2. Bad Habit.

Ramai riuh para siswa berdesakan melihat hasil ujian mereka yang terpampang di papan pengumuman sekolah. Tak pernah berpindah dan selalu berada di posisi yang paling teratas. Bella gadis gendut yang pintar selalu bertahan pada peringkat pertama.

"Selalu Bella. Mau siapa lagi memangnya?" Gumam sanita yang berjalan sembari memakan jajanan kantin.

"Aku curiga, jangan-jangan setiap malam otaknya selalu diisi oleh data dari mbah google." Sahut ayu yang terdengar tidak masuk akal.

"Hahahaha!! kalian ini, seharusnya bersyukur. Karena dia mendapat peringkat pertama terus, kita juga jadi ada bahan contekan kan?" Ujar mini yang terdengar realistis.

Dan Bella? Bella hanya mengulum senyumnya sembari berjalan beriringan dengan teman-temannya.

"Si Jimmy, bagaimana nasibnya dia? Masih peringkat terakhir kan tadi?" Sanita menanyai Bella yang sedari tadi hanya diam.

"Masih."Bella mengangguk. "Dia itu semua karena memang dia tidak berminat untuk mengambil jurusan ini. Jurusan ini adalah obsesi dari Ayahnya. Aku terkadang kasihan dengan anak nakal itu." Kata Bella dengan nada suaranya yang datar.

"Kasihan atau suka??" Mini mentoel pipi Bella.

"Ah~~~Min, jangan seperti itu. Nanti kalau dia dengar akan salah paham." Bella clingukan dan melihat kesekitar teras sekolah. Dia takut kalau-kalau tiba-tiba Jimmy muncul.

"Biarkan juga kalau dia dengar, kau sudah menyukainya dari lama kan?" Kata Ayu.

"Iya, aku heran. Selain nakal, ternyata Jimmy juga bebal. Mengapa dia tidak tau kalau kau menyukainya? Padahal itu semua terlihat jelas dari matamu." Celetuk Sanita.

Bella mendelik. " Apa?" Dia menghentikan langkahnya. "Apa sangat terlihat?" Bella melongo terkejut mendengar penuturan Sanita.

"Bell! Ayok!!" Teriak Jimmy dari parkir motor. Jimmy sudah siap berada di atas motor dan memegang satu helm berwarna kuning untuk Bella.

"Tuh, lihat. Sudah sangat pacarable banget kan?" Ayu kembali meledek Bella yang tersipu.

"Ih, apaan sih? Aku duluan ya!!" Bella berlari kecil dan melambaikan tangannya sebelum pergi.

"Bella yang malang. Sepertinya Jimmy hanya memanfaatkan kepintaran dan kebaikan hati Bella saja." Kata Sanita.

"Em... benar! aku juga berpikiran sama." Kata mini.

"Iya, terlihat sekali dari wajahnya yang picik. Tapi mau bagaimana, Bella sudah dekat dengannya sedari bayi." Ayu menimpali. Mereka bergunjing tepat setelah Bella pergi.

Di atas motor Jimmy.

"Bell, aku traktir makan mau?" Kata Jimmy yang fokus mengemudi.

"Ya mau lah, kalau di traktir." Jawaban polos Bella terdengar klasik.

"Ah, tapi uangku hanya cukup untuk membeli Boba."

"Emm, tidak usah kalau begitu. Aku sedang mengurangi mengkonsumsi gula Jim."

"Hah? apa yakin bisa?" Jimmy setengah berteriak karena suara Bella lenyap tersapu angin.

"Iya bisa!!" Jawab Bella dengan berteriak sebab angin bertambah di kencang dan langit menggelap dengan tiba-tiba.

Bruzz....!!

Hujan turun dengan derasnya tapi Jimmy tidak menghentikan laju motornya. Dia tetap melesat meski dengan jarak pandang yang amat sangat terbatas dan sebenarnya sangat membahayakan.

"Jim, berhenti saja. Kita berteduh dulu."

"Tidak, sudah terlanjur basah Bell, Kita langsung pulang saja."

Bukan karena hobi terguyur hujan, tapi Jimmy takut berteduh dalam keadaan basah dan berdiam di bawah pohon bukan pilihan yang tepat saat hujan lebat. Rawan roboh atau bahkan tersambar petir itu yang Jimmy takutkan.

Jimmy tancap gas dan membuat Bella mengeratkan pelukannya hingga buah dada Bella menempel di punggung Jimmy. Ada gelanyar yang menyerang dan membuat sesuatu menggembung dibawah sana. Tapi bukan Jimmy namanya kalau dia tidak bisa menghandle hal sepele macam itu.

"Bunda sudah pulang?" Tanya Jimmy saat sampai di depan rumah Bella dan melihat semua lampu rumah Bella masih dalam keadaan padam.

"Belum!" Seru Bella menjawab.

Kepulangan Ayah dan Bunda di undur karena ada beberapa urusan yang belum selesai.

Menggigil kedinginan Jimmy lantas masuk kedalam kamar mandi untuk menyelesaikan sesuatu yang menggebu di dalam dirinya. Gejolak ingin mengungkung suatu tubuh yang padat dan kenyal, "Ah tidak bisa, Bella itu sahabatmu Jim! Damn!! kenapa aku mudah terang***g dengan sentuhannya akhir-akhir ini!" Gumam Jimmy bermonolog.

Sementara di kamar Bella.

Bella telah selesai mandi dan sedang bercengkrama dengan Ayah dan Bundanya melalui sambungan telepon.

'Sayang, kamu tadi hujan-hujanan?' Tanya Bunda yang melihat rambut basah dan juga Bella yang bersin-bersin.

'Hachu...!' Bella mengusap ingusnya. 'Iya Bunda. Biasa Jimmy dia kan paling hobi sama hujan.'

'Huh, dasar anak itu tidak pernah tumbuh besar. Selalu hujan-hujanan.' Bunda ria menggeleng dan tertawa kecil.

'Hati-hati dirumah ya Sayang. Lusa Bunda baru pulang. Persediaan makanan di kulkas masih cukup kan?'

'Iya Bun, masih banyak. Bunda suci juga selalu memberiku lauk. Mungkin dia takut aku kurus.'

'Sayang, Sudah jangan bahas soal berat badan lagi Oke. Yang terpenting adalah kamu bahagia dan sehat. Bunda mendukung upayamu untuk menurunkan berat badan tapi jangan terlalu kau pikirkan ya. Jangan sampai itu menjadi beban dan membuatmu tertekan. Kau masih berolahraga rutin kan selama Ayah dan Bunda pergi?'

'Iya Bun.' Bella tersenyum.

Setelah dirasa cukup, Panggilan akhirnya terputus.

Rupanya sedari tadi, Jimmy sudah berdiri di depan jendela Bella dengan melipat tangannya ke dada dan menatap Bella intens.

"Tembem! buka jendelanya!" Jimmy memanggil Bella yang belum menyadari keberadaannya.

"Aish...! Orang gila itu lagi. Kenapa aku selalu menurut dengan orang gila itu?" Bella menggerutu sambil berjalan dan membuka jendela kamarnya.

"Lama sekali!" Protes Jimmy yang kemudian masuk dengan gayanya yang songong.

"Sabar!! Kalau kau tak sabar pulang saja sana!!" Bella balas mengancam yang tentunya hanya candaan.

"Nyonya besar, sayangku, my baby panda bukain dong." Jimmy merayu dan menunjukkan sesuatu Yanga dari tadi disembunyikan di dalam saku Hoodie miliknya.

Runtuh sudah aksi jual mahal Bella bila berhadapan dengan si coklat yang manis kesukaannya. "Jim, mari masuk tuan muda." Kata Bella yang menyambut dengan wajah yang manis.

"Nah begitu dong." Kata Jimmy sembari mencubit gemas pipi tembem Bella.

Yah seperti itulah dan mereka kemudian tertawa bersama.

"Bell," Jimmy memanggil Bella yang sudah asik mengonsumsi makanan dengan kadar gula yang lumayan tinggi itu.

"Hemm" Acuh Bella menanggapi. Konsentrasinya masih tertuju Pada si coklat.

"Kerokin." Kata Jimmy yang sudah bertelanjang dada dan tengkurap begitu saja di samping Bella yang duduk dilantai dan melahap coklat.

Mata Bella membulat dan dia tersedak. Siapa sih yang tidak terkejut jika tiba-tiba orang yang ditaksir ada disampingnya lalu membuka baju. Wah, pikiran wanita mana yang tak traveling ketika berhadapan dengan situasi yang menyenangkan seperti ini?

"Uhuk...!Uhuk...!" Bella terbatuk dan Jimmy langsung mengusap perlahan punggung sahabatnya. Kalian tau yang diusap? Bella terbengong-bengong.

"Pelan-pelan makanya."

"Ka.... kau masuk angin?" Bella mengalihkan suasana agar tak begitu terasa canggung.

"Bukan, Masuk hotel!!" Ketus Jimmy yang kemudian kembali tengkurap.

Wajah Jimmy terlihat lesu. Dan Bella paham akan hal itu.

"Ada apa? dimarahin lagi sama Ayah?" Tanya Bella dengan tangan yang sudah mulai menggerakkan koin kesana-kemari.

"Iya, selalu dan di bandingkan lagi denganmu. hemh...!" Jimmy mendengus kesal.

"Sabar tuan muda. Mungkin Tuan Dandi hanya khilaf." Cetus bela mencairkan suasana yang mulai terasa dingin.

"Bell, Nanti Setelah lulus mau kemana?" Basa-basi Jimmy mengalihkan topik utama.

"Kemana nanti terserah Ayah Jim."

"Iya, kau enak pasti diterima bahkan sebelum mendaftar pasti beasiswa sudah mengantri kan?"

" Kau tau?"

"Iya, Ayahku juga turut menjadi donatur beasiswa disalah satu kampus yang terkenal. Kau nanti juga tau, makanya dari tadi hanya namamu saja yang di pakai sebagai perbandingan dengan kebodohanku ini."

"Sabar Jim. Tidak apa-apa bodoh, Asalkan kaya. Hehehehe!" Cetus Bella sembari memijit leher Jimmy.

"Iya kau benar, buat apa aku bersusah payah. Tinggal duduk menikmati harta keluarga saja kan?" Ujar Jimmy.

"Lagi!" Titahnya saat tangan Bella berhenti memijitnya.

"Bayar berapa minta lagi?" Bella bercanda.

"Aku ada uang," Jimmy merogoh kantung celananya dan menarik uang 200 ribu. "Ini, malam ini tidur bersamaku." Katanya sombong.

"Hahaha! udah seperti sedang open bo Saja aku." Bella menertawai dirinya sendiri.

"Dari bayi, kau sudah open bo denganku bell." Celetuk Jimmy yang memang benar itu faktanya.

Dari bayi mereka sudah seperti saudara kembar yang makan tidur bersama. Bunda Suci yang kaya raya, punya banyak pembantu dengan waktu luangnya bisa sangat mudah mengurus dia bayi sekaligus.

Tapi bunda ria yang hanya sebagai sekretaris di sebuah perusahaan kecil harus pontang-panting sampai lupa waktu dan keteteran dalam mengurus anak. Itulah mengapa Bella sering dititipkan pada keluarga Jimmy.

Di rumah Jimmy.

"Ayah, jangan terlalu keras sama anak. Lihat anak-anak mu semakin jauh darimu. Lihat Rama, dia memilih untuk menempuh pendidikan militer secara mandiri tanpa bantuanmu dan sekarang Jimmy. Apa kau ingin Jimmy juga meninggalkan kita?" Bunda Suci mencoba meluluhkan hati suaminya.

"Darling, kau tau kenapa aku bersikap seperti itu pada Jimmy? Dia itu tidak berusaha sama sekali dalam belajar, nilainya sellau anjlok! Aku malu Bun, malu!!" Ayah Dandi berkabut emosi.

"Ya, tapi apa salahnya mempercayai anak? membiarkan dia memilih apa yang akan menjadi tujuan hidupnya. jadikan dia temanmu bukan musuhmu!"

"Darling! Aku selalu memberikan apa yang mereka mau. Tapi untuk yang satu ini, harus menurut padaku. Jika tidak Jimmy, lantas siapa yang akan melanjutkan bisnis kita? Rama?"

"Rama itu pembangkang yang ulung, itu semua karena kau yang teramat memanjakan anak itu."

"Ayah!!" Bunda suci memekik lalui memeluk suaminya dari belakang.

"Aku bukan memanjakannya, tapi aku mempercayai keputusan dan jalan hidupnya. Aku ingin dia bisa mempertanggungjawabkan apa yang dia pilih."

"Terserah!!" Kata Ayah Dandi yang kemudian melepaskan pelukan hangat istrinya.

Di kamar Bella.

Kedua sahabat itu masih saja saling membandingkan keberuntungan satu sama lain. Mereka merasa hidup mereka tidak lebih beruntung dibandingkan dengan hidup orang lain.

" Bell." Jimmy bersandar pada Bella yang masih asik menonton drama.

" Hem" Sahutnya.

"Pesen apa gitu." Jimmy mengambil kripik singkong yang tengah dipangku oleh Bella.

"Apa? ini habiskan masih banyak makanan juga."

"Apalah gitu yang berkuah dan panas."

"Sana kemerapi, kau makan itu lava pijar." Bella acuh.

"Ih, dasar! gendut." Kesal Jimmy.

"Gendut?" Sepenggal kata yang sangat sensitif di telinga Bella. Bella langsung mendelik.

"Walaupun gendot, pipimu bulad, tapi kau tetap ku sayang." Cicit Jimmy menirukan lagu jenaka sambil memeluk Bella dari belakang.

"Terus saja kau bernyanyi kalau ingin melihat aksi sumo sekarang." Bella mengancam tanpa senyuman.

"Nyonya besar, sayangku, my baby panda. Jangan marah." Rayunya.

Malam semakin larut dan akhirnya kedua sahabat itu tertidur bersama di depan TV yang menyala sampai pagi. Ibarat kata, cinta hadir karena terbiasa itulah yang membuat benih cinta tumbuh di hati Bella. Tapi bagaimana dengan Jimmy??

Tidur bersama, mempunyai hubungan lebih dari sekedar teman dan kurang dari pacaran bukankah itu merupakan bad habit?

Tapi mereka suka, dan saling tergantung satu sama lain tanpa ada kejelasan.

Terpopuler

Comments

NandhiniAnak Babeh

NandhiniAnak Babeh

hadir lagi thor...🥰🥰

2022-04-22

0

Susan

Susan

pria dan wanita berteman atw bersahabat itu mustahil.

2021-12-15

0

Rizhika mugnia Mugnia

Rizhika mugnia Mugnia

nunggu mau di bawa kmn ceritanya....apa mau main rolicoster kaya kakakku suamiku

2021-12-15

0

lihat semua
Episodes
1 1. prolog.
2 2. Bad Habit.
3 3. This is not a good day.
4 4. Who r u ( Robbie Prayudha) ?
5 5. This is, me. New my self.
6 6. I love you Bella
7 7. It's not you.
8 8. Annoying
9 9. You make me feel better.
10 10. What about this?
11 11. New game
12 12. can I feeling happy?
13 13. Enjoy your life
14 14. He's stole my kiss.
15 15. Just kidding
16 16. Meet with him again.
17 17. Eating together.
18 18. Comfy
19 19. Will you?
20 20. First date.
21 21. Jealous.
22 a~> Lampu Taman.
23 b~> memeluk
24 c~> Usaha batas berlebih
25 ~> d. Mendadak pergi.
26 23. Agak pedih.
27 ~ Mengakui
28 ~ pesan
29 Kemarahannya.
30 ~ Siap!
31 ~ Getir
32 ~ Kelegaan
33 ~ Hari pertama.
34 ~ tak terduga.
35 ~ Let's beginning
36 ~ Haruskah?
37 ~ Putus
38 ~ Mengalir seperti air
39 ~ Jadi itu kamu?
40 ~ ngapain?
41 ~ 30 menit
42 ~ sengaja pun boleh
43 ~ Apa maksudnya?
44 ~ ada apa dengan jantungku?
45 ~ menolak mentah-mentah
46 ~ Chagiya.
47 ~ Gila.
48 ~ pelet apa
49 ~ in my dream Mas.
50 ~ Dalam lelapnya.
51 ~ Apa dia marah?
52 ~ Prefrontal cortex
53 ~ Darah lebih kental daripada air.
54 ~ Tak tenang.
55 ~ Ceroboh
56 ~ Kalian tega.
57 ~ Jodoh
58 ~ calon mertua.
59 ~ Hangat dekapan.
60 ~ sun
61 ~ Aku dapat.
62 ~ sama sama sibuk.
63 ~ Vitamin C
64 ~ memancing.
65 ~ Penginapan
66 ~ Ayo menikah
67 ~ Malam pertama
68 ~ Malangnya aku.
69 ~ Salah sasaran.
70 ~ Berpeluh.
71 ~ sudah seharusnya
72 72. final
73 73. Adakah
Episodes

Updated 73 Episodes

1
1. prolog.
2
2. Bad Habit.
3
3. This is not a good day.
4
4. Who r u ( Robbie Prayudha) ?
5
5. This is, me. New my self.
6
6. I love you Bella
7
7. It's not you.
8
8. Annoying
9
9. You make me feel better.
10
10. What about this?
11
11. New game
12
12. can I feeling happy?
13
13. Enjoy your life
14
14. He's stole my kiss.
15
15. Just kidding
16
16. Meet with him again.
17
17. Eating together.
18
18. Comfy
19
19. Will you?
20
20. First date.
21
21. Jealous.
22
a~> Lampu Taman.
23
b~> memeluk
24
c~> Usaha batas berlebih
25
~> d. Mendadak pergi.
26
23. Agak pedih.
27
~ Mengakui
28
~ pesan
29
Kemarahannya.
30
~ Siap!
31
~ Getir
32
~ Kelegaan
33
~ Hari pertama.
34
~ tak terduga.
35
~ Let's beginning
36
~ Haruskah?
37
~ Putus
38
~ Mengalir seperti air
39
~ Jadi itu kamu?
40
~ ngapain?
41
~ 30 menit
42
~ sengaja pun boleh
43
~ Apa maksudnya?
44
~ ada apa dengan jantungku?
45
~ menolak mentah-mentah
46
~ Chagiya.
47
~ Gila.
48
~ pelet apa
49
~ in my dream Mas.
50
~ Dalam lelapnya.
51
~ Apa dia marah?
52
~ Prefrontal cortex
53
~ Darah lebih kental daripada air.
54
~ Tak tenang.
55
~ Ceroboh
56
~ Kalian tega.
57
~ Jodoh
58
~ calon mertua.
59
~ Hangat dekapan.
60
~ sun
61
~ Aku dapat.
62
~ sama sama sibuk.
63
~ Vitamin C
64
~ memancing.
65
~ Penginapan
66
~ Ayo menikah
67
~ Malam pertama
68
~ Malangnya aku.
69
~ Salah sasaran.
70
~ Berpeluh.
71
~ sudah seharusnya
72
72. final
73
73. Adakah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!