Cinta Pada Kedalaman 50 Meter

Cinta Pada Kedalaman 50 Meter

Episode 1

Aku mengejar cintanya sudah lima bulan. Sialnya cewek itu sangat sulit untuk didapatkan. Bak mencari jarum pada tumpukan jerami!

Brigitta namanya. Murid pindahan dari pulau sebelah yang saat ini sedang naik daun di kampus. Sainganku banyak cuy!

Bayangin aja setiap dia lewat di kampus banyak cowok-cowok yang ngantri buat nyapa dia. Dan aku bagaikan debu yang tertiup angin topan.

Wuusssssss! Terbang menghilang!

Aku selalu tak terlihat di pelupuk matanya.  Padahal banyak cewek yang tergila-gila dengan katampananku ini.

Sialnya itu tak berlaku bagi cewek jangkung berhidung mancung, Brigitta!

Bagaikan model yang berlenggak lenggok di catwalk, ia berjalan dengan tersenyum kepada siapa saja yang  menyapanya.

“Sok cantik banget sih!” Gerutu Priska yang tak menyukai kedatangan murid baru itu.

“Emang dia cantik.” Ketus Degta yang merupakan musuh bebuyutan Priska.

“Ndra, cantikan gue kan dibanding dia?” tanya Priska padaku dengan nada manja.

“Dia lah!” jawabku.

“Kok kamu gitu sih! Aku kan pacar kamu.” protesnya.

Tanpa memperdulikan Priska, aku berjalan tergesa untuk mendapatkan perhatian dari anak baru itu. Perlu kalian ketahui bahwa aku bukan play boy. Priska memaksaku untuk menerima cintanya.

Aku terpaksa!

Dia hampir mati karena putus asa. Jujur, sampai saat ini aku tidak mencintai dia.

Semakin lama menjalin hubungan dengannya, aku semakin tertekan. Banyak aturan yang dibuat dengan alasan yang tak masuk akal. Intinya, aku hanya boleh berteman dengan cowok. Dan satu perempuan, yaitu dia sendiri. Gila kan?

Sedangkan aku punya sahabat perempuan yang sangat dekat dengan keluargaku dan sudah dianggap anak sama papa dan mama. Masa iya aku nggak boleh berteman dengan perempuan lain selain dia. Permainan macam apa ini!

“Andra, nanti sore latihan diving yuk. Loe nggak ada jadwal kan?” tanya Yossy.

“Ntar sore nggak ada jadwal sih. Tapi Priska ngajak gue ke acara ulang tahun temannya.” jawabku.

“Loe masih aja diperbudak sama dia.” ketusnya.

“Maksud loe apa ngomong kayak gitu?” tanyaku tak terima.

“Loe nggak sadar? Loe itu kayak bonekanya dia. Disuruh kesana nurut disuruh kesitu nurut! Capek gue ngelihatnya.” tutur Yossy.

“Asal loe tahu, gue ngelakuin itu biar dia senang. Ya mungkin emang nggak selamanya sih. Tapi setidaknya gue pernah membuat seseorang bahagia.” jelasku.

Priska yang merupakan korban broken home pasti tidak pernah merasakan kasih sayang. Aku tahu gimana rasanya ngelihat orang lain bahagia dengan keluarganya yang tak bisa dirasakan oleh pacarku.

Orang tuanya bercerai ketika dia masih duduk dibangku SD. Ibunya selingkuh ketika ayahnya bekerja di luar kota. Dan ia melihat dengan mata kepalanya sendiri saat ibunya sedang becumbu dengan laki-laki lain.

Sungguh sakit!

Mengingat hal itu, ingin sekali aku menampar dan menghabisi nyawa garangan tersebut. Laki-laki sialan!

“Terserah loe deh. Ntar hubungin gue kalau loe jadi latihan. Kalau nggak, gue berangkat sendiri sama Brigitta.” terangnya.

“What?” sahutku dengan mata terbelalak.

“Iyalah. Masa iya pacarnya dibiarin berangkat sendiri.” jawab Yossy.

“Maksud loe? Kalian pacaran?” tanyaku penasaran.

“Hahahaha. Iya lah. Kok loe nggak tahu sih.” jawabnya ngeledek.

“Bohong loe!” kataku.

Seakan tak percaya dengan apa yang kudengar, ia mengulangi lagi ucapannya.

“Kita udah pacaran sejak satu jam yang lalu!” Jelas Yossy dan berlalu ninggalin aku yang masih termangu di kelas.

Mereka pacaran? Kenapa dia milih Yossy? Bukannya aku yang paling keren di kampus ini?

Ahhh, aku baru sadar.

Ketampanan tak menjamin seseorang untuk jatuh cinta. Bisa saja Brigitta menyukai Yossy karena dia termasuk murid yang rajin, pandai, wangi dan bersih. Sedangkan aku? Wangi dan tampan saja tak cukup jika tak diimbangi dengan kecerdasan.

Memang, murid baru tersebut terkenal kepandaiannya. Jadi wajar kalau dia mengincar lelaki yang kemampuan otaknya tak jauh dari dirinya. Sepadan lah.

***

Sore ini kuputuskan untuk mengantar Priska ke salah satu butik dekat kampus. Ia menjajal beberapa gaun yang akan dipakai ke acara ulang tahun temannya.

“Sayang, bagus nggak?” tanyanya.

Aku yang sedari tadi sibuk dengan ponselku langsung menatap indah tubuhnya. Panjang rambut dan cantik wajahnya.

“Cantik.” Setengah sadar aku memuji dan menghampiri perempuan itu.

Pacarku kegirangan. Tapi naas, aku berjalan melewati tubuhnya yang berdiri disamping cermin. Mataku tetap tertuju pada sosok wanita cantik yang kupuji.

“ Brigitta, kamu cantik sekali?” kataku.

“Kamu? Sepertinya aku pernah melihatmu.” sahutnya.

“Aku temannya Yossy.” jawabku.

“Andra! Apa-apaan sih kamu!” Gerutu Priska yang sejak tadi merasa kesal dengan sikapku.

Ia menarik dan membawaku ke ruang ganti.

Sial!

“Apa aku kurang cantik? Kurang sexy? Apa sih kelebihan cewek itu?” Tanyanya kesal sambil menatap mataku.

“Sorry, Pris.” Jawabku dan keluar dari ruangan tersebut.

Aku duduk menunggu pacarku dan tetap memperhatikan Brigitta. Sambil membolak-balikkan lembaran majalah, aku menemukan sebuah iklan dari butik itu sendiri.

Terpampang wajah perempuan sebagai modelnya yang tak lain adalah Brigitta. Dari situ aku mengetahui bahwa pemilik butik tersebut adalah mamanya.

Tak lama, Piska kembali dengan membawa gaun yang telah dibelinya. Ia langsung mengajakku pergi dari tempat tersebut. Tanpa pamit dengan anak pemilik butik, aku dan pacarku langsung cabut dan segera mempersiapkan diri untuk ke acara ulang tahun temannya.

Sebagai bentuk kepedulian, aku akan menemani Priska dan melupakan latihan diving bersama Yossy.

Aku tak tahu entah sampai kapan aku mengalah dan mengorbankan perasaanku ini. Perlahan ia akan tahu bahwa aku menerima cintanya karena kasihan. Dan aku yakin cepat atau lambat ia akan mengerti dan memaklumi.

“Priska, maafin aku ya soal di butik tadi.” Ucapku sambil menggenggam erat tangannya.

“Nggak apa-apa kok. Brigitta emang cantik dan mampu membius siapa saja yang melihatnya. Aku nggak marah.” jawabnya.

“Bagus deh kalau kamu nggak marah.” pungkasku.

Setelah mengantar ia pulang, aku juga kembali ke rumah untuk mandi dan bersiap diri.

Sampai rumah, papa dan mama menampakkan raut wajah yang tak sedap dipandang.

“Andra, kenapa kamu meninggalkan latihan diving? Bukankah hari ini Yossy mengajakmu latihan?” tanya Papa.

“Sorry, Pa. Hari ini Andra mau pergi sama Priska.” jawabku.

“Apakah pergi bersama Priska lebih penting daripada latihan diving? Ha!” bentak Papa.

“Untuk kali ini penting, Pa.” bantahku.

“Oh, kamu sudah mulai berani membentak Papa dan Mama ya!” ucap Mama.

“Bukan begitu Ma, Pa. Please, kali ini aja ijinkan Andra pergi bersama Priska.” pintaku.

“Nggak bisa. Kamu nggak boleh pergi kemana-mana! Sini kunci mobil kamu.” Ucap Papa sambil merampas kunci mobil yang kupegang.

Dengan kasar papa menyeretku masuk kamar dan mengunci pintunya.

Blarrrr!!!!

Terpopuler

Comments

Intan Nurainiy

Intan Nurainiy

kakak semangat 🔥.
dapat salam dari.
"istri dingin CEO tampan"
Jan lupa mampir ya.

2020-12-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!