Sahabat Beda Alam
Tak seperti hari hari biasanya, Fityah yang biasanya ceria, sumringah, dan sangat periang, hari ini terlihat sangat berbeda....
" kak Fit...." teriak Wilani. Tumben lemes aja?
biasanya jam segini udah nelpon ngajak jogging? namun teriakan Wilani tidak dihiraukan oleh Fityah.
Wilani adalah sahabat Fityah yang sudah dianggap seperti saudaranya sendiri. Wilani pun juga kuliah dikampus dan fakultas yang sama namun mereka berbeda jurusan. Fityah dan Wilani sudah mulai akrab sejak pertama kali menjadi mahasiswi baru.
Wilani terus memanggil manggil temannya itu. " ahh,mungkin dia lagi ngelamun" oceh Wilani. sesampainya di kos, Wilani pun menelfon Fityah, " kenapa sih kak Fit? " omel Wilani." aku panggil kok kak Fit enggak jawab?" tambah Wilani.
"hhaah?, masa iya?"jawabku, mungkin karena masalah KKN ini wi bikin aku gak fokus.
" ya sudahlah lah, lima menit lagi aku nyampe, tunggu ya..?" tegas Wilani.
Tidak lebih dari lima menit ternyata Wilani sudah berada di kos Fityah. Setelah bercerita panjang lebar tentang masalah yang sedang membebaninya belakangan ini, akhirnya Wilani mengerti.
" Memangnya kamu aja yang mau KKN..?, aku juga ikut" sambung Wilani.
"Bukannya kamu udah ngebatalin KKN di KRS mu wi? tanya ku.
Wilani kemudian menceritakan semua alasannya dibalik rencananya mengambil KKN kembali di lembaran Kartu Rencana Study nya. Memang sebagian mahasiswa sangat antusias dengan program ini, dan ada sebagian juga yang "ga tertarik".
Salah satu mahasiswa yang masuk kedalam option kedua diatas adalah Fityah. Dia punya alasan mistis dibalik itu. Dahulu Fityah adalah seorang anak indigo. Heemmm.. kira-kira sejak berusia balita dia sudah bisa merasakan
hal hal yang tak kasat mata disekelilingnya. Hanya saja hal itu bukannya tidak berimbas apa apa baginya, bagi
sebagian orang mungkin indigo dianggap kelebihan, tapi tidak untuk dirinya.
Keesokan paginya, saat Fityah hendak keluar dari kamar kosnya, ia dikejutkan oleh suara ketukan pintu. Kemudian dengan tangan yang penuh dengan kertas dan map, ia mencoba membukanya. "wooooowww"
teriak Wilani. "
ohh kamu wi," sambung Fityah.
"Lho kok masih datarnya ekspresimu kak Fit? aku jamin sebentar lagi kamu pasti beda 100 %” ujar Wilani..
"haaaa???, beneran wi..??" terdengar suara sumringah dari Fityah.
"tuhkan, aku bener" tebak Wilani. rupanya Wilani membawa kabar yang benar benar merubah suasana hati sahabatnya itu. Fityah merasa sudah kembali kedunianya.
" Nah, mulai hari ini, kak Fit jangan galau lagi ya, kita kan satu grup" celetuk Wilani.
"O iya, besok pagi jangan lupa ya kita ngumpul di Biro jam 10. Ntar kita ketemuan disana.
******
Keesokan harinya, dengan langkah cepat Fityah melaju ke parkiran kampus untuk mengambil motornya, tiba tiba matanya tertuju ke blok P. Parkiran dikampus ini memang sangat penuh sesak oleh beratus motor mahasiswa
kampus, tapi anehnya enggak ada satupun mahasiswa yang mau memarkirkan motornya di Blok paling ujung tersebut. "Mungkin karena inilah mungkin alasannya," gumamnya dalam hati.
Hari itu udara memang sangat dingin, mendung dan sedikit gerimis, dari tempat Fityah memarkirkan motornya, ia melihat sosok perempuan dengan almamater biru tua. Perempuan itu tidak terlalu tinggi, rambutnya terikat rapi kebelakang dengan sedikit poni belahan samping dan wajahnya begitu pucat. Ia terus melihat kearah Fityah. Saat itu Fityah merasa hanya ada dia dan perempuan itu disana, padahal masih banyak mahasiswa yang bolak balik
diparkiran tersebut.
Tubuh Fityah terasa lemas, kakinya terasa berat dan yang anehnya suaranya seakan akan tersendat untuk memanggil orang - orang yg ada disekitarnya "Oo..My Gosh, matilah aku" pikirnya dalam hati.
Dulu Fityah memang bisa merasakan, bisa melihat, bahkan bisa berinteraksi dengan makhluk astral. Namun kelebihannya yang ada pada dirinya itu seakan akan membuat dirinya jenuh bahkan sering membuat dirinya jatuh
sakit.
Berbagai macam penampakan makhluk tak kasat mata sering ia lihat setiap hari. Mulai dari yang bentuknya sangat cantik sampai kebentuk yang sangat membuatnya ketakutan. Kebanyakan dari makhluk tersebut selalu
membayanginya ditempat tempat yang memang tidak banyak orang dan sepi dari keramaian.
Awalnya Fityah merasa menjadi orang yang tidak senormal manusia lainnya. Ia selalu terganggu dengan suara tangisan, rintihan, ataupun cekikikan yang hampir tiap hari didengarnya.
Tapi seiring berjalannya waktu, dia sudah merasa biasa dengan hal itu. Sampai suatu ketika, saat dirinya masih duduk dikelas 3 SMP, disaat jam sekolah telah usai.
Pada waktu ia sedang menunggu jemputan dari tukang ojek langganannya, ia mendengar sesorang yang seolah olah memanggil namanya tetapi dengan suara yang ia tidak pernah didengar sebelumnya. Suara itu begitu pelan. Sejenak Fityah mencoba membandingkan dengan suara teman, guru ataupun bu kantin sekolah, tapi tetap aja berbeda.
Pada saat itu Fityah merasa berada pada dimensi lain, tiba-tiba gedung sekolah tampil dengan warna yang berbeda. Warna dinding ruangan kelasnya pun berbeda. Warnanya begitu kusam dan terasa lembab.
Tiba- tiba matanya tertuju pada sosok anak kecil dan seorang ibu yang menggandengnya. "Siapa kalian??" tanya Fityah kepada sang ibu. Tapi pertanyaan Fityah tersebut tidak mendapata jawaban langsung.
Berselang beberapa menit kemudian, barulah ia mendengar sesuatu berbisik lembut ditelinganya.
" Ikutlah dengan kami." kata suara misterius itu. Fityah merasa begitu takut, tapi ia sungguh tidak bisa berbuat apa apa, ia seperti terkena hipnotis. Fityah pun berjalan mengikuti ibu dan anak tadi menuju gudang sekolah.
Tanpa Fityah sadari, ternyata dari tadi ada seseorang yang terus memperhatikannya, ia adalah pak Kardi, lebih tepatnya pak SuKardi. Usianya sudah hampir 70 tahun. Beliau adalah seorang penjaga sekolah di SMP tersebut, sekaligus tetangga Fityah.
Ditengah langkahnya mengikuti ibu dan anak tadi, Fityah tiba-tiba dikejutkan dengan suara teriakan,
"Fityah..Fityah...!" teriak pak Kardi.
Sesaat itu juga Fityah tersadar. Ia merasa bermimpi lama sekali, mukanya pucat, tangannya basah oleh
keringat dingin, jantungnya berdetak kencang. Ia langsung menoleh kebelakang. Dilihatnya pak Kardi berlari kecil sambil membawa sapu lidinya.
"Neng Fityah mau kemana..?" tanya pak Kardi dengan logat sundanya.
Fityah hanya terdiam. Ia pun diajak pak Kardi duduk dibangku di depan labor Biologi untuk menghilangkan ketakutan yang masih terlihat jelas di wajahnya.
"Neng, boleh bapak bertanya?, Tadi itu neng Fityah diajak ke gudang belakang itu ya..?" tanya pak Kardi .
"Loh, kok pak Kardi tau..? jawab Fityah.
"Sebenernya neng Fityah lagi ngikutin siapa sih jalan kearah sana? " tanya pak Kardi lagi.
Fityah pun diam sejenak, ia lagi berpikir sebenarnya kejadian yang barusan ia alami itu nyata atau mimpi. ditengah lamunannya, tiba-tiba pak Kardi berujar,
" apa tadi ada yang ngajakin neng Fityah ke gudang belakang?"
sesaat itu juga Fityah mengangguk.
"Oo rupanya mereka masih disini" ujar pak Kardi.
***Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Yani Suharyani
menarik nih
2022-10-16
0
Lestari
sorry baru sempat mampir
2021-11-27
1
Desi Afrina
lanjut kk
2021-11-27
1