Pelangi Angkasa
"Pelangiiiiii.... "
Aku menoleh ke arah sumber di mana ada suara orang sedang memanggilku.
"Pelangiiii.... "
"Pelangi... pelangi... alangkah indahmu... merah.. kuning hijau.. di langit yang biruu... " Lanjut orang itu, bersama dengan teman-temannya.. menadakannya menjadi nyanyian.
"Hhh.. " Aku mendengus nafas kasar. Pasalnya ini bukan untuk yang pertama kali nya aku di olok-olok demikian.
"Hahahha... kamu pede banget.. orang kita mah lagi nyanyi.. "
Aku tak menggubris olokan mereka dan segera saja berlari menuju rumah. Membuka pintu dengan tergesa dan lalu menutupnya kembali rapat-rapat.
Menyimpan kantung keresek hitam berisi telur,garam dan beras yang baru ku beli dari warung teh Nia di depan gang sana.
Aku pun segera membuka plastik beras dan mengambil 3 cangkir, dan aku masukkan ke dalam baskom lalu mencucinya.
Setelah di rasa cukup bersih, aku memasukkan beras ke dalam magicom kecil dan menyalakannya.
Sambil menunggu nasi matang, aku menggoreng beberapa butir telur mata sapi dan meniriskan nya. Lalu mengiris bawang merah, bawang putih,cabe rawit dan juga tomat.
Aku sedang membuat oseng telur kecap makanan kesukaanku, sengaja menggoreng beberapa butir agar bisa cukup untuk makan 2 orang hingga malam. Untuk aku dan adikku Fajar.
"Teh... udah mateng belum teh? Fajar laper pisan teeh.. ini udah jam berapa coba, nanti kesiangan! " Adikku Fajar memang sangat disiplin akan waktu. Dia sekarang sudah menginjak usia 8 tahun dan sekarang sudah sekolah kelas 2 SD.
"Udah bentar lagi.. tunggu aja, masih ada waktu.nasi nya mateng sekitar 10 menitan lagi Jar... " Kataku sambil mengoseng telur di wajan.
"Teteh minta tolong Jar... ambilin kaleng itu kesini! "
Fajar menurut dan membawa kotak atau kaleng bekas kue dan menyimpan nya di meja.
Setelah osengan matang, aku membuka kaleng berisi uang tabunganku hasil dari berjualan roti di sekolah.
"Ck.. masih kurang Jar... kurang 30 ribu buat SPP kamu...apalagi teteh belum ada pisan, gimana atuh ya sekarang udah tanggal berapa? udah 2 bulan kita nunggak SPP.. Kita ga bisa minta ke ibu,kalaupun ibu ngirim uang.. lewat apa coba.. teteh ga punya rekening bank.. " Aku mengeluh, dan menghitung kembali uang, siapa tau aku salah menghitung.
Berulang kali aku hitung, tetap saja jumlahnya memang segitu.. gak bertambah.
"Fajar bantu teteh jualan roti aja di sekolah teh.. banyak temen yang kalau pagi belum pada sarapan, siapa tau ada yang beli teh.. " Ujar adikku itu mengiba.
Aku tertegun, merasakan nyeri di ulu hati mendengar ucapan adikku. Dia memang seorang adik yang baik dan pengertian, tidak pernah menuntut atau meminta macam-macam. Bahkan meminta uang jajan pun nyaris tak pernah.. Asalkan pagi nya sarapan, ia akan mengisi waktu istirahat nya dengan membaca buku di kelas.
Sungguh berbeda dengan anak-anak lain maupun teman sebaya nya yang masih manja dan terkadang masih merengek minta mainan.
Sedangkan adikku? Seumur-umur... dia belum pernah sama sekali aku belikan mainan.
Hallo.. Perkenalkan, namaku Pelangi.
Jika di tanya saat melihat pelangi, apakah yang ada di pikiranmu? indah bukan?
Mejikuhibiniu..
Itulah yang ada di dalam pikiranku waktu kecil. Penuh warna-warni ceria.
Dulu, aku berpikir... Orangtuaku memberi nama Pelangi agar hidupku bahagia dan penuh warna.
Tapi setelah beranjak dewasa, warna tak hanya seputar warna-warni pelangi yang indah. Tapi ada juga hitam... Ada juga putih.. Yang menjadikan nya abu.
Begitu pula dengan hidupku yang tak seindah namaku. Hidupku kelabu...
Nama lengkapku Pelangi Inara,yang artinya seorang yang bersinar seperti cahaya Pelangi. Umurku 17 tahun dan kini aku duduk di kelas 11 SMA di salah satu SMA Negri Favorite di Bandung.
Aku dan adikku adalah anak yatim, bapak meninggal beberapa tahun yang lalu akibat kecelakaan di jalan raya. Sedangkan Ibuku sekarang sedang bekerja di Jakarta menjadi seorang asisten rumah tangga.
Aku dan Fajar memutuskan untuk tinggal berdua di rumah peninggalan bapak, karena merasa sayang jika harus pindah sekolah ke Jakarta.Sementara ibu bekerja di Jakarta ikut majikan nya untuk sementara waktu.. katanya, agan sepuh tidak ada yang menemani.
"Teh... mana roti yang harus Fajar bawa? " Fajar yang sudah lengkap berseragam sekolah dan selesai sarapan, berdiri di depanku.
Aku mengambil keranjang berisi puluhan roti yang ku ambil subuh tadi dari pabrik nya di Rt sebelah,"Ini Jar.. kamu bawa 10 aja dulu ya.. sisanya yang 30 biar teteh bawa ke sekolah.. " Aku memasukkan 10 buah roti ke dalam kantung keresek dan mengikatnya.
"Iyah teh... " Ia pun mengambil keresek itu dan mencium punggung tanganku. "Fajar pergi dulu.. teteh jangan sampe kesiangan lagi.. nanti di panggil ke ruang BK, bisa pengaruh ke prestasi teteh di sekolah.. Assalamu'alaykum. " Nasehatnya,sambil mengucap salam.
"Wa'alaykumusalam.. Iyaah.. ini 5 menit lagi teteh berangkat.. atau kamu pakai sepeda teteh aja atuh biar ga capek! "
"Ngga teh.. deket ko.. jalan kaki aja. "
"Ya udah atuh sana.. hati-hati yaa.. "
Aku menatap punggung adik laki-lakiku itu dari kejauhan, sungguh dia adalah definisi anak sholeh kebanggaan ku dan ibu.
Tersadar waktu terus mengalir.. aku segera bersiap dan mengambil tas dan menyelendangkan nya di bahuku. Dan meraih kantung keresek berisi roti untuk ku jual pada teman-temanku di sekolah.
Karena jarak dari rumah menuju sekolah kurang lebih menempuh waktu 15 menit memakai sepeda. Aku memakai celana panjang dan kaos oblong dari rumah, setelah sampai baru berganti dengan seragam sekolah.
Sambil mengeluarkan sepeda jadulku peninggalan bapak, aku mengunci pintu depan dan bersiap mengayuh sepedaku dengan penuh semangat 45.
"Heiii.. Pelangi si penjual roti......! rotiii... rotiiiiii... hahahhaa... " Tiba-tiba ada suara cempreng yang biasa mengolokku itu terdengar nyaring di telinga.
Aku tak menggubris nya sama sekali, menunggu ia pergi duluan dengan senyuman penuh ejekan.
"Huuuugh dasar tuliiiii.. " Maki nya lagi, sambil melajukan motor matic nya.
Lagi-lagi aku mendengus.
Dialah Maya..
Anak ketua RT di daerahku yang lumayan berada, hidupnya tak pernah kekurangan tapi entah mengapa sedari kecil sangat suka sekali mengejekku.
Ia seumuran denganku, tapi kami beda sekolah. Ia bersekolah di SMA swasta bergengsi yang mayoritas siswa nya adalah keturunan Tionghoa.
Kalau di pikir-pikir... Apa yang ia permasahkan dariku? dari kecil aku selalu mengalah bila bermain dengan nya.
Setelah besar pun, ia masih tetap saja begitu.
Sudahlah...
Kita ga bisa membandingkan dan menilai oranglain hanya dari luar bukan? mungkin dia memang punya segalanya.. tapi mungkin ada sesuatu yang membuatnya seperti itu.
Tetaplah positif thingking Pela!
Hidup ini akan lebih indah jika kita selalu bersyukur...
Kayuh Sepedamu dan mari bergerak dengan semangat untuk meraih prestasi...
Hai Pelangi!!!!
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
ᰔᩚ 𝙼𝚊𝚖 𝚄𝚖𝚎𝚢𝚜 ♡ᰔᩚ
baca bab pertama dulu yaa, nanti lanjut lagi....
Haii Pelangi ✋
2022-01-23
0
bintang
pada intinya kamu penulis yang cerdas Thor,and im liked salah satu fans fanatik mu,cuma karna dirimu terbilang baru jadi blm boom...
lanjutkan Thor buat tulisan2 yang menginspirasi pembacanya untuk tetap membaca bacaan yg berkualitas.
2022-01-02
2
i'm Fif
karakter utamanya keren.. thor
2021-11-30
1