Terjebak Pernikahan
"El seharusnya kamu tidak berfikiran untuk merebut Adrian lagi dari Nayla. Biar bagaimanapun Adrian itu sangat mencintai Nayla. Mungkin saya tidak berhak untuk ikut campur masalah pribadi kalian. Tapi sebagai sahabat Adrian, saya ikut merasa prihatin melihat rumah tangganya hancur. Lagian apa kamu mau di cap sebagai wanita pelakor?" Kata-kata Erik begitu tajam menusuk hati El. Ternyata tujuan Erik mengajaknya bertemu di cafe ini hanya untuk itu. Hanya untuk mengatakan kalau dirinya pelakor.
"Cukup Erik, kamu nggak tahu apa-apa. Apa yang kamu tahu tentang masa lalu saya dan Adrian? Apa menurut mu saya wanita yang baru dikenalnya? Apa kamu tahu saya telah memendam perasaan kepada Adrian bahkan sejak kami masih di bangku SMP? Sekarang berhentilah menjadi pahlawan kesiangan, urus saja urusanmu" El memandangi Erik tajam, bahkan lebih tajam dari tatapan elang.
"Ok, mungkin nanti kamu akan menikah dengan Adrian, dan kamu bahkan merebut lelaki pujaan mu lagi. Tapi, apa kamu siap menikahi seseorang yang tidak mencintaimu? Ucap Erik sambil tersenyum tipis, lelaki tampan itu berusaha mengurai fakta di depan mata El yang sekarang dibutakan oleh cintanya.
"Adrian pasti akan mencintai saya nanti setelah kami memiliki anak" El menjawab mantap
"Setelah memiliki anak? hahahaha" Adrian tertawa sambil memandangi El.
"El El, kamu wanita cantik, tapi bodoh ya. Seberapa yakin kamu akan ditiduri suami yang tidak mencintaimu? atau Seberapa yakin kamu akan dicintai? Apa kamu rela menjadikan hidupmu sebagai bahan taruhan. Jika kamu kalah kami akan terbuang menjadi pecundang?" Perkataan Erik membuat darah El sudah semakin mendidih.
"Lalu apa mau mu sekarang" El sudah bicara dengan nada tinggi sambil menggebrak meja. Beberapa tamu sontak melihat mereka berdua, lalu kembali fokus ke urusan merek masing-masing.
"El, berhentilah mengejar Adrian biarkanlah dia bahagia bersama Nayla, Nayla itu orang yang sangat baik. Dan setau saya sekarang dia hanya memiliki Adrian dalam hidupnya. Sesama wanita apa kamu tidak kasihan dengan Nayla? Lagian, kamu seorang publik figur apa kamu mau citra kamu hancur dan karirmu pupus? Coba pikirkan baik-baik tentang itu" Erik sudah bicara serius tapi tetap santai.
El menghirup nafas dalam bagaimanapun apa yang dikatakan Erik ada benarnya juga. Sekarang dia sudah merasa tersudut sendiri, mungkin semua orang akan menyangka dirinya jahat, dirinya seorang pelakor. Lalu bagaimana dengan cinta pertamanya, dan bagaimana dengan karirnya nanti jika benar dia akan menjadi seorang pelakor tentu itu akan merusak nama baiknya. Semua pertanyaan berputar di otaknya membuat kepalanya pusing, perlahan matanya mulai panas. Ekor matanya mulai digenangi air yang sial jatuh sekarang.
"Aku harus pergi sekarang, selamat siang" Ujarnya dengan suara bergetar menahan tangis. Erik tertegun melihat El, ada perasaan bersalah di hati Erik, bagaimanapun baru kali ini ada wanita yang menangis di depannya. Apalagi ini seorang wanita yang sangat cantik dan seorang putri iklan. Tapi perkataannya telah membuat wanita itu bersedih, walaupun apa yang dikatakan itu benar. El berlari menuju mobilnya, yang langsung dihadang oleh beberapa orang yang meminta foto bersama tapi tidak dihiraukan El dia malah langsung masuk ke mobilnya dan membanting pintu mobil kasar. El sudah menyandarkan keningnya di stir mobil, air mata sudah mengucur dengan derasnya. Apa memang sudah sejahat itu dirinya? apa iya dia seorang pelakor? Dia menangisi keadaannya sendiri. Sementara Erik yang melihat El menangis langsung menyusulnya keluar setelah membayar di kasir. Erik hanya ingin menyelamatkan rumah tangga sahabatnya yang diujung tanduk itu. Tapi melihat El yang menangis seperti itu, dia malah kelabakan tidak tahu harus bagaimana. Dia wanita itu tidak konsentrasi mengemudi nanti, biar bagaimanapun dialah yang menyebabkan El menangis. Erik sudah masuk ke dalam mobilnya, sambil memperhatikan El. Lama mobil itu tidak bergerak, Erik menunggunya dengan sabar sambil menelpon seseorang
"Halo Reno, segera kamu datangi cafe XX nanti saya share lokasinya. Dan kamu ikuti mobil putih dengan BA XX. Dan pastikan wanita yang mengemudikan mobil itu sampai tujuan dengan selamat"
"Ok tuan, perintah segera dilaksanakan" Ucap seorang pemuda dari seberang sana. Bagi Erik mudah saja mengatur semuanya. Dengan posisinya sebagai pewaris tunggal dari raja bisnis negeri ini sangat mudah baginya melakukan apapun dalam sekejap. Tapi tentu sekarang dia masih nyaman dengan kamuflasenya dan hidup seperti manusia normal. Tak lama orang suruhan Erik datang, dan segera mengikuti mobil El yang telah melaju meninggalkan cafe. El melajukan mobilnya dengan cepat, karena dalam hati dia sangat menyesal bertemu dengan Erik, jika perkataan Erik hanya akan membuat hatinya sakit.
"Dasar Erik sialan, ngapain juga lu ikut campur urusan gue? Apa lu mau jadi pahlawan kesiangan? Apa lu juga mau berkorban untuk sahabat lu itu? Apa lu nggak sekedar membual menceramahi gue ha?" El menggerutu, membawa mobil dengan emosi. Sampai dia menyadari seseorang yang akan melintasi jalan, El langsung menekan klakson mobil dan sedikit membelokkan stir. Orang yang melintas itu pun tidak jadi melangkahkan kakinya. Sementara El masih melaju dengan cepatnya memotong beberapa mobil di depan. Tapi Reno tidak mau kehilangan jejak diapun membenamkan gasnya menambah kecepatan mobilnya, sekarang El dan Reno sudah balap-balapan di jalan. Tak lama sampailah El dirumahnya,dia segera memasukkan mobil ke halaman dan memarkir di garasi rumahnya.
Reno yang memperhatikannya dari luar pagar segera menelpon Erik. Hp Erik bergetar, dia segera mengangkatnya.
"Halo Tuan, wanita yang mengendarai mobil putih sudah sampai dengan selamat di rumahnya. Meski tadi dia hampir menabrak orang, karena dia mengemudikan mobil dengan sangat cepat. Sepertinya wanita itu sangat lihai mengemudikan mobil, sampai-sampai saya tadi hampir kehilangan jejak" Reno memberikan informasi kepada tuannya. Dalam hati dia masih bertanya siapa perempuan itu sebenarnya? Ada hubungan apa dengan tuannya? karena setahu Reno selama ini tuannya tidak pernah dekat dengan wanita. Bahkan ada rumor yang mengatakan tuannya itu gay. Tapi sekarang tiba-tiba dekat dengan perempuan, apa perempuan itu pacarnya? Reno masih berfikir sendiri tapi takut menanyakannya.
"Ok syukurlah Reno, Terimakasih kamu sudah melaksanakan tugas dengan baik"
Erik mematikan telepon dengan hati yang lega, akhirnya El sampai dengan selamat setidaknya dia tidak akan merasa bersalah kalau seandainya terjadi apa-apa dengan perempuan itu sehabis menemuinya.
"Pembalap juga tuh cewek, pasti lu kesal kan sama gue? maaf ya El gue cuma mau menyelamatkan pernikahan sahabat gue Adrian. Setelah ini terserah lu mau nikah sama siapa juga" Gerutu Erik sambil mengemudikan mobilnya.
bersambung❤️❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments