Rezeki Tak Hanya Materi..

Pelangi

"Nin.. kira-kira, kerjaan apa ya buat aku biar bisa nambah-nambah uang. "

"Apa ya Pel..aku juga ga tau.. kita kan masih sekolah..emang ada ya mau mau nerima kerja anak sekolah? "

"Iyah juga sih.. " Aku mencoba berpikir keras, tapi masih belum bisa mendapat pencerahan.

Melihat ke arah kantong keresek, masih penuh oleh roti-roti yang belum terjual. Entah kenapa hari ini cuma 2 orang yang beli roti ku tadi pagi. Tumben.

Aku mengacak-ngacak rambutku.

"Kamu mau istirahat diem di kelas Pel? " Tanya Nina, dan ia beranjak dari duduknya.

"Iyah aku mau disini aja.. "

"Ya udah aku mau ke kantin sebentar yaa.. "

Aku mengangguk. Lalu menumpu pipi di kedua tangan yang ku simpan di meja.

"Hai tukang roti.. kasian rotinya ga laku.. makanya jangan belagu! " Evelyn berseloroh dan masuk bersama para dayangnya. Duduk di atas meja sambil tersenyum sinis ke arahku.

Aku tak menggubris nya, dan beranjak meninggalkan ruangan kelas.

"Heehh.. mau kemana kamu! "

Aku pun berlari menyusuri koridor sekolah dan melewati kelas 12 menuju perpustakaan.

Saat melintasi salah satu kelasnya, yang ku yakini adalah kelas teh Lembayung, ku lihat di dalam teh Lembayung sedang duduk menunduk sambil memegang pelipisnya.

Kenapa teh Lembayung ya? Apa dia sakit?

Teh Lembayung memang pasti tak mengenalku, tapi aku mengenalnya karena ia itu kakak kelas paling cantik menurut adik-adik kelas nya sepertiku.

Sosok lembut dan ramah pada semua orang, tak heran banyak siswa cowok yang mengaguminya.

Kurang lebih 3 bulan yang lalu, aku sempat menolong teh Lembayung yang pingsan di dalam toilet. Entah kenapa aku khawatir, dan dengan tak tau malu aku memutuskan untuk masuk ke kelasnya. Takut ia akan pingsan lagi.

Tok.. Tok.. Tok..

Aku mengetuk pintu kelasnya 3 kali, dan ia menoleh ke arahku.

Ia terperanjat,

"Teteh lagi sakit? " Tanyaku, sambil berjalan mendekatinya.

"Lumayan.. lagi pusing ini... makasih yaa... udah care! kamu kelas 11 bukan? yang kelas nya di paling ujung ?"

"Eh.. ko teteh tau? " Aku terkekeh.

"Aku pernah liat aja kamu masuk ke kelas sana... " Sambil terkekeh, teh Lembayung membetulkan kerudungnya.

"Ada yang bisa aku bantu teh? " Tanyaku mengiba, melihat ia beranjak dari duduknya.

"Ga apa-apa... btw, nama kamu siapa? "

"Pela teh... Pelangi... "

"Ma syaa Allah.... bagus banget nama kamu.. jangan-jangan ibu kamu pas ngelahirin kamu,pas ada pelangi.. hehhe.. "

"Ngga ko teh... Malah katanya aku di lahirin pas waktu tengah malam dan hujan deras.. "

"Ooh gitu... kalau aku di lahirin waktu petang pas ada Lembayung.. makanya di namain Lembayung.. "

"Nama teteh juga bagus.... indah banget teh.. teh Lembayung masih pusing? mau aku ambilin air minum atau makanan? "

"Ga usah gapapa ko.. makasih yaa... panggil teh Ayung aja, biar akrab.. "

"Iyah teh.. kalau gitu aku pamit keluar dulu yaa.. " Netraku tertuju pada perut teh Ayung yang memang kelihatan sedikit berbeda.

Aku pun menggelengkan kepala, menyingkirkan pikiran negatif yang di bicarakan oleh Nina.

Tapi kalau memang udah nikah sama A Senja mah.. ya wajar lah. kan udah sah..

"Mari teh... "

"Iyah Pel... sekali lagi makasih yaaa... "

"Sama-sama teh... "

"Pelaaa... Assalamu'alaykum... "

"Ehh iyaah teh... maaf lupaa... hehhe.. Wa'alaykumusalam.. "

Aku berjalan menuju pintu dan keluar dari ruangan kelas teh Ayung, panggil teh Ayung aja ya.. tadi kata dia kan biar akrab.

Teh Ayung baik banget... udah mah cantik, lembut, ramah.. akh pokoknya cewek idaman setiap cowok deh. Aku aja yang cewek kagum.. apalagi cowok.

Mhhmm...

Aku melihat ujung kaki, lalu beralih ke tangan, dan memegang kepalaku.

Melihat sepatu butut bermerek kompas yang sudah belel dan bladus,hitam nya pudar di makan waktu dan inipun sepatu pemberian ibu sewaktu masuk SMA dulu.

Katanya hadiah karena bisa masuk sekolah favorite dan unggulan.

Melihat kulit kaki dan tanganku...,agak hitam dan gelap tak pernah tersentuh perawatan dan hanya aku oles lotion murahan yang harga nya cuma tujuh ribuan, itupun... kalau ada sisa laba dari jualan.

Hhhh..

Aku menghela nafas kasar, sambil berjalan menuju toilet. Masuk ke dalamnya hanya untuk melihat pantulan diri di dalam cermin.

Kasihan sekali kamu Pela... lihat wajahmu itu!

Agak kusam dan tak terawat, meski tak ada satu pun jerawat yang muncul di wajah.. Tapi tak pernah terpoles skincare ataupun bedak. Hanya pelembab wajah yang ku oles tipis hanya agar kulit wajah terlindungi dari cahaya matahari saat bersepeda.

Sungguh sangat kontras dengan sosok yang baru saja ku temui, teh Ayung terlihat sangat terawat.. Kulit nya putih seputih salju, pakaian dan apapun yang di kenakan olehnya kelihatan mahal juga berkelas.

Sudahlah..

Untuk apa mengeluh..

Setiap orang di lahirkan berbeda bukan?

Setiap orang mempunyai takdirnya masing-masing. Ada orang yang ditakdirkan penuh kebahagiaan, ada pula yang sebaliknya.

Aku tak pernah meminta untuk di lahirkan dari keluarga yang miskin..

Tapi terlahir dari keluarga miskin itu bukanlah sebuah kesalahan. Kesalahan sebenarnya adalah ketika kita tak mau bangkit dari kemiskinan dan menjadi kaya.

Tidak ada waktu untuk mengeluh..

Waktu terus berjalan maju.Dan alangkah ebih baik aku memikirkan apa yang akan aku lakukan di masa depan dengan kondisi yang sekarang.

Rejeki sudah diatur Sang Maha Pengatur. Semua mendapatkan porsi berbeda, terlepas usaha dan jerih payah yang ku lakukan.

Kita boleh jadi membenci atas kehidupan ini, boleh kecewa, boleh marah. Tapi ingatlah nasihat lama, tidak pernah ada pelaut yang merusak kapalnya sendiri. Akan dia rawat kapalnya hingga dia bisa tiba di pelabuhan terakhir. Maka jangan rusak kapal kehidupan milikmu hingga dia tiba di dermaga terakhirnya.

Itulah kutipan yang pernah ku baca dari seorang penulis terkenal dengan nama pena Tere liye.

Kita tidak bisa memilih dari keluarga mana kita di lahirkan, apakah dari keluarga kaya dengan darah biru? atau dari keluarga miskin yang berkeluh debu. Apakah kita bisa meminta pada Sang Pencipta kehidupan, ingin tumbuh di rahim ibu yang bagaimana? atau gen ayah seperti apa?

Tidak bisa.

Semua orang di lahirkan sempurna sesuai fitrah nya.. suci dan tak berdosa.. semua orang sama di hadapan-Nya.

"Pelaaaa... "

Aku teperanjat dan keluar dari lamunan. Nina telah berdiri di belakang dan menepuk bahuku.

"Kamu ngapain ngelamun di toilet?tadi berdo'a dulu ga pas mau masuk? gimana kalau kamu kesambet jin!" Ujar Nina sambil menuntunku berjalan keluar.

"Kenapa sih Pel? jangan ngelamun! nih aku beli batagor buat kamu.. hayuu sengaja aku bungkus biar kita bisa makan di kelas!"

Aku mengangguk, mengikuti Nina dari belakang.

Akhh.. Nina.

Entah aku bisa menebus atau tidak kebaikanmu itu, hampir setiap hari kamu mentraktirku makanan.

Padahal aku tak pernah meminta..

Semoga Allah membalas kebaikanmu Nin.

Ternyata rezeki tak hanya mengenai materi, mempunyai sahabat baik dan menyanyangi kita apa adanya adalah salah satu rezeki yang tak ternilai.

***

Episodes
1 Pelangi Inara
2 Angkasa Dirgantara..
3 Taruhan..
4 Rezeki Tak Hanya Materi..
5 Langkah Awal Marvel...
6 Mencari Pekerjaan..
7 Dia sudah punya pacar?
8 Taktik Rangga..
9 Si Badger Madu...
10 Ketakutan...
11 Siasat Angkasa
12 Hidupku Jauh Lebih Beruntung..
13 Perahu Kertas..
14 Pertama kali nya..
15 Batalnya Perjanjian..
16 Pelangi Hatiku..
17 Drama..
18 Perkara Cilok..
19 Petrikor
20 Perasaan Hangat..
21 Teriring Do'a..
22 Kembali seperti dulu..
23 Ada Apa Dengan Angkasa?
24 Sebuah Rahasia..
25 Sepenggal Kisah Sedih..
26 Angkasa, Perasaan Apa ini?
27 Can't Smile Without You...
28 Tetaplah Tersenyum..
29 Di Perkebunan Teh..
30 Rainbow Waterfall..
31 Bosscha..
32 Swallow Me..
33 Hati Dan Kunci..
34 Setan vs Malaikat..
35 Tom And Jerry..
36 Hati Nina..
37 Untuk Nina..
38 Make Over..
39 King and Queen Prom...
40 Perasaan Sebenarnya.
41 Butuh Sendirian..
42 Bertemu A Zaidan...
43 Agan..
44 Bertemu Rindu...
45 Kebohongan..
46 Lembayung Senja..
47 Barrakallah Fiik Pela...
48 Galau..
49 Ibu..
50 Proses Dalam Berhijrah..
51 Larasati Abimanyu.
52 Senyum itu..
53 Dilema
54 Dejavu..
55 Perdebatan tentang Si kaya vs Si miskin..
56 Kepastian..
57 Dia Rindu..
58 Hijabku..
59 Khilaf..
60 Mencintai Dalam Diam...
61 Hijrah..
62 Lauhul Mahfudz..
63 Apa Kabar Angka?
64 Pesan dari siapa?
65 Masih Bolehkah Berharap?
66 Cobaan Apa Lagi Ini?
67 Obat Kekecewaan..
68 Jatuh Cinta Semakin Dalam
69 Keadaan..
70 Proposal..
71 Pulau Asmara: Menikung di Sepertiga Malam..
72 Witing Tresno Jalaran soko kulino
73 Abimanyu
74 Dompet
75 Love Or Obsession?
76 Bertemu Dengan Calon Menantu, Mertua..
77 Permintaan Ibu
78 Malaikat Penolong..
79 Pelangiku..
80 THE DAY; Berlayar....
81 Has Failed...
82 Mutiara...
83 Di Bawah Sinar Rembulan
84 Perjalanan..
85 Sebening Embun
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Pelangi Inara
2
Angkasa Dirgantara..
3
Taruhan..
4
Rezeki Tak Hanya Materi..
5
Langkah Awal Marvel...
6
Mencari Pekerjaan..
7
Dia sudah punya pacar?
8
Taktik Rangga..
9
Si Badger Madu...
10
Ketakutan...
11
Siasat Angkasa
12
Hidupku Jauh Lebih Beruntung..
13
Perahu Kertas..
14
Pertama kali nya..
15
Batalnya Perjanjian..
16
Pelangi Hatiku..
17
Drama..
18
Perkara Cilok..
19
Petrikor
20
Perasaan Hangat..
21
Teriring Do'a..
22
Kembali seperti dulu..
23
Ada Apa Dengan Angkasa?
24
Sebuah Rahasia..
25
Sepenggal Kisah Sedih..
26
Angkasa, Perasaan Apa ini?
27
Can't Smile Without You...
28
Tetaplah Tersenyum..
29
Di Perkebunan Teh..
30
Rainbow Waterfall..
31
Bosscha..
32
Swallow Me..
33
Hati Dan Kunci..
34
Setan vs Malaikat..
35
Tom And Jerry..
36
Hati Nina..
37
Untuk Nina..
38
Make Over..
39
King and Queen Prom...
40
Perasaan Sebenarnya.
41
Butuh Sendirian..
42
Bertemu A Zaidan...
43
Agan..
44
Bertemu Rindu...
45
Kebohongan..
46
Lembayung Senja..
47
Barrakallah Fiik Pela...
48
Galau..
49
Ibu..
50
Proses Dalam Berhijrah..
51
Larasati Abimanyu.
52
Senyum itu..
53
Dilema
54
Dejavu..
55
Perdebatan tentang Si kaya vs Si miskin..
56
Kepastian..
57
Dia Rindu..
58
Hijabku..
59
Khilaf..
60
Mencintai Dalam Diam...
61
Hijrah..
62
Lauhul Mahfudz..
63
Apa Kabar Angka?
64
Pesan dari siapa?
65
Masih Bolehkah Berharap?
66
Cobaan Apa Lagi Ini?
67
Obat Kekecewaan..
68
Jatuh Cinta Semakin Dalam
69
Keadaan..
70
Proposal..
71
Pulau Asmara: Menikung di Sepertiga Malam..
72
Witing Tresno Jalaran soko kulino
73
Abimanyu
74
Dompet
75
Love Or Obsession?
76
Bertemu Dengan Calon Menantu, Mertua..
77
Permintaan Ibu
78
Malaikat Penolong..
79
Pelangiku..
80
THE DAY; Berlayar....
81
Has Failed...
82
Mutiara...
83
Di Bawah Sinar Rembulan
84
Perjalanan..
85
Sebening Embun

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!