Bab 3

Empat tahun kemudian.

Hari ini tepat empat tahun setelah Almira dikuburkan,Elisa memandang kosong pemakaman yang bertabur bunga cantik diatasnya,saat itu cuaca mendung seperti ingin mengguyurkan hujan. Tidak terlihat senyum hangat dari wajah gadis cantik itu,hanya ada penyesalan besar dalam hatinya hingga membuat seseorang terenggut nyawa demi menyelamatkan dirinya. Bodoh,memang itu kata yang pantas untuk Elisa karena tidak sempat menolong kakaknya. Kakaknya saat itu sibuk mencari dirinya yang berkelana tidak karuan,membuang waktu dan tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata mengapa ia melakukan hal itu?

Dan setelah kejadian itu,Elisa begitu frustasi dan stres. Ia bahkan tidak makan dengan teratur,tidur sering terbangun dan bayangan rasa penyesalan yang sangat membekas dihatinya. Orang tuanya selalu membawa ke psikiater untuk masalah trauma Elisa. Dan karena itu orang tuanya memutuskan untuk memindahkan Elisa keluar kota jauh dari tempat dimana ia dan kakaknya mengukir sejarah.

Elisa diam dan mengikuti kemauan orang tuanya kemanapun mereka pergi,orangtuanya juga sama hal dengan Elisa terpukul atas kematian anaknya yang sungguh tragis. Tetapi,mereka juga tidak bisa menyalahkan Elisa karena musibah ini. Elisa cukup terpukul karena kejadian itu sehingga kasus kematian Almira langsung ditutup oleh orang tuanya.

Hingga suatu hari,Elisa tersenyum kembali saat bertemu dengan Dasha,gadis yang terlihat sempurna itu dan menjadi sahabat karibnya. Dan Elisa menyukai pandangan pertama dengan kakak dari sahabatnya itu,Gazza. Kini kehidupan Elisa mulai membaik,dan ia mulai bisa membaur diri dengan yang lainnya.

Tetapi,dirinya kembali menginjakkan kaki ditanah kelahirannya. Lebih tepatnya sekarang ia berdiri memandang batu nisan yang terukir nama Almira Qamela.

"kak,aku kembali." lirihnya memandang batu nisan yang terlihat cantik sama seperti pemiliknya. Ia pun mengelus pelan batu nama milik Almira.

Elisa menundukkan dirinya sambil menekuk lututnya, "kak,maaf. Aku sungguh menyesal waktu itu. Harusnya aku tidak pergi. Tapi entah kenapa,aku ingin pergi kesuatu tempat dan tidak ada satupun orang yang tau." lirihnya lagi.

"kau sungguh sangat menyayangiku kak,aku sangat bahagia disayangi olehmu. Tapi,aku malah membalas kebaikanmu dengan merenggut nyawamu. Kenapa kak? kenapa kau menyelamatkanku waktu itu?? harusnya kau biarkan aku mati kak." ucapnya parau,sungguh ia tidak bisa menahan air matanya jatuh membasahi pipinya.

"hiks...hiks kakak aku sangat menyesal!!"

"tolong maafkan aku kak,aku sungguh menyesal!!" pekiknya lagi,namun apa dayanya. Teriak sekencang apapun tidak akan mengembalikan kakaknya ke dunia lagi.

"permintaan maaf kau tidak akan mengembalikan dia kedunia ini lagi!" ucap seseorang dengan nada dingin dibelakang Elisa.

Deg. Elisa terdiam,ia sangat kenal dengan suara pria itu dengan cepat ia menoleh kebelakang.

"kak Gazza?!" tanyanya terkejut mendapati pria yang disukainya berada disini.

Gazza tidak mengacuhkan Elisa lalu tangannya mengelus batu nama sambil membawa sebuket bunga yang cantik dan diletakkan diatas makam Almira.

Elisa sungguh tidak mengerti,kenapa Gazza bisa berada disini? apalagi melihat mata pria itu terlihat sembab menahan tangis membuat penasarannya semakin tinggi.

"kak? kenapa kau bisa ada dis—"

"bisa diam?! aku tidak ingin berbicara denganmu!" ketus Gazza membuat Elisa terdiam. Sungguh ia sangat terkejut dan takut mendengar suara dinginnya Gazza. Selama ini ia tidak pernah melihat pria itu sedingin sekarang. Bahkan bersama sahabatnya Dasha, pria itu selalu memancarkan senyum tampannya.

"maaf." cicit Elisa,tetapi matanya masih mengekor melihat aktivitas pria itu dengan makam kakaknya.

"percuma, permintaan maafmu tidak akan membuat Almira kembali!!!" sarkasnya membuat Elisa terdiam.

Hah?. Elisa semakin bingung dan tidak tau harus berbicara apalagi. Ia sudah dikejutkan dengan kedatangan pria ini ditambah pria ini menyebut nama kakaknya seolah-olah dirinya begitu terpukul dengan kepergian kakaknya.

Elisa hanya diam tidak berani menatap pria yang terlihat tidak cukup bersahabat.

"kau begitu brengsek Elisa!!" sarkasnya lagi membuat Elisa mendongak kearahnya, "apa maksudmu kak? kenapa kau mengatakan hal seperti itu?!" tanyanya heran,dalam hatinya cukup sedikit sakit hati mendengar cacian langsung dari mulut pria yang ia sukai itu.

"kau membuat Almira mati,kenapa kau harus pergi kesitu hah? apa kau begitu bodoh sehingga tidak bisa membuat orang lain tidak cemas?? apa kau tau betapa cemasnya aku melihat Almira terburu-buru sampai aku mengikutinya dari belakang!" kesal Gazza mengeras rahangnya,ia begitu menyesal terlambat menyelamatkan kekasihnya waktu itu.

Perkataan Gazza membuat Elisa emosi,"kenapa kau mengatakan itu kak?! aku memang bodoh tetapi bukan berarti kau menghinaku seperti itu. Dan kau tidak berhak menghinaku karena kau bukan siapa-siapanya kak Al!!" teriak Elisa menatap tajam kearah Gazza.

"aku kekasihnya Almira. Dan aku baru tau kalau kau itu adiknya Al." ucap Gazza dingin.

Deg. Mata Elisa membulat sempurna setelah mendengar pernyataan dari pria tampan itu. Elisa menatap nanar sambil menggulung ujung bajunya menahan rasa sakit yang mulai muncul merobek perasaannya. Sungguh ia merasa dunia sangat sempit sampai-sampai ia dipertemukan dengan pria yang ternyata merupakan mantan kekasih kakaknya dulu dan juga orang yang ia sukai saat ini.

"tidak mungkin." ucapnya tidak sadar tetapi masih terdengar oleh Gazza. Gazza tersenyum miring menatap Elisa, "kenapa? tidak percaya? oh aku tau kau menyukaiku yaa?? jangan harap aku menyukaimu karena aku sangat membencimu Elisa!!" ucap Gazza dengan oktaf yang tinggi dan tegas membuat Elisa menitik air matanya.

Nyuuut.

sesakit ini rasanya? apa salahku? kenapa aku dibenci oleh orang yang aku sukai? aku memang salah tetapi apa perlu juga aku dibenci? lirih Elisa dalam hati. Sungguh ia ingin segera pergi dari sana.

"jangan dekati Dasha,kalau kau ingin mencelakainya juga seperti kakakmu. Aku tidak akan pernah memaafkanmu Elisa. Sudah cukup kau membuatku kehilangan orang yang kusayangi. Jadi,jangan pernah muncul dihadapanku dengan senyumanmu yang menjijikkan itu!!!" sarkasnya lalu berjalan keluar dari pemakaman meninggalkan seorang gadis yang syok dan sakit hati mendengar kata-kata yang menyakitkan itu dari pria yang menyukai kakaknya. Namun, dirinya semakin menyesal saat mengetahui pria yang ia sukai itu sangat mencintai kakaknya. Terlihat pria itu jauh-jauh datang kesini untuk melihat pemakaman Almira.

Elisa semakin merasa bersalah dan sakit hati. Ia pun mengejar Gazza yang sudah berjalan keluar dari pemakaman. Ia tidak ingin dibenci oleh orang yang ia sukai,walau kejadian itu tidak sengaja tetapi bukan membuat dirinya harus menanggung kebencian pria ini.

"kak Gazza!! kak Gazza!!" teriak Elisa memanggil siempunya nama. Sedangkan pria itu tidak mengacuhkan panggilan Elisa dan tetap berjalan lurus menuju mobilnya. Gazza menyeka air matanya dan bersikap dingin tanpa berniat menoleh sedikitpun kebelakang.

Elisa terus berusaha mengejar Gazza yang sudah masuk kedalam mobil. Elisa menepuk kaca mobil berharap pria ini mau memaafkannya.

"Kak Gazza maaf,maaf kak!!!" teriak Elisa,tetapi dirinya terlambat mengejar pria itu yang sudah menancapkan gas menjauh dari Elisa.

"tolong maafkan aku,aku tidak sengaja. Tolong jangan membenciku Kak." lirihnya pelan terduduk menatap aspal.

.

.

.

~PleaseForgiveMe~

Terpopuler

Comments

FUZEIN

FUZEIN

Eh gaza ni..tiberrrr....

2023-05-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!