...Welcome to my story'...
.......
.......
...🍁🍁🍁🍁...
Vara baru saja mendapatkan pekerjaan. Dia sangat senang akhirnya dia mendapatkan pekerjaan dan tempatnya juga tidak jauh dari rumahnya. Dia bekerja di minimarket sebagai kasir.
Besok dia sudah mulai bekerja. Seperti biasa Vara berjalan kaki menuju rumah, bisa saja dia naik angkutan umum tapi dia lebih suka berjalan kaki sambil menikmati hembusan angin dan melihat aktivitas orang-orang di sekitarnya.
Saat dia memasuki jalan yang lumayan sepi. Tiba-tiba dia melihat seorang gadis berseragam SMP sedang di ganggu dua preman.
Vara mencari sesuatu untuk menghajar preman itu. Akhirnya dia menemukan kayu yang tidak terlalu besar tapi semoga bisa menghajar para preman itu.
Tak pikir panjang Vara langsung memukul para preman itu dengan kayu itu.
"Jangan ganggu dia!!" pekik Vara sambil memukul punggung preman itu menggunakan kayu. Sontak membuat mereka meringis kesakitan.
"Pergi kamu jangan ganggu dia, atau saya lapor polisi!!" pekik Vara.
Para preman itu kabur dan lari terbirit-birit, selain takut di laporkan polisi pukulan Vara juga lumayan sakit.
Vara segera melempar kayu yang dia pegang, lalu dia menghampiri gadis yang sedang ketakutan itu.
"Kamu gak apa-apa?" tanya Vara pada gadis itu. Gadis itu menggeleng, lalu dia memeluk Vara.
"Aku takut kak!" Isak gadis itu.
"Udah gak usah takut. Premannya juga sudah pergi," ucap Vara.
Vara mengajak gadis itu ke tempat yang lebih aman. Akhirnya mereka duduk di bangku taman di sekitaran sana.
Vara beranjak. "Kakak mau kemana?" tanya gadis itu.
"Kamu tunggu sebentar kakak mau beli minum dulu," jawab Vara.
"Jangan lama-lama kak, aku takut!" Vara mengangguk.
Tak lama Vara pergi dia kembali membawa air mineral. Lalu dia duduk di samping gadis itu.
"Kamu minum dulu ya, biar lebih tenang." Gadis itu mengangguk, dia langsung menerima air mineral itu dan meminumnya.
"Nama kamu siapa?" tanya Vara.
"Jovanka kak, aku biasa di panggil Vanka," jawab gadis itu.
"Kenapa kamu bisa ada di sana?" tanya Vara.
"Aku di kerjain teman-teman aku, aku di tinggalin di sana sendirian sampe akhirnya aku di gangguin preman-preman itu," jawab Vanka tertunduk dan terisak.
Vara mengusap kepala Vanka. "Mau kakak anter pulang?"
"Enggak usah kak, aku udah nelpon abang. Nanti dia jemput aku!" jawab Vanka. Vara mengangguk.
Vara menemani Vanka sampai abang nya datang menjemput.
Beberapa menit kemudian sebuah mobil berhenti tak jauh dari mereka duduk.
"Itu mobil abang!" seru Vanka.
Lalu seorang pria keluar dari mobil itu. Seorang pria tampan seumuran Ishwar, Vara menatap pria itu lekat, entah kenapa pria itu mengingatkan dia pada abangnya. Perawakannya mirip dengan Ishwar.
Pria itu berjalan menghampiri Vara dan Vanka.
"Abang!!" gadis itu langsung memeluk abangnya.
"Adek gak apa-apa?" tanyanya.
"Aku gak apa-apa bang, tadi ada preman yang ganggu aku. Tapi kakak ini tolongin aku," jawab Vanka sambil menunjuk ke arah Vara.
Pria itu menatap Vara. "Terima kasih!" ucapnya dengan nada yang datar.
Vara mengangguk. "Oh iya nama kakak siapa?" tanya Vanka.
"Vara!"
"Ini abang aku, namanya Langga!" ucap Vanka memperkenalkan abang nya itu.
Vara tersenyum menyapa pria itu. Tapi pria itu hanya memasang wajah datar dan tak perduli.
"Ya sudah kita pulang!" Vanka mengangguk.
"Kak, aku pulang dulu ya!" Vara mengangguk.
Vanka dan Langga pergi meninggalkan Vara. Saat di mobil Vanka melambaikan tangannya pada Vara. Vara membalasnya dan tersenyum.
Vara menghela nafas. Dia beranjak lalu bergegas pulang.
.
.
Langga fokus menyetir sambil mengingat di mana dia pernah bertemu Vara.
Karena dia merasa wajahnya tidak asing, sepertinya dia pernah bertemu sebelumnya tapi dia lupa.
"Abang!" panggil Vanka tapi pria itu masih sibuk dengan pikirannya.
Vanka mencebik sebal karena di acuhkan. Tak lama mereka sampai di rumah. Vanka dan Langga turun dari mobil setelah mobil di parkirkan.
Vanka masuk ke dalam rumah di ikuti Langga.
"Assalamualaikum.."
"Waalaikumsalam.. sayang, kamu gak apa-apa kan? Tadi kata abang kamu di gangguin preman!" tanya Erina sambil memeluk Vanka.
"Aku gak apa-apa mah, tadi ada yang nolongin aku dari preman-preman itu!" jawab Vanka.
"Syukurlah, ya udah sekarang adek ganti baju dulu terus makan ya!" Vanka mengangguk lalu dia pergi ke kamar untuk berganti baju.
Langga masih terdiam sambil terus mengingat di mana dia bertemu dengan gadis tadi. Karena dia yakin dia pernah bertemu sebelumnya.
"Lang!" panggil Erina.
Pria itu masih setia dengan lamunannya. "Langga!!" Erina menepuk bahu Langga Seketika lamunannya pun buyar.
"Iya tan, kenapa?"
"Kenapa bengong? Ayo makan dulu kamu harus ke kantor lagi kan?"
Langga mengangguk, lalu dia beranjak dan menuju ruang makan. Dan dia makan siang bersama Vanka dan Erina.
...***...
Pagi ini Vara sudah bersiap untuk bekerja. Dia harus semangat dan terus semangat. Vara menatap dirinya di cermin dia tersenyum melihat seragam yang dia pakai.
Setelah merapikan penampilannya, Vara mengambil tas lalu bersiap berangkat. Tak lupa dia mengunci pintu. Vara berjalan kaki menuju minimarket karena jaraknya juga tidak terlalu jauh.
Saat melewati tetangganya Vara hanya menunduk, dia mengabaikan omongan mereka. Meski sudah lama mereka masih mengingat dan membenci Vara.
Sekitar tujuh menit jalan, dia sampai di tempat kerja. Setelah membersihkan tempat kerjanya dia sudah bersiap menyambut kedatangan pembeli.
Vara masih deg-degan ini pertama kalinya dia, bekerja semoga dia tidak melakukan kesalahan. Vara menghela nafas.
"Bismillahirrahmanirrahim.." ucapnya. Memulai pekerjaannya dengan bismillah.
Lumayan banyak pembeli yang datang, Vara dan temannya cukup kelelahan karena melayani pembeli.
Tapi pas pembeli terakhir, Vara terkejut dia adalah bapak-bapak provokator yang ingin mengusirnya dulu.
"Kamu!!" pekiknya dengan tatapan tajam.
Melihat Vara yang melayani, bapak-bapak itu pindah ke kasir yang satunya. Tatapannya terus tertuju pada Vara, dia seperti sangat membenci Vara.
Vara hanya terdiam dan mengabaikannya. Dia tidak ingin berurusan dengan dia.
Setelah selesai, bapak-bapak itu menatap tajam Vara. Lalu dia berbicara dengan teman Vara.
"Hati-hati dengan dia, kakaknya orang jahat!" ucapnya.
Dada Vara terasa sesak. Dia ingin sekali memaki pria gendut itu, tapi Vara berusaha menahannya.
Setelah mengatakan itu, dia pergi dari minimarket. Siska teman kerjanya Vara menghampiri Vara.
"Ra kamu kenal dia?" tanya Siska. Vara menggeleng karena memang dia tidak mengenal pria itu.
"Gak tau sis, tuh orang sok kenal banget!" ucap Vara.
Siska pun mengangguk dan kembali ke tempat kerjanya. Vara memijit pelipisnya kepalanya terasa pusing, mungkin terlalu banyak pikiran membuat dia jadi sakit kepala.
Tak lama datang lagi seorang pembeli. Dan ternyata pembeli itu gadis yang kemarin dia tolong.
"Kak Vara!" sapa Vanka.
"Vanka!" Vara tersenyum melihat gadis itu.
"Kakak kerja di sini?" Vara mengangguk.
"Kamu di sini sama siapa? Sendiri?" tanya Vara. Vanka menggeleng.
"Aku di anter sama om Dimas, supir mama!" Vara mengangguk.
Dia takut gadis itu ke sini sendiri dan nanti malah di ganggu sama preman lagi.
"Ya udah aku mau beli minum dulu ya kak!" Vara mengangguk dan tersenyum.
Vanka mencari minuman kesukaannya. Setelah menemukannya, dia bergegas bayar di kasir Vara.
"Udah ini aja dek?" Vanka mengangguk.
"Kak boleh gak aku minta nomer hape kakak?" Vara mengangguk.
"Boleh!" Vanka tersenyum lalu dia mengeluarkan ponsel di tasnya. Setelah mendapatkan nomer ponsel Vara, Vanka pamit pergi.
Vara menggelengkan kepalanya dan tersenyum.
...Bersambung.....
Masih sepi lanjut gak ya? 🤔
Suka ragu lanjut kalo sepi tuh!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
saysay
baru tahu kisah langga lanjut disini, thor❤️
2022-02-24
0
Nurliana Saragih
aku suka karyamu Thor, jarang da novel yg kayak gini, kebanyakan novel walaupun Adek Kakak manggilnya nama aja.
bukan Kakak Adek kayak gini.
👍👍👍
2022-01-08
1
Duwi Hariani
aku mmpir kak thor! mmpir juga ya di novel ku "terjebak cinta janda muda"
2021-12-12
0