Galau

El sudah sampai dirumahnya, mengetok pintu perlahan.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam, El kamu dari mana aja Nak?, kenapa kamu pergi tadi tidak izin dulu sama Mama?" Mama sudah kesal melihat tingkah El akhir-akhir ini. El memang sering keluar rumah untuk menemui Buk Hana. Bahkan dia betah berlama-lama di rumah Adrian yang sudah beristri. Mama malu sekaligus tidak habis pikir dengan jalan pikiran anaknya itu. Entah apalah yang dikatakan buk Hana kepadanya sehingga membuat dirinya lupa berpikir secara waras.

"El tadi keluar sebentar menemui teman El"

El melangkah menuju kamar, ingin berlari dari introgasi mamanya.

"Tunggu El, ada yang mau Mam omongin sama kamu" Mama sudah memegang tangan El yang hendak pergi ke kamar. El berhenti dan terdiam tanda mempersilahkan Mamanya bicara.

"El, Mama sebenarnya betul-betul tidak setuju dengan dengan rencana pernikahan kamu dengan Adrian. Mama nggak mau anak gadis satu-satunya dicap orang-orang sebagai pelakor" Ucap Mama menjelaskan perasaannya Pada El

"Tapi kenapa Mama kemaren bilang menyetujui pernikahan kami Ma?" El menyudutkan Mamanya

"El, kami kan tahu sendiri selama ini keluarga kita telah banyak berhutang budi pada keluarga Adrian. Almarhum Papa Adrian telah banyak membantu Papa dalam masa kritis dulu El" Mama menjelaskan dengan air mata yang sudah menggenang, dihatinya dia tidak rela jika El sampai-sampai benar menjadi seorang pelakor

"Tapi Mama sudah terlanjur menyetujuinya Ma"

Ucap El berkilah ingin tetap melaksanakan pernikahannya.

"Tapi El, kamu yang bisa membatalkannya. Mumpung semuanya belum terlambat" Ucap mama mengiba.

"Ma, semua persiapan sudah pernikahan sudah Ok Ma. Tinggal besok ijab kabul El dan Adrian Ma. Apa Mama nggak mau melihat El bahagia dengan lelaki yang El cintai selama ini?" El membantah Mamanya lagi

"El, kamu yakin kamu bakalan bahagia diatas penderitaan Nayla? kamu ingat kebaikan Nayla dulu mengantarkan kamu bersama Adrian tengah malam ke rumah. Apa kamu tega menyakiti hati sesama wanita El?" pertanyaan Mama benar-benar menusuk hati El, seakan El wanita terjahat di dunia saat ini.

"Lagian seberapa yakin kamu akan dicintai oleh Adrian?" Apakah kamu mau menjadikan hatimu sebagai taruhan konyol? Jika Adrian tidak pernah mencintai kamu, kamu akan terbuang sia-sia El dan harus siap menyandang status menjadi janda" perkataan Mama lagi-lagi tak dapat di bantah El. Perkataan yang hampir mirip dengan perkataan Erik yang didengarnya di cafe tadi. Membuat hatinya galau, tatapannya nanar dia tersudut air mata sudah menggenang dimatanya. Biar bagaimanapun perkataan Mama ada benarnya juga.

"El" Papa yang dari tadi terganggu mendengar suara bising akhirnya keluar juga dari kamar dan sudah berdiri dibelakang El.

"Papa" El menghapus air matanya yang mengalir, begitu juga Mama seakan mereka kompak untuk menyembunyikan kesedihan dari Papa. Tapi Papa El bukanlah anak kecil yang tidak tahu membaca situasi, secepat mungkin Papa sudah dapat membaca semua percakapan mereka tadi walaupun Papa hanya mendengar sebagian saja.

"El, duduklah Papa mau ngomong sama kamu Nak" Mereka bertiga sudah merapat ke sofa

"El sudah duduk sambil meletakkan tas disampingnya. Sementara Mama duduk di sofa yang lain bersama Papa.

"El, Papa tahu dari dahulu kamu mencintai Adrian. Papa tahu Adrian itu lelaki baik. Namun, sekarang situasinya sudah berbeda El, Adrian tidak lagi lelaki baik El karena statusnya sudah beristri. Dari dahulu Adrian telah memilih Nayla dibanding kamu, itu fakta yang tidak bisa kita lupakan. Sekarang Adrian tidak kunjung memiliki anak, papa rasa itu bukan hal yang akan membuat Adrian serta merta akan mencintaimu seutuhnya. Biar bagaimanapun dia telah memiliki istri yang disayanginya, Papa yakin Adrian juga terpaksa menikahimu El. Karena Papa tahu Adrian lelaki baik, seorang lelaki baik tidak mungkin membagi cintanya untuk wanita lain bukan?" Papa berkata dengan tenang, tidak seperti Mama yang emosi dan dibalas emosi juga oleh El. Lelaki memang pintar mengatur emosi mereka dibanding perempuan. Hal itulah yang membuat El tidak membantah perkataan Papanya, dia hanya termenung mendengarkan Papa.

"El, di dalam hidup kita ini terkadang tidak semua yang kita inginkan bisa kita raih Nak. Adalakanya kita harus mengalah dengan takdir, kita harus ikhlas menerima kehendak Tuhan, bukankah dia sang penulis skenario terbaik untuk kita? Papa sudah berdiri dan memandang jauh keluar

"Tapi pa" El mencoba membantah Papa

"El, jika sekarang kamu ikhlas melepas Adrian kembali ke Nayla. Bahkan untuk yang kedua kalinya, Papa yakin nanti Tuhan akan membalas keikhlasanmu dengan mengirimkan seseorang yang tepat untuk mu. Papa yakin kamu nanti bakal menemukan kebahagiaanmu tanpa perlu menyakiti orang lain. Bukankah selama ini Papa mengajarkan kepadamu, kalau kita tidak boleh menyakiti orang lain?" Perkataan Papa memukul El yang tertunduk. Dia bisa mencerna maksud perkataan Papa. Papa yang selama ini selalu mengajarkannya berbuat baik, bagaimana mungkin sekarang dia berubah menjadi seorang yang jahat.

"Kemaren Papa sengaja tidak menemui Buk Hana, Papa rasa sebagai sesama orang dewasa Buk Hana mengerti kalau Papa tidak setuju dengan rencana pernikahanmu dengan Adrian. Tapi nyatanya Buk Hana berhasil menemui Mama, kamu tahu keluarga kita telah banyak berhutang budi sama keluarga Adrian, itulah yang membuat mulut Mama mu terkunci untuk menolaknya".

Papa menghampiri El yang tengah tertunduk

"Berdirilah sayang" El berdiri, Papa memeluknya dengan rasa iba terhadap anak gadisnya itu. Biar bagaimanapun El harus rela mengubur harapan untuk cinta pertamanya. El menangis di perlukan Papa, begitu juga Mama yang telah merapat memeluk mereka berdua. Tanpa sadar Papa juga telah meneteskan air matanya, sebagai seorang laki-laki tentu itu perasaan sedih yang teramat dalam yang dirasakannya. El terkejut melihat Papa yang sudah berurai air mata itu, kelakuannya telah membuat kedua orang tuanya menangis. Anak seperti apa dia sekarang, apakah dia lebih kejam dari malin kundang? El merasa bersalah dengan kesedihan Papa dan Mamanya, baru kali ini dia melihat keduanya menangis bersama apalagi karena tingkahnya. Dada El sudah terasa sesak, namun Mama dan Papa harus memahami perasaannya.

"Ma, Pa Adrian cinta pertama dan mungkin terakhir untuk El. Jika El tidak menikah dengan Adrian , El tidak berjanji akan menikah lagi seumur hidup El" El berlari ke kamar kemar meninggalkan Papa dan Mama yang menatapnya Nanar dengan semua kekhawatiran. El mengunci pintu kamar dan membenamkan dirinya di kasur. Perasaannya hari ini benar-benar kacau, dia terbayang-bayang ucapan Mama dan Erik tentang pelakor itu. Apakah dia mau dicap seumur hidup sebagai pelakor? dan menghancurkan karirnya nanti. Kemudian Adrian mencampakkannya dia pun terbuang sia-sia bagai sampah yang di pandang rendah oleh semua orang. Kehidupan karirnya juga akan tamat sampai disitu, karir yang ia bina selama ini dari titik nol. Sekarang memang belum terlambat, karena tiada media yang tahu juga tentang hubungan mereka. Tapi Adrian memang cinta pertama dan mungkin terakhirnya, perlahan wajah Adrian mulai membayang kemudian menjauh meninggalkannya dengan semua angan-angan kosongnya. Hatinya menangis pilu, tapi dia tetap tidak ingin membatalkan pernikahannya.

bersambung❤️❤️❤️

Episodes
1 Bertemu Erik
2 Galau
3 Batal Nikah
4 Curhat pada Angel
5 Erik VS Preman
6 Dipergoki Papa Mama
7 Pasrah tapi tak rela
8 Pemberitahuan
9 Usaha yang sia-sia
10 Teh Asin
11 Belanja
12 Makan malam di rumah Sultan
13 Tertidur
14 Benda berwarna peach
15 Berbagi senyuman
16 Sandiwara yang sempurna
17 Membuntuti Telletubies
18 Model dadakan
19 Belum pernah pacaran?
20 Teletubbies Vs Kunyuk dingin
21 Menjahili El
22 Fitting baju pengantin
23 Gaun 1 Miliar
24 Hari pernikahan
25 Drama malam pertama
26 Ulah Pembalut
27 kram perut
28 Rencana Diego
29 Adegan yang mengesankan
30 Sosok kuntilanak?
31 Teman satu rumah
32 Keinginan Orang Tua Erik
33 Baper
34 Dulu mengutuki sekarang mensyukuri
35 Tragedi kolam renang
36 Cemburu
37 Berharap
38 Seorang gay?
39 Permintaan Papa
40 Sakit
41 perubahan
42 Kehilangan yang memilukan
43 El punya cara
44 Menggemaskan
45 Kecewa
46 Pengorbanan El
47 Mengenang masa lalu
48 Hikmah dibalik musibah
49 Terimakasih mahkotanya
50 Tentang Black Card
51 Sosok yang sempurna
52 Agenda El
53 Sekretaris baru
54 Cemburu tapi gengsi
55 Pura pura sakit
56 Kecewa
57 Pukul sepuas hatimu
58 Jangan ucapkan kata cerai
59 Ngambek
60 Mengikis Rasa
61 Kangen Papa
62 Masa subur
63 Tawaran kerja
64 Pingsan
65 Jenuh
66 penyesalan
67 Tato buatan istri
68 I Love U
69 Menjadi Istrimu Saja
70 Bintang kecil dibawah bulan
71 Siapa Dia?
72 Balas Dendam
73 Sheyla dan Syila
74 Mengajari Adik
75 Belanja untuk Adik
76 Hidup tapi mati
77 Rencana Miranda
78 Jahat tapi bodoh
79 Menghapus rasa dendam
80 Meminta penawar
81 Kembali
82 Pelayan baru
83 Takut
84 Seperti Robot
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Bertemu Erik
2
Galau
3
Batal Nikah
4
Curhat pada Angel
5
Erik VS Preman
6
Dipergoki Papa Mama
7
Pasrah tapi tak rela
8
Pemberitahuan
9
Usaha yang sia-sia
10
Teh Asin
11
Belanja
12
Makan malam di rumah Sultan
13
Tertidur
14
Benda berwarna peach
15
Berbagi senyuman
16
Sandiwara yang sempurna
17
Membuntuti Telletubies
18
Model dadakan
19
Belum pernah pacaran?
20
Teletubbies Vs Kunyuk dingin
21
Menjahili El
22
Fitting baju pengantin
23
Gaun 1 Miliar
24
Hari pernikahan
25
Drama malam pertama
26
Ulah Pembalut
27
kram perut
28
Rencana Diego
29
Adegan yang mengesankan
30
Sosok kuntilanak?
31
Teman satu rumah
32
Keinginan Orang Tua Erik
33
Baper
34
Dulu mengutuki sekarang mensyukuri
35
Tragedi kolam renang
36
Cemburu
37
Berharap
38
Seorang gay?
39
Permintaan Papa
40
Sakit
41
perubahan
42
Kehilangan yang memilukan
43
El punya cara
44
Menggemaskan
45
Kecewa
46
Pengorbanan El
47
Mengenang masa lalu
48
Hikmah dibalik musibah
49
Terimakasih mahkotanya
50
Tentang Black Card
51
Sosok yang sempurna
52
Agenda El
53
Sekretaris baru
54
Cemburu tapi gengsi
55
Pura pura sakit
56
Kecewa
57
Pukul sepuas hatimu
58
Jangan ucapkan kata cerai
59
Ngambek
60
Mengikis Rasa
61
Kangen Papa
62
Masa subur
63
Tawaran kerja
64
Pingsan
65
Jenuh
66
penyesalan
67
Tato buatan istri
68
I Love U
69
Menjadi Istrimu Saja
70
Bintang kecil dibawah bulan
71
Siapa Dia?
72
Balas Dendam
73
Sheyla dan Syila
74
Mengajari Adik
75
Belanja untuk Adik
76
Hidup tapi mati
77
Rencana Miranda
78
Jahat tapi bodoh
79
Menghapus rasa dendam
80
Meminta penawar
81
Kembali
82
Pelayan baru
83
Takut
84
Seperti Robot

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!