"Yaah Pel.. rasa cokelat nya habis ya? "
"Pel.. ni aku beli 2 ya.. "
"Kamu di tungguin dari tadi Pel.. aku laper.. "
"Eh Pel... udah ngerjain PR belum? niron lah da kamu mah bageur (nyonteklah.. kamu kan baik)! "
"Aturan yang lain mah pada beli roti aku.. kamu Nanyain PR,kenapa kamu ga ngerjain tadi malam? " Aku mengomel, jam pelajaran sekolah di mulai 5 menit lagi.. tapi teman sebangkuku Nina malah mau nyontek PR.
"Aku mau ke kelas sebelah dulu ya... ini roti nya masih banyak.. " Aku pun berlalu, dan berjalan menuju kelas sebelah untuk menjual rotiku yang masih tersisa.
"Waah.. si tukang roti datang nih.. kemana aja? dari tadi di tungguin nih... " Seloroh Nanda, sambil memilih roti yang ku jajakan di meja.
"Aku kesiangan, tadi masak dulu... Ayo siapa yang mau beli roti lagi? " Tanyaku pada siswa yang kebanyakan adalah teman sekelasku waktu kelas 10.
"Udah sarapan euy Pel.. kenyang... "
"Sini aku beli yang rasa kacang.. "
"Hayuu sini... bentar lagi bel masuk, bisi keburu ada guru.. " Dan teman-temanku yang mau membeli roti mengerubuniku.
Inilah rutinitas ku setiap harinya jika ke sekolah, berjualan roti..
Malu?
Jangan di tanya apakah aku malu atau tidak. Kebutuhan mengalahkan rasa gengsiku ini..
Bel berbunyi...
Aku langsung memasukkan sisa roti ke dalam kantung keresek lagi... dan buru-buru meninggalkan ruangan kelas.
"Makasih yaaa temen-temen... jangan bosen lhooo.. hehhe.. " Aku bergegas lari menuju pintu tanpa melihat kiri kanan.
Bruuugh.
"Awww.... " Aku memekik, rotiku jatuh berhamburan di lantai. "Ehh.. maaf.. " Kataku, dan langsung jongkok untuk memungut roti-rotiku.
"Kalau jalan liat-liat! " Tegur salah seorang siswa laki-laki yang berjalan di samping siswa yang kutubruk.
"Maaf Angka.. aku ga liat! "
Dan ia hanya terdiam, lalu dengan pelan membisikkan sesuatu di telingaku,"Gue bilang jangan pernah manggil gue Angka kalau di sekolah! " Ancamnya pelan, tapi masih tetap terdengar di telingaku seperti nada mengancam.
Aku terpaku, mencerna kalimat yang ia ucapkan. Begitu saja berlalu meninggalkan kelas dan masuk ke dalam kelasku.
Dengan hati berdebar, aku melangkah sambil masih membawa kantung keresek di tanganku.
"Kamu kenapa Pel? "Tanya Nina, saat melihatku memegang dada kiriku.
"Ga ada apa-apa Nin.. aku tadi buru-buru lari takut Bu Mala keburu dateng. "Kataku sambil menyimpan roti-rotiku ke dalam kolong meja.
Dialah Angkasa..
Teman kecil, sekaligus anak dari majikan ibu.
Nama lengkapnya Angkasa Dirgantara, yang berarti ruang yang ada di sekeliling dan melingkupi bumi, terdiri atas ruang udara dan antariksa.
Mengandung arti juga tinggi, luas dan tak terjangkau.
Dulu, kami tumbuh bersama.. saat kami sekeluarga masih tinggal di rumah majikan ibu, yaitu ibunya Angka. Tapi setelah peristiwa besar itu menimpa keluarganya... Ibu memilih untuk pindah bekerja ke rumah agan sepuh di Jakarta.
Jika teringat tentang masa kecilku, itu adalah masa terindah yang di kelilingi oleh kebahagian... Kami berempat masih berkumpul bersama, Bapak.. ibu, aku dan Fajar.
Meskipun tinggal di sebuah pondok kecil di halaman belakang rumah majikan ibu.. Tapi kami di liputi oleh banyak kebahagiaan. Bapak bekerja sebagai supir pribadi keluarga Dirgantara, sementara ibu sebagai asisten rumah tangga yang mengurus segala keperluan di rumah Angka.
"Hhhh... " Aku mendengus. Mengingat kembali masa-masa itu terkadang membuat hatiku merasa sesak.
Teringat bagaimana peristiwa kecelakaan atau insiden yang terjadi dan mengakibatkan meninggalnya bapak dan juga ayahnya Angka,membuat hatiku berdenyut nyeri.
"Assalamu'alaykum... Pagi anak-anak! " Ibu Maya menyapa dengan salam saat memasuki kelas, dengan senyumannya yang ramah.. seketika membuat kami siswa siswi di kelas pun semangat memulai pelajaran sekolah.
***
"Pel... istirahat yuukk.. hayuu kita ke kantin! " Nina membereskan buku-buku yang ternggorok di meja, lalu memasukkan nya ke kolong bangku.
"Ngga Nin... kamu aja! aku makan roti aja, lagian masih kenyang tadi pagi sarapan nasi.. " Kataku, sambil mengambil buku Biologi dari dalam tas ku.
"Yaaah.. kamu mah.. meuni ga pernah ke kantin! hayuulah.. biar bisa liat Angkasa. "
"Maleees.. "
"Aku traktir!! "
Aku menoleh, dan menyunggingkan senyum.
"Beneran.. kamu mau makan apa? bakso? atau batagor? atau apa aja makanan yang ada di kantin boleh kamu makan deh.. "
"Beneran lho! "
"Iyaah.. hayuu! "
Akupun berjalan bergandengan dengan Nina, menyusuri koridor sekolah menuju kantin.
Saat melewati kelas 12,terdengar banyak siswa yang berbisik-bisik membicarakan seseorang.
Dasar tukang ghibah!
"Eh Pel.. kamu tau ngga gosip terbaru? " Tanya Nina saat memakan bakso nya.
"Ga mau denger! males! " Kataku ketus, dan memutar bola mata malas.
"Tapi ini tentang.. the most beautiful kakak kelas yang popular kita... Teh Lembayung! "
"Hahh?..apaan? "
"Dia hamiiill! "
Aku terperanjat, "Jangan ngasal Nin! dosa ghibahin orang baik kaya teh Lembayung! udah akh.. aku ga mau denger! "
"Iihhh tapii ini mah kamu bakalan ga nyangka! "
"Apaan lagi sih? " Kataku malas.
"Karna ternyata.. teh Lembayung itu udah married sama a Senja... kamu tau kan dia? siapa coba yang ga tau a Senja? "
"Aduuuuh ini lagi.. kamu kemakan gosip darimana sih? "
"Ihhh ini tuh udah rame tau.. hampir seantero sekolah tau dan sangat menyayangkan.. cewek se perpect teh Lembayung ko bisa sama a Senja.. yang.. you know kan? "
"Udahlah Nin.. kita jangan negatif thingking.. siapa sih yang tau rahasia Allah.. namanya jodoh, maut, rezeki, semuanya sudah Allah gariskan di masing-masing orang... siapa tau nanti aku jodohnya seorang CEO kaya di drama atau novel.. iyah kan? hihhi.. " Aku terkekeh, pasalnya khayalanku terlalu tinggi dan tak mungkin aku gapai. Membayangkan nya saja tidak masuk akal.
"Yeeehhh.. malah bahas sendirinya! aku aamiin in aja deh.. siapa tau kamu emang jodoh nya orang kaya..Kalau aku pengen berjodoh sama Angkasa... akkh.. kenapa sih ada ya cowok se cool dia! " Nina berangan-angan hingga mulutnya sedikit menganga.
"Huuush! " Aku menutup mulutnya, "Nanti lalat masuk ke mulut kamu! " Kataku sambil terkekeh.
"Udah akh..ngomongin jodoh hari gini.. sekolah aja baru kelas 11 SMA.. yang ada harusnya kita semangat belajar.. sebentar lagi kenaikan kelas.. harus semangat meraih mimpi Nin.. ! siapa tau.. aku juga bisa kaya Andrea Hirata, anak kampung dengan mimpi besar.. dan akhirnya bisa sekolah ke luar negeri dan menggapai cita-cita tinggi... "
"Aku mah cita-cita nya pengen jadi istri Angkasa aja.. punya anak yang banyak.. lucu-lucu... "
"Terbang tuuuh ke angkasa! "
"Ihh siriiik.. kamu punya mimpi.. aku juga punya mimpi... Eh.. kamu pakai shampoo apa sih Pel, rambut kamu bagus banget.. itemnya pekat gini.. trus tebel lagi! " Kata Nina sambil mengusap rambutku.
"Ehh.. kamu pengen di sangka kita penyuka sesama? " Kataku asal saat itu juga Nina menjauhkan tangannya.
"Ihhh.. amit-amiit.. "
"Jangan amit-amit.. Naudzubillah himindzalik.. "
"Iyah.. iyah.. Naudzubillah.. "
"Ayo kita ke kelas yuu.. udah makan nya? bentar lagi masuk! "
"Yuuk.. "
Aku dan Nina berjalan berdampingan keluar dari kantin, menuju kelas kembali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
ᰔᩚ 𝙼𝚊𝚖 𝚄𝚖𝚎𝚢𝚜 ♡ᰔᩚ
hai Angkasa 🤭
2022-01-26
0