Please Forgive Me

Please Forgive Me

Bab 1

Sinar matahari menyilaukan mata seorang gadis cantik yang masih terbaring dikasur empuknya. Gadis itu masih enggan membuka matanya menatap pagi yang cerah ini.

"bangun!" seru seseorang yang tanpa permisi masuk ke kamar Elisa dengan porak poranda. Tanpa basa-basi gadis yang usianya satu tahun diatas Elisa membangunkan adik manjanya itu dari mimpi yang panjang.

"ish,El ayo bangun!" serunya lagi,ia pun langsung menarik selimut adiknya dan melempar asal. Elisa menggerutu kesal menatap kakaknya yang sedang berkacak pinggang menatapnya.

"apa sih kak? ini kan masih pagi kaliii. Biarkan aku tidur." lirih Elisa hendak membaringkan kembali badannya.

"hei,kau itu mau sekolah apa nggak sih?? ini udah jam setengah tujuh Elisa. Kau harus berangkat sekarang!"

Elisa langsung beranjak dari tempat tidurnya dan turun tergesa-gesa menyambar handuk, "ck,kenapa nggak dari tadi sih bangunkanku kak?!" paniknya langsung masuk kedalam kamar mandi.

"cih,dasar anak itu. Bukannya berterimakasih malah menggerutu." oceh sang kakak,langsung membuka gorden kamar adiknya. "El,kakak tunggu dibawah yaa mau bantuin Mama masak." seru Almira, kakak Elisa.

"yaa." teriak Elisa dari dalam kamar mandi menyaut kakaknya. Elisa dengan secepat kilat mandi ala bebek,dan segera memakai seragamnya.

"perfect." serunya langsung menyambar ranselnya dan turun untuk bergabung dengan keluarganya.

"lama sekali." gerutu Almira menatap adiknya baru saja menimbrung mereka.

"yaa kakak tau sendiri kan,aku gimana hehehe." cengir Elisa pelan,lalu mengambil beberapa sendok nasi goreng.

"ma,hari ini aku ada tugas kelompok. Jadi aku pulang agak telat yaa." ucap Elisa mengingat jadwalnya.

Mama mengangguk sebagai tanda setuju, "tapi jangan pulang terlalu lama. Siap Magrib udah harus dirumah." ujar beliau langsung dianggukan olehnya.

Elisa dengan sumringah menikmati udara segar dipagi hari,ia dan sang kakak menggunakan mobil menuju sekolah mereka. Yap,Almira kini kelas dua belas SMA sedangkan Elisa kelas sebelas SMA. Almira kakaknya itu sangat cantik,anggun,pintar dan berpenampilan sederhana. Aura yang terpancar dari kakaknya itu mampu banyak menghinoptis beberapa kaum Adam yang meliriknya.

"kita nanti ketemuan jam berapa?" tanya Almira saat mereka sudah sampai diparkiran sekolahnya.

Elisa tampak berpikir sejenak, "paling jam tiga kak." ucap Elisa langsung dianggukan oleh kakaknya. "ya sudah,kakak pergi duluan yaa." ucap Almira pelan,namun Elisa seperti ada yang merasa janggal dari ucapan kakaknya.

Walaupun Almira hanya bilang pergi duluan tetapi,perkataan itu cukup menyita waktu Elisa melamun memikirkan hal itu. Entah perasaan apa yang membuatnya resah dan gelisah seperti ini.

Ada apa ini?. gumamnya pelan,Almira yang bingung adiknya masih melamun didalam,dengan kesabaran yang tinggi ia membukakan pintu adiknya.

"hei,kau sedang melamunkan apa?" tanya Almira menatap raut resah Elisa.

Elisa menggeleng pelan, "nggak kok kak,cuman aku lagi mikirin konsep untuk tugasnya nanti." kilah Elsia berbohong.

"oo jangan terlalu dibawa stres. Santai aja." seru Almira sambil mengacak rambut kakaknya. Elisa menatap tajam kearah Almira, "kakak,aku susah payah merapikan rambutku!" gerutunya sambil memegang rambutnya yang kusut karena ulah kakaknya.

"ya ampun tinggal dirapikan sebentar,nggak perlu marah marah dong." serunya lagi. Elisa hanya cemberut menatap kakaknya.

"hei udah besar,jangan manja. Yok masuk,atau kita yang dihukum nanti." seru Almira menarik tangan Elisa masuk kedalam sekolah.

Elisa yang masih uring-uringan dengan perasaannya yang tidak karuan membuat dirinya resah dan gelisah sendiri. Ia pun tidak ingin menceritakan apapun yang ia khawatirkan saat ini,perasaan yang tidak biasa seperti sebuah firasat buruk yang akan menimpahnya.

"kau melamun lagi El. Sekarang katakan padaku,kau ada masalah?" tanya Almira menatap adiknya. Mereka kini berada ditengah lorong kelas,Elisa lagi-lagi menggeleng menyakinkan kakaknya tidak terjadi sesuatu.

"tidak ada kak," kilahnya lagi. Almira hanya bisa menghembuskan napasnya pelan, mungkin nanti adiknya akan menceritakan masalahnya padanya saat sudah tenang nanti. Almira tidak ingin mempertanyakan lebih dalam,ia pun menarik tangan adiknya menuju suatu tempat.

"kakak ingin mengajakku kemana?" tanya Elisa bingung. Almira mengedik bahu,tetapi langkah mereka tetap terus berjalan sambil bergandengan tangan.

"ikut ajalah." ucapnya tanpa menoleh kearah Elisa. Elisa hanya pasrah mengikuti kakaknya. Elisa tertegun saat melihat rooftop sekolahnya,selama dua tahun ia sekolah disini baru kali ini ia menginjakkan kaki di rooftop sekolahnya.

"gimana? bagus kan?" tanya Almira menoleh kearah Elisa.

"untuk apa tempat nih kak?" tanyanya bingung menatap kursi,meja,jangan lupa gazebo kecil disampingnya.

"tempat untuk menenangkan pikiran,kau bisa menenangkan pikiranmu disini El." jelasnya sambil melangkah menuju gazebo kecil itu,ia pun mengambil beberapa bantal dan melemparnya kearah Elisa.

"tunggu. Kau sering bolos ya kak?" tanya Elisa terkejut saat menyadari sesuatu. Almira hanya tersenyum tipis, "hahaha,benar. Aku kesini pas untuk nenangkan diri aja." lirihnya pelan memandang kosong kedepan.

"kalau yang lain pada tau tempat ini?" tanya Elisa penasaran. Almira lagi-lagi menunjukkan senyum manisnya, "tidak banyak yang tau,hanya orang yang spesial saja yang tau tempat sebagus ini." serunya sambil tersipu malu.

Elisa memandang kakaknya penuh selidik, "apa jangan-jangan orang spesial itu pacarmu kak?" tebak Elisa, lagi-lagi dianggukan Almira.

"ya ampun,adikku ini bisa baca pikiranku yaa." gemasnya sambil mencubit hidung mancung Elisa.

"sakiit kak." gerutunya menatap kakaknya.

"ngomong-ngomong yang mana orangnya kak?" tanya Elisa penasaran. Pasalnya sang kakak sangat jarang sekali mempunyai hubungan khusus dengan seseorang.Tetapi,kali ini ada seorang pria yang berhasil merebut hati kakaknya yang cantik itu.

"ada deh,kau tidak usah kepo." ledeknya membuat Elisa menghendus kesal.

"terserah kau sajalah." ucap Elisa pasrah,ia pun langsung duduk di kursi yang sudah disediakan disana.

Elisa memejamkan matanya sambil bersandar,benar kata kakaknya disini sangat tenang dan damai. Pikirannya yang sempat kacau tadi kini perlahan memudar walaupun tidak sepenuhnya hilang. Almira pun mengikuti Elisa yang sudah duduk di kursi itu dan ia pun menyeret kursinya mendekati sang adik.

"El,kau mau tau sesuatu tidak?" tanya Almira membuat Elisa menoleh kearahnya sekilas.

"tau soal apa?" tanya Elisa heran.

"entah kenapa aku ingin kau hidup bahagia El,aku yakin kau akan menikah dengan laki-laki yang baik dan aku mengenalnya. Mungkin saat kau menikah aku tidak ada disana,jadi kau harus mandiri jangan manja dan merepotkan mama sama papa." jelasnya sedikit menyirat sesuatu. Elisa bukan bodoh dengan ucapan melantur kakaknya itu, ucapan kakaknya kini semakin aneh dan membuatnya bertambah resah.

"jangan ngomong gitu kak,saat aku menikah dengan orang yang kucintai nanti. Kau orang yang pertama melihatku di pelaminan,dan kau juga orang yang akan melihatku menimang bayi." seru Elisa menggebu-gebu.

"hahahaha,kau sudah membuat planning menikah yaa? ya ampun adikku ini sudah besar." seru Almira mengacak rambut Elisa kembali.

"kakaaak!!" gerutunya kesal tetapi dirinya ikut tertawa melihat kakaknya tertawa lepas.

Tanpa mereka sadari jika tawa mereka itu adalah tawa yang terakhir dari mereka berdua yang penyebabnya karena salah satu dari mereka membuat kesalahan yang sangat fatal. Kesalahan yang merenggut nyawa salah satu dari saudara tersebut.

.

.

.

.

~Please forgive me~

Like, comment,dan votenya yaa agar aku semakin semangat mengupload ceritanya.🤭

Terpopuler

Comments

Anne Rukpaida

Anne Rukpaida

dah dig dug kslahan fatal apa ya

2022-06-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!