Cerita Cinta Shasya

Cerita Cinta Shasya

Tentang Shasya

Cinta adalah sebuah kata yang selalu dianggap spesial. Sebuah kata yang mampu membuatmu tersenyum tetapi juga mampu membuatmu menangis dalam waktu yang bersamaan. Membuatmu mampu bertahan hidup, akan tetapi juga mampu membuatmu kehilangan harapan untuk tetap hidup. tapi bukan hanya itu Cinta juga bisa membuatmu berubah menjadi oranglain. membuatmu melupakan kebahagiaanmu hanya demi melihat dia bahagia. konyol? ya tentu saja, karna hanya dengan Lima huruf itu kamu bisa dengan mudahnya mengubah cara pandangmu terhadap dunia serta mengesampingkan kebahagiaanmu yang sesungguhnya.

------------------------------------------------------------------------

kring... kring...kring...

suara alarm memecah keheningan pagi. Matahari pun mulai memancarkan cahayanya menembus kaca jedela kamarku. Aku mencoba membuka mata dan mulai tersadar dari lelapnya tidur. Dengan perlahan kugerakkan tanganku mengambil jam di sebuah meja di samping tempat tidur berusaha mematikan alarm tersebut.

"pagi dunia." ujarku dengan semangat.

aku menarik tubuhku berusaha merenggangkan otot-otot yang masih kaku.

setelah selesai, aku langsung merapikan tempat tidurku dan membersihkan kamarku. lalu berjalan keluar kamar dan langsung menuju kamar mandi. setelah selesai mandi, aku langsung bersiap mengenakan seragam sekolahku memoles sedikit bedak di wajah serta menggoreskan lip balm di bibirku.

"seperti biasa, sangat cantik" ucapku tersenyum memuji pantulan diriku di cermin.

setelah puas memandang diri sendiri, aku langsung pergi ke dapur, lalu duduk di sebuah meja makan.

"pagi sayang" ucap seorang pria paruh baya yang telah duduk terlebih dahulu.

"pagi ayah" balasku sambil tersenyum.

setelah itu aku menyambar roti bakar dengan selai cokelat yang terletak di sebuah piring tepatnya di atas meja. kemudian dengan lahap aku memasukkan roti tersebut ke mulut dan mengunyahnya. di lanjutkan dengan menenggak habis susu hangat yang juga ada di atas meja tepat di hadapanku

Well , hariini ulang tahunku yang ke tujuh belas tahun. kalau kata orang sih sweet seventeen atau awal dari kedewasaan. Sambil mengunyah rotiku, aku meminta ibuku membuatkan perayaan kecil-kecilan agar aku bisa mengundang sahabat-sahabatku dan merayakan ulang tahunku bersama dirumah.

"Bu, hariini masakin nasi goreng ya, shasya mau ngajak sahabat shasya ngerayain ulang tahun disini". ucapku masih mengunyah roti.

"Iya sayang, kamu mau ngajak berapa orang?" tanya ibuku.

"4 orang bu." jawabku.

"sedikit banget sayang, inikan ulang tahun kamu yang ke 17, yakin gak mau mengundang lebih banyak teman?" Ucap ibu seakan tak percaya.

"Enggak bu, shasya gak terlalu suka kalau terlalu ramai gitu, takut yg lainnya pada canggung". Ucapku meyakinkan ibu.

Jujur, aku tidak terlalu suka jika acara ulangtahunku dihadiri banyak orang dan dirayakan dengan meriah. Selain karena hanya membuang-buang uang, aku juga tidak terlalu suka keramaian. Bagiku terlalu banyak orang malah akan membuatku canggung dan menjadi tidak fokus menikmati obrolan-obrolan bareng sahabatku.

Yaa... aku memang orang yg sedikit tertutup. bagiku punya sedikit sahabat dekat yg tulus itu lebih penting daripada punya banyak teman tapi ujung-ujungnya pada modus.

Aku memiliki 4 orang sahabat, nama mereka Tiara, Syifa, Nadia dan Nina. Mereka teman baikku dari masih di sekolah dasar. Dan seperti biasa, aku ingin menghabiskan hari ulang tahunku bersama mereka walau hanya sekedar ngobrol tanpa arah di rumahku.

Aku Natasha fadila. Orang-orang memanggilku Shasya. Aku siswi kelas 3 di SMA Kasih. Ya... SMA kasih termasuk SMA favorite di kotaku. Aku anak tunggal dari keluarga sederhana yang dipenuhi kasih sayang.

soal prestasi tak perlu diragukan lagi. aku selalu mendapat juara umum di sekolah. bahkan tak jarang aku memenangkan berbagai macam perlombaan seperti cerdas cermat, olimpiade sains, olimpiade matematika dan lain-lain.

statusku yang anak tunggal membuatku berjuang lebih keras agar aku bisa membanggakan orangtuaku. bukan hanya itu, karena keluargaku yang sederhana membuatku semakin berusaha mempertahankan prestasiku agar mendapatkan beasiswa sampai di perguruan tinggi yang aku idamkan selama ini.

kalau masalah percintaan, sepertinya aku tak tertarik. bagiku hal itu hanya membuang-buang waktuku. sebenarnya dari awal aku masuk ke SMA cukup banyak siswa yang mencoba mendekatiku namun sayangnya tak ada satupun yang berhasil menarik perhatianku.

entah kenapa, aku merasa mereka hanyalah sekumpulan anak-anak yang taunya hanya menghabiskan harta orangtua mereka. dan itu membuatku kesal sendiri.

selain itu, aku juga sering melihat teman-temanku yang tak lagi fokus pada sekolahnya hanya karna memiliki pacar. dan lebih konyolnya lagi aku sering melihat beberapa dari mereka menangis sampai matanya membengkak hanya karna putus cinta.

astaga, itu cukup membuatku bergidik ngeri. aku tak mau membuang-buang airmata hanya untuk mereka yang belum tentu jadi jodohku.

tapi walaupun sikapku selalu dingin dan ketus terhadap lawan jenis yang berusaha mendekatiku, tetap saja mereka tak menyerah. bahkan jumlah mereka bertambah setiap tahunnya. sampai saat ini tepatnya setelah aku kelas tiga dan hampir menyelesaikan sekolahku. masih ada saja yang menyatakan perasaannya padaku. parahnya lagi adik-adik kelasku pun ikut serta. hal itu berhasil membuatku terganggu.

tingkah mereka yang seperti itulah yang membuatku jadi tak pernah lagi keluar dari kelas selain ke toilet. bahkan sudah setahun lebih aku tak pernah lagi menginjakkan kakiku ke kantin. karena memutuskan untuk membawa bekal agar terhindar dari mereka-mereka.

dan syukurlah, aku mempunyai sahabat-sahabat yang baik. mereka bahkan rela ikut membawa bekal dari rumah dan menemaniku makan di kelas.

kadang aku juga merasa bersalah kepada mereka. karena sifatku yang sangat dingin terhadap laki-laki, akhirnya membuat mereka harus menjadi perantara untuk menyampaikan salam, surat bahkan hadiah-hadiah.

sejujurnya aku sangat marah kepada laki-laki yang memanfaatkan teman-temanku. namun meskipun aku mengamuk sejadi-jadinya, tetap saja tak membuat mereka berhenti. dan akhirnya hanya aku yang lelah sendiri.

aku heran, kenapa sih siswa zaman sekarang terlalu asyik mengejar cinta-cinta monyetnya dan bahkan sampai melupakan pelajaran. bukankah tugas siswa itu belajar agar kelak ketika dewasa ilmu hasil belajar itu bisa menjadi jalan mereka dalam meraih kesuksesan? apalagi mereka adalah laki-laki yang kelak akan menjadi kepala keluarga. bukankah seharusnya mereka yang lebih berusaha keras untuk sukses? entahlah, aku masih tak mengerti.

Kulirik jam di dinding ternyata sudah pukul 7:20. Aku mengambil tas dan bekalku lalu berjalan keluar rumah bergegas memakai sepatu.

"oh iya kunci motor" ucapku Lalu tanpa aba-aba mataku terus mencari-cari kunci motor. Setelah ketemu, aku langsung pamit kepada ibu dan ayahku.

" Shasya pamit ya ayah, ibu" ucapku sambil mencium tangan kedua orangtuaku.

"Hati-hati sayang" ucap ibuku sambil membelai rambutku.

"jangan ngebut-ngebut!!" perintah ayah

" siap komandan", ucapku lalu berlari kearah sepeda motor yang sudah terparkir di depan pintu.

ku nyalakan motorku kemudian dengan kecepatan sedang ku pacu motorku menuju sekolah.

Terpopuler

Comments

hegiegone

hegiegone

awal yang bagus

2020-06-23

0

Amelisa cherry Salsabila

Amelisa cherry Salsabila

aku mampir.... semiga cerita novel ni bisa b8kin hati ku happy yh...soalnya udah sedih2 mulu gara2 nontin drakor

2020-04-16

1

💞🌜Dewi Kirana

💞🌜Dewi Kirana

bagus thor.. aku udah like dan baca

mampir yuk.. feedback buat lihat ceritaku
- Filza dan Farhan
- Rival SMA

2020-04-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!