Overly Handsome

Overly Handsome

Manusia Geprek

"HA!" Aku terbangun dari mimpi yang menyeramkan. Sangat menyeramkan, di mimpi itu aku mati jadi manusia geprek dan bertemu kuntilanak.

Dan ketika aku terbangun aku berada disini yang jelas bukan kamarku. Ruangan ini terlalu mewah untukku yang miskin.

"Aku dimana?" gumamku sambil mengedarkan pandangan keseluruhan ruangan yang tidak begitu luas ini.

Bib bib bib...

Pandanganku berhenti di sebuah monitor yang berbunyi dan menampilkan gelombang di layarnya. Aku tak tahu nama alat ini yang pasti alat ini selalu ada di rumah sakit yang artian aku berada di rumah sakit.

Why? Aku tak ingat sama sekali apa yang menyebabkan aku berakhir disini. Aku meremas kepalaku berusaha mengingat, namun tanganku tiba-tiba terhenti ketika mataku menangkap bayangan di televisi.

Pria bertubuh tinggi sedang menatapku, entahlah itu bayangan siapa yang pasti itu bukan milikku.

"Aku ini kan gendut, sedangkan dia kur-" Eh tunggu dia mengikuti gerakan ku dan kusadari tidak ada orang selain aku di sini, yang artinya bayangan itu milikku.

Aku tak percaya itu diriku, soalnya aku ini gendut.

Sraaak....

Aku menarik selimut untuk turun dari ranjang ingin memastikan kalau itu bukan bayanganku, namun aku dikejutkan libih dahulu.

HIIIII! KAKI SIAPA INI?! batinku menjerit melihat kaki panjang tergeletak manis di ranjang.

OH MY GOD! ITU KAKIKU! batinku menjerit ketika kaki itu bergerak sesuai keinginaku. Kuraba seluruh tubuhku dan merasa ada yang berubah.

ALAMAK JANG! APA YANG TERJADI DENGANKU?!

Aku sudah gila atau MEMANG GILA!

"Ais, apa sebenarnya terjadi?" Aku meringis memijat kening yang tiba-tiba terasa nyeri.

Sama-sama aku mengingat kejadian sebelum aku berada di tempat asing ini.

"Ih, jauh-jauh deh, jijik tau."

"Sana pergi! Kamu itu pembawa sial!"

"Menjauh dari toko saya! Pelanggan saya jadi taku berdatangan!"

Segala penolakan aku dapatkan dari orang-orang, karena wujudku ini. Bahkan di kantor pun aku dimanfaatkan sesama rekan kerja.

"Teman, hari ini istriku berulang tahun, aku ingin pulang cepat memberinya kejutan. Bagaimana ya? Um, apa kau mau mengerjakan tugasku?"

Meski aku tahu dia berbohong namun aku tetap mengiyakan permintaannya, sebab...

Aku lemah.

Meski namaku Bima, tapi karakter ku tidak sekuat Bima para pendawa. Aku lemah dan aku sadar itu.

Kerap kali mendapatkan perlakuan buruk di masyarakat maupun di tempat kerjaku, bahkan kekerasan fisik kerap kali aku dapatkan.

Aku berharap di hidupku yang sial ini Tuhan mengasihani ku dan melindungiku dari mereka, namun nyata Tuhan juga sama hidupku seperti dipermainkan olehnya.

Aku muak dengan semua kesialan ini dan ketidak adilan ini. Aku benci hidupku.

DUAAR...

Petir menyambar di kegelapan malam

tak sedikitpun membuatku gentar ataupun takut untuk mengakhiri kehidupan yang menyedihkan ini, berdiri tegak menatap langit dengan mata merah penuh kesengsaraan.

Grruuurrr....

Langit bergemuruh disertai kilat bergerak cepat dalam gumpalan awan hitam, hujan turun deras mengguyur tubuhku yang lemah.

Terkadang aku berpikir, apa aku tidak pantas bahagia? Apa Tuhan juga membenciku? Apa Tuhan tidak menyayangiku? Apa Tuhan tidak kesian denganku?

Satu jawaban yang terlintas saat ini, Tuhan tidak menyayangiku.

Dalam keadaan putus asa aku menyimpulkan semua bahwa memang benar Tuhan tidak menyayangiku.

"Selamat tinggal dunia bedebah Dan Tuhan sampai bertemu nanti aku menuntut ketidak adilan ini," gumamku.

Aku menutup mata, merentangkan tangan, air mata menetes bersamaan jatuhnya tubuh ini.

DUAAAAR...

Petir menyambar tubuhku.

PREEEK...

Penyet.

Aku mati estetik di sambar petir terus  digeprek. Kejang-kejang di tahan saat listrik mengalir cepat diseluruh tubuh, rasa sakit yang luar biasa kurasakan.

Sungguh akhir hayat yang sangat menyedihkan.

Kupandang langit yang masih ditutupi awan, berharap diakhir hayat ini ada keajaiban yang datang. Ketika aku mulai memejamkan mata.

Tiba-tiba cahaya terang muncul di langit-langit, sosok berbaju putih dan wajahnya bersinar turu mengikuti cahaya yang seakan menjadi jembatan bagi sosok itu.

"Kau siapa? Kuntilanak?" tanyaku tak begitu jelas melihat sosok itu.

"Tak perlu tahu siapa aku," Sosok itu berkata lembut sangat lembut, "Bima, kau sudah bersabar selama ini... kembalilah... jalani hidupmu..."

Aku tak begitu mendengar apa yang dikatakan sosok itu suaranya terputus-putus ditelingaku, indra pendengaranku tak berfungsi dengan baik.

"...Kau diberi anugrah... Gunakan dan manfaatkan..."

Aku tak mengerti apa maksudnya, ketika aku ingin bertanya sosok itu memancarkan cahaya terang menyilaukan mata, aku menutup mataku dan ketika aku buka mataku aku sudah berada di tempat asing ini.

"Dewi." Satu kata keluar dari mulutku. Aku menyadari sosok yang kutemui itu bukan kuntilanak namun Dewi.

Kreeeet...

Aku dikagetkan dengan terbukanya pintu yang menampilkan wanita serba putih dengan topi kapal terbalik bersamaan dengan pria berbaju putih di hadapanku.

"Sulit dipercaya kau bangun secepat ini," kata dokter Alex membenarkan kacamatanya melihat data-data.

Aku tak berkata sedikitpun, mulutku  membisu.

"Apa kau ingat kejadian apa yang kau alami?" tanyanya menyerahkan data kepada suster. Ia ambil senter kecil dan periksa mataku.

"Kau tak mengingatnya?"

Aku menggeleng saja, sebab aku tak  bisa percaya padanya.

Setelah diperiksa aku diajak ngobrol sebelum itu aku minta cermin aku ingin memastikan kedua kalinya.

Dan..

"OH MY GOD! Siapa ini?!" teriakku kaget melihat bayanganku dicermin.

"I i ini aku," gumamku tidak percaya.

Pria tampan di cermin ini adalah aku! Aku si buruk rupa! Onde mak kenapa bisa?! Pantas saja dari tadi ku perhatikan suster yang bersama dokter tadi tersipu malu.

"Sebenarnya apa yang sudah terjadi?" tanyaku terus mengamati wajahku di cermin tanpa melihat dokter yang duduk di hadapanmu.

"Sulit dijelaskan secara teori, manusia berubah wujud karena disambar petir. Hal seperti itu biasanya ada di kisah dongeng saja, namun kali ini. " Dokter menjeda kalimatnya, aku menoleh saat omongannya terjeda.

"Kali ini apa?" tanyaku, dokter tampak berpikir wajahnya serius.

"Kali ini terjadi padamu, sangat aneh dan tak masuk akal. Ini penemuan langka." Mata dokter mataku tajam, "Jika para ilmuwan di luar sana sampai mengetahui penemuan langka ini, bisa-bisa kamu dibawa untuk diteliti."

Mulutku terbuka lebar selebar jalan tol. Gila, apa jadinya jika aku dibawa mereka, bisa-bisa tubuhku dibedah dan dimasukkan ke dalam tabung seperti di film film. Mengerikan, jangan sampai aku dibawa mereka.

Tapi dokter ini bisa saja berniat seperti mereka, sebab dia yang menemukanku. Gawat.

"Kamu tak perlu khawatir, aku tak akan semudah itu membiarkan mereka membawamu, karena aku yang telah menemukanmu. Maka dari itu kau akan menjadi subjek ku."

Sudah kuduga dia berniat menelitiku.

"Ahahaha, maaf apa tidak bisa kau melepaskan aku." Aku tertawa getir, menggaruk kepala berharap dia tak menelitiku.

Matanya tajam menatapku, aku meneguk slivar saat mataku bertemu matanya.

"Tentu..."

Aku kaget bukan main, dia mau melepas ku tanpa persya-

"Asal kau membayar biaya rumah sakit." Dokter mengeluarkan anggaran biaya rumah sakit. Mulutku terbuka lebar melihat jumlahnya. GILA! TOTALNYA SSEHARG SATU GINJAL DAN JANTUNGKU!

Bagaimana aku mau melunasi itu? Aku tak punya uang sebanyak itu.

"Bagaimana? Apa kau mau membayarnya atau kau mau jadi subjek penelitian ku?"

Aku berpikir keras, jika aku membayar biaya rumah sakit dari mana aku mendapatkan uangnya? Dan bisa jadi aku dikejar para ilmuwan terus dijadikan subjek penelitiannya, jelas aku tidak mau. Namun, jika aku setuju jadi subjek penelitian dokter ini, aku tak perlu membayar biaya rumah sakit dan tentunya aku dilindungi dari ilmu ilmuwan luar sana.

"Aku hanya perlu mengamati mu dan melakukan beberapa riset, yang pasti kau berada dalam perlindungan ku dan biaya rumah sakit kau tak perlu bayar..."

Ini menguntungkan sih, aku tak perlu repot repot bayar rumah sakit dan tentunya aku dapat perlindungan darinya dan aku juga penasaran tentang perubahan wujudku.

Aku penasaran ini permanen atau hanya bertahan sementara waktu saja, jika sementara waktu apa ada cara untuk mengembalikannya.

Hari itu aku menyetujui permintaan sang dokter untuk menjadi subjek penelitian.

Terpopuler

Comments

Riaaimutt

Riaaimutt

hm.. menarik
auto fav 😍

2023-04-15

0

🌹glory🌹

🌹glory🌹

jahatnya dikira mba kun🤣.. hadir thor

2022-01-13

0

Kucing Oren bar bar ♪

Kucing Oren bar bar ♪

dewi dikira kuntilanak 😂

2022-01-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!