Lebih Dari Pacar
OTL ° Pengenalan°
Kenalan dulu geh sama pemerannya. Ini ku ambil dari para aktor dan aktris Thailand. Ga tau kenapa, suka aja sama mereka, mukanya gemesin banget.
Kenalkan, bujang ini namanya Jimmy Fernando. Dia tuh teman baiknya Bella atau bisa dibilang sahabat ter the best nya Bella. Dia usil, jail, tapi manis juga dan sering bikin Bella bapereu.
Ini Bella Amelia. Sebenarnya foto ini diambil setelah dia berhasil menurunkan berat badannya. Tadinya Bella bertubuh gembil dan berpipi chubby. Keunggulannya, meskipun Endut, dia tetap beautiful kok. Bella merupakan sisiwi berprestasi terbaik disekolahnya.
Ini Rama, Kakaknya Jimmy.
Dia pria kalem yang tak banyak tebar pesona. Dia suka berpikir logis dan malas bermuluk-muluk ria. No canda-candaan club.
...🐥🐥🐥...
Dan ini, kisah Mereka. Mereka yang akhirnya mengerti bila cinta mereka hanyalah sementara.
Alarm berbunyi nyaring memekakkan telinga. Tepat disebelah Bella alarm ponselnya berbunyi.
" Hoamz....! Masuk awal, waktunya piket kelas." Bella menggumam dan menggeliat di dalam selimutnya. Dia terkejut bukan main kala ada kaki yang berada tepat di depan wajahnya.
"Huaa.....! Astaga!! " Bella melotot setelah membuka selimutnya. Ternyata Jimmy sedang menikmati tidurnya dengan memeluk guling Bella.
"Jim!! kau!! ARGHH....! Orang gila!" Umpat Bella yang kemudian menendang Jimmy hingga jatuh terjungkal mencium lantai.
"Auh....! Bell, sakit!" Jimmy mengerang menahan nyeri siku dan dagunya yang terbentur lantai.
"Jam berapa kau pindah kemari?"
"Jam 12 mungkin, setelag selesai main game." Jawabnya enteng yang kemudian berdiri dan kembali naik keranjang.
"Jim, lain kali jangan masuk ke kamarku lagi ya."
"Kenapa memangnya?" Jimmy kembali berbaring dan memeluk pinggang Bella dengan erat. Seolah tanpa dosa. Tapi apa kalian tau? yang dia peluk sekarang mulai merasakan gelanyar aneh yang mulai menjalar dan mempengaruhi pola pikirnya.
"Jim, kota ini sudah besar! tidak boleh berada dalam satu kamar begini. Kita bukan saudara."
"Tapi kau sahabat baikku." Jawab Jimmy dengan kepala yang masih terbenam di samping pinggang Bella.
"Tapi aku wanita, tidak seharusnya kita begini."
"Begini bagaimana? Aku tidak melakukan apapun terhadapmu. Aku hanya memeluk dan menciummu itu saja. Dan kau tak pernah marah selama ini. Tapi sekarang kenapa? Oh, apa kau punya pacar?" Jimmy terbangun dan mendelik menunggu jawaban dari Bella.
Bella menggaruk kepalanya yang tak gatal. " Pacar kepalamu!! siapa yang mau dengan gadis gendut seperti aku ini?"
Jimmy tersenyum lalu mencium kening Bella. " Aku... aku mau..."Ujarnya menggantung tapi Bella sudah berbunga bunga meski ucapan Jimmy belum selesai. "Aku mau jadi sahabatmu sedari kecil, tak perduli bagaimana bentuk tubuhmu."
Bella mendengus kesal dan layu seketika. Reflek dia memukul wajah Jimmy dengan bantal. Jimmy hanya tertawa dan menangkisnya dengan tangan.
"Ayah Bunda belum pulang?" Tanya Jimmy menghentikan aksi Bella yang memukulnya.
"Belum! makanya aku mau cepat bangun dan masak buat sarapan." Ketus Bella yang kesal bukan main Jimmy sering kali mengombang-ambingkan perasaannya seperti tadi.
"Oh, masak yang banyak! aku mau numpang sarapan!!" Seru Jimmy berbicara dan kembali tidur.
Ayolah, jika dibilang tidak sehat, maka hubungan mereka benar-benar tidak sehat. Meski bersahabat baik, bukankah hal yang teramat tabu bila sepasang siswa siswi SMA kelas 12 semester akhir tidur dalam satu ranjang?
Meski Bella menolak, meski Bella menghindar, nyatanya Jimmy akan selalu berusaha untuk mendekatinya. Mereka tidak bisa berjauhan. Saling mencari bila sehari saja tak bertemu.
Sudah seperti pasangan suami istri dimana istri sedang memasak dan suaminya asik molor.
Tok..!
Tok...!
Tok....!
Suara ketukan pintu yang berseling dengan suara bel pintu.
"Siapa pagi-pagi bertamu?" Gumam Bella sembari berjalan santai dan malas lalu membukanya. Sejenak matanya terbelalak kala melihat Bunda Suci, ibu dari Jimmy berdiri di depan pintu membawakan semangkuk lauk untuknya.
"Bunda?" Sapa Bella.
"Sayang, Bell. Ini Bunda bawakan lauk untukmu sarapan. Kamu sudah masak nasi kan?" Tanya Bunda Suci dengan ramahnya dan kemudian masuk dengan begitu saja dan memeriksa masakan Bella.
Memang kedua orang tua Bella telah menitipkan Bella pada kedua orang tua Jimmy. Mereka mempercayakan Bella padanya. Hanya saja Bella menolak bila harus menginap dirumah Jimmy. Bella tidak mau, bila menginap disana maka akan terbongkar kebiasaan buruk Jimmy yang suka bermalam di kamarnya. Tak perduli di lantai atau sofa, yang penting Jimmy berada di dekat Bella.
"Sudah hampir matang." Komentar Bunda Suci yang melihat penanak nasi dengan timer yang berkedip.
"Iya Bunda. Makasih ya Bun buat lauknya." Kata Bella dengan mencuci mangkuk milik bunda suci.
Jantung Bella seperti sedang lari estafet sekarang. Dia sungguh takut bila saja Jimmy akan keluar dari kamar dengan tiba-tiba. Wah, bisa hancur dunia persahabatan, pertetanggaan, dan hubungan kerja.
"Ya sudah sana bersiap, biar bunda yang bereskan."
"Bunda ini sudah selesai, bunda bisa pulang saja dan membangunkan Jimmy. Pasti Jimmy belum bangunkan?" Dinda mengalihkan perhatian bunda Winda dengan mendorongnya perlahan berjalan mendekati pintu keluar dan kemudian memberi kode pada seseorang untuk bersembunyi.
Jimmy yang berada di lantai atas segera berlari terbirit-birit menuju ke kamarnya melalui balkon.
Di kamar Jimmy.
" Ah.... ah... hah.... sial! Hampir saja ketahuan!" Umpatnya yang kemudian menenggak air putih banyak-banyak.
Jimmy kemudian mengacak-acak seprei agar terlihat seperti bekas terpakai. Dia kemudian masuk kedalam kamar mandi untuk melakukan ritual paginya.
Tak lama.
"Jim!!" Seru bunda suci memanggilnya.
" Ya Bun!!" Sahut Jimmy setengah mengejan.
"Cepat mandi dan sini kita sarapan!!"
"Iya Bun, masih e... ek!!"
"Oh, anak itu. Berantakan sekali tidurnya." Bunda Suci kemudian merapikan kamar Jimmy.
...🐥🐥🐥...
"Bell!!" Teriak Jimmy di depan pagar rumah Bella.
" Iya!" Sahut Bella malas.
Bella berjalan mendekat dan memukul kepala Jimmy.
PLAK!!
"Lihat kan kelakuanmu? Hampir saja ketahuan!! Sudah besok lagi jangan kau ke kamarku."
"Oh, tidak bisa sayang. Baby, kamarmu adalah kamarku juga. Aku harus adil. Kau masih ingat kan bagaimana dulu kau sering mengompol di ranjangku? dan Bunda yang harus mencucinya saat kau dititipkan di rumahku?"
"Lalu?" Bella mendelik dengan tangan yang bersendekap.
"Ya, aku juga sekarang ingin tidur di ranjangmu biar adil.!"
"Ah, tidak-tidak!!" Bella menggerakkan tangannya cepat-cepat.
"Aku rasa semuanya sudah impas, dulu kan kau juga selalu dibelikan mainan sebagai ucapan terimakasih dari bundaku."
"Hei, itu hanya mainan. Dan kau tau? bau Pesing di ranjangku tak akan pernah hilang. Dan itu semua karena ulahmu!" Jimmy mengungkit masa lalu dengan sempurna.
"Oh, jadi gara-gara ranjang? ya sudah aku belikan yang baru." Ketus Bella.
" Memang kau punya uang?" Tanya Jimmy penasaran.
" Aku akan minta Ayah."
"Cih!! tidak usah!" Jimmy kemudian mulai menghidupkan motornya.
"Cepat naik! aku tidak mau terlambat."
Di sebuah jendela.
"Lihat Ayah, mereka selalu saja seperti itu." Kata Bunda Suci yang terlihat gemas dengan tingkah keduanya.
"Iya, semoga persahabatan mereka langgeng seperti persahabatan ku dulu dengan ria." Kata Ayah Dandi.
" Bunda tidak yakin Yah. Dulu kalian bisa awet sebab ria adalah wanita tomboy. Dan lihat anaknya yang begitu gemulai. Aku rasa salah satu dari mereka ada yang jatuh cinta."
"Bagus dong! kita bisa menjodohkan mereka nantinya." Jawab ayah Dandi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Ladydiana Diana
hadir...seru critany tp safok pas slh penyebutan tokoh, dinda & ibu winda...hehe tpi ttp smangat thor
2022-07-06
0
NandhiniAnak Babeh
hadir di ceritamu yg ini Mimi
2022-04-21
0
卄ムɴˊ
Mampir ini kak, semangat!
2022-02-11
2