Tiba Tiba Menikah
Clemira harus bangun pagi, ini hari pertama Clemira bekerja di sebuah kantor pemerintahan. Dia berbekal ijazah S2 dengan kecerdasan otaknya langsung bisa diterima bekerja di instansi tersebut.
" Mir, bangun nanti terlambat," kata Ibu lembut dengan mendekati Mira yang mulai menggerakan badannya.
" Bu, aku bawa mobil ya," pinta Mira bangun dari tempat tidurnya, karena kantornya cukup jauh, dan rumahnya jauh dari jalan utama. Ibunya mengiyakan.
Clemira usianya 25 tahun, cantik berkulit kuning bersih dan tinggi semampai, tapi dengan usia nya itu belum ada laki laki yang serius mendekatinya, kalau toh ada hanya sebentar terus ditinggal, artinya laki laki yang mendekatinya belum ada yang serius. Akhirnya Mira berpikir,
" Mending menjomblo dulu, lebih bebas, kalau mau pergi tidak dibatasi," gumannya, walaupun teman temannya semua sudah berumah tangga terutama yang cewek, jadi tinggal Mira yang masih sendiri baik teman SMP maupun SMA.
" Mir, kapan kamu menikah? tinggal kamu sendiri lho ceweknya," tanya Fira yang lagi hamil datang bersama suami saat menghadiri pesta pernikahan Yola teman SMA, dan pertanyaan pertanyaan itu yang selalu di dengar kalau kumpul dengan teman temannya, sampai Clemira agak malas ketemu mereka kalau diundang untuk menghadiri berbagai acara.
" Mir, sudah agak siang, kok melamun saja," sapa Ibu, saat itu Clemira berdiri dekat pintu mobil.
" Iya Bu, masih pagi," jawabnya. Clemira mengeluarkan mobil dan keluar dari halaman depan, setelah ijin dan cium tangan Ibunya yang berjuang sekuat tenaga untuk membiayai anak anaknya kuliah hanya mengandalkan usaha snack dan tanah pertanian, juga perkebunan peninggalan Kakek, maka Clemira menjalankan mobil dengan kecepatan standar menuju kantor.
Perjalanan dari rumah menuju kantor memakan waktu sekitar 45 menit kalau tidak macet.
Sampai di kantor dengan ruangan yang tidak begitu luas, Clemira sudah di beri tempat duduk, pekerjaannya mengurusi administrasi pegawai di kantor tersebut.
Dan hari pertama kerja di perkenalkan ke seluruh pegawai.
" Mba Clemira sudah punya pacar?" tanya salah satu karyawan namanya Pak Saeful yang ia baca pada Name Tag dengan tersenyum.
" Belum Pak," jawab Mira polos, karena yang tanya sudah bapak bapak.
" Sebaiknya jangan pacaran, kalau ada yang tertarik langsung nikah ya Mba," timpal Mba Dina pada name tag yang duduk disebelah Mira. Mira mengiyakan. Kantor di kota ini juga hanya 5 hari kerja sehingga pulang sore. Setelah ngobrol ngobrol terus di beritahu pekerjaan yang harus di jalankan, tentu semua pekerjaan sudah menggunakan media elektronika, sesuai bidang yang di pelajari di bangku kuliah, sehingga Mira sudah langsung bisa mengerjakan.
" Mir, nanti jam 7 malam datang ya di acaraku" pesan pribadi dari Dana teman SMA yang sudah S2 dan kerja di Jakarta, saat Mira masih di kantor.
" Dan, acara apa? " balas Mira.
" Lamaran" jawaban pesan pribadinya. Mira merasa sudah mulai tidak nyaman dengan undangan dari Dana, karena yang datang juga beberapa alumni SMA satu kelas. Pulang kantor Mira menepikan mobil di jalan depan rumah yang baru jadi, karena lebih mudah untuk markir mobil, dan keluar untuk menuju rumah Siska teman kuliah S1 di belakang rumah ini, di pintu gerbang ada cowok ganteng memperhatikan Mira, sebagai orang timur Mira menganggukkan kepala sambil tersenyum, pria itupun tersenyum, karena baru pulang kantor apalagi menggunakan sepatu berhak, Mira akhirnya tidak jadi ke rumah Siska tetapi menghubungi lewat telpon seluler di ujung jalan sempit dekat pintu gerbang rumah baru ini yang di depan garasi terparkir mobil buatan Jerman.
" Sis, nanti temani aku ya siap siap habis Magrib" suara Mira.
" Koq mendadak, ya insyaAllah nanti" suara Siska disana, Mira mengakhiri percakapan dengan Siska, dan pria yang berdiri di pintu gerbang, posisinya hanya berjarak kira kira 2 m dari mobil minta kenalan, dengan mengulurkan tangannya.
"Rafassya panggil saja Raffa," ucapnya mata nya menatap tajam.
" Clemira, panggil saja Mira," ucap Mira datar.
" Boleh aku meminta nomer hp mu?" pintanya, Mira memberikan nomernya tanpa pikir panjang, Rafassya mengambil hp di saku celananya dan mengetik nomer Mira, terus miscall,
" Itu nomerku, simpan Mir," katanya tersenyum, Mira minta pamit karena sudah menjelang Magrib.
Sampai rumah Mira di vicall oleh Rafa,
" Halo Mira, sudah sampai rumah? " suaranya lembut.
" Iya Fa. "
" Aku nanti menemani acaramu Mir" suara Raffa disana tanpa menanyakan dulu boleh apa tidak ke Mira. Mira yang lagi di panggil ibunya menjawab " ya" dengan posisi hp masih ada di depan wajahnya.
" Bu, Mira mau datang ke acara lamaran Dana, ditemani Siska," ijin Mira ke ibunya.
" Rumahnya mana Mir?" tanya ibu,
" Dekat rumahnya Siska, Bu," jawab Mira.
Mira berangkat menuju rumah Siska, mobil di parkir di jalan depan pagar rumahnya Rafa, saat mobil dihentikan Rafa keluar mendekati mobil Mira, Mira keluar mendekati Rafa,
" Fa, maaf aku mau menghubungi Siska dulu," kata Mira dan Rafa mengangguk.
" Halo Sis, aku sudah nunggu parkir di depan rumah baru, " suara Mira di depan mobil.
" Mir, maaf aku harus menyelesaikan tugas kantor, tadi baru di hubungi Kepala ku, " katanya diujung hpnya, Mira sangat kecewa, sementara Dana menghubungi terus.
" Ditunggu Mir, teman teman dengan suaminya sudah datang nunggu kamu" pesan pribadi Dana, Mira dalam keadaan bingung akhirnya Rafa yang sudah siap menemani diterima saja.
Mira dan Rafa menuju rumahnya Dana.
"I want to meet your parents, Mir," katanya dengan menyetir mobil Mira, Mira yang tidak begitu pinter bahasa Inggris, tapi bahasa yang diucapkan sederhana akhirnya tahu maksudnya.
" Kamu harus menjawab Ya!" lanjutnya memaksa, tanpa memberi kesempatan pada Mira untuk menolaknya.
" Suatu paksaan," jawab Mira. dengan memperhatikan jalan menuju rumahnya Dana.
" Ya begitu caraku," jawabnya santai.
" Fa, belok ke kiri rumah Dana, sebelah kanan rumah ke 3 dari jalan utama," pandu Mira ke Rafa.
Sudah berkumpul teman teman Mira dengan pasangan dan ada yang sudah punya anak. Rafa berjalan disebelah kanan Mira, dan Rafa mengenalkan diri ke teman teman sebagai kekasihnya, refleks Mira kaget dengan pengakuan Raffa. Rafa menatap wajah Mira agar ia mendukung ucapan Raffa, walau dalam hati Mira bingung, ia mau bilang kalau Rafa teman yang baru di kenalnya takut kalau dia tersinggung, akhirnya dia hanya diam dan di anggap oleh Rafa menyetujui ucapannya. Teman teman Mira bersalaman dan Rafa selalu menyebut namanya.
" Mir, cepet wedding nya ya, sebelum aku melahirkan," celethuk Yola di depan Raffa.
" Paling lama satu bulan lagi," sahut Raffa tanpa beban, mata Mira melotot ke Rafa, dia tertawa dengan alis matanya dinaikkan ke atas.
Habis Isya menuju ke rumah calon pengantin perempuan untuk acara lamaran sekaligus saling tukar cincin antar kedua calon manten.
Rumah calonnya Dana di dekor dan wanitanya di rias dan keduanya duduk di kursi pengantin, pihak keluarga Dana mewakilkan untuk meminang, dan pihak calonnya juga diwakilkan, acara diakhiri dengan makan bersama.
Rafa duduk tak mau pisah dengan Mira, sehingga Mira merasa kurang leluasa untuk ngobrol dengan teman temannya.
Acara selesai sampai pukul 10 malam,
" Mir, kerumahku dulu," ajak Raffa dengan mobil diarahkan ke rumah Raffa.
" Pulangnya aku nyetir di belakangmu," lanjut Raffa datar.
" Aku bisa pulang sendiri Ffa," jawab Mira datar juga.
" Aku pengin ketemu orangtuamu," jawab Raffa, akhirnya Mira diam.
Sampai di rumah Rafa pintu gerbang terbuka sendiri, mobil Mira langsung di masukkan ke halaman yang cukup luas. Mobil di hentikan, tangan Rafa menyentuh jemari lembut, Mira tersentak dan berusaha menghindarinya.
" Maaf Mira aku tak bermaksud tidak baik padamu."
" Eee, iya Ffa karena aku tak terbiasa apalagi dengan laki laki yang baru ku kenal."
" Ok ok, aku tahu maksudnya."
Akhirnya Mira pulang dengan menyetir mobil sendiri dan Rafa selalu dibelakangnya.
Sampai di rumah Rafa menemui ibu, dan dia tidak menanyakan keberadaan Bapaknya.
" Ibu, besok malam keluargaku kira kira 4 orang datang mau meminang Mira," kata Raffa to the point, karena sudah larut malam. Mira terkejut bukan main, karena baru mengenal sore hari menjelang Magrib, tapi tidak bisa berbuat apa apa.
" Nak Rafa sudah mengenal Mira lama?" tanya ibu Mira dan menceritakan tentang bapaknya yang berada di Indramayu.
" Iya bu, Raffa sudah tahu, dan Raffa sangat kagum dengan Ibu, karena Mira dan Faeyza sukses ditangan Ibu," sanjungnya. Dia pandai juga bermain peran dengan berkata bohong pada Ibu.
Karena sudah malam akhirnya Rafa pamit, Ibu, Mira dan Faeyza mengantarkan sampai mobil keluar halaman rumah, yang tidak menggunakan pintu gerbang.
Ibu menyuruh Mira cepat cepat tidur, karena besok berangkat kerja, dan ibu tidak menanyakan tentang hubungannya dengan Raffa.
" Mir, besok keluargaku yang datang 5 mobil sekitar 33 orang, bilang sama Ibu," pesan nya satu jam setelah kepulangnya dari sini.
" Fa, katanya hanya 4 orang saja, " tulis Mira dengan bingung.
" Mir, aku sudah nyuruh orang pesan makanan, sebelum Magrib sudah diantar ke rumahmu, Ibu tidak perlu menyediakan makanan juga snack, " pesannya, dan Mira menyampaikan ke Ibu, ternyata Ibu juga sudah diberitahu lewat pesan pribadi oleh Raffa.
Mira dikagetkan oleh bunyi seluler di meja riasnya, dia mengambil alat yang berbentuk pipih dilihatnya nama yang menghubunginya,
" hmmm vicall dari Rafa," gumannya.
" Baru bangun Mir?" tanyanya lembut, matanya menatap penuh arti. Mira mengangguk.
" Mir, sudah di sampaikan ke Ibu pesanku, jam habis Isya ya rombongan keluargaku datangnya," lanjutnya.
" Fa, apa tidak dipikir dulu, aku baru kenal kamu kemaren sore?" ucap Mira lirih.
" Aku sudah tahu kamu satu tahun yang lalu Mir, " jawabnya datar. Mira dipanggil Ibu supaya cepat mandi karena sudah agak siang, dan akhirnya vicall ditutup.
Mira berangkat ke kantor melewati rumah Raffa, dia seperti menunggu berangkat Mira kerja karena Raffa ada di depan pintu gerbang. Mirapun membunyikan klakson lirih sambil tersenyum, Raffa yang sudah hafal mobilnya tersenyum juga terus masuk halaman dengan menutup pintu gerbang.
Mira sudah memberitahu Ibu tentang kedatangan keluarga Raffa, walaupun Raffa tidak membolehkan Ibu untuk menyiapkan makanan dan snack yang akan di suguhkan tapi Ibu tetap siap siap masak dibantu karyawannya, kebetulan hari ini ada pesanan dari sekolah dekat rumah.
Saat Mira istirahat siang kebetulan bawa bekal dikejutkan oleh kedatangan Rafa.
" Mir, teman temanmu diundang," desaknya.
" Enggak diundang karena mendadak," kata Mira.
" Diundang, aku sudah memesan makanan," jawabnya, karena Mira di desak terus akhirannya mengundang teman teman satu satu lewat pesan pribadi, dan di grup klas 12 IPA 1 ramai. Tidak lama kemudian Mira di kejutkan lagi dengan datangnya puluhan dus yang di dalamnya bertuliskan undangan Raffassya Aleandro meminang Clemira Anaya Rafaina.
"Koq bisa Raffa tahu nama lengkapnya," guman Mira lirih di depan Raffa.
" Mir, teman kantor mu boleh datang," desaknya.
Setelah Raffa pulang, Mira memberanikan diri mengutarakan ke humas untuk hadir nanti malam bagi yang berkenan dan diutamakan yang rumahnya dekat.
" Mba Mira, insyaAllah untuk perwakilan dari kantor nanti malam datang 2 mobil," kata humas, Mirapun mengucapkan terimakasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
🌹🪴eiv🪴🌹
jiwa haluku menjerit 😖😖😖😖
😀😀😀💃💃💃💃💃
2022-06-01
2
ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •
jadi penasaran nih, kok tiba-tiba raffa langsung main lamar aja
2022-04-20
1
Tika77h
Halo, yang suka baca Novel, mampir ya di cerita ku.
2022-01-21
1