"Maksud pak Kardi...?" tanya Fityah kebingungan.
Lalu pak Kardi menjawab pertanyaan Fityah dengan menceritakan kisah yang terjadi disekolah tersebut 30 tahun yang lalu.
Rupanya pernah terjadi kebakaran hebat disekolah itu dulunya. Hampir setengah bangunan gedung sekolah rata dengan tanah, tak terkecuali sebuah rumah dinas yang berada dekat sekali dengan ruangan kelas IX yang sekarang menjadi ruangan belajar Fityah. Rumah dinas tersebut ditempati oleh seorang penjaga sekolah beserta seorang istri dan anaknya.
Disaat kebakaran hebat itu terjadi, penjaga sekolah beserta keluarganya tersebut sedang tertidur pulas, sehingga mereka tidak menyadari kobaran api telah melahap habis rumah yang mereka tempati. Istri dan anak penjaga sekolah tersebut tidak dapat diselamatkan. Sedangkan si penjaga sekolah dapat menyelamatkan diri dengan luka bakar yang parah.
Tapi sayangnya sampai disisa umurnya ia harus hidup dalam kondisi cacat tubuh oleh luka bakar tersebut. Setelah kejadian itulah, pak Kardi diminta oleh komite sekolah untuk menggantikan posisi penjaga sekolah disekolah itu, selain karena pak Kardi orangnya tekun dalam bekerja, ia juga merupakan kerabat dari penjaga sekolah yang lama.
Menurut cerita yang beredar dimasyarakat, dua orang korban kebakaran, yaitu istri dan anak dari penjaga sekolah itu masih sering bergentayangan disekitar sekolah. Hal ini diketahui dari cerita masyarakat sekitar yang sering mendengar teriakan minta tolong dari dalam area sekolah. Bahkan pak Kardi sendiripun pernah mengalami kejadian mistis tentang sosok ibu dan anak tadi.
Saat itu pak Kardi sedang membereskan bangku dan meja yang sudah tidak layak pakai di gudang tua tersebut. pada saat itu hari sudah menunjukkan pukul enam sore. Sebetulnya pak Kardi bisa saja menyambung pekerjaannya esok hari, tapi karena hanya tinggal sedikit lagi yang mau dirapikan, terpaksa ia lanjutkan saja pekerjaannya.
Ditengah kesibukannya itu, dia mendengar suara teriakan minta tolong dari bilik kecil yang ada dibagian sudut belakang gudang.
Karena pak Kardi ini orangnya suka penasaran? ia lantas pergi kearah gudang untuk sekedar mengecek suara yang menurutnya tidak asing baginya. " kok kedengarannya seperti suara Sella ya..?" ungkapnya dalam hati.
Sella adalah anak dari si penjaga sekolah yang lama, tentu saja ia kenal dengan suara tersebut karena semasa mudanya pak Kardi sering mengajak Sella bermain sewaktu ia membantu ayahnya Sella bekerja sebagai penjaga sekolah dulunya.
Setelah pak Kardi mondar mandir beberapa waktu disekitaran bilik tersebut, ia tidak menemukan seorangpun disana. Kemudian ia memutuskan untuk kembali melanjutkan pekerjaannya yang sedikit lagi ia rasa akan selesai.
Tak lama setelah itu, ia kembali mendengar suara yang sama. Kali ini suara itu tidak lagi terdengar seperti meminta tolong, melainkan seperti suara seorang anak yang sedang menangis kesakitan. Tapi kali ini suara anak tersebut membuat bulu kuduknya berdiri.
Pada awalnya pak Kardi tidak merasakan sesuatu yang aneh atau menakutkan, tapi lama kelamaan ia merasa tidak nyaman dengan keadaan tersebut. Suara anak kecil tadi terus menerus terdengar bahkan seolah olah suara itu berada dekat sekali dengan posisi pak Kardi berdiri kala itu.
Tidak lama setelah itu, terdengarlah suara azan maghrib. Pak Kardi pun akhirnya bisa menyelesaikan tugasnya menyusun tumpukan bangku dan meja di gudang tersebut. Anehnya, sejak suara azan maghrib tadi berkumandang, tidak sedikitpun terdengar olehnya suara anak kecil yang menurutnya sangat mirip dengan Sella.
Setelah menyelesaikan pekerjaannya, pak Kardi pun pulang dengan sejuta tanda tanya dibenaknya. Dalam perjalanan, ia bertemu dengan Bu Dwi, beliau adalah seorang penjual jamu yg rumahnya tepat berada di gerbang belakang sekolah.
Bu Dwi pun menyapa pak Kardi. Ia pun bertanya " Darimana pak Kardi..?, kok kayaknya buru- buru?".
Pak Kardi pun menjawab, " tadi habis beresin meja dan bangku rongsokan yang ada di gudang belakang sekolah bu Dwi".
Sesaat itu juga bu Dwi langsung bertanya, " Kok pak Kardi berani sih sendirian aja di gudang itu?"
Rupanya bu Dwi sering mendengar suara - suara seperti yang didengar oleh pak Kardi tadi. Beberapa saat pak Kardi terdiam, ia tidak menjawab pertanyaan dari bu Dwi. Kemudian pak Kardi pun bergegas melanjutkan perjalanannya menuju rumah.
Dalam perjalanan ia baru sadar kalau yang ia dengar tadi itu memang benar suara Sella, bocah yang ikut terbakar hidup- hidup bersama ibunya dalam kebakaran disekolah itu tiga puluh tahun yang lalu.
Sejak saat itu, pak Kardi merasa sudah biasa mendengar hal- hal atau cerita- cerita yang berasal dari sekolah.
"Nah, begitulah ceritanya neng", ucap pak Kardi kepada Fityah.
"Lantas kenapa harus saya yang dibawa untuk masuk ke gudang itu pak?", tanya Fityah.
" Mungkin karena neng Fityah itu istimewa mungkin neng...", celetukan pak Kardi.
Dalam hatinya Fityah berkata, "apa mungkin karena ia indigo, lantas makhluk- makhluk tak kasat mata itu seolah olah ingin berteman dan lebih akrab denganku?, Ahh sudahlah, yang penting, kali ini aku selamat"
Masih banyak kejadian - kejadian mistis lainnya yang dialami Fityah. Keadaan ini sebenarnya membuat ia depresi, tapi dia sendiripun tidak mengetahui bagaimana cara menghilangkan kemampuan yang dimilikinya itu.
Kemampuan yang dimiliki oleh Fityah ini sangat menguras pikiran dan tenaganya. kenapa tidak, karena setiap kali ia bisa merasakan sesuatu, atau setiap kali ia bisa melihat sesuatu yang tak kasat mata, ia merasa energinya terkuras, badannya merasa lemas, dan tak jarang pula badannya panas dingin.
Sejak kejadian di bangku SMP itu, Fityah memutuskan untuk menceritakan semua yang pernah dialami dan dirasakannya itu kepada ibunya. Ia sudah tidak sanggup lagi.
Dulu Fityah memutuskan untuk tidak menghiraukan kemampuannya itu, dan menyembunyikannya dari ayah dan ibunya, karena Fityah takut akan membebani pikiran kedua orangtuanya itu.
Kini Fityah merasa ia harus berkonsultasi lagi dengan kedua orangtuanya, karena kejadian yang baru saja dia alami benar-benar sudah kelewat batas. Kejadian tadi hampir saja merenggut nyawanya.
Andai saja pada waktu ia disuruh mengikuti makhluk tadi ke gudang sekolah, tidak dihentikan oleh pak Kardi, tentu saja ia sudah berada di dunia lain, bahkan bisa saja ia terperangkap selamanya disana.
Sesampainya Fityah di rumah, ia istirahat sejenak sambil berfikir kira-kira bagaimana cara membuka pembicaraan dengan ayah dan ibunya nanti.
"Fityah...Fityah...", terdengar suara ibu memanggilnya dari ruang tamu.
" Ada apa bu?" jawab ku.
" Kamu baik-baik saja nak?, kok kamu keliataannya kurang sehat?", tanya ibu. Fityah menghela nafas panjang, ia bingung bagaimana cara memulai pembicaraan dengan ibunya.
Fityah adalah anak sulung dari 4 bersaudara, ayahnya hanyalah seorang petugas puskesmas, dan ibunya mempunyai usaha kecil- kecilan, untuk membantu perekonomian keluarganya, ibu Fityah membuka warung yang menjual kebutuhan harian.
**bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Lestari
maaf ya sebelum nya kak ahtor nya aku izin mau promosikan karya aku yang baru yang berjudul
KARENA AKU DIA BERUBAH
aku tunggu dari kehadiran kalian
terima kasih 🥰
2021-11-27
2
Desi Afrina
lnjut kk,,
2021-11-27
1
Rima Azah Nur Laili
vote aq buat kamu thor...
semengat terus ya...jangan lupa juga jaga kesehatan...
2021-11-22
2