Si Kembar Onar
"Abang"
"Apa dek"
"Tolong bawakan topi putih gue"
"Ya"
Keributan selalu terjadi dirumah keluarga Prasaja. Apalagi jika si kembar mendapat pekerjaan disela jam perkuliahan mereka. Kedua orangtua mereka sudah sangat paham dengan sifat kedua putra mereka yang selalu membuat rusuh.
"Ini dek"
"Makasih Abang"
Eneng sudah selesai menyiapkan bekal untuk si kembar. Kejadian tiga bulan lalu membuat Eneng sedikit trauma. Si kembar keracunan makanan saat melakukan pemotretan. Semenjak saat itu, Eneng lebih hati-hati selain membawa bekal, si kembar hanya boleh menerima makanan dari sang manager. Yaitu Almeer.
"Abang, adek jangan lupa bekalnya. Sudah mama siapkan"
"Terimakasih mama"
"Sama-sama. Kalian pulang jam berapa nanti"
"Kalau dari jadwal jam sembilan malam mah. Tapi biasanya suka molor"
"Ya sudah. Sebelum pulang kabari ya nak. Biar dijemput papa atau supir"
"Bareng bang Al aja mah"
"Gapapa mah"
"Baiklah nak"
Mereka sudah siap akan berangkat. Tak lupa bodyguard setia mereka harus selalu ikut.
"KunNo. Ayo buruan"
"Asyiap"
Sebelum pergi mereka selalu berpamitan kepada sang mama. Dan selalu pergi dengan diantar supir. Hanya sesekali saja mereka membawa kendaraan pribadi. Jika mereka sedang tidak diburu waktu dan dalam kondisi fit. Karena bulan ini jadwal mereka sangat padat, Airil tidak mengijinkan mereka membawa kendaraan sendiri. Apalagi Fathan yang mudah mengantuk jika lelah. Akan sangat membahayakan keselamatan mereka.
Mereka sudah sampai di studio alam. Almeer pun juga sudah menunggu mereka ditempat parkir. Supir hanya mengantarkan mereka saja, lalu kembali kerumah. Supir akan menunggu jika memang si kembar meminta. Setelah turun dari mobil, mereka mendekati Almeer.
"Assalamualaikum bang"
"Waalaikumsalam. Cepat juga. Tumben"
"Yaelah bang. Cepat salah. Telat salah. Maunya apa sih"
"Gak usah protes. Dah yuk masuk. Biar cepat kelar"
"Hem"
Fathan dan Fathian berjalan dibelakang Almeer. Ini adalah sesi pemotretan mereka yang kesekian kalinya tanpa Dean bersaudara. Dean bersaudara memutuskan pindah ke London mengikuti Almeera. Awalnya Almeer keberatan. Namun Arash selalu menekankan agar tidak mengengkang apa yang menjadi keinginan adik kembarnya.
Fathan dan Fathian melihat settingan pemotretan mereka. Ada beberapa binatang ikut dalam sesi pemotretan. Dan jenis hewan tersebut adalah binatang kesayangan keduanya. Almeer mengajak si kembar menemu sang fotografer dan juga pimpinan pemilik usaha butik ternama yang menyewa duo F.
"Selamat siang bang Refi"
"Siang. Almeer. Wah akhirnya kita bisa ketemu lagi. Dah lama gak kerjasama kita. Apa kabar pak bos kita"
"Alhamdulillah baik. Bang Refi apa kabar"
"Baik gue baik. Sudah siap model loe"
"Sudah. Noh lagi main sama saudara mereka. Hahaha"
"Tega bener loe sama anak sendiri"
"Dah biasa kali bang. Oya bisa langsung mulai kita"
"Ayolah. Bu bos disana juga gak sabaran orangnya"
Duo F diminta untuk mengganti pakaian mereka. Usai mengganti pakaian, mereka langsung dirias agar lebih baik saat pengambilan gambar. Almeer duduk didekat meja pengawas untuk melihat hasil jepretan mereka. Fotografer mengarahkan gaya mereka.
"Oke kita break dulu bentar ya". Suara seruan dari sang fotografer memecah keheningan.
Disela-sela waktu istirahat, Thian bermain dengan binatang melata berwarna kuning keemasan. Tak ada yang memperhatikan Thian yang sedang bermain dengan python albino itu. Mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing.
Seorang gadis mendekat kearah Thian. Gadis itu sudah melihat Thian dan Fathan sejak mereka datang. Namun baru setelah pemotretan dia berani mendekat.
"Hai. Kok sendirian. Yang satunya mana"
Thian hanya melihat sekilas dan kembali bermain dengan si albino. Merasa diabaikan, gadis itu kembali memanggil Thian.
"Boleh gabung. Gue juga suka main sama mereka kok"
Thian tetap tak menggubris. Ono yang berada disamping Thian hanya cekikikan melihat sang bos kecil berubah menjadi kulkas.
"Bos. Seksih tuh. Putih mulus. Hihihi". Ono menggoda Thian agar mau menoleh. Namun Thian tetap tak merespon.
Gadis itu lalu berjongkok didepan Thian. Thian yang mencium aroma parfum menyengat dari tubuh gadis itu, berusaha untuk menjauh. Saat akan berdiri, tanpa sengaja Thian melihat kearah gadis itu.
"Astaghfirullah". Pekik Thian yang cukup kencang. Hingga menjadi perhatian beberapa orang didekatnya. Thian bergegas pergi tanpa menoleh.
"Loh kok pergi. Emang loe lihat hantu ya kok nyebut gitu. Dimana". Gadis itu ikut panik ketika melihat Thian berjalan cepat tanpa menoleh kearahnya.
Thian memilih duduk disamping Fathan. Mendengar suara denyitan kursi yang cukup kencang, Fathan pun menoleh.
"Lihat apa dek". Fathan bertanya tanpa membuka matanya yang terpejam.
"Penampakan bang. Astaghfirullah. Astaghfirullah". Thian tak hentinya berdzikir sambil menutup matanya.
"Lebih serem dari KunNo dek". Fathan penasaran karena sang adik terus berdoa. Bahkan menurut Fathan jika sudah seperti itu, Thian melihat sesuatu yang lebih parah dari KunNo.
"Ngeri bang. Takut kena azab gue". Thian mencoba menjelaskan singkat. Karena mereka satu server, tanpa banyak kata Fathan sudah paham.
"Gede apa kecil dek". Fathan menggoda sang adik.
"Luber bang. Luber. Astaghfirullah". Mendengar perkataan sang adik, Fathan hanya cekikikan.
"Padahal ya bos. Itu putih. Mulus. Montok banget. Mantep deh". Ono ikut nimbrung dalam obrolan mereka.
"Sapi dong no". Duo F kompak menjawab penjabaran dari Ono.
"Hihihi. Emang loe lihat sapi no". Kunkun tak mau ketinggalan.
"Hadeh bukan sapi kali bos, Kun. Tapi tuh cewek. Body bohay. Montok putih mulus. Beuh mantep abis". Ono kembali menjelaskan kepada kunkun dan duo F.
"Lah iya. Kalau putih mulus bohay montok, ya sapi Ono". Thian kembali membantah hasil pengamatan Ono.
"Serah serah. Dikasih calon bibit unggul kok nolak". Ono mulai sewot dan kesal karena pendapatnya salah.
"Haduh no. Loe masih saja gak paham sama mereka berdua". Kunkun mencoba mengingatkan kesalahan teman sejawatnya itu.
"Gak paham gimana sih Kun". Ono kembali tak terima dengan perkataan sahabatnya itu.
"Bos kecil mana mau sama gadis obralan no. Lihat tuh baju kurang bahan. Aset meluber kemana-mana. Paham gak". Kunkun menjabarkan semua apa yang menjadi kesalahan ono.
"Jaman now gitu loh bos. Gapapalah, nanti juga bisa diubah". Ono masih pada pendiriannya.
"Emang susah ngomong sama sensum". Kunkun yang sekarang kesal pada Ono.
"Apa tuh sensum". Fathan penasaran dengan istilah baru dari kunkun.
"Setan mesum bos". Kunkun menjelaskan dengan nada kesal.
"Benar yang loe bilang Kun. Si Ono makin mesum. Perlu dirukyah". Fathan setuju dengan pernyataan kunkun.
"Yang bener aja bos. Gue dirukyah. Hangus dong bos". Ono semakin kesal dengan jawaban Fathan.
Saat asyik dengan kedua bodyguardnya, gadis tadi kembali mendekati si kembar. Dan terjadi sesuatu yang membuat semua tertawa melihatnya.
"Wah kalian berdua seru sekali. Boleh gabung dong". Gadis yang menurut Thian lebih menakutkan dibandingkan dengan bangsa KunNo, mulai mendekat.
Si kembar yang kaget dengan suaranya, reflek berdiri dan Thian reflek melemparkan handuk yang sedang dipangkunya kearah dada gadis itu sambil berdzikir.
"Astaghfirullah. Ampuni Thian ya Allah". Thian berdoa sambil menutup matanya.
"Kenapa ian". Almeer menggoda Thian dengan bahagia.
"Kimplah kimplah bang". Jawaban polos Thian membuat semua tertawa.
_____
Hai..ini seri selanjutnya anak Eneng ya gaesss...huh rekor bener ngalahin pilem penomenal...
Jangan lupa bahagia gaesss
Jempol digoyang yuk
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Ghina Fithri
wah keren...
Benci jadi Cinta udah mampir kak...🙏🙏🙏
2022-08-29
0
Yukity
Hadir bawa vote+gift+fav+like+komen
Semangat🆙😍
2022-08-29
0
Syaquila
emange kuah kimplah kimplah😂😂
2022-03-09
0