Menggapai Hatimu
...Di sarankan baca JOVITA lebih dulu agar paham alur ceritanya!...
...Welcome to my story'...
.......
.......
...Beberapa part mengandung area 21+. Mohon bijak dalam memilih bacaan!!...
...🍁🍁🍁🍁...
"Majelis hakim menyatakan bahwa terdakwa saudara Ishwar Kalingga terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar pasal 114 ayat 2 dan pasal 132 ayat 1, undang-undang nomor 35, tahun 2009 tentang Narkotika. Tanpa hak atau melawan hukum menawarkan untuk di jual, menjual, membeli, menerima menjadi perantara dalam jual beli menukar atau menyerahkan Narkotika golongan 1 Jenis Ovium dengan berat sebanyak 1,5 kilogram. Hakim memutuskan saudra Ishwar di vonis hukuman mati!!!"
Tok! Tok! Tok!
Hukuman mati telah di tetapkan untuk Ishwar. Ketukan palu telah di lakukan. Tubuh Ishwar bergetar hebat setelah hakim memutuskan vonis hukuman mati untuknya. Air mata mengalir dari pelupuk matanya, jantungnya berpacu semakin cepat, tangannya mengepal kuat, hatinya bergemuruh menahan amarah yang memuncak.
Sekarang dia tidak bisa melakukan apa-apa lagi untuk membela dirinya. Setelah vonis hukuman mati telah di tetapkan untuknya.
"TIDAAAAK.." teriak seorang gadis histeris.
Dia tidak terima dengan putusan hakim yang menyatakan bahwa Ishwar di Vonis hukuman mati.
"ABANG GAK BERSALAH!!" teriak gadis itu.
Tubuh Ishwar semakin bergetar hebat, mendengar teriakkan sang adik. Dia tidak tega melihat gadis itu menangis dan histeris.
Ishwar menatap gadis itu dengan berderai air mata. Gadis itu berlari menuju Ishwar, meski beberapa orang menghalanginya dia tidak perduli. Dia melawan mereka dan berlari menuju Ishwar. Dia memeluk Ishwar dengan erat, dia tidak ingin kehilangan sang kakak yang sangat dia sayangi. Dia percaya kakaknya tidak bersalah.
Ishwar pun memeluk erat gadis itu, jantungnya semakin berdetak tidak karuan. Tubuhnya terasa panas membara menahan amarah, dadanya terasa sesak.
"Kamu kuat, kamu harus kuat tanpa abang!"
Gadis itu menggeleng. "Abang gak bersalah, abang gak boleh di hukum mati!" Isak gadis itu. Ishwar melepaskan pelukannya dan menatap wajah sang adik lalu dia mengusap air mata gadis itu.
"Terima kasih karena kamu sudah percaya sama abang!" ujar Ishwar tersenyum.
"Jaga diri kamu baik-baik ya dek! Abang sayang sama kamu!" Ishwar mengecup kening sang adik. Gadis itu menggeleng tak rela abangnya berkata seperti itu.
"Jangan tinggalin aku. Aku gak punya siapa-siapa lagi selain abang," Isak gadis itu berderai air mata.
"Abang percaya adek anak yang kuat. Adek bisa abang andelin adek harus cari bukti kalo abang tidak bersalah!" ucap Ishwar sambil mengusap air mata gadis itu.
Gadis itu menatap lirih Ishwar, lalu dia memeluk lagi tubuh Ishwar. Beberapa petugas segera membawa keluar Ishwar dari ruang sidang untuk menunggu hukuman matinya. Mereka melepaskan paksa pelukan gadis itu dari Ishwar.
"Abang gak boleh tinggalin aku!" Isak gadis itu.
Dia tidak mau melepaskan pelukan Ishwar. "Abang!" Isak tangis gadis itu pecah saat tubuh Ishwar berhasil lepas dari pelukannya.
Ishwar menatap nanar adiknya. Dia tidak tau harus bagaimana? Jika dia di hukum mati, siapa yang akan menjaga adiknya. Tapi dia pun tidak bisa berbuat apa-apa, ini sudah takdirnya.
"Abang yakin kamu kuat tanpa abang!" _Ishwar.
Tangis gadis itu pecah saat Ishwar mulai menghilang dari pandangannya. Tubuhnya terhuyung lemas tak bertenaga, seorang wanita segera menangkap tubuhnya agar tubuh gadis itu tidak terjatuh.
"ABAAAAANG..."
...***...
Sebulan sebelumnya..
Seorang gadis cantik berambut ikal dan bermata hazel sedang melepas kepergian sang kakak, yang akan bekerja di luar pulau untuk beberapa hari.
"Abang cepat pulang ya!" ucap gadis itu sambil memeluk Ishwar.
Ishwar tersenyum. "Siap tuan putri!" balas Ishwar.
Gadis cantik itu bernama Isvara Indraswari atau biasa di sapa Vara. Dia melepaskan pelukannya dan menatap sang kakak.
Ishwar mengusap kepala Vara. "Nanti kak Sere yang temenin kamu ya!" Vara mengangguk.
"Hati-hati ya!"
"Abang juga hati-hati! Cepat pulang dan bawa oleh-oleh," ucap Vara tersenyum.
Ishwar tergelak. "Oh jadi Vara cuma mau oleh-olehnya aja. Abangnya gak mau?"
"Abangnya juga, cepat pulang!" ucap Vara manja.
Ishwar tersenyum. "Re, aku titip Vara ya!"
Sere mengangguk. "Kamu tenang aja, aku bakal temenin Vara sampe kamu pulang!"
Ishwar tersenyum, lalu dia mengecup kening Sere.
"Makasih ya sayang!" Sere mengangguk.
"Kamu hati-hati ya, bener kata Vara cepat pulang. Aku pasti bakal kangen banget sama kamu," balas Sere.
"Aku juga!"
Tiba-tiba Ishwar menutup mata Vara dengan telapak tangannya, lalu dia mengecup bibir Sere.
"I Love you! Aku janji, jika proyek ini berhasil aku akan melamar kamu!"
Cup..
Sere membalas kecupan Ishwar. "Aku tunggu kamu!" balas Sere tersenyum sambil menatap wajah kekasihnya itu.
"Udah belum bang, emang kalian pikir aku gak tau apa yang sedang kalian lakukan!" ucap Vara.
Ishwar melepaskan tangannya dari mata Vara. Ishwar dan Sere tertawa.
"Aku ini udah gede bang, bukan anak kecil lagi. Aku udah 19 tahun, ngapain abang tutup mata aku?" ucap Vara sebal karena abangnya selalu menganggap dirinya anak kecil.
Ishwar tersenyum, dia menarik Vara ke dalam pelukannya.
"Tapi bagi abang, kamu adalah adik kecilnya abang. Sampe kapanpun kamu tetap adik kecilnya abang," ucap Ishwar.
Vara mengerucutkan bibirnya. "Abang aku ini udah kuliah, jadi aku udah gede!" ucap Vara tak terima karena di sebut anak kecil.
Ishwar tertawa. "Iya, iya adik kecil abang sekarang udah gede!" ucap Ishwar sambil mengusap kepala Vara.
"Udah gede tapi masih manja!" celetuk Ishwar dan membuat Vara mencebik sebal.
Tak lama suara panggilan boarding untuk keberangkatan pesawat ke Batam menggema.
Ishwar segera berpamitan pada adik dan kekasihnya.
"Kalian hati-hati ya, kalo ada apa-apa telpon abang!" Vara dan Sere mengangguk.
Ishwar pun melangkah masuk dan meninggalkan Vara dan Sere. Vara dan Sere melambaikan tangannya pada Ishwar. Ishwar menoleh lalu membalas lambaian tangan mereka.
Setelah beberapa menit akhirnya pesawat menuju Batam pun meluncur terbang ke angkasa. Vara melihat pesawat yang ditumpangi kakaknya terbang dari dalam bandara.
Setelah pesawat menghilang di balik awan, Sere mengajak Vara pulang.
***
Tiga hari setelah kepergian Ishwar ke Batam, tiba-tiba Vara dan Sere di kejutkan dengan sebuah berita. Bahwa Ishwar di tangkap polisi karena kasus narkoba, bahkan Ishwar di tetapkan sebagai tersangka dan dia di tuduh sebagai bandarnya Narkoba saat check out di bandara saat mau pulang. Karena petugas bea cukai menemukan beberapa bungkus obat terlarang itu di dalam koper dan tas Ishwar. Kurang lebih obat terlarang itu seberat 1,5 kilogram.
Vara dan Sere benar-benar Syok dengan berita itu. Mereka langsung terkulai lemas di sofa setelah mendengar berita tentang Ishwar.
"Gak mungkin! Abang Ish bukan orang jahat!" gumam Vara.
Dia tau benar seperti apa Ishwar, jangankan mengedarkan narkoba, dia bahkan sangat membenci obat terlarang itu. Vara sangat tau Ishwar adalah orang yang sangat baik. Dia tidak mungkin jadi bandar Narkoba.
Baginya Ishwar adalah pahlawan setelah kepergian kedua orangtuanya. Dan cuma Ishwar yang dia punya di dunia ini.
Air mata mengalir deras membasahi pipi Vara. "Abang Ish!" Isak Vara.
Sere segera memeluk Vara dan menenangkan gadis itu.
Selama sebulan kasus Ishwar di tangani dan kasus Ishwar sampai ke pengadilan dan akhirnya dia tetapkan sebagai terdakwa hingga akhirnya mendapat Vonis hukuman mati. Karena dia sudah menjadi pengedar, penjual dan juga bandar Narkoba, meski tes urine negatif dan tidak menunjukkan dia seorang pemakai. Tapi bukti yang didapatkan para pihak kepolisian dan badan Narkotika Nasional sudah cukup untuk menjadikan Ishwar terdakwa.
...***...
Kembali ke ruang Sidang..
Setelah Ishwar di bawa para petugas. Sere mengajak Vara pulang. Tubuh Vara lemas dan tak bertenaga, dia masih sangat syok dengan keputusan pengadilan untuk vonis sang kakak. Dia tidak mau kehilangan Ishwar.
"Kalo Abang pergi, siapa yang akan menjagaku?" batin Vara.
Sere membantu memapah Vara dan membawanya ke mobil.
"Abang!" Isak gadis itu.
Hati Vara benar-benar hancur karena dia harus kehilangan keluarga satu-satunya yang dia punya. Jika Ishwar di hukum mati, maka Isvara akan hidup sebatang kara.
Akankah gadis itu sanggup hidup seorang diri tanpa kehadiran sang kakak?
Akankah gadis itu menemukan siapa pelaku yang sudah menjebak kakaknya?
Akankah dia mendapatkan keadilan untuk sang kakak?
...Bersambung.....
...Please dukungannya ya, biar aku semangat terus updatenya dan bisa menghibur kalian lagi. Terima kasih 🙏😊...
...Semoga cerita ini bisa menghibur kalian lagi 😊...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
HiaTus
aku mampir kak, udh masuk keranjang.
nnti aku baca pelan2 ya😊😊
2021-12-23
3
Dea Amira 🍁
mmpir kk
2021-12-22
1
Rosi T
mampir kk
mampir juga di novel ku ya..
2021-12-21
1