengan seksama.

"Queen" ucapnya

"Hmmm...iya dad" jawabnya

"Ingat...kamu anak gadis daddy loh"

"Tau dad..tauu...hehehe"

"Sudah...sudah...bie, biarkan dia pergi dengan kawannya, yang penting ijin sama kita dan kita tahu anakmu pergi kemana" Alma berusaha melerai perdebatan ayah dan anak itu.

"Sudahlah bie, biarkan Queen dengan hidupnya sendiri. Benar kata anakmu, jangan jadikan anakmu sebagai tawananmu, nanti gak ada cowok yang mau sama dia" Alma membela Queen sambil membelai kepala anak gadisnya itu.

"Sayang...hubbie hanya tidak ingin sesuatu terjadi pada anak kita, itu saja"

"Anak kita sudah besar bie, berikan dia kepercayaan, agar dia bisa menjadi wanita yang lebih mandiri lagi.

"Oke....oke...daddy ngalah, tapi ingat jangan malam-malam pulangnya. Apa mau daddy antar Queen?"

"No dad...tidak perlu, sebenarnya ada yang ingin aku tanyakan pada mommy tapi sepertinya aku terburu-buru. Kapan-kapan aja deh aku nanya-nya" Queen melepaskan pelukannya kemudian dia mencium pipi mommynya.

"Cup...cup...tengkiu mommy cayang"ucapnya.

"Sama-sama nak, memang apa yang kamu mau tanyakan Queen?"tanya Alma penasaran.

"Bukan hal yang penting mom" jawabnya kemudian dia segera menghampiri ayahny dan mencium pipi ayahnya yang selalu ditumbuhi bulu-bulu halus itu.Daniel mengusap-usap rambut kecoklatan putrinya itu.

"Pakai mobil daddy, kuncinya ada di laci mommy-mu"

"So sweet daddy...i really-really love you dad..muach"

Setelah berterima kasih pada mommy and daddynya, Queen segera pergi ke kamarnya dan mulai membersihkan tubuhnya dan bersiap-siap pergi ke pesta.

Dengan make up sedikit tebal membuat wajahnya semakin tegas dan lipstik merah menyala dibibir seksinya, rambut dikepang dua dan sebagian anak rambut dibiarkan berjuntai sehingga menambah aura kecantikan anak gadis Daniel. Malam ini Queen mengenakan dress putih dan high heels putih sehingga membuatnya nampak semakin anggun dan berkelas. Dia segera menyambar tas mini berwarna putih dengan logo H didepannya membuat penampilannya semakin paripurna malam ini.

Dengan langkah anggun dia menghampiri mommynya yang sedang menggendong baby Sophia, anak kedua kakaknya itu (adiknya Kay).

"Copi tayang...onty mau jalan dulu ya..cup..cup..kesayangan onty" Queen mencium paksa pipi tembem keponakannya itu hingga membuat Sophia marah dan berteriak.

"Sayang...sayang...cup..cup..Queen sudah hentikan, kamu membuatnya kesal" Alma menenangkan cucunya itu.

"Gemes aku tuh sama si bohay ini" Queen kembali mencubit hidup mungil Sophia hingga membuat Alma kewalahan menenangkannya.

Bersamaan dengan itu Axel menghampiri Queen.

"Kamu mau kemana menor degitu dandanannya?"tanyanya.

"Iisssshh...apaan sih kamu, cantik tau" ucapnya sambil melihat wajahnya di kaca.

"Cantik nggak, menor iya" Axel tertawa melihat wajah kesal Queen.

"Urusin Linda sana, cari dia. Sudah setahun lebih menghilang" Queen.

"Bukan urusan akulah, kan kami sudah berpisah hampir 2 tahun"

"Kasian tau anak orang, gara kamu tuh, urusan aku gagal terus"

"Hahaha...makanya cari cowok tuh yang suka sama kamu, jangan punya orang dimau-in" ucapan Axel membuat Queen semakin kesal.

"Yeee...dia masih single sih, kata siapa dia udah punya cewek?ngarang aja kerjaan lo. Dahlah aku mau jalan, males berurusan sama orang yang sok tau. Mom, dad aku jalan dulu ya, bye mickey sophia" Queen melambaikan tangannya kepada mereka semua kecuali dengan Axel.

"Hati-hati Queen, jangan malam-malam pulangnya, phone daddy jika kamu butuh bantuan" Daniel

"Okaaayy daddy sayang...muaacchh" Queen memberikan ciuman diudara untuk ayahnya, kemudian dia pergi dengan menggunakan super car berwarna hitam metalik, hadiah ulang tahun dari ayahnya beberapa bulan yang lalu.

"Axel...jagain adikmu, mommy mau tanya dong, apa benar Frans itu sudah memiliki kekasih?"tanya mommy Al.

"Aku pernah bertemu dia dengan seorang gadis mom, tapi aku tidak tahu apakah dia itu kekasihnya atau bukan. Hanya kebetulan kami berpapasan saja" Axel

"Coba kamu selidiki tanpa sepengetahuan adikmu, apakah wanita itu kekasihnya atau bukan?" Mom Al mulai khawatir.

"Ya ya ya....akan aku selidiki mom" jawab Axel sambil duduk santai di kursi malas ayahnya.

"Kamu tenang saja sayang, daddy tidak akan membiarkan anak gadis daddy terluka, dia akan berhadapan dengan kakak-kakaknya sebelum berhadapan dengan aku" ucap Daniel menenangkan hati istrinya.

"Baiklah aku percaya pada kalian, tidak akan ada yang bisa menyakiti hati anak gadisku"jawab mommy Al sambil tersenyum lega.

_____

Sebuah mobil mewah tampak parkir dihalaman rumah Hilda, siapa lagi jika bukan Queen. Dengan dandanan sedikit mencolok berhasil mendapat perhatian warga sekitar rumah Hilda. Queen merasa risih dengan pandangan yang tak dia mengerti dari warga sekitar.

"Ayo masuh Queen" Hilda segera membuka pintu rumahnya sebelum Queen sempat mengetuknya.

"Tau aja lo gue baru nyampe. Itu kenapa sih mereka Da, ngeliat gue kaya ngeliat hantu aja" ucapnya sambil masuk ke dalam rumah Hilda.

"Biasalah namanya juga tetangga kepo, mereka mah demen banget gosipin gue. Apalagi kalau yang datang pake mobil mewah, beeuuhh....rameee"

"Elo ngapain juga betah tinggal disini?pindah aja napa sih?"

"Ntar deh,gue kasbon dulu 2M ama tante Firda baru gue bisa pindah rumah"

"Anjrit...sial lo...wkwkwk" Queen

"Elo aja yang gila, nyuruh gue pindah rumah begitu aja. Gue bukan anak sultan woy...gue ini pekerja seni alias model papan penggilesan hahaha" Hilda

"Elo sih udah enak-enak jadi model mommy gue, malah berani nerima tawaran dari agensi lain, mana model baju renang lagi, gila lo"

"Eett dah demi cuan...cuan....hahahaha" Hilda.

"Dahlah yuk kita berangkat, gue udah rapi nih. Abaikan mereka-mereka dengan pandangan kepo-nya"

"Wkwkkw...iya ya...kuylah, pamit sama nyokap lo dulu Nong" Queen

Kedua gadis itu menghampiri wanita setengah tua yang sedang nonton tv itu kemudian berpamitan padanya.

"Hati-hati nak, pulang jangan terlalu malam" pesan ibu Hilda

"Iya Bu, nanti saya yang antar pulang juga" jawab Queen.

"Terima kasih ya nak" ucap Ibu Hilda seraya mengusap-usap bahu Queen sebagai tanda terima kasih.

Mereka berdua kemudian masuk kedalam mobil itu dengan diiringi pandangan beberapa ibu-ibu disitu yang penasaran dan sepertinya ingin tahu. Namun kedua gadis itu seakan-akan acuh tak perduli dengan sekitarnya dan langsung masuk ke dalam mobil pergi meninggalkan berbagai pertanyaan dikepala ibu-ibu rempong itu.

******

Met sore genk....up agak lambat ya, soalnya lagi ulangan dulu🤭😂😂😂

Love you all😘😘

Queen

Hilda

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!