Shasya yang melihat tingkah Rio hanya tersenyum sambil bergumam dalam hati "Si Rio kenapa sih??". Sedangkan Rio yang tak sengaja melihat senyum Shasya langsung terpana dan berbicara dalam hati "Sial, ini cewek manis banget!".
Rumah Shasya terus menerus diselimuti canda dan tawa sampai suara ibu Shasya terdengar memanggil mereka. mereka sejenak menghetikan kegiatan mereka di ruang tamu.
"anak-anak ayo makan dulu, nasi gorengnya udah matang nih". suara ibu seketika membuat Shasya dan teman-temannya langsung bangkit menuju dapur.
"ini nih yang aku tunggu, nasi goreng tante emang paling the best!!" ucap Tiara langsung duduk dan mengambil piring.
Sebenarnya Tiara, Syifa, Nadia, dan Nina sudah sangat sering main kerumah Shasya. jadi sudah tak canggung lagi. Ibu Shasya pun telah menganggap teman-teman Shasya seperti anaknya sendiri.
"yang ganteng ini siapa?, kok ibu baru lihat?" tanya ibu Shasya sambil tersenyum.
"ini Rio tante, sepupu Syifa, baru datang dari sulawesi. baru aja sampai dan langsung Syifa bawa kesini". jelas Syifa.
"oh, tante kira...." sambil mengarahkan pandangannya ke Shasya.
Deg..
Jantung Rio seolah meronta keluar, ketika paham maksud dari ibu Shasya. Sedangkan Shasya yang juga mengerti maksud ibunya langsung protes.
"apaan sih bu, gak enak sama rio tau!!" ucap Shasya cemberut. ibu Shasya hanya tertawa begitu juga keempat sahabat Shasya.
Akan tetapi Rio hanya terdiam sambil berusaha menenangkan hatinya yang berdetak kencang. Baru kali ini Rio merasakan hal ini. Dia bahkan bingung harus apa. Padahal dia sendiri tau betul, ibu Shasya hanya bercanda. Tapi entah kenapa timbul sedikit harapan di hati kecilnya. Sebisa mungkin Rio menepis fikirannya, karna ada sesuatu hal yang membuat Rio sama sekali tak boleh memiliki perasaan lebih kepada Shasya.
Shasya, Nadia, Syifa, Nina, Tiara dan Rio makan dengan lahapnya. Sesekali Rio melihat kearah Shasya.
"bahkan cara makannya pun cantik banget" ungkapnya dalam hati.
"astaga, aku kenapa sih?" tanya Rio dalam hati ketika dia sadar dia benar-benar aneh hariini.
Setelah selesai makan, Shasya mencuci piring dibantu dengan Syifa. Sedangkan yang lainnya langsung berjalan keruang tamu.
"Sha, kayaknya Rio suka deh sama kamu. dari tadi aku perhatiin dia curi-curi pandang terus ke kamu". kata syifa meledek
"apaan sih fa, perasaan kamu aja tuh. lagian nih ya, aku sama Rio kan baru kenal sekitar 3 jam yang lalu, gak masuk akal dong tiba-tiba dia bisa langsung suka gitu aja. jangan ngarang deh". jawabku membantah.
"aku serius loh, aku kenal banget sama sepupuku itu. dia gak pernah sama sekali memperhatikan wanita segitunya. apalagi waktu tante ngeledek tadi, muka Rio langsung merah padam tau!"
"udah ah, jangan lebay deh. wajar dong kalau mukanya merah, baru juga kenal udah di ledekin kayak gitu. bukannya malah suka yang ada dia bakal tobat datang kesini".
"tuh kan, kamu berharap dia suka dan bakal terus main kesini kan?".
"tau ah, terserah kamu aja mau mikir apa"
"ceelah, marah nih ceritanya." ucap Syifa sambil tertawa.
sejenak terbersit di benak Shasya, "apa bener yang dibilang syifa? ah gak mungkin".
"dan kalaupun seandainya itu benar, itu artinya dia sedikit gila, karena hanya orang gila yang bisa langsung jatuh cinta pada orang gila sepertiku" shasya terkekeh dengan ocehannya dalam hati.
"kok kamu tertawa sya?" tanya Syifa.
"tak ada, hanya berfikir tentang beberapa orang gila" jawab Shasya
"orang gila? di sini ada orang gila?" tanya Syifa panik
"ada, itu tuh yang lagi bantuin aku mencuci piring" Shasya kembali tertawa bahkan lebih keras.
"asem banget sih kamu. kau tuh yang orang gila" Syifa lalu mencipratkan air dari keran ke arah Shasya. lalu mereka tertawa bersama.
"coba deh Sya buka hati kamu sedikit demi sedikit. tak ada salahnya memulai sebuah hubungan. setidaknya agar hidupmu lebih berwarna"
"entahlah fa, aku takut kalau nanti fikiranku terpecah jika aku memulai hubungan pacaran gitu. lagian aku belum ketemu orang yang tepat. aku merasa mereka m mendekatiku hanya sebagai ajang pembuktian diri karena berhasil menjalin hubungan denganku."
"jangan selalu berprasangka buruk sya, gak semua laki-laki jahat kok"
"iya sih, tapi aku belum pernah menemukan seseorang yang tulus sama perasaannya."
"kok kamu bisa berfikiran seperti itu sih sya?"
"gimana aku gak mikir gitu coba, kau ingatkan beberapa teman kita yang menjalin hubungan di sekolah cepat atau lambat akan menangis dan bersekolah dengan mata yang bengkak karena putus cinta. Aku tak mau mengalami itu fa" Shasya berusaha menjelaskan.
syifa mengangguk tanda paham karena apa yang dikatakan Shasya itulah realita yang sebenarnya terjadi di sekolahnya.
"terus kamu sendiri kenapa tak mau menerima vino? bukankah vino sudah mengejarmu bahkan dari saat kita masih SD?"
tanya Shasya kepada syifa.
"jangan aneh-aneh deh sya." ucap Syifa lalu kembali menyiram air keran kepada Shasya.
dan mereka kembali tertawa.
Setelah selesai mencuci piring Shasya dan Syifa kembali bergabung dengan temannya diruang tamu. Mereka terus bersanda gurau yang diselingi suara tawa.
"kalau boleh tau, diulangtahunmu ini kau punya keinginan apa sya?" pertanyaan nadia seketika menghentikan tawa mereka.
"apalagi kalau bukan mendapatkan pangeran tampan layaknya oppa korea" ledek tiara.
"tiara..." ucap Shasya kesal lalu ia melemparkan bantal ke arah tiara.
"ternyata shasya belum punya pacar" gumam Rio. terlihat raut senang terpampang di wajahnya.
"eh, kenapa aku jadi sesenang ini?" batin Rio.
"ayolah Sya, hentikan" tiara merengek ketika dirinya mulai lelah menghindar dari serangan bantal Shasya.
****
Tak terasa waktu berlalu dengan cepat. dan kini matahari telah terbenam,
"sudah malam nih, pulang yuk" ucap nadia yang diiringi anggukan dari yang lainnya.
teman-teman Shasya mulai berpamitan pulang keoada Shasya dan ibunya. Sebenarnya Rio masih ingin berlama-lama di rumah Shasya karna dia tak tahu kapan dia bisa bertemu kembali dengan Shasya. Tapi apa boleh buat, waktu terus berlalu dan bulan semakin menampakkan wujudnya sehingga Rio harus pasrah dan ikut pulang bersama Syifa dan yang lainnya.
*****
Shasya kini telah berbaring di kamarnya. ternyata dia cukup terpengaruh dengan apa yang tadi dikatakan oleh syifa.
"apa aku memang harus mulai membuka hati?" fikirnya
"ah tidak-tidak. aku tak mau aku takut patah hati dan hidup menyedihkan seperti dina, lisa dan yang lainnya" oceh Shasya.
"tapi, bukankah umurku sekarang sudah cukup ya untuk itu? dan Rio? apa benar dia tertarik padaku?" fikirannya kembali terhanyut.
"baiklah Shasya, mungkin kau cukup lelah atau sedikit kesepian. aku tau kau cantik dan pintar tapi bukan berart kau semenarik itu sampai-sampai membuat orang bisa jatuh cinta pada pandangan pertama. hahaha dasar aneh" shasya mencibir dirinya sendiri.
"sudahlah, sepertinya lebih baik aku tidur sekarang" ucapnya lalu langsung memejamkan mata. tak berapa lama Shasyapun tenggelam dalam alam mimpinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments