NovelToon NovelToon

Cerita Cinta Shasya

Tentang Shasya

Cinta adalah sebuah kata yang selalu dianggap spesial. Sebuah kata yang mampu membuatmu tersenyum tetapi juga mampu membuatmu menangis dalam waktu yang bersamaan. Membuatmu mampu bertahan hidup, akan tetapi juga mampu membuatmu kehilangan harapan untuk tetap hidup. tapi bukan hanya itu Cinta juga bisa membuatmu berubah menjadi oranglain. membuatmu melupakan kebahagiaanmu hanya demi melihat dia bahagia. konyol? ya tentu saja, karna hanya dengan Lima huruf itu kamu bisa dengan mudahnya mengubah cara pandangmu terhadap dunia serta mengesampingkan kebahagiaanmu yang sesungguhnya.

------------------------------------------------------------------------

kring... kring...kring...

suara alarm memecah keheningan pagi. Matahari pun mulai memancarkan cahayanya menembus kaca jedela kamarku. Aku mencoba membuka mata dan mulai tersadar dari lelapnya tidur. Dengan perlahan kugerakkan tanganku mengambil jam di sebuah meja di samping tempat tidur berusaha mematikan alarm tersebut.

"pagi dunia." ujarku dengan semangat.

aku menarik tubuhku berusaha merenggangkan otot-otot yang masih kaku.

setelah selesai, aku langsung merapikan tempat tidurku dan membersihkan kamarku. lalu berjalan keluar kamar dan langsung menuju kamar mandi. setelah selesai mandi, aku langsung bersiap mengenakan seragam sekolahku memoles sedikit bedak di wajah serta menggoreskan lip balm di bibirku.

"seperti biasa, sangat cantik" ucapku tersenyum memuji pantulan diriku di cermin.

setelah puas memandang diri sendiri, aku langsung pergi ke dapur, lalu duduk di sebuah meja makan.

"pagi sayang" ucap seorang pria paruh baya yang telah duduk terlebih dahulu.

"pagi ayah" balasku sambil tersenyum.

setelah itu aku menyambar roti bakar dengan selai cokelat yang terletak di sebuah piring tepatnya di atas meja. kemudian dengan lahap aku memasukkan roti tersebut ke mulut dan mengunyahnya. di lanjutkan dengan menenggak habis susu hangat yang juga ada di atas meja tepat di hadapanku

Well , hariini ulang tahunku yang ke tujuh belas tahun. kalau kata orang sih sweet seventeen atau awal dari kedewasaan. Sambil mengunyah rotiku, aku meminta ibuku membuatkan perayaan kecil-kecilan agar aku bisa mengundang sahabat-sahabatku dan merayakan ulang tahunku bersama dirumah.

"Bu, hariini masakin nasi goreng ya, shasya mau ngajak sahabat shasya ngerayain ulang tahun disini". ucapku masih mengunyah roti.

"Iya sayang, kamu mau ngajak berapa orang?" tanya ibuku.

"4 orang bu." jawabku.

"sedikit banget sayang, inikan ulang tahun kamu yang ke 17, yakin gak mau mengundang lebih banyak teman?" Ucap ibu seakan tak percaya.

"Enggak bu, shasya gak terlalu suka kalau terlalu ramai gitu, takut yg lainnya pada canggung". Ucapku meyakinkan ibu.

Jujur, aku tidak terlalu suka jika acara ulangtahunku dihadiri banyak orang dan dirayakan dengan meriah. Selain karena hanya membuang-buang uang, aku juga tidak terlalu suka keramaian. Bagiku terlalu banyak orang malah akan membuatku canggung dan menjadi tidak fokus menikmati obrolan-obrolan bareng sahabatku.

Yaa... aku memang orang yg sedikit tertutup. bagiku punya sedikit sahabat dekat yg tulus itu lebih penting daripada punya banyak teman tapi ujung-ujungnya pada modus.

Aku memiliki 4 orang sahabat, nama mereka Tiara, Syifa, Nadia dan Nina. Mereka teman baikku dari masih di sekolah dasar. Dan seperti biasa, aku ingin menghabiskan hari ulang tahunku bersama mereka walau hanya sekedar ngobrol tanpa arah di rumahku.

Aku Natasha fadila. Orang-orang memanggilku Shasya. Aku siswi kelas 3 di SMA Kasih. Ya... SMA kasih termasuk SMA favorite di kotaku. Aku anak tunggal dari keluarga sederhana yang dipenuhi kasih sayang.

soal prestasi tak perlu diragukan lagi. aku selalu mendapat juara umum di sekolah. bahkan tak jarang aku memenangkan berbagai macam perlombaan seperti cerdas cermat, olimpiade sains, olimpiade matematika dan lain-lain.

statusku yang anak tunggal membuatku berjuang lebih keras agar aku bisa membanggakan orangtuaku. bukan hanya itu, karena keluargaku yang sederhana membuatku semakin berusaha mempertahankan prestasiku agar mendapatkan beasiswa sampai di perguruan tinggi yang aku idamkan selama ini.

kalau masalah percintaan, sepertinya aku tak tertarik. bagiku hal itu hanya membuang-buang waktuku. sebenarnya dari awal aku masuk ke SMA cukup banyak siswa yang mencoba mendekatiku namun sayangnya tak ada satupun yang berhasil menarik perhatianku.

entah kenapa, aku merasa mereka hanyalah sekumpulan anak-anak yang taunya hanya menghabiskan harta orangtua mereka. dan itu membuatku kesal sendiri.

selain itu, aku juga sering melihat teman-temanku yang tak lagi fokus pada sekolahnya hanya karna memiliki pacar. dan lebih konyolnya lagi aku sering melihat beberapa dari mereka menangis sampai matanya membengkak hanya karna putus cinta.

astaga, itu cukup membuatku bergidik ngeri. aku tak mau membuang-buang airmata hanya untuk mereka yang belum tentu jadi jodohku.

tapi walaupun sikapku selalu dingin dan ketus terhadap lawan jenis yang berusaha mendekatiku, tetap saja mereka tak menyerah. bahkan jumlah mereka bertambah setiap tahunnya. sampai saat ini tepatnya setelah aku kelas tiga dan hampir menyelesaikan sekolahku. masih ada saja yang menyatakan perasaannya padaku. parahnya lagi adik-adik kelasku pun ikut serta. hal itu berhasil membuatku terganggu.

tingkah mereka yang seperti itulah yang membuatku jadi tak pernah lagi keluar dari kelas selain ke toilet. bahkan sudah setahun lebih aku tak pernah lagi menginjakkan kakiku ke kantin. karena memutuskan untuk membawa bekal agar terhindar dari mereka-mereka.

dan syukurlah, aku mempunyai sahabat-sahabat yang baik. mereka bahkan rela ikut membawa bekal dari rumah dan menemaniku makan di kelas.

kadang aku juga merasa bersalah kepada mereka. karena sifatku yang sangat dingin terhadap laki-laki, akhirnya membuat mereka harus menjadi perantara untuk menyampaikan salam, surat bahkan hadiah-hadiah.

sejujurnya aku sangat marah kepada laki-laki yang memanfaatkan teman-temanku. namun meskipun aku mengamuk sejadi-jadinya, tetap saja tak membuat mereka berhenti. dan akhirnya hanya aku yang lelah sendiri.

aku heran, kenapa sih siswa zaman sekarang terlalu asyik mengejar cinta-cinta monyetnya dan bahkan sampai melupakan pelajaran. bukankah tugas siswa itu belajar agar kelak ketika dewasa ilmu hasil belajar itu bisa menjadi jalan mereka dalam meraih kesuksesan? apalagi mereka adalah laki-laki yang kelak akan menjadi kepala keluarga. bukankah seharusnya mereka yang lebih berusaha keras untuk sukses? entahlah, aku masih tak mengerti.

Kulirik jam di dinding ternyata sudah pukul 7:20. Aku mengambil tas dan bekalku lalu berjalan keluar rumah bergegas memakai sepatu.

"oh iya kunci motor" ucapku Lalu tanpa aba-aba mataku terus mencari-cari kunci motor. Setelah ketemu, aku langsung pamit kepada ibu dan ayahku.

" Shasya pamit ya ayah, ibu" ucapku sambil mencium tangan kedua orangtuaku.

"Hati-hati sayang" ucap ibuku sambil membelai rambutku.

"jangan ngebut-ngebut!!" perintah ayah

" siap komandan", ucapku lalu berlari kearah sepeda motor yang sudah terparkir di depan pintu.

ku nyalakan motorku kemudian dengan kecepatan sedang ku pacu motorku menuju sekolah.

Di sekolah

Shasya telah sampai disekolah, kemudian dia memarkirkan motornya dan berlari menuju kelas. Sesampainya dikelas, Shasya langsung duduk di kursi depan.

"Pagi sya" ucap Tiara.

"Pagi juga" ucap Shasya sambil berusaha mengatur nafas karna lelah berlari.

Bel pun berbunyi. Tak lama kemudian guru masuk ke dalam kelas kemudian pelajaranpun dimulai.

*****

Bel tanda istirahat telah berbunyi. Sambil membawa bekal masing masing, Shasya, Tiara, Nina dan Nadia duduk lesehan dibawah papan tulis. Hal itu selalu mereka lakukan setiap hari, selain menghemat waktu karna tak perlu mengantri membeli makanan, suasana akan lebih akrab ketika mereka makan bersama dikelas seperti ini, saling berbagi lauk dan bercerita panjang lebar dan sesekali tertawa bersama.

"Wow... hampir telat lagi kamu sya". celoteh Nadia membuka cerita sambil mengunyah makanannya.

Shasya hanya tersenyum malu.

"Makanya sya, jangan keseringan begadang, nonton terus si kerjaannya, lihat tuh mata kamu udah kayak mata panda". tambah Nina.

"Ih apaan siii, siapa juga yang begadang". ucap Shasya sambil berusaha mengalihkan pandangan agar tidak terlihat kalau dia sedang berbohong.

"Tuh kan, kamu pasti bohong" kata Tiara sambil tertawa disusul dengan tawa Nadia dan Nina.

"Iya iya, aku ngaku. habis mau gimana lagi, kalian gak bakal paham gimana gregetnya kalau nontonnya setengah setengah. tetap aja aku gak bakal bisa tidur karna penasaran. aku cuma mau tidur tanpa dihantui fikiran-fikiran tentang cerita selanjutnya". ucap Shasya membela diri.

"Iya iya terserah kamu". jawab Nina

"Oh iya sya, selamat ulang tahun yaa,, semoga kamu panjang umur, doa yang terbaik buat kamu, dan yang terpenting semoga secepatnya dilepaskan dari status jomblo akutmu". ucap Nadia, Tiara dan Nina secara bersahutan.

"Iya,, makasi tapi tolong dong gak usah bawa-bawa jomblo akut. kan emang aku gak tertarik pacaran tau. malas banget memulai hubungan saat SMA gini, akhirnya gak bakal jelas tau!" ucap Shasya sambil sedikit meledek ke arah teman-temannya. Kemudian mereka tertawa bersama.

tak beberapa lama, makhluk-makhluk astral yang cukup menjengkelkan bagi Shasya mulai bermunculan sekedar mengucapkan selamat ulang tahun. tak sedikit juga yang memberikan hadiah kepada Shasya.

Dari sekian banyak yang menghampirinya, tak satupun ucapan maupun hadiah yang di gubris Shasya.

"happy birthday kak Shasya. semoga panjang umur dan semakin cantik" ucap salah satu adik kelas yang sebenarnya cukup populer di sekolah Shasya.

"maaf, kalau masalah cantik tak perlu kau bahas. selama aku masih jadi wanita artinya kata cantik tetap jadi milikku dan milik mereka-mereka. paham!" ketus Shasya.

"i..iya kak" ucap adik kelas itu gugup dan sedikit malu.

"sudahlah terima kasih untuk ucapan dan hadiahnya. dan sekarang aku mohon kalian bubar! aku mau makan. jangan sampai satu per satu dari kalian aku telan bulat-bulat bersama bekalku." Shasya mulai kesal.

perlahan-lahan rombongan manusia itu pergi meninggalkan kelas shasya. Shasya menarik nafas dalam lalu membuangnya kasar.

"sumpah ya, mereka gak punya kerjaan atau gimana sih sebenarnya. kesal banget aku kalau terusan begini" ucap Shasya.

"sudah lah Sya, jangan marah-marah gitu. lagi ulang tahun loh kamu" tiara menenangkan

"tau nih Shasya, jangan ngamuk-ngamuk gitu kali. serem tau! nanti kamu cepat tua" tambah nina.

"gimana aku gak kesal coba, harus berapa kali aku menjelaskan kalau aku tak suka dijadikan pusat perhatian seperti tadi. itu cukup membuatku tak nyaman. aku lelah menghadapi mereka. heran deh, bukannya sibuk belajar malah sibuk mencari pacar!" ujar shasya masih dengan nada tingginya.

"sudahlah, ayo lanjut makan sudah mau bel loh" ucap nadia lalu mulai kembali melahap makanannya.

"eh Sya lihat deh hadiah ini, jam nya bagus. ini merk mahal loh. gila ya mereka sampai segitunya banget buat memenangkan hatimu Sya." nina mencibir ketika melihat sebuah jam yang berada di tumpukan hadiah milik shasya.

"dari siapa?" tanya Shasya

"Revan Sya, mantan ketua osis kita yang populer itu" ucap nina ketika melihat kertas yang bertuliskan nama di dalam kotak jam itu.

"aku tak suka menerima hadiah mahal seperti ini. sayangku aku minta tolong boleh" shasya bertanya pada nina.

"iya iya, nanti aku kembalikan" jawab nina seakan mengerti apa yang akan dikatakan sahabatnya itu

"ih, kamu paling paham deh" ucap Shasya hendak memeluk sahabatnya itu.

"weeits, jauhkan tanganmu saudara. dan jangan coba-coba merayuku. aku masih normal" nina mendorong pelan tubuh Shasya.

"dasar pelit. mau peluk aja gak boleh" ucap Shasya dengan nada manja.

"noh sono peluk aja dinding itu." nina menunjuk ke arah dinding kelas mereka.

"ih, nyebelin" tampang Shasya mulai memelas berpura-pura bad mood.

tiara dan nadia yang melihat tingkah kedua sahabatnya itu hanya bisa tertawa dan sesekali menggelengkan kepala.

"aku rasa Shasya mulai stres deh kayaknya" bisik nadia.

"bukan cuma mulai stres nad, tapi dua curut itu emang udah rada mereng dari sononya." oceh tiara.

"biarkan sajalah, jangan sampai kita ikut-ikutan tak waras" tambah nadia.

sontak nadia dan tiara tertawa dan membuat Shasya dan Nina menghentikan tingkah menggelikan mereka.

"ada apa?" tanya Shasya kepada tiara dan nadia

"tak ada" jawab tiara masih menahan tawa.

Shasya mengedarkan pandangan keseluruh penjuru kelas. Akhirnya Shasya sadar kalau daritadi dia tak melihat syifa.

"Eh, kok syifa gak ada sih?, gak datang ya?" tanya shasya kepada teman-temannya yang masih sibuk dengan makanannya.

" dia gak datang, karna disuru mamanya jemput sepupunya ke bandara" jawab Tiara.

"yaah, sayang banget dia gak datang, aku kan mau mengundang kalian kerumah". ujar Shasya sedikit kesal.

"kamu tenang aja, syifa pasti ikut kok, tadi dia bilang setelah sepupunya sampai, dia langsung kerumahmu". jawab Nina sambil terus mengunyah makanannya.

"Serius?" tanya Shasya sambil menyipitkan mata tanda tak percaya.

"iya loh" jawab Nadia.

"oke" kata Shasya sambil tersenyum.

Tak terasa waktu istirahat telah selesai. Kini bekal mereka juga telah habis. mereka langsung membubarkan diri dan kembali ke bangku masing-masing. Selang beberapa saat gurupun masuk ke kelas dan memulai pelajaran.

*****

Bel berbunyi dengan nyaringnya pertanda pelajaran hariini telah usai.

Kriiing...kriiing...

Suara HP Shasya berbunyi, terlihat nama syifa tertera dilayar HPnya.

"Halo sya, selamat ulang tahun yaa", ucap syifa seketika memulai obrolan.

"iya fa, thanks. oh iya, gimana sepupu kamu udah nyampek? kami mau kerumahku nih, kamu harus ikut ya!".

" iya iyaa.. tapi aku bawa sepupuku gapapa kan? kayaknya gak bakal sempat lagi kalau harus pulang dulu". ucap syifa meminta izin.

Syifa sangat tau bahwa aku mudah canggung jika harus berhadapan dengan orang baru.

"oke gak apa-apa, makin ramai makin seru kok"

"oke, aku OTW kerumah kamu ya"

"oke"

Syifa menutup teleponnya. Shasya dan teman-temannya langsung merapikan buku serta hadiah ulang tahun yang shasya terima kemudian mereka bergegas menuju rumah Shasya.

Pertemuan Pertama part 1

Dia datang tanpa di undang, dia hadir seolah memberi jawaban atas kesendirian yang sudah lama ku jalani. dia yang tertarik membuatku sedikit terusik. wahai hati, kumohon tenanglah

------------------------------------------------------------------------

Shasya dan teman-temannya langsung merapikan buku serta hadiah ulang tahun yang shasya terima kemudian mereka bergegas menuju rumah Shasya.

setibanya di rumah, Shasya dibantu teman-temannya membawa masuk hadiah tersebut ke kamarnya. lalu mereka membuka satu persatu hadiah tersebut. seperti biasa, mereka akan memisahkan hadiah yang mahal dan yang murah. setelah itu mereka memberi label nama pada hadiah yang mahal dengan tujuan agar tak tertukar saat dikembalikan.

Shasya tak pernah sekalipun menerima hadiah mahal dari orang lain. dia merasa hadiah tersebut pada akhirnya akan menjadi bumerang baginya. dan dia tak mau hidupnya sulit karena hadiah-hadiah itu.

begitulah sifat Shasya. dia tak pernah mau mengambil keuntungan apapun dari siapapun. dia takut jika dia memulai untuk memanfaatkan seseorang maka kelak dia akan terlena dan berakhir dengan hutang budi.

setelah selesai, mereka keluar dari kamar lalu duduk di ruang tamu.

"aku bosen" ucap Nadia

"sama, aku juga. kira-kira Syifa masih lama gak ya?" tanya tiara

"emmmm. gimana kalau kita bermain saja." Shasya memberi saran.

"boleh, main apa?" tanya nina

"sebentar" ucap shasya lalu dia berdiri dan berjalan masuk ke kamarnya.

setelah tiba di kamar, Shasya membuka laci meja lalu mengeluarkan permainan ludo. setelah itu dia kembali ke ruang tamu dengan senyum.

"ayo main ini" ucap Shasya semangat

"wah boleh-boleh. tapi gak seru kalau tak ada hukumannya" tambah nina.

"ah, aku ada ide. bagaimana kalau yang kalah mukanya harus dicoret dengan ini" tambahnya lagi sambil mengeluarkan lipstik merah yang dia bawa dari rumah.

"astaga nina, kau gila membawa lipstik ke sekolah? untung saja tak ada razia hari ini" Shasya seakan tak percaya dengan apa yang dilakukan salah satu sahabatnya itu.

"aku nekat tadi membawa ini karena aku yakin kita akan bermain" jawab nina sambil tertawa.

"yasudah, ayo kita main" tiara menghentikan perdebatan kedua sahabatnya itu.

Jam menunjukkan pukul 15:00. tak terasa sudah lebih satu jam Shasya, Tiara, Nina, dan Nadia bermain ludo. namun Syifa tak kunjung tiba.

"syifa lama banget sih" oceh nadia.

"sabar dong nad" ucap tiara

"tuh kan, aku kalah terus, males ah main lagi". ucap Shasya sedikit kesal karena sudah 3 kali kalah berturut saat bermain ludo.

kini wajah Shasya penuh dengan coretan-coretan lipstick yang tadi dibawa Nina dari rumahnya.

"baiklah, udahan aja yuk mainnya. mulai bosan nih" oceh Tiara. kemudian dia mengambil ponselnya dan mengajak Shasya, Nadia dan Nina berfoto bersama. Sebenarnya bukan cuma Shasya yang wajahnya dipenuhi lipstick, tetapi wajah mereka semua telah penuh dengan coretan lipstick dengan berbagai bentuk. ada lingkaran, garis lurus sampai titik-titik yang membuat mereka terlihat sangat konyol. kemudian mereka berfoto dengan berbagai macam gaya. sesekali mereka tertawa karna melihat kelakuan konyol mereka.

Shasya sangat bersyukur punya sahabat baik yang sedikit "gila" seperti mereka. Karna mereka selalu memberi warna dan keseruan yang berbeda disetiap harinya. Ketika mereka sedang asyik berfoto tiba-tiba bel rumah Shasya berbunyi.

"kayaknya itu syifa deh, bentar yaa aku buka pintu dulu". Ucap shasya langsung berlari kearah pintu.

Ketika pintu dibuka.

happy birthday shasya

happy birthday shasya

happy birthday happy birthday

happy birthday shasya...

Syifa bernyanyi sambil memegang kue tart berwarna biru dihiasi cokelat putih dan buah cherry tak lupa lilin bertulis angka 17. Shasya yang kaget langsung terharu melihat kedatangan Syifa dan diikuti nyanyian dari ketiga sahabatnya yang sedari tadi telah bermain bersama Shasya didalam rumah.

"nah sekarang kamu tiup lilinnya ya, tapi harus berdoa dulu". ucap Nadia.

Shasya menutup matanya kemudian berdoa dalam hati lalu meniup lilin yg ada diatas kue tart yang dipegang Syifa.

Setelah selesai, Shasya langsung mempersilahkan Syifa masuk. Akan tetapi Shasya terkejut ketika melihat seorang lelaki yang memegang HP seperti sedang merekam kejadian tadi.

"oh iya, kenalin ini Rio, sepupu aku". jelas Syifa seakan tau apa yang difikirkan Shasya.

"oh, hai". ucapku canggung.

"Rio" ucapnya sambil mengulurkan tangan kearah Shasya.

"Shasya" balasku sambil meraih tangan Rio

Tetapi di dalam hati, Shasya merasa ada yang salah dengan dirinya. Ini bukan pertama kalinya dia berkenalan dengan seorang lelaki. Tapi anehnya dia merasa sangat malu. "apa aku melupakan sesuatu?" tanyanya dalam hati.

"ASTAGAA!!!!" jerit Shasya ketika sadar dengan keadaan wajahnya yang sekarang dan langsung berlari kearah kamar mandi mencuci muka. Syifa dan Rio hanya tertawa. Begitu juga Nadia, Nina dan Tiara. Mereka bertiga seolah lupa bahwa wajah mereka sama berantakannya dengan Shasya. Ketika mereka sadar akan keadaan wajahnya. Mereka langsung berlari ke kamar mandi dengan panik persis seperti apa yg dilakukan Shasya.

Kini wajah mereka berempat telah kembali bersih. Mereka semua tak terkecuali Rio dan Syifa telah duduk diruang tamu dengan kue tart, beraneka ragam gorengan serta jus jeruk diatas meja. Tanpa sadar Rio terus saja melihat kearah Shasya yang sedang bercanda bersama keempat sahabatnya.

"ternyata Shasya imut banget." gumam Rio dalam hati sambil tersenyum.

Sesekali Rio menggelengkan kepalanya sambil tertawa ketika melihat tingkah konyol yang Shasya lakukan. Mungkin bagi orang yang mengenal Shasya , Shasya memang anak yg tertutup dan pendiam. Tapi sifat Shasya sangat berbeda ketika dia bersama sahabatnya. Shasya sama sekali tak terlihat malu ketika melakukan candaan yang terkadang terasa garing. dan Shasya seolah melupakan bahwa ada Rio diantara mereka.

"coba tebak, jamur apa yang bisa terbang?"

tanya Shasya kepada semua orang yang ada diruangan.

"jamur bersayap?" Tiara mencoba menjawab

"salah"

"jamur dilempar?" tebak Nina

"salah"

"jadi apa dong?" tanya Syifa

"ya.. mana aku tau, kalau aku tau ngapain aku nanya!!" jawab Shasya sambil tertawa.

"ih resek nih anak" ucap Tiara sambil melempar bantal kearah Shasya.

Rio yang sedari tadi melihat kearah mereka terus saja tertawa melihat kekonyolan 5 orang yang ada dihadapannya. Tapi entah apa yang membuat matanya terpaku kearah Shasya dan terus memperhatikannya.

Semakin lama Rio semakin tertarik seolah ada sesuatu yang bergetar didadanya. Mendadak ia ingin mencoba mengenal Shasya lebih dekat. Ketika tak sengaja mata Rio beradu dengan mata Shasya, Rio langsung mengalihkan pandangan ke kanan dan ke kiri, terlihat Rio sangat gugup ketika sadar Shasya melihat kearahnya.

Shasya yang melihat tingkah Rio hanya tersenyum sambil bergumam dalam hati "Si Rio kenapa sih??". Sedangkan Rio yang tak sengaja melihat senyum Shasya langsung terpana dan berbicara dalam hati "Sial, ini cewek manis banget!".

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!