Tak terasa waktu malam sudah menghampiri, tapi El masih terlelap di kasur Angel. Sementara Angel sendiri juga terlelap di sofa, mereka tertidur pulas sehabis bercerita panjang.
"Zzzz Zzzz" Hp El dari tadi bergetar dari dalam tasnya membuatnya terbangun sekarang. Dia mengucek-ngucek mata sambil meraba Hp dalam tasnya. Rupanya tiga panggilan tidak terjawab dari Mamanya sudah tertera di layar Hpnya. Mendadak dia merasa bersalah melihat jam di layar HP yang menunjukkan pukul setengah sembilan, mungkin Mama khawatirkan dia sekarang. Digoyangkan tubuh Angel yang masih terlelap di sofa.
"Angel Ngel Aku pulang dulu Ya" tergesah gesah measukkan Hp ke tasnya.
"Apa Nek? Udah jam berapose sekarang Nek? Udah malam Ya Nek?" Angela ikut terbangun dan menyadari malam telah menyapa mereka.
"Iya Angel, Mama aku udah nelpon dari tadi mungkin beliau khawatir" El merasa bersalah lagi.
"Inang Nek, Aku temanin kamu pulang Ya Nek" Ucap Angel
"Nggak usah Angel aku bisa pulang sendiri. Maaf udah ngerepotin dan makasih udah dengerin cerita aku Ngel" El tidak mau merepotkan Angel lagi
"Jangan bandel Nek, malam-malam beginong banyak preman Nek. Anak gadis nggak boleh pulang sendirian. Nanti kalau bannya kempes dijalan gimana Nek" Angel membayangkan keadaan yang terburuk jika El pulang sendiri. Apalagi jalan yang dilalui El itu rawan tempatnya para preman nongkrong. Jadi dia tidak bisa membiarkan El pulang sendiri.
"Ok baik, tapi sekali lagi makasih ya Ngel" Menyentuh bahu Angel hangat
"Iya Nek, sami-sami" Ucapnya tersenyum kepada El.
Akhirnya El pulang ditemani oleh Angel mereka pulang dengan mobil El. Di jalanan masih banyak orang yang berlalu lalang, tapi mereka memang akan melewati jalanan sepi yang sering ditongkrongi oleh preman-preman.
"Nek, setelah perempatan ini biasanya agak sepi kalau malam Nek" Angela sudah mulai khawatir.
"Ya kita berdoa saja semoga tidak terjadi apa-apa Ngel" El masih mengemudikan mobilnya dengan santai.
Memang setelah perempatan itu jalanan sudah mulai sepi, hanya satu dua kendaraan yang mrlintas. Terlihat di depan ada segerombolan preman yang sedang duduk-duduk diatas motornya. Tiba-tiba El merasa mobilnya agak oleng, sepertinya ban mobilnya sudah kempes tepat di dekat preman yang sedang nongkrong tersebut.
"Kenapa Nek?" Angel sudah mulai ketakutan
"Aduh, Ngel kayaknya ban mobilnya kempes Ngel" El juga mulai merasakan ketakutan yang sama
"Itukan Nek, benar kata Kike tadi Nek, duh gimana nih Nek Kike takut Nek. Kita coba telpon teman-teman Kike yang lain dulu ya Nek. Dirimu jangan keluar dulu Ya, di depan banyak preman Nek". Angel sudah mulai merengek dan mengeluarkan Hpnya menghubungi seseorang
"Aduh nggak diangkat Nek Gimana dunk Nek. Aduh Nek matilah kita Nek. Itu preman sudah mendekat ke mobil kita Nek" Omongan Angel tambah membuat El cemas. Benar saja seorang preman sudah mengetok kaca mobil keras.
"He keluar Lu!" Seorang preman bertampang beringas sudah berteriak teriak diluar.
"Aduh Nek, gimana ini Nek" Angel kelihatan amat ketakutan begitu juga El yang telah berwajah pias.
"Gimana nih Ngel apa kita keluar aja?". El mulai bimbang dan Cemas. Namun si preman tak berhenti mengetuk ngetuk pintu mobil dan menyuruh mereka keluar.
El dan Angel memutuskan akan keluar meski mereka berdua ketakutan.
"Hahahah ternyata mangsa gue malam ini wanita cantik? Lu bidadari atau manusia sih kok cantik amat? Tangan preman itu sudah menyentuh dagu El dan melihat El dengan penuh nafsu.
"Lepasin" El menepis tangannya kasar.
"Eitsss berani juga ini bidadari Ya hahhaha" Dia tertawa terbahak, ditambah dua orang teman mereka sudah mulai merapat sekarang mereka mengelilingi El dan Angel.
"Aduh Ampun bang, jangan apa-apain kami. Kami masih perawan bang" Ucap Angel dengan muka yang pucat.
"Diam Lu bencong, perawan muke Lu. Gue nggak tertarik sama Lu, Tapi Gue suka sama teman Lu Ini Hahahh" preman itu sudah tertawa terbahak-bahak.
Angel sudah bersembunyi ketakutan di belakang El.
"Ya Tuhan bagaimana ini, apa mereka mau memperkosaku?" Hati El dilanda ketakutan yang amat dalam.
"Kalian boleh ambil mobil dan semua uang saya. Tapi tolong jangan sentuh saya hiks hiks" El menangis ketakutan dan memohon belas kasihan ketiga preman itu.
"Hahahhah Ya iyalah kita semua mau harta Lu dan kita juga mau tubuh Lu" Seorang preman sudah bercelutuk mereka tertawa beramai-ramai. Seorang preman sudah memegangi tangan El.
"Lapaskan" El meronta namun tidak berdaya melawan kekuatan preman itu.
Tiba-tiba sebuah mobil berhenti dan seorang lelaki telah keluar dari mobil.
"Lepaskan wanita itu" dia sudah meneriaki preman-preman yang mengepung El. Ternyata itu Erik yang kebetulan melewati jalan itu untuk membeli makan malam.
"Siapa Lu ikut campur urusan kita?" seorang preman sudah menghadang
"Jangan banyak bacot Lu" Erik segera mendaratkan tinjunya ke hulu hati preman itu. Preman lainnya bereaksi menghajar Erik.
"Erik, awas Rik" El berteriak karena Erik di melawan tiga orang preman sekaligus.
"Tolong-tolong" El berusaha berteriak meminta pertolongan,tapi hasilnya nihil.
"Aduh Nek, ganteng sekali cowok itu Nek. Dirimu kenal sama dia Cin?" Angel masih sempat menilai kadar kegantengan seseorang disaat situasi genting seperti ini. Tapi hal itu tidak dihiraukan El yang khawatir Erik bakalan terluka. El tiba-tiba mengeluarkan Hpnya lalu membuka Aplikasi Youtube, dia membunyikan serine mobil polisi di HPnya lala berteriak
"Polisi-polisi" Seorang preman yang hendak memukul kepala Erik dengan botol minuman segera panik.
"Ada polisis Men, Yuk kita cabut" Unstruksi nya kepada dua orang temannya. Mereka pun segera pergi dengan motornya.
Rupanya Erik pemuda yang jago berkelahi tapi karena premannya bertiga Erik pun babak belur dikeroyok ketiga preman tersebut.
"Erik, kamu nggak kenapa-napa? hidung kamu berdarah Rik" El bertanya dengan perasaan khawatir sambil ragu-ragu memegang hidung Erik. Darah segar masih mengalir di mengenai baju kemeja Erik. Membuat El bertambah khawatir.
"Aku nggak kenapa-napa, kamu nggak diapa-apain sama mereka kan?" Erik masih mempedulikan El meski sekujur tubuhnya merasa sakit, kepalanya terasa pusing ditambah cairan panas mengalir dari hidungnya.
"Aku nggak kenapa-napa Rik" Belum sempat El berterimakasih tiba-tiba Erik sudah pingsan.
"Nek si ganteng pingsan Nek, malah berdarah hidungnya Nek. Gimana nih Nek kita harus cepat bawa ke dokter Nek" Teriak Angel histeris
"Dokter mana yang masih buka jam segini Ngel?" El mulai pusing mendengar ocehan Angel.
"Dokter mana ya Nek? aduh aku juga lupita Nek. Dimana dokter yang buka malam-malam beginong Cin" Angel juga tidak tahu harus dibawa kemana Erik saat ini.
"Ngel kita bawa ke apartemen aku aja Ngel. Nanti kita bantu obatin di sana Ngel" Usul El yang segera disetujui oleh Angel untuk membawa Erik ke apartemen yang dibelinya beberapa waktu lalu.
bersambung❤️❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments