Tiba Tiba Menikah

Tiba Tiba Menikah

Episode 1 Perkenalan

Clemira harus bangun pagi, ini hari pertama Clemira bekerja di sebuah kantor pemerintahan. Dia berbekal ijazah S2 dengan kecerdasan otaknya langsung bisa diterima bekerja di instansi tersebut.

" Mir, bangun nanti terlambat," kata Ibu lembut dengan mendekati Mira yang mulai menggerakan badannya.

" Bu, aku bawa mobil ya," pinta Mira bangun dari tempat tidurnya, karena kantornya cukup jauh, dan rumahnya jauh dari jalan utama. Ibunya mengiyakan.

Clemira usianya 25 tahun, cantik berkulit kuning bersih dan tinggi semampai, tapi dengan usia nya itu belum ada laki laki yang serius mendekatinya, kalau toh ada hanya sebentar terus ditinggal, artinya laki laki yang mendekatinya belum ada yang serius. Akhirnya Mira berpikir,

" Mending menjomblo dulu, lebih bebas, kalau mau pergi tidak dibatasi," gumannya, walaupun teman temannya semua sudah berumah tangga terutama yang cewek, jadi tinggal Mira yang masih sendiri baik teman SMP maupun SMA.

" Mir, kapan kamu menikah? tinggal kamu sendiri lho ceweknya," tanya Fira yang lagi hamil datang bersama suami saat menghadiri pesta pernikahan Yola teman SMA, dan pertanyaan pertanyaan itu yang selalu di dengar kalau kumpul dengan teman temannya, sampai Clemira agak malas ketemu mereka kalau diundang untuk menghadiri berbagai acara.

" Mir, sudah agak siang, kok melamun saja," sapa Ibu, saat itu Clemira berdiri dekat pintu mobil.

" Iya Bu, masih pagi," jawabnya. Clemira mengeluarkan mobil dan keluar dari halaman depan, setelah ijin dan cium tangan Ibunya yang berjuang sekuat tenaga untuk membiayai anak anaknya kuliah hanya mengandalkan usaha snack dan tanah pertanian, juga perkebunan peninggalan Kakek, maka Clemira menjalankan mobil dengan kecepatan standar menuju kantor.

Perjalanan dari rumah menuju kantor memakan waktu sekitar 45 menit kalau tidak macet.

Sampai di kantor dengan ruangan yang tidak begitu luas, Clemira sudah di beri tempat duduk, pekerjaannya mengurusi administrasi pegawai di kantor tersebut.

Dan hari pertama kerja di perkenalkan ke seluruh pegawai.

" Mba Clemira sudah punya pacar?" tanya salah satu karyawan namanya Pak Saeful yang ia baca pada Name Tag dengan tersenyum.

" Belum Pak," jawab Mira polos, karena yang tanya sudah bapak bapak.

" Sebaiknya jangan pacaran, kalau ada yang tertarik langsung nikah ya Mba," timpal Mba Dina pada name tag yang duduk disebelah Mira. Mira mengiyakan. Kantor di kota ini juga hanya 5 hari kerja sehingga pulang sore. Setelah ngobrol ngobrol terus di beritahu pekerjaan yang harus di jalankan, tentu semua pekerjaan sudah menggunakan media elektronika, sesuai bidang yang di pelajari di bangku kuliah, sehingga Mira sudah langsung bisa mengerjakan.

" Mir, nanti jam 7 malam datang ya di acaraku" pesan pribadi dari Dana teman SMA yang sudah S2 dan kerja di Jakarta, saat Mira masih di kantor.

" Dan, acara apa? " balas Mira.

" Lamaran" jawaban pesan pribadinya. Mira merasa sudah mulai tidak nyaman dengan undangan dari Dana, karena yang datang juga beberapa alumni SMA satu kelas. Pulang kantor Mira menepikan mobil di jalan depan rumah yang baru jadi, karena lebih mudah untuk markir mobil, dan keluar untuk menuju rumah Siska teman kuliah S1 di belakang rumah ini, di pintu gerbang ada cowok ganteng memperhatikan Mira, sebagai orang timur Mira menganggukkan kepala sambil tersenyum, pria itupun tersenyum, karena baru pulang kantor apalagi menggunakan sepatu berhak, Mira akhirnya tidak jadi ke rumah Siska tetapi menghubungi lewat telpon seluler di ujung jalan sempit dekat pintu gerbang rumah baru ini yang di depan garasi terparkir mobil buatan Jerman.

" Sis, nanti temani aku ya siap siap habis Magrib" suara Mira.

" Koq mendadak, ya insyaAllah nanti" suara Siska disana, Mira mengakhiri percakapan dengan Siska, dan pria yang berdiri di pintu gerbang, posisinya hanya berjarak kira kira 2 m dari mobil minta kenalan, dengan mengulurkan tangannya.

"Rafassya panggil saja Raffa," ucapnya mata nya menatap tajam.

" Clemira, panggil saja Mira," ucap Mira datar.

" Boleh aku meminta nomer hp mu?" pintanya, Mira memberikan nomernya tanpa pikir panjang, Rafassya mengambil hp di saku celananya dan mengetik nomer Mira, terus miscall,

" Itu nomerku, simpan Mir," katanya tersenyum, Mira minta pamit karena sudah menjelang Magrib.

Sampai rumah Mira di vicall oleh Rafa,

" Halo Mira, sudah sampai rumah? " suaranya lembut.

" Iya Fa. "

" Aku nanti menemani acaramu Mir" suara Raffa disana tanpa menanyakan dulu boleh apa tidak ke Mira. Mira yang lagi di panggil ibunya menjawab " ya" dengan posisi hp masih ada di depan wajahnya.

" Bu, Mira mau datang ke acara lamaran Dana, ditemani Siska," ijin Mira ke ibunya.

" Rumahnya mana Mir?" tanya ibu,

" Dekat rumahnya Siska, Bu," jawab Mira.

Mira berangkat menuju rumah Siska, mobil di parkir di jalan depan pagar rumahnya Rafa, saat mobil dihentikan Rafa keluar mendekati mobil Mira, Mira keluar mendekati Rafa,

" Fa, maaf aku mau menghubungi Siska dulu," kata Mira dan Rafa mengangguk.

" Halo Sis, aku sudah nunggu parkir di depan rumah baru, " suara Mira di depan mobil.

" Mir, maaf aku harus menyelesaikan tugas kantor, tadi baru di hubungi Kepala ku, " katanya diujung hpnya, Mira sangat kecewa, sementara Dana menghubungi terus.

" Ditunggu Mir, teman teman dengan suaminya sudah datang nunggu kamu" pesan pribadi Dana, Mira dalam keadaan bingung akhirnya Rafa yang sudah siap menemani diterima saja.

Mira dan Rafa menuju rumahnya Dana.

"I want to meet your parents, Mir," katanya dengan menyetir mobil Mira, Mira yang tidak begitu pinter bahasa Inggris, tapi bahasa yang diucapkan sederhana akhirnya tahu maksudnya.

" Kamu harus menjawab Ya!" lanjutnya memaksa, tanpa memberi kesempatan pada Mira untuk menolaknya.

" Suatu paksaan," jawab Mira. dengan memperhatikan jalan menuju rumahnya Dana.

" Ya begitu caraku," jawabnya santai.

" Fa, belok ke kiri rumah Dana, sebelah kanan rumah ke 3 dari jalan utama," pandu Mira ke Rafa.

Sudah berkumpul teman teman Mira dengan pasangan dan ada yang sudah punya anak. Rafa berjalan disebelah kanan Mira, dan Rafa mengenalkan diri ke teman teman sebagai kekasihnya, refleks Mira kaget dengan pengakuan Raffa. Rafa menatap wajah Mira agar ia mendukung ucapan Raffa, walau dalam hati Mira bingung, ia mau bilang kalau Rafa teman yang baru di kenalnya takut kalau dia tersinggung, akhirnya dia hanya diam dan di anggap oleh Rafa menyetujui ucapannya. Teman teman Mira bersalaman dan Rafa selalu menyebut namanya.

" Mir, cepet wedding nya ya, sebelum aku melahirkan," celethuk Yola di depan Raffa.

" Paling lama satu bulan lagi," sahut Raffa tanpa beban, mata Mira melotot ke Rafa, dia tertawa dengan alis matanya dinaikkan ke atas.

Habis Isya menuju ke rumah calon pengantin perempuan untuk acara lamaran sekaligus saling tukar cincin antar kedua calon manten.

Rumah calonnya Dana di dekor dan wanitanya di rias dan keduanya duduk di kursi pengantin, pihak keluarga Dana mewakilkan untuk meminang, dan pihak calonnya juga diwakilkan, acara diakhiri dengan makan bersama.

Rafa duduk tak mau pisah dengan Mira, sehingga Mira merasa kurang leluasa untuk ngobrol dengan teman temannya.

Acara selesai sampai pukul 10 malam,

" Mir, kerumahku dulu," ajak Raffa dengan mobil diarahkan ke rumah Raffa.

" Pulangnya aku nyetir di belakangmu," lanjut Raffa datar.

" Aku bisa pulang sendiri Ffa," jawab Mira datar juga.

" Aku pengin ketemu orangtuamu," jawab Raffa, akhirnya Mira diam.

Sampai di rumah Rafa pintu gerbang terbuka sendiri, mobil Mira langsung di masukkan ke halaman yang cukup luas. Mobil di hentikan, tangan Rafa menyentuh jemari lembut, Mira tersentak dan berusaha menghindarinya.

" Maaf Mira aku tak bermaksud tidak baik padamu."

" Eee, iya Ffa karena aku tak terbiasa apalagi dengan laki laki yang baru ku kenal."

" Ok ok, aku tahu maksudnya."

Akhirnya Mira pulang dengan menyetir mobil sendiri dan Rafa selalu dibelakangnya.

Sampai di rumah Rafa menemui ibu, dan dia tidak menanyakan keberadaan Bapaknya.

" Ibu, besok malam keluargaku kira kira 4 orang datang mau meminang Mira," kata Raffa to the point, karena sudah larut malam. Mira terkejut bukan main, karena baru mengenal sore hari menjelang Magrib, tapi tidak bisa berbuat apa apa.

" Nak Rafa sudah mengenal Mira lama?" tanya ibu Mira dan menceritakan tentang bapaknya yang berada di Indramayu.

" Iya bu, Raffa sudah tahu, dan Raffa sangat kagum dengan Ibu, karena Mira dan Faeyza sukses ditangan Ibu," sanjungnya. Dia pandai juga bermain peran dengan berkata bohong pada Ibu.

Karena sudah malam akhirnya Rafa pamit, Ibu, Mira dan Faeyza mengantarkan sampai mobil keluar halaman rumah, yang tidak menggunakan pintu gerbang.

Ibu menyuruh Mira cepat cepat tidur, karena besok berangkat kerja, dan ibu tidak menanyakan tentang hubungannya dengan Raffa.

" Mir, besok keluargaku yang datang 5 mobil sekitar 33 orang, bilang sama Ibu," pesan nya satu jam setelah kepulangnya dari sini.

" Fa, katanya hanya 4 orang saja, " tulis Mira dengan bingung.

" Mir, aku sudah nyuruh orang pesan makanan, sebelum Magrib sudah diantar ke rumahmu, Ibu tidak perlu menyediakan makanan juga snack, " pesannya, dan Mira menyampaikan ke Ibu, ternyata Ibu juga sudah diberitahu lewat pesan pribadi oleh Raffa.

Mira dikagetkan oleh bunyi seluler di meja riasnya, dia mengambil alat yang berbentuk pipih dilihatnya nama yang menghubunginya,

" hmmm vicall dari Rafa," gumannya.

" Baru bangun Mir?" tanyanya lembut, matanya menatap penuh arti. Mira mengangguk.

" Mir, sudah di sampaikan ke Ibu pesanku, jam habis Isya ya rombongan keluargaku datangnya," lanjutnya.

" Fa, apa tidak dipikir dulu, aku baru kenal kamu kemaren sore?" ucap Mira lirih.

" Aku sudah tahu kamu satu tahun yang lalu Mir, " jawabnya datar. Mira dipanggil Ibu supaya cepat mandi karena sudah agak siang, dan akhirnya vicall ditutup.

Mira berangkat ke kantor melewati rumah Raffa, dia seperti menunggu berangkat Mira kerja karena Raffa ada di depan pintu gerbang. Mirapun membunyikan klakson lirih sambil tersenyum, Raffa yang sudah hafal mobilnya tersenyum juga terus masuk halaman dengan menutup pintu gerbang.

Mira sudah memberitahu Ibu tentang kedatangan keluarga Raffa, walaupun Raffa tidak membolehkan Ibu untuk menyiapkan makanan dan snack yang akan di suguhkan tapi Ibu tetap siap siap masak dibantu karyawannya, kebetulan hari ini ada pesanan dari sekolah dekat rumah.

Saat Mira istirahat siang kebetulan bawa bekal dikejutkan oleh kedatangan Rafa.

" Mir, teman temanmu diundang," desaknya.

" Enggak diundang karena mendadak," kata Mira.

" Diundang, aku sudah memesan makanan," jawabnya, karena Mira di desak terus akhirannya mengundang teman teman satu satu lewat pesan pribadi, dan di grup klas 12 IPA 1 ramai. Tidak lama kemudian Mira di kejutkan lagi dengan datangnya puluhan dus yang di dalamnya bertuliskan undangan Raffassya Aleandro meminang Clemira Anaya Rafaina.

"Koq bisa Raffa tahu nama lengkapnya," guman Mira lirih di depan Raffa.

" Mir, teman kantor mu boleh datang," desaknya.

Setelah Raffa pulang, Mira memberanikan diri mengutarakan ke humas untuk hadir nanti malam bagi yang berkenan dan diutamakan yang rumahnya dekat.

" Mba Mira, insyaAllah untuk perwakilan dari kantor nanti malam datang 2 mobil," kata humas, Mirapun mengucapkan terimakasih.

Terpopuler

Comments

🌹🪴eiv🪴🌹

🌹🪴eiv🪴🌹

jiwa haluku menjerit 😖😖😖😖


😀😀😀💃💃💃💃💃

2022-06-01

2

ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •

ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •

jadi penasaran nih, kok tiba-tiba raffa langsung main lamar aja

2022-04-20

1

Tika77h

Tika77h

Halo, yang suka baca Novel, mampir ya di cerita ku.

2022-01-21

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 Perkenalan
2 Episode 2 Di pinang
3 Episode 3 Diajak ke Rumah Baru
4 Episode 4 Bermalam di Rumah Rafa
5 Episode 5 Keraguan Clemira
6 Episode 6 Mencari Ayah
7 Episode 7 Ternyata Mama Sambung
8 Episode 8 Mampir ke Tempat Wisata Sungai
9 Episode 9 Telfon dari teman
10 Episode 10 Tamu datang
11 Episode 11 Keluar dari kerja
12 Episode 12 Siapa Karala
13 Episode 13 Wisata Hutan Kota
14 Episode 14 Tokyo
15 Episode 15 Singapura
16 Episode 16 Di hubungi Siska
17 Episode 17 Rafa terganggu
18 Episode 18 Kebahagiaan
19 Episode 19 Karala bisa masuk Apartemen
20 Episode 20 Karala datang lagi
21 Episode 21 Naik mobil ke Negara Tetangga
22 Episode 22 Mira Pergi
23 Episode 23 Zakira
24 Episode 24 Di jemput
25 Episode 25 Paman Edi
26 Episode 26 Mira Mulai Tahu
27 Episode 27 Raffa Pulang
28 Episode 28 Memborong Baju
29 Episode 29 Raffa Kesal
30 Episode 30 Keluarga Kumpul
31 Episode 31 Ingin Bekerja
32 Episode 32 Ada Shakila
33 Episode 33 Mira tak Berani Mendekat
34 Episode 34 Di rumah Ibu
35 Episode 35 Menemani Raffa ke Rumah
36 Episode 36 Sikap Raffa
37 Episide 37 Raffa Berusaha Waspada
38 Episode 38 Kecolongan
39 Episode 39. Tunggu di Kampus
40 Episode 40 Pohon Tumbang
41 Episode 41 Dipaksa
42 Episode 42 Insiden
43 Episode 43 Nasib Paman Bowo
44 Episode 44 Bodiguard untuk Raffa
45 Episode 45 Siasat Sakhila
46 Episode 46 Bapak Kandung Mira
47 Episode 47 Raffa melihat Mira
48 Episode 48 Di Taman
49 Episode 49 Tidak Berdaya
50 Episode 50 Kejadian di Taman
51 Episode 51 Komunikasi lewat Ponsel
52 Episide 52 Elva di Obati
53 Episode 53 Bowo dipaksa Edi
54 Episode 54 Mira boleh Kirim Makanan
55 Episode 55 Otak Bowo Kebalik
56 Episode 56 Raffa Kurus
57 Episode 57 Edi Mengusir Elva
58 Episode 58 Pengawasan di Klinik
59 Episode 59 Tak Jatuh Korban
60 Episode 60 Plong Daada Mira
61 Episode 61 Kila bisa Berjalan
62 Episode 62 Sikap Mira
63 Episode 63 Mira Mengalah
64 Episode 64 Kila dan Elva di rawat bersama
65 Episode 65 Mira Menengok Kila
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Episode 1 Perkenalan
2
Episode 2 Di pinang
3
Episode 3 Diajak ke Rumah Baru
4
Episode 4 Bermalam di Rumah Rafa
5
Episode 5 Keraguan Clemira
6
Episode 6 Mencari Ayah
7
Episode 7 Ternyata Mama Sambung
8
Episode 8 Mampir ke Tempat Wisata Sungai
9
Episode 9 Telfon dari teman
10
Episode 10 Tamu datang
11
Episode 11 Keluar dari kerja
12
Episode 12 Siapa Karala
13
Episode 13 Wisata Hutan Kota
14
Episode 14 Tokyo
15
Episode 15 Singapura
16
Episode 16 Di hubungi Siska
17
Episode 17 Rafa terganggu
18
Episode 18 Kebahagiaan
19
Episode 19 Karala bisa masuk Apartemen
20
Episode 20 Karala datang lagi
21
Episode 21 Naik mobil ke Negara Tetangga
22
Episode 22 Mira Pergi
23
Episode 23 Zakira
24
Episode 24 Di jemput
25
Episode 25 Paman Edi
26
Episode 26 Mira Mulai Tahu
27
Episode 27 Raffa Pulang
28
Episode 28 Memborong Baju
29
Episode 29 Raffa Kesal
30
Episode 30 Keluarga Kumpul
31
Episode 31 Ingin Bekerja
32
Episode 32 Ada Shakila
33
Episode 33 Mira tak Berani Mendekat
34
Episode 34 Di rumah Ibu
35
Episode 35 Menemani Raffa ke Rumah
36
Episode 36 Sikap Raffa
37
Episide 37 Raffa Berusaha Waspada
38
Episode 38 Kecolongan
39
Episode 39. Tunggu di Kampus
40
Episode 40 Pohon Tumbang
41
Episode 41 Dipaksa
42
Episode 42 Insiden
43
Episode 43 Nasib Paman Bowo
44
Episode 44 Bodiguard untuk Raffa
45
Episode 45 Siasat Sakhila
46
Episode 46 Bapak Kandung Mira
47
Episode 47 Raffa melihat Mira
48
Episode 48 Di Taman
49
Episode 49 Tidak Berdaya
50
Episode 50 Kejadian di Taman
51
Episode 51 Komunikasi lewat Ponsel
52
Episide 52 Elva di Obati
53
Episode 53 Bowo dipaksa Edi
54
Episode 54 Mira boleh Kirim Makanan
55
Episode 55 Otak Bowo Kebalik
56
Episode 56 Raffa Kurus
57
Episode 57 Edi Mengusir Elva
58
Episode 58 Pengawasan di Klinik
59
Episode 59 Tak Jatuh Korban
60
Episode 60 Plong Daada Mira
61
Episode 61 Kila bisa Berjalan
62
Episode 62 Sikap Mira
63
Episode 63 Mira Mengalah
64
Episode 64 Kila dan Elva di rawat bersama
65
Episode 65 Mira Menengok Kila

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!