NovelToon NovelToon

Terjebak Pernikahan

Bertemu Erik

"El seharusnya kamu tidak berfikiran untuk merebut Adrian lagi dari Nayla. Biar bagaimanapun Adrian itu sangat mencintai Nayla. Mungkin saya tidak berhak untuk ikut campur masalah pribadi kalian. Tapi sebagai sahabat Adrian, saya ikut merasa prihatin melihat rumah tangganya hancur. Lagian apa kamu mau di cap sebagai wanita pelakor?" Kata-kata Erik begitu tajam menusuk hati El. Ternyata tujuan Erik mengajaknya bertemu di cafe ini hanya untuk itu. Hanya untuk mengatakan kalau dirinya pelakor.

"Cukup Erik, kamu nggak tahu apa-apa. Apa yang kamu tahu tentang masa lalu saya dan Adrian? Apa menurut mu saya wanita yang baru dikenalnya? Apa kamu tahu saya telah memendam perasaan kepada Adrian bahkan sejak kami masih di bangku SMP? Sekarang berhentilah menjadi pahlawan kesiangan, urus saja urusanmu" El memandangi Erik tajam, bahkan lebih tajam dari tatapan elang.

"Ok, mungkin nanti kamu akan menikah dengan Adrian, dan kamu bahkan merebut lelaki pujaan mu lagi. Tapi, apa kamu siap menikahi seseorang yang tidak mencintaimu? Ucap Erik sambil tersenyum tipis, lelaki tampan itu berusaha mengurai fakta di depan mata El yang sekarang dibutakan oleh cintanya.

"Adrian pasti akan mencintai saya nanti setelah kami memiliki anak" El menjawab mantap

"Setelah memiliki anak? hahahaha" Adrian tertawa sambil memandangi El.

"El El, kamu wanita cantik, tapi bodoh ya. Seberapa yakin kamu akan ditiduri suami yang tidak mencintaimu? atau Seberapa yakin kamu akan dicintai? Apa kamu rela menjadikan hidupmu sebagai bahan taruhan. Jika kamu kalah kami akan terbuang menjadi pecundang?" Perkataan Erik membuat darah El sudah semakin mendidih.

"Lalu apa mau mu sekarang" El sudah bicara dengan nada tinggi sambil menggebrak meja. Beberapa tamu sontak melihat mereka berdua, lalu kembali fokus ke urusan merek masing-masing.

"El, berhentilah mengejar Adrian biarkanlah dia bahagia bersama Nayla, Nayla itu orang yang sangat baik. Dan setau saya sekarang dia hanya memiliki Adrian dalam hidupnya. Sesama wanita apa kamu tidak kasihan dengan Nayla? Lagian, kamu seorang publik figur apa kamu mau citra kamu hancur dan karirmu pupus? Coba pikirkan baik-baik tentang itu" Erik sudah bicara serius tapi tetap santai.

El menghirup nafas dalam bagaimanapun apa yang dikatakan Erik ada benarnya juga. Sekarang dia sudah merasa tersudut sendiri, mungkin semua orang akan menyangka dirinya jahat, dirinya seorang pelakor. Lalu bagaimana dengan cinta pertamanya, dan bagaimana dengan karirnya nanti jika benar dia akan menjadi seorang pelakor tentu itu akan merusak nama baiknya. Semua pertanyaan berputar di otaknya membuat kepalanya pusing, perlahan matanya mulai panas. Ekor matanya mulai digenangi air yang sial jatuh sekarang.

"Aku harus pergi sekarang, selamat siang" Ujarnya dengan suara bergetar menahan tangis. Erik tertegun melihat El, ada perasaan bersalah di hati Erik, bagaimanapun baru kali ini ada wanita yang menangis di depannya. Apalagi ini seorang wanita yang sangat cantik dan seorang putri iklan. Tapi perkataannya telah membuat wanita itu bersedih, walaupun apa yang dikatakan itu benar. El berlari menuju mobilnya, yang langsung dihadang oleh beberapa orang yang meminta foto bersama tapi tidak dihiraukan El dia malah langsung masuk ke mobilnya dan membanting pintu mobil kasar. El sudah menyandarkan keningnya di stir mobil, air mata sudah mengucur dengan derasnya. Apa memang sudah sejahat itu dirinya? apa iya dia seorang pelakor? Dia menangisi keadaannya sendiri. Sementara Erik yang melihat El menangis langsung menyusulnya keluar setelah membayar di kasir. Erik hanya ingin menyelamatkan rumah tangga sahabatnya yang diujung tanduk itu. Tapi melihat El yang menangis seperti itu, dia malah kelabakan tidak tahu harus bagaimana. Dia wanita itu tidak konsentrasi mengemudi nanti, biar bagaimanapun dialah yang menyebabkan El menangis. Erik sudah masuk ke dalam mobilnya, sambil memperhatikan El. Lama mobil itu tidak bergerak, Erik menunggunya dengan sabar sambil menelpon seseorang

"Halo Reno, segera kamu datangi cafe XX nanti saya share lokasinya. Dan kamu ikuti mobil putih dengan BA XX. Dan pastikan wanita yang mengemudikan mobil itu sampai tujuan dengan selamat"

"Ok tuan, perintah segera dilaksanakan" Ucap seorang pemuda dari seberang sana. Bagi Erik mudah saja mengatur semuanya. Dengan posisinya sebagai pewaris tunggal dari raja bisnis negeri ini sangat mudah baginya melakukan apapun dalam sekejap. Tapi tentu sekarang dia masih nyaman dengan kamuflasenya dan hidup seperti manusia normal. Tak lama orang suruhan Erik datang, dan segera mengikuti mobil El yang telah melaju meninggalkan cafe. El melajukan mobilnya dengan cepat, karena dalam hati dia sangat menyesal bertemu dengan Erik, jika perkataan Erik hanya akan membuat hatinya sakit.

"Dasar Erik sialan, ngapain juga lu ikut campur urusan gue? Apa lu mau jadi pahlawan kesiangan? Apa lu juga mau berkorban untuk sahabat lu itu? Apa lu nggak sekedar membual menceramahi gue ha?" El menggerutu, membawa mobil dengan emosi. Sampai dia menyadari seseorang yang akan melintasi jalan, El langsung menekan klakson mobil dan sedikit membelokkan stir. Orang yang melintas itu pun tidak jadi melangkahkan kakinya. Sementara El masih melaju dengan cepatnya memotong beberapa mobil di depan. Tapi Reno tidak mau kehilangan jejak diapun membenamkan gasnya menambah kecepatan mobilnya, sekarang El dan Reno sudah balap-balapan di jalan. Tak lama sampailah El dirumahnya,dia segera memasukkan mobil ke halaman dan memarkir di garasi rumahnya.

Reno yang memperhatikannya dari luar pagar segera menelpon Erik. Hp Erik bergetar, dia segera mengangkatnya.

"Halo Tuan, wanita yang mengendarai mobil putih sudah sampai dengan selamat di rumahnya. Meski tadi dia hampir menabrak orang, karena dia mengemudikan mobil dengan sangat cepat. Sepertinya wanita itu sangat lihai mengemudikan mobil, sampai-sampai saya tadi hampir kehilangan jejak" Reno memberikan informasi kepada tuannya. Dalam hati dia masih bertanya siapa perempuan itu sebenarnya? Ada hubungan apa dengan tuannya? karena setahu Reno selama ini tuannya tidak pernah dekat dengan wanita. Bahkan ada rumor yang mengatakan tuannya itu gay. Tapi sekarang tiba-tiba dekat dengan perempuan, apa perempuan itu pacarnya? Reno masih berfikir sendiri tapi takut menanyakannya.

"Ok syukurlah Reno, Terimakasih kamu sudah melaksanakan tugas dengan baik"

Erik mematikan telepon dengan hati yang lega, akhirnya El sampai dengan selamat setidaknya dia tidak akan merasa bersalah kalau seandainya terjadi apa-apa dengan perempuan itu sehabis menemuinya.

"Pembalap juga tuh cewek, pasti lu kesal kan sama gue? maaf ya El gue cuma mau menyelamatkan pernikahan sahabat gue Adrian. Setelah ini terserah lu mau nikah sama siapa juga" Gerutu Erik sambil mengemudikan mobilnya.

bersambung❤️❤️❤️

Galau

El sudah sampai dirumahnya, mengetok pintu perlahan.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam, El kamu dari mana aja Nak?, kenapa kamu pergi tadi tidak izin dulu sama Mama?" Mama sudah kesal melihat tingkah El akhir-akhir ini. El memang sering keluar rumah untuk menemui Buk Hana. Bahkan dia betah berlama-lama di rumah Adrian yang sudah beristri. Mama malu sekaligus tidak habis pikir dengan jalan pikiran anaknya itu. Entah apalah yang dikatakan buk Hana kepadanya sehingga membuat dirinya lupa berpikir secara waras.

"El tadi keluar sebentar menemui teman El"

El melangkah menuju kamar, ingin berlari dari introgasi mamanya.

"Tunggu El, ada yang mau Mam omongin sama kamu" Mama sudah memegang tangan El yang hendak pergi ke kamar. El berhenti dan terdiam tanda mempersilahkan Mamanya bicara.

"El, Mama sebenarnya betul-betul tidak setuju dengan dengan rencana pernikahan kamu dengan Adrian. Mama nggak mau anak gadis satu-satunya dicap orang-orang sebagai pelakor" Ucap Mama menjelaskan perasaannya Pada El

"Tapi kenapa Mama kemaren bilang menyetujui pernikahan kami Ma?" El menyudutkan Mamanya

"El, kami kan tahu sendiri selama ini keluarga kita telah banyak berhutang budi pada keluarga Adrian. Almarhum Papa Adrian telah banyak membantu Papa dalam masa kritis dulu El" Mama menjelaskan dengan air mata yang sudah menggenang, dihatinya dia tidak rela jika El sampai-sampai benar menjadi seorang pelakor

"Tapi Mama sudah terlanjur menyetujuinya Ma"

Ucap El berkilah ingin tetap melaksanakan pernikahannya.

"Tapi El, kamu yang bisa membatalkannya. Mumpung semuanya belum terlambat" Ucap mama mengiba.

"Ma, semua persiapan sudah pernikahan sudah Ok Ma. Tinggal besok ijab kabul El dan Adrian Ma. Apa Mama nggak mau melihat El bahagia dengan lelaki yang El cintai selama ini?" El membantah Mamanya lagi

"El, kamu yakin kamu bakalan bahagia diatas penderitaan Nayla? kamu ingat kebaikan Nayla dulu mengantarkan kamu bersama Adrian tengah malam ke rumah. Apa kamu tega menyakiti hati sesama wanita El?" pertanyaan Mama benar-benar menusuk hati El, seakan El wanita terjahat di dunia saat ini.

"Lagian seberapa yakin kamu akan dicintai oleh Adrian?" Apakah kamu mau menjadikan hatimu sebagai taruhan konyol? Jika Adrian tidak pernah mencintai kamu, kamu akan terbuang sia-sia El dan harus siap menyandang status menjadi janda" perkataan Mama lagi-lagi tak dapat di bantah El. Perkataan yang hampir mirip dengan perkataan Erik yang didengarnya di cafe tadi. Membuat hatinya galau, tatapannya nanar dia tersudut air mata sudah menggenang dimatanya. Biar bagaimanapun perkataan Mama ada benarnya juga.

"El" Papa yang dari tadi terganggu mendengar suara bising akhirnya keluar juga dari kamar dan sudah berdiri dibelakang El.

"Papa" El menghapus air matanya yang mengalir, begitu juga Mama seakan mereka kompak untuk menyembunyikan kesedihan dari Papa. Tapi Papa El bukanlah anak kecil yang tidak tahu membaca situasi, secepat mungkin Papa sudah dapat membaca semua percakapan mereka tadi walaupun Papa hanya mendengar sebagian saja.

"El, duduklah Papa mau ngomong sama kamu Nak" Mereka bertiga sudah merapat ke sofa

"El sudah duduk sambil meletakkan tas disampingnya. Sementara Mama duduk di sofa yang lain bersama Papa.

"El, Papa tahu dari dahulu kamu mencintai Adrian. Papa tahu Adrian itu lelaki baik. Namun, sekarang situasinya sudah berbeda El, Adrian tidak lagi lelaki baik El karena statusnya sudah beristri. Dari dahulu Adrian telah memilih Nayla dibanding kamu, itu fakta yang tidak bisa kita lupakan. Sekarang Adrian tidak kunjung memiliki anak, papa rasa itu bukan hal yang akan membuat Adrian serta merta akan mencintaimu seutuhnya. Biar bagaimanapun dia telah memiliki istri yang disayanginya, Papa yakin Adrian juga terpaksa menikahimu El. Karena Papa tahu Adrian lelaki baik, seorang lelaki baik tidak mungkin membagi cintanya untuk wanita lain bukan?" Papa berkata dengan tenang, tidak seperti Mama yang emosi dan dibalas emosi juga oleh El. Lelaki memang pintar mengatur emosi mereka dibanding perempuan. Hal itulah yang membuat El tidak membantah perkataan Papanya, dia hanya termenung mendengarkan Papa.

"El, di dalam hidup kita ini terkadang tidak semua yang kita inginkan bisa kita raih Nak. Adalakanya kita harus mengalah dengan takdir, kita harus ikhlas menerima kehendak Tuhan, bukankah dia sang penulis skenario terbaik untuk kita? Papa sudah berdiri dan memandang jauh keluar

"Tapi pa" El mencoba membantah Papa

"El, jika sekarang kamu ikhlas melepas Adrian kembali ke Nayla. Bahkan untuk yang kedua kalinya, Papa yakin nanti Tuhan akan membalas keikhlasanmu dengan mengirimkan seseorang yang tepat untuk mu. Papa yakin kamu nanti bakal menemukan kebahagiaanmu tanpa perlu menyakiti orang lain. Bukankah selama ini Papa mengajarkan kepadamu, kalau kita tidak boleh menyakiti orang lain?" Perkataan Papa memukul El yang tertunduk. Dia bisa mencerna maksud perkataan Papa. Papa yang selama ini selalu mengajarkannya berbuat baik, bagaimana mungkin sekarang dia berubah menjadi seorang yang jahat.

"Kemaren Papa sengaja tidak menemui Buk Hana, Papa rasa sebagai sesama orang dewasa Buk Hana mengerti kalau Papa tidak setuju dengan rencana pernikahanmu dengan Adrian. Tapi nyatanya Buk Hana berhasil menemui Mama, kamu tahu keluarga kita telah banyak berhutang budi sama keluarga Adrian, itulah yang membuat mulut Mama mu terkunci untuk menolaknya".

Papa menghampiri El yang tengah tertunduk

"Berdirilah sayang" El berdiri, Papa memeluknya dengan rasa iba terhadap anak gadisnya itu. Biar bagaimanapun El harus rela mengubur harapan untuk cinta pertamanya. El menangis di perlukan Papa, begitu juga Mama yang telah merapat memeluk mereka berdua. Tanpa sadar Papa juga telah meneteskan air matanya, sebagai seorang laki-laki tentu itu perasaan sedih yang teramat dalam yang dirasakannya. El terkejut melihat Papa yang sudah berurai air mata itu, kelakuannya telah membuat kedua orang tuanya menangis. Anak seperti apa dia sekarang, apakah dia lebih kejam dari malin kundang? El merasa bersalah dengan kesedihan Papa dan Mamanya, baru kali ini dia melihat keduanya menangis bersama apalagi karena tingkahnya. Dada El sudah terasa sesak, namun Mama dan Papa harus memahami perasaannya.

"Ma, Pa Adrian cinta pertama dan mungkin terakhir untuk El. Jika El tidak menikah dengan Adrian , El tidak berjanji akan menikah lagi seumur hidup El" El berlari ke kamar kemar meninggalkan Papa dan Mama yang menatapnya Nanar dengan semua kekhawatiran. El mengunci pintu kamar dan membenamkan dirinya di kasur. Perasaannya hari ini benar-benar kacau, dia terbayang-bayang ucapan Mama dan Erik tentang pelakor itu. Apakah dia mau dicap seumur hidup sebagai pelakor? dan menghancurkan karirnya nanti. Kemudian Adrian mencampakkannya dia pun terbuang sia-sia bagai sampah yang di pandang rendah oleh semua orang. Kehidupan karirnya juga akan tamat sampai disitu, karir yang ia bina selama ini dari titik nol. Sekarang memang belum terlambat, karena tiada media yang tahu juga tentang hubungan mereka. Tapi Adrian memang cinta pertama dan mungkin terakhirnya, perlahan wajah Adrian mulai membayang kemudian menjauh meninggalkannya dengan semua angan-angan kosongnya. Hatinya menangis pilu, tapi dia tetap tidak ingin membatalkan pernikahannya.

bersambung❤️❤️❤️

Batal Nikah

Hari ini adalah hari pernikahan El dengan Adrian, segala usaha Mama dan Papa El sepertinya tidak membuahkan hasil. Disini di ruangan ini Adrian dan El telah duduk di depan penghulu, acara pernikahan akan segera dilaksanakan. El terlihat sangat cantik dengan baju kebaya putihnya begitu juga Adrian dengan setelan jas hitamnya. Namun suasana disini tidaklah menunjukkan aura bahagia, bahkan banyak orang berwajah sedih termasuk Adrian. Dia tidak ceria seperti calon pengantin lainnya. Begitu juga Mama dan Papa El dengan berat hati terpaksa hadir menyaksikan Pernikahan putri mereka yang begitu sederhana,hanya dihadiri beberapa kerabat dekat saja.

"Ya sudah pak, mari langsung saja di mulai acara pernikahan pak" Ucap buk Hana dengan senyuman ke pada pak penghulu yang juga seperti ikut merasakan udara tak nyaman disini.

"Baiklah Pak, Buk bisa kita mulai sekarang?" Pak penghulu bertanya kepada kepada Adrian dan El yang sedang berada di hadapannya. Adrian tidak menjawab dia hanya menganggukkan kepala pelan, dalam hati dia masih berharap acara pernikahan ini tidak pernah terjadi. El seperti bisa merasakan perasaan Adrian yang dari tadi hanya menunduk, dia tidak melihat El sedikitpun. El merasa seperti seseorang yang tidak diinginkan disini, banyak mata yang memandangnya tidak suka membuat hatinya galau kembali. Sekilas dia ingat lagi perkataan Mama semalam yang menyebut dirinya seorang pelakor, kepalanya mendadak pusing air mata sudah menggenang di mata yang mulai terasa hangat.

"Baiklah pak, mari kita mulai" Pak penghulu mengulurkan tangannya, Adrian menjawabnya seperti ragu-ragu namun akhirnya tangan mereka saling berjabat juga.

"Saya nikahkan saudara Adrian" Pak penghulu sudah mulai membacakan ijab kabul. Tapi tiba-tiba El merasa tidak nyaman, dia merasa sudah melakukan hal yang salah. Ada hati yang berbisik bahwa dia bukanlah seorang pelakor, dia tidak boleh melanjutkan pernikahan ini.

"Hentikan Pak! pernikahan ini tidak bisa dilanjutkan" Teriaknya sambil berlinang air mata. Pak penghulu terkejut dan langsung menghentikan kalimatnya, begitu juga para tamu undangan dan tak terkecuali Erik yang juga hadir di pernikahan sahabatnya itu.

"Adrian, maafin aku ya. Aku tahu kamu terpaksa melakukan pernikahan ini. Aku tahu aku telah egois, aku jahat aku telah menghancurkan rumah tangga kamu dan Nayla. Sekarang kita tidak usah lanjutkan pernikahan ini. Kamu kembalilah kepada Nayla. Aku tahu kalian saling mencintai hiks hiks" Ucapnya dengan isak yang sudah tak tertahankan mendadak pandangan mata yang tadi benci berubah menjadi iba dan haru.

"Mama Papa maafkan El yang sudah membuat Mama dan Papa sedih. El janji tidak akan mengulanginya lagi" Ucapnya terisak sambil bersimpuh pada Mama dan Papanya. Sekarang semua riasan wajahnya sudah belepotan tapi dia tidak peduli lagi dengan semua itu.

"Sudahlah, El jangan bersedih lagi ya Nak, Papa tahu kamu anak yang baik. Papa dan Mama sudah memaafkan kamu sayang" Ucap Mama dengan rasa haru dan syukur yang teramat dalam. Hanya buk Hana disini yang terlihat kesal dengan pembatalan pernikahan ini. Buk Hana merasa tertampar dengan sikap El, dia pun sudah menunjukkan muka yang masam sekarang.

"El, terimakasih ya. Aku tahu kamu gadis yang baik. Kelak kamu akan mendapatkan seseorang yang jauh lebih baik dari aku" Adrian ikut terharu sekaligus bersyukur dengan sikap El.

"Mama, maafkan kami tidak bisa melanjutkan pernikahan ini" sudah menatap mama dengan perasaaan bersalah tidak bisa membahagiakan wanita yang melahirkannya itu. Buk Hana hanya terdiam,tiada satu katapun keluar dari mulutnya. Sementara El masih sibuk membersihkan make up yang belepotan dengan tisu, tanpa ia sadari ada mata yang dari tadi memperhatikannya. Mata yang turut merasakan keharuan akan tindakan El, dan kini tarasa tatapan itu telah membuahkan senyum dibibir merahnya. Iya, Bibir merah Erik ikut tersenyum dan merasa lega sudah dapat menyelamatkan pernikahan sahabatnya Adrian. Mungkin apa yang dikatakan waktu itu di cafe telah mengubah pandangan El, dan sekarang dapat menyelamatkan hidupnya sendiri dan juga Adrian.

"Ya sudah Bapak Ibu dan semuanya, saya mohon diri dulu. Karena ada acara lain yang akan saya hadiri" Pak penghulu sudah pamit kepada Buk Hana dan beberapa orang yang masih ada di sana.

"Baiklah kalau begitu terimakasih ya Pak," Buk Hana masih berat melepas pak penghulu. Tapi sekarang dia tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Para tamu juga sudah mulai meninggalkan ruangan ini satu persatu. Pertanda Buk Hana harus segera mengubur mimpinya dalam-dalam.

El yang masih sibuk dengan make up nya, tiba-tiba mengalihkan pandang sehingga pandangannya beradu dengan pandangan Erik yang juga sedang menatapnya. Erik melempar senyum pada El, pertanda bangga dengan apa yang dilakukan El. Tapi El tidak membalas malah memalingkan pandangannya dari Erik. Dalam hati dia kesal karena Erik telah menang darinya, karena berarti secara tidak langsung Erik akan berfikir dia mengikuti saran yang di berikan di cafe waktu itu.

"Apa lu liat-liat gue Rik, apa lu bahagia sekarang? Apa lu udah merasa menang?" Teriaknya dalam hati masih teringat senyum kemenangan Erik tadi. Dia memaki Erik sepuasnya dalam hati, sementara Erik masih betah memandangi wajah El yang lucu dengan make up nya yang belepotan.

"Rik, gue benar-benar makasih banget sama Lu. berkat rencana Lu, sekarang pernikahan gue dan Nayla bisa terselamatkan. Lu memang bisa diandalkan" Adrian sudah menepuk-nepuk bahu Erik.

"Santai saja Bro, sahabat mana yang tega liat rumah tangga sahabatnya sendiri hancur. Apalagi gue tahu Lu dan Nayla saling mencintai. Sekarang gue bisa lega Lu dan Nayla bisa bersatu kembali sekarang" Erik memegang bahu Adrian hangat seakan mentransferkan energi positif yang dia rasakan kini.

"Sekali lagi makasih ya Bro" Adrian tersenyum hangat.

"Iya Bro, jangan sibuk makasih aja. Ngomong-ngomong Nayla mana? gue nggak lihat dia dari tadi" Erik mengedarkan pandang tapi dia tidak menemukan seseorang yang dicarinya.

"Itulah Bro, gue nggak lihat istri gue dari tadi. Dia pasti nggak sanggup menghadiri pernikahan ini" Muka Adrian telah memelas lagi.

"Ya sudah Lu segera susul Nayla deh Bro, kasihan dia pasti dia sangat tersakiti karena pernikahan ini". Erik memberikan saran kepada Adrian

"Ok Bro, Adu jotos dulu dong" Adrian sudah mengepalkan tangannya di awang-awang. Erik membalas kepalan tangan Adrian. Seraya tersenyum bahagia bersama sahabatnya itu.

"Ok gue pergi dulu ya" Adrian pun berlalu meninggalkan Erik. Sementara para tamu yang hadir di acara pernikahan ini sudah mulai membubarkan diri dan meninggalkan lokasi pernikahan. Sementara Erik masih berdiri di sana, dia masih memandangi El yang berbicara dengan Papa dan Mamanya. Tampak mereka menenangkan El yang sedang galau itu, tapi dia tetap merasa bangga pada El. Entah bangga sebagai siapa dia juga tidak tahu yang jelas hatinya lega El tidak jadi menikah dengan Adrian. Hatinya lega sudah menyelamatkan rumah tangga sahabatnya itu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!