Perkelahian

WOOO!!!

Kantin riuh dengan suara sorakan para siswa.

Keadaan semakin tertekan, aku tak sengaja melempar bakso ke wajahnya dan aku tak ingin cari masalah dengannya, sungguh aku tidak sengaja. Meski sudah ku jelaskan dia tetap saja menyalahkanku.

"gelut! gelut! gelut!" Suara sorakan siswa meramaikan kantin.

Kreek... kreek...

Dia mematah-matahkan jari, melakukan peregangan untuk melawan. Meskipun ceking dia bukan lawan yang biasa, dia pasti belajar beladiri terlihat jelas dari kuda-kudanya.

"A-aku minta maaf, sungguh aku tidak sengaja. Bisa kita tidak kelahi, aku akan ganti rugi. Ini uang jajanku ambil saja," kataku tak ingin bertarung, dan menyerahkan uang saku yang diberikan dokter padanya. Aku sadar aku ini lemah sekali tonjok k.o, makanya aku tak ingin bertarung.

"Wah duitnya banyak."

"Orang kaya ternyata."

"Sudah tampan kaya lagi."

"Felik itu mata duitan, semgambil jalan aman makanya dia menyogok Felik, dia tak ingin mengotori tangannya."

Bisik para siswa.

Sialan, jangan mengompori. Aku berikan uang ini karena aku takut dengannya bukan karena aku kaya atau kuat.

Dasar apa mereka tak melihat wajah dia yang mereka panggil Felik, wajahnya tambah seram tangannya mengepal erat dan...

"BERISIK!" Felik menghentak kaki, semua siswa yang ada di kantin terdiam, "DIAM LAH SAMPAH MASYARAKAT!"

"DAN KAU ORANG SOK KAYA, JANGAN BERI AKU UANGMU UNTUK MENUTUPI KESALAHANMU!" teriaknya padaku.

"Aku tak merasa diriku kaya. Namamu Felik kan? sudah jangan hiraukan mereka, ambil uang ini dan masalah kita selesai. Sungguh aku tidak sengaja tadi, ini sebagai permintaan maaf ku," kataku tanpa sadar melukai perasaannya.

Sungguh aku tak bermaksud melukai perasaannya.

BAAAASZZZ...

Felik menepis tanganku sehingga uangku berhamburan.

"AKU TAK BUTUH UANGMU, YANG KU BUTUH MENGHAJARMU SAMPAI MENINGOY!" teriak Felik mengayunkan tinju kearah ku.

OMG! Jangan sampai dia menuju wajahku! Dokter Alex akan marah! Eh? batinku menjerit sampai aku menemukan kejanggalan. Gerakannya lambat sampai aku bisa menghindari tinjunya.

Felik tampak kebingungan melihatku berhasil menghindar serangannya, kubalas tatapannya dengan cengiran, bukan maksud mengejeknya tapi aku sendiri bingung kenapa bisa menghindar.

Felik kelihatan tambah marah berkali-kali ia melayangkan tinju padaku, namun berhasil ku hindari semua.

Para siswa juga bersorak kagum membuat Felik tambah marah dan seketika ia melayangkan tendangan.

Wuuus...

Tap...

Aku menangkap kakinya, tanganku refleks gerak sendiri memutar kakinya membuatnya jatuh terjungkal. Tindakan ku mendapat sorakan dari siswa, mereka meneriaki ku HEBAT!

Kukira dia kapok eh malah nyerang balik pakai keroyok segala, kan aku jadi tambah takut sampai bergerak sendiri menangkis serangan mereka semua. Aku gak tahu kenapa aku bisa menangkis serangan mereka, tubuhku bergerak sendirinya padahal aku tak pernah belajar bela diri.

"Cukup aku tak ingin menghajar kalian lagi. hosh..." Aku meminta dari hatiku yang paling dalam, aku gak mau berakhir di ruang BK.

Plok plok plok...

Seseorang bertepuk tangan mendekat kearah kami.

"Anak baru berani juga kau ya." Siswa berjaket merah berdiri di hadapanku, tak salah lagi dia siswa di kelasku yang duduk tak jauh dariku, aku mengenalinya karena jaket dan setelan rambutnya yang mencolok di kelas.

"Hajar dia bos, aduh sakit." Felik mendekati siswa berjaket merah tersebut yang dia panggil bos.

Mati, bosnya keluar. Pastinya siswa ini kuat dilihat dari bahunya yang tegap, dan tingginya yang masih dibawah ku beberapa sentimeter.

"Bos," Felik nampak bingung. Dalam sekedip mata wajah Felik dihajar siswa itu.

Aku kaget tuhan~

Diluar nalar dia menghajar anak buahnya sendiri.

"Aku tak mempunyai anak buah lemah sepertimu. Berhentilah membuat kekacauan jika kau tahu dirimu lemah," katanya lalu menghadap ku.

"Jangan sok Govan, kali ini aku maafkan kau." Perkataannya memukul hatiku. Tunggu aku tidak sok, apa maksud dari perkataannya?

Dia pergi sebelum aku bertanya, suasana kantin kembali seperti semula dan Felik meninggalkan kantin bersama temannya.

Aku memungut duit ku yang terhambur, padahal minta maaf maaf baik-baik ditolak, dikasi duit dibilang sok maunya apa sih orang-orang itu.

Eh tunggu, kok duit ku kurang? perasaan sepuluh lembar kok tinggal enam lembar? kemana empat lembarnya? Aku menyadari uangku kurang, lihat kanan kiri siapa tau diinjak orang atau...

Diambil orang.

Sial, ku sumpahin tangannya korengan.

"Govan." Aku menoleh ketika ada suara memanggilku.

"Aku memungut uangmu tadi, takut diambil orang. Terimakasih ya sudah menolongku." Siswa gempal berbibir sumbing yang ditindas Felik tadi berdiri di sampingku, menyerahkan empat lembar uang merah.

Aku menerima uangnya sambil mengangguk, sebenarnya aku tidak menolongnya tadi itu terjadi begitu saja. Niat awal ku ingin menontonnya malah.

Tuhan jahat sekali aku ini, kutarik kembali kata-kataku tadi.

Aku melanjutkan makan bakso bersama Bomi siswa yang memungut uangku tadi, sekalian ku traktir dia makan. Ternyata si Bomi Anak IPS E kelas 2

Sambil makan dia menceritakan si Felik, sebenarnya aku tak ingin tahu sih siapa si Felik dan siswa berjaket merah itu. Namun Boim memperingatkan ku untuk berhati-hati, aku gak tahu dia menyuruhku untuk berhati-hati dari apa? yang pasti itu sangat berbahaya. Belum sempat Boim menceritakan lebih lanjut siapa si jaket merah lonceng berbunyi nyaring, terpaksa kami mengakhiri acara makan ria dan kembali bertempur di kelas.

Di kelas si jaket merah tampak biasa saja seperti kami tak pernah ketemu, tapi matanya tajam menatapku. Sumpah itu mata seperti mau nerkamku saja.

Hooh tuhan aku tak ingin berurusan dengan dia kedepannya.

***

"Bagaimana apa kau sudah bertemu putriku?"

"Belum." Aku menjawab pertanyaan Alex dari seberang sana.

"Kenapa belum?!" Dia mulai emosi.

"Aku tak punya kesempatan mencarinya, ini hari pertamaku masuk sekolah dan banyak kejadian yang ku alami. Para wanita mengerumuniku, membuatku-"

"Kau dikerumuni wanita? Ingat, aku membayarmu untuk mengawasi putriku bukan bersenang-senang dengan wanita."

"Mau bagaimana lagi, wajahku memikat mereka. Aku juga belum hapal seluk beluk sekolah..."

"Yasudah, ku akhiri panggilan ini."

Tut..

Panggilan putus.

Aku tak menceritakan apa yang kualami di kantin, entahlah aku memilih tidak memberitahunya sekarang mungkin nanti saat pemeriksaan.

Aku mengambil jaket lalu keluar keliling tempat tinggal ku tak lupa pakai masker biar gak heboh. Aku mencari gadis yang sudah membersihkan rumahku.

Keliling-keliling gak ketemu juga sosoknya, aku terus berjalan yang tadinya keliling dekat rumah sekarang makin jauh dari rumah, hari pun mulai gelap.

Untungnya aku bawa uang, sebelum pulang ke rumah aku makan di kaki lima langganan aku dulu. Aku pilih tempat paling pojok biar bisa makan dengan tenang.

Perut udah isi, aku memutuskan untuk pulang.

Pas keluar dijalan cari ojek aku tak sengaja menyenggol bahu wanita.

"Aw." Wanita itu merintih, tubuhku seketika beku ketika melihat pria disampingnya.

ITU SISWA JAKET MERAH!

"Hey perhatikan jalanmu!" Dia menyalak seperti Anji*ng, meraih kerah jaket ku.

Hiiii, sangat menakutkan.

"M-maaf a-aku tak sengaja." Aku berkata gagap.

"Sudahlah, lepaskan dia," pinta wanita itu.

Aku berkeringat dingin sangking takutnya, takut kena tonjok. Kelihatannya dia bukan orang yang lemah.

"Aku minta maaf, kumohon lepaskan aku," kataku sekali lagi. Meskipun aku meminta maaf dia tetap tidak melepaskan ku meski wanita yang ku senggol tadi meminta hal yang sama denganku.

Bukannya melepaskan dia malah menarik masker ku.

Jreng jreng jreng...

Wajah tampanku terpampang.

Matanya semakin tajam menatapku, apa yang bisa ku tunjukan selain cengiran.

Aku rasa dia mengenalku.

Tuhan situasi apa ini?

Terpopuler

Comments

Dev

Dev

mantap

2022-01-07

0

Abai ꋊ

Abai ꋊ

lagak lu kek orng kaya hengol

2022-01-05

0

izwar

izwar

mati lo

2022-01-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!