Hari ini adalah hari pernikahan El dengan Adrian, segala usaha Mama dan Papa El sepertinya tidak membuahkan hasil. Disini di ruangan ini Adrian dan El telah duduk di depan penghulu, acara pernikahan akan segera dilaksanakan. El terlihat sangat cantik dengan baju kebaya putihnya begitu juga Adrian dengan setelan jas hitamnya. Namun suasana disini tidaklah menunjukkan aura bahagia, bahkan banyak orang berwajah sedih termasuk Adrian. Dia tidak ceria seperti calon pengantin lainnya. Begitu juga Mama dan Papa El dengan berat hati terpaksa hadir menyaksikan Pernikahan putri mereka yang begitu sederhana,hanya dihadiri beberapa kerabat dekat saja.
"Ya sudah pak, mari langsung saja di mulai acara pernikahan pak" Ucap buk Hana dengan senyuman ke pada pak penghulu yang juga seperti ikut merasakan udara tak nyaman disini.
"Baiklah Pak, Buk bisa kita mulai sekarang?" Pak penghulu bertanya kepada kepada Adrian dan El yang sedang berada di hadapannya. Adrian tidak menjawab dia hanya menganggukkan kepala pelan, dalam hati dia masih berharap acara pernikahan ini tidak pernah terjadi. El seperti bisa merasakan perasaan Adrian yang dari tadi hanya menunduk, dia tidak melihat El sedikitpun. El merasa seperti seseorang yang tidak diinginkan disini, banyak mata yang memandangnya tidak suka membuat hatinya galau kembali. Sekilas dia ingat lagi perkataan Mama semalam yang menyebut dirinya seorang pelakor, kepalanya mendadak pusing air mata sudah menggenang di mata yang mulai terasa hangat.
"Baiklah pak, mari kita mulai" Pak penghulu mengulurkan tangannya, Adrian menjawabnya seperti ragu-ragu namun akhirnya tangan mereka saling berjabat juga.
"Saya nikahkan saudara Adrian" Pak penghulu sudah mulai membacakan ijab kabul. Tapi tiba-tiba El merasa tidak nyaman, dia merasa sudah melakukan hal yang salah. Ada hati yang berbisik bahwa dia bukanlah seorang pelakor, dia tidak boleh melanjutkan pernikahan ini.
"Hentikan Pak! pernikahan ini tidak bisa dilanjutkan" Teriaknya sambil berlinang air mata. Pak penghulu terkejut dan langsung menghentikan kalimatnya, begitu juga para tamu undangan dan tak terkecuali Erik yang juga hadir di pernikahan sahabatnya itu.
"Adrian, maafin aku ya. Aku tahu kamu terpaksa melakukan pernikahan ini. Aku tahu aku telah egois, aku jahat aku telah menghancurkan rumah tangga kamu dan Nayla. Sekarang kita tidak usah lanjutkan pernikahan ini. Kamu kembalilah kepada Nayla. Aku tahu kalian saling mencintai hiks hiks" Ucapnya dengan isak yang sudah tak tertahankan mendadak pandangan mata yang tadi benci berubah menjadi iba dan haru.
"Mama Papa maafkan El yang sudah membuat Mama dan Papa sedih. El janji tidak akan mengulanginya lagi" Ucapnya terisak sambil bersimpuh pada Mama dan Papanya. Sekarang semua riasan wajahnya sudah belepotan tapi dia tidak peduli lagi dengan semua itu.
"Sudahlah, El jangan bersedih lagi ya Nak, Papa tahu kamu anak yang baik. Papa dan Mama sudah memaafkan kamu sayang" Ucap Mama dengan rasa haru dan syukur yang teramat dalam. Hanya buk Hana disini yang terlihat kesal dengan pembatalan pernikahan ini. Buk Hana merasa tertampar dengan sikap El, dia pun sudah menunjukkan muka yang masam sekarang.
"El, terimakasih ya. Aku tahu kamu gadis yang baik. Kelak kamu akan mendapatkan seseorang yang jauh lebih baik dari aku" Adrian ikut terharu sekaligus bersyukur dengan sikap El.
"Mama, maafkan kami tidak bisa melanjutkan pernikahan ini" sudah menatap mama dengan perasaaan bersalah tidak bisa membahagiakan wanita yang melahirkannya itu. Buk Hana hanya terdiam,tiada satu katapun keluar dari mulutnya. Sementara El masih sibuk membersihkan make up yang belepotan dengan tisu, tanpa ia sadari ada mata yang dari tadi memperhatikannya. Mata yang turut merasakan keharuan akan tindakan El, dan kini tarasa tatapan itu telah membuahkan senyum dibibir merahnya. Iya, Bibir merah Erik ikut tersenyum dan merasa lega sudah dapat menyelamatkan pernikahan sahabatnya Adrian. Mungkin apa yang dikatakan waktu itu di cafe telah mengubah pandangan El, dan sekarang dapat menyelamatkan hidupnya sendiri dan juga Adrian.
"Ya sudah Bapak Ibu dan semuanya, saya mohon diri dulu. Karena ada acara lain yang akan saya hadiri" Pak penghulu sudah pamit kepada Buk Hana dan beberapa orang yang masih ada di sana.
"Baiklah kalau begitu terimakasih ya Pak," Buk Hana masih berat melepas pak penghulu. Tapi sekarang dia tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Para tamu juga sudah mulai meninggalkan ruangan ini satu persatu. Pertanda Buk Hana harus segera mengubur mimpinya dalam-dalam.
El yang masih sibuk dengan make up nya, tiba-tiba mengalihkan pandang sehingga pandangannya beradu dengan pandangan Erik yang juga sedang menatapnya. Erik melempar senyum pada El, pertanda bangga dengan apa yang dilakukan El. Tapi El tidak membalas malah memalingkan pandangannya dari Erik. Dalam hati dia kesal karena Erik telah menang darinya, karena berarti secara tidak langsung Erik akan berfikir dia mengikuti saran yang di berikan di cafe waktu itu.
"Apa lu liat-liat gue Rik, apa lu bahagia sekarang? Apa lu udah merasa menang?" Teriaknya dalam hati masih teringat senyum kemenangan Erik tadi. Dia memaki Erik sepuasnya dalam hati, sementara Erik masih betah memandangi wajah El yang lucu dengan make up nya yang belepotan.
"Rik, gue benar-benar makasih banget sama Lu. berkat rencana Lu, sekarang pernikahan gue dan Nayla bisa terselamatkan. Lu memang bisa diandalkan" Adrian sudah menepuk-nepuk bahu Erik.
"Santai saja Bro, sahabat mana yang tega liat rumah tangga sahabatnya sendiri hancur. Apalagi gue tahu Lu dan Nayla saling mencintai. Sekarang gue bisa lega Lu dan Nayla bisa bersatu kembali sekarang" Erik memegang bahu Adrian hangat seakan mentransferkan energi positif yang dia rasakan kini.
"Sekali lagi makasih ya Bro" Adrian tersenyum hangat.
"Iya Bro, jangan sibuk makasih aja. Ngomong-ngomong Nayla mana? gue nggak lihat dia dari tadi" Erik mengedarkan pandang tapi dia tidak menemukan seseorang yang dicarinya.
"Itulah Bro, gue nggak lihat istri gue dari tadi. Dia pasti nggak sanggup menghadiri pernikahan ini" Muka Adrian telah memelas lagi.
"Ya sudah Lu segera susul Nayla deh Bro, kasihan dia pasti dia sangat tersakiti karena pernikahan ini". Erik memberikan saran kepada Adrian
"Ok Bro, Adu jotos dulu dong" Adrian sudah mengepalkan tangannya di awang-awang. Erik membalas kepalan tangan Adrian. Seraya tersenyum bahagia bersama sahabatnya itu.
"Ok gue pergi dulu ya" Adrian pun berlalu meninggalkan Erik. Sementara para tamu yang hadir di acara pernikahan ini sudah mulai membubarkan diri dan meninggalkan lokasi pernikahan. Sementara Erik masih berdiri di sana, dia masih memandangi El yang berbicara dengan Papa dan Mamanya. Tampak mereka menenangkan El yang sedang galau itu, tapi dia tetap merasa bangga pada El. Entah bangga sebagai siapa dia juga tidak tahu yang jelas hatinya lega El tidak jadi menikah dengan Adrian. Hatinya lega sudah menyelamatkan rumah tangga sahabatnya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments