🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼
...POV Bella....
"Betapa lemahnya aku"
Aku menatap sendu pantulan diriku di cermin. Memang benar apa yang mereka katakan, aku jelek, aku gendut. Aku..... Aku tak pantas dekat-dekat dengan Jimmy.
Kini aku mengerti, benar-benar mengerti mengapa Jimmy selalu menolak perasaanku. Aku, aku tak dapat dikatakan layak walaupun hanya sekedar menjadi sahabatnya.
Kulihat bayangan hitam, seseorang berdiri di depan jendela kamarku dan dia tidak lain adalah Jimmy.
Apalagi sekarang kalau tidak untuk mencoba masuk dan tidur di kamarku?
Tidak.... tidak akan kubiarkan kali ini. Akan ku manfaatkan waktu libur sekolah ini untuk merubah diriku.
Aku tidak akan menemuimu Jimmy!! Tidak sampai aku sudah merubah diriku. Dengan segera aku mengunci semua jendela dan juga pintu kamarku.
" Bell, buka!" Kudengar desisnya dari luar kamar.
Seperti bersembunyi dari penagih hutang, aku memilih mematikan lampu kamarku lalu pergi mengabaikan suara berisik yang terus memanggil namaku.
"Bell!!"
Aku duduk di ruang tengah yang sama sekali tak memiliki akses jendela. Kulihat sudah jam sepuluh malam. Ayah dan Bunda sudah terlelap. Mereka pulang saat jam delapan tadi, sudah pasti mereka kelelahan.
KRUK....!
KRUK....!
Bunyi yang lebih menyebalkan muncul. Itu bunyi perutku yang kelaparan. Aku membuka kulkas. Entah mengapa aku tersenyum saat melihat telur di kantung plastik.
Aastaga!! Robbie.
Teman baruku itu memiliki kharisma tersendiri yang mampu membuatku tertawa.
Lapar, sungguh lapar, aku lalu merebus dua butir telur. Sambil menunggunya aku sibuk membaca artikel tentang diet. Aku berharap semoga saja upayaku berhasil. Tanpa kusadari, aku sudah mampu mengabaikan Jimmy saat ini.
Ah, kenapa aku melupakan Tante mira?
Tanteku sendiri, dia memiliki tempat gym. Dia juga banyak membimbing orang-orang untuk menurunkan berat badan. Mengapa aku bisa sebodoh ini?
Baik, akan ku mulai dari sekarang! Semangatku menggebu, setidaknya satu bulan ini akan ku habiskan untuk mengikis lemak di tubuhku.
...POV Author....
Bella yang semangatnya sudah berkobar, tak dapat di padamkan lagi. Pagi-pagi dia sudah membuat keributan dan merengek pada sang Ayah meminta agar di antarkan kerumah Tante Mira, adik dari Ayahnya.
"Ayolah yah, Ayah lihat aku? aku ingin tampil cantik ayah. tidak bisakah kau mendukungku?" Bella merengek manja sambil bergelayut di lengan Ayahnya.
"Bella, kau lihat ini masih jam 4 pagi. Ayah masih ngantuk." Ayah Bella menolak lantaran dia benar-benar masih sangat ngantuk.
"Ayolah Ayah, sekarang biar nanti pagi aku sudah bisa masuk ke ruang gym."
"Bell, tempat gym Tante Mira itu baru buka jam 10. Lagian besok juga bisa. " Sanggah Ayah yang malas lalu memunggungi Bella.
"Bunda, Ayolah bunda saja. Mengapa kalian tidak menyemangatiku? lihat aku sudah berpenampilan seperti ini. Aku sungguh-sungguh ingin diet."
Penampilan Bella memang sangat sporty sekalee, dengan handuk yang tersampir di leher seperti mamang angkot dan jangan lupakan celana training yang melengkapinya.
Sebenarnya dia ingin berangkat pagi-pagi sekali hanya untuk menghindari bertemu dengan Jimmy.
Malas dengan mulut Bella yang terus berkicau, Bunda ria akhirnya bangun dan mengikat rambutnya asal lalu meraih kunci mobil di atas nakas.
"Ayo!" Serunya dengan wajah jutek.
"Yeay...!" Bella melonjak senang.
"Jangan terlalu lelah. Nanti siang pulang, kita makan siang bersama." Kata ayah sambil memejamkan matanya.
"Ayah, Bella tidak akan pulang satu bulan ini Bella ingin menginap dirumah Tante Mira."
Ayah Fauzi yang tadinya menguap lebar seketika ternganga. Dia, dia tidak pernah berpisah lama dengan sang putri. Bagaimana bisa sekarang mereka akan berjauhan dalam satu bulan?
"Tidak! tidak ada acara menginap segala. Ayah menolak keras!!" Ujar Ayah berapi-api dengan cepat rasa kantuknya hilang menguap entah kemana.
"Ayah, biarkan saja. Dia sepertinya sedang bersemangat untuk berolahraga." Kata Bunda Ria yang kini lebih tenang dan mengusap surai Bella.
Merasa mendapatkan dukungan, Bella langsung menghambur dan memeluk erat sang Bunda. " Makasih bunda tayang...!" Katanya sembari cengengesan tidak jelas.
"Hemh...., dua lawan satu nih?" Ayah mengerucutkan bibirnya lalu turun dari ranjang. Dia melebarkan tangannya. "Sini, peluk dulu ayah yang lama, Ayah bakalan kangeeenn.... banget sama kamu Ndut."
Ndut adalah Panggilan sayang dari sang Ayah kepada putri semata wayangnya. Mereka berpelukan hangat bertiga, Ya... begitulah keluarga Bella. Keluarga yang ceria dan hangat walaupun tak sekaya keluarga Jimmy.
...POV Jimmy....
"Hoamz...., berisik sekali!!" Keluhku saat Bunda berteriak-teriak memanggilku dari balik pintu.
"Jimmy!! bangun!!" Serunya dengan tangan yang tak berhenti mengetuk pintu. Mungkin jika tidak segera di buka, maka akan berlubang pintu tersebut.
"Iya!!" Sahutku yang kesal karena tidur yang terganggu. Aku dengan malasnya membukakan pintu dengan mata yang tertutup.
"Ada apa Bunda? ini kan libur, Jimmy tidak sekolah, libur satu bulan Bunda..." Kataku mengingatkannya barangkali dia lupa.
"Eh, buka matanya!" Bunda menepuk kedua pipiku perlahan. "Ayo kita joging, kita ajak Bella juga." Ujarnya yang seketika membuatku membuka mata lebar-lebar. Bukankah ini merupakan kesempatan yang baik? Aku bisa menemuinya dan bertanya mengapa dia berubah dan tak mau membukakan jendela kamarnya untukku.
"Hemh, iya iya. Tunggu aku 5 menit akan berganti baju."
"Oke!" Bunda lalu kembali turun ke bawah.
"Kau, sekarang. Aku akan menangkapmu, ada masalah apa kau menjauhiku dan marah padaku. Padahal aku tak berdosa kepadamu Bella.." aku bermonolog sembari berganti pakaian.
Aku dan Bunda sangat bersemangat untuk melakukan jogging. Aku berharap Bella juga akan ikut bersama kami. Tapi, aku kecewa saat melihat pintu rumahnya tertutup begitu rapat dengan semua lampu yang sudah padam. Itu tandanya penghuninya sudah pergi bukan?
"kemana mereka mengapa rumahnya sangat gelap apa mereka pulang kampung?" Bunda berbicara tetapi tatapan matanya mengarah kepada aku yang itu artinya dia bertanya kepadaku dan jujur saja aku sama sekali tidak tahu kemana perginya Bella.
"aku juga tidak tahu bunda Bella tidak bilang apa-apa padaku kemarin." Aku berbicara sekedarnya tidak mungkin juga Aku mengatakan pada Bunda kalau aku sedang bertengkar dengan Bella. sudah pasti mendengar itu Bunda akan memarahiku karena dia lebih menyayangi Bella daripada aku.
Ini pertama kalinya dia tidak berkata apapun padaku sebelum pergi. Kemana dia? ada urusan apa? kepergiannya yang tiba-tiba membuatku bertanya-tanya dalam hati ku merasakan kehilangan dan juga sesuatu yang kosong merongrong di sana.
...POV Author. ...
1 bulan tidak terasa dan kini sudah waktunya mereka untuk kembali belajar seperti biasa dan 1 bulan juga Bella memblok nomor Jimmy. Jimmy sama sekali tidak bisa menghubunginya.
"Wah......! lihat, lihat dia. Bukankah dia Bella? Dia sangat cantik sekarang lihat tubuhnya banyak berubah."
"Wah 1 bulan tidak bertemu saja sudah banyak perubahan seperti ini?"
"Aku tidak percaya jika itu Bella tapi harus aku akui Dia sangat cantik sekarang mengalahkan Sonia." banyak dari siswa-siswi yang berpijak aku melihat penampilan baru bela-bela bukan lagi sosok yang cupu yang lusuh yang hanya mengutamakan nilai pelajaran tapi dia juga sekarang mengutamakan nilai-nilai dalam penampilan.
"Bella memang sudah cantik dari lama, dia hanya kalah di postur tubuh saja dan sekarang dia membuktikan bahwa dia itu benar-benar cantik luar dan dalam tidak seperti Sonia asal kau tahu!" ketus Mimi berbicara dengan nada kesalnya. Dia seolah ingin melabrak semua yang berbicara miring tentang Bella waktu dulu. sahabatnya dihina, teman baiknya dihina begitu saja. Mimi tidak terima karena hal itu dan sekarang Bella mampu membuktikan jika dia lebih baik dibanding dengan apa yang mereka elu elu Kan sebelumnya yaitu Sonia.
karena berlatih keras, diet ketat dan pengawasan dari sang ahli, Bella berhasil menurunkan berat badannya sebanyak 12 kg dalam 1 bulan dan itu merupakan perubahan yang sangat besar. Tubuhnya menjadi lebih kencang, karena dia rajin berolahraga bukan rajin lagi sepertinya Sekarang dia sudah menjadi maniak dalam berolahraga.
"Wah Bella Kau cantik sekali lihat mereka semua memujimu, buka telingamu dengar celotehan mereka Bella." kata sanitasi yang masih takjub dengan penampilan temannya ini penampilan baru dan diri Bella yang baru.
bukan sekonyong-konyong Bella berubah sendirian, tapi ada sosok pendukung di belakangnya siapakah dia?
Sonia semenjak kejadian itu ini adalah hari pertamanya bertemu kembali dengan Bella ya Bella sempat takut dan ketar-ketir mungkin saja Sonia akan semakin tidak suka padanya karena perubahan penampilan yang sangat signifikan.
Tapi Sonia seolah takut saat melihat Bela bahkan dia tertunduk dan menghindari jalan di mana Bella berjalan tepat di hadapannya. Sonia seketika berbalik arah dan menghindari Bela bukan hanya Sonia saja, tapi seluruh teman Sonia yang waktu itu ikut membully Bela.
"Ada apa ini sebenarnya?"Bella menggumam dan menggaruk kepalanya yang tak gatal dengan satu telunjuknya Oh dia ingat sekarang mungkin Sonia takut dengan ancaman Robbie waktu itu.
Memilih mengacuhkan dan mengabaikan Sonia beserta gen-gennya Bella menikmati hari pertamanya masuk sekolah dengan bercengkrama bersama Mimi Sanita dan Ayu.
"Hai Bell Aku kangen..!!" seru seseorang yang baru saja datang dan dengan serta merta memeluk Bella tanpa malu dilihat oleh siswa yang lainnya.
si.... siapakah yang memeluk Bella?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Ladydiana Diana
robbie
2022-07-06
0
NandhiniAnak Babeh
Robby or Jimmy
🙄🙄🙄🙄🙄
2022-04-23
0
Rizhika mugnia Mugnia
Robbi kah
2021-12-15
0