AFIGESA | NIKAH MUDA
...JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENTAR 🌻...
...SELAMAT MEMBACA 🐊...
Seperti kehidupan lainnya, bahwa air dan api mempunyai perbedaan yang sangat realistis. Air digambarkan dengan kebaikan sedangkan api digambarakan keburukan oleh semua orang.
Namun sialnya, kehidupan tidak luput dari kebaikan dan keburukan bahkan mereka diciptakan untuk selalu berdampingan dan saling melengkapi.
Afigesa Deanova Putra, seorang remaja SMA yang menjabat sebagai kapten basket di SMA Pertiwi dengan sifat badboy dan jangan lupakan julukan playboy yang sudah terkenal seantero sekolah.
Aira Kleantha, seorang gadis cupu si kutu buku, pintar dan rajin hingga berusaha menutupi wajah cantiknya dengan kacamata bulatnya.
...🐊🐊🐊...
BRUK..
"M-Maaf kak, aku nggak sengaja nabrak kakak." Ucap Aira saat ia berjalan cepat dengan kepala menunduknya seperti biasa.
Aira Kleantha, atau sering di panggil Aira merupakan siswa culun di SMA Pertiwi. Kutu buku, rajin dan penakut itulah sifat Aira.
Dibalik kecupuan yang ia punya, ada wajah cantik dan ceria jika ia berada di luar sekolah. Tepatnya dirumah bersama keluarga, ia lebih percaya diri dan menjadi Aira yang sopan, cantik dan berkepribadian hangat.
"Bisa nggak kalo jalan itu pake mata?" Ketus Gesa, sang leader dari ketiga sahabatnya.
"M-Maaf ya kak." Jawab Aira ragu-ragu dan segera memunguti semua buku-bukunya.
"Lo niat minta maaf sama gue atau nggak sih? Nunduk mulu, nggak ada uang dibawah sana asal lo tahu."
"A-Aku nggak lagi cari uang kak, tapi aku emang mau mungutin buku yang jatuh akibat nabrak kakak tadi."
"Oh, jadi lo nyalahin gue? Sini lo." Geram Gesa dengan berjongkok di depan Aira yang membuat Aira semakin menciut.
"N-Nggak kak.. N-Nggak gitu maksud aku."
"Kakak mau bawa aku kemana? Kak jangan kak."
"Kak lepasin tangan aku, sakit." Lirih Aira kemudian.
Gesa membawa Aira ke belakang sekolah, tepatnya gedung kosong yang sudah tak terpakai sejak lama.
Gesa menghempaskan tangan Aira dengan kasar, "S-Sakit kak." Ucap Aira dengan mengusap pergelangan tangannya yang memerah akibat cengkeraman tangan Gesa.
"Lo siapa sih? Anak baru?" Ketus Gesa dengan menatap jijik ke arah Aira.
Aira hanya menundukkan kepala, seolah sepatu mahal Gesa lebih menarik daripada wajah tampannya yang sekarang berada di depannya.
"B-Bukan kak. Aku anak kelas 11 kok." Jawab Aira takut-takut.
Gesa tersenyum sinis melihat Aira yang membenarkan kacamata bulatnya dan menunduk sembari tadi tanpa mau melihat wajah tampannya yang sudah diakui oleh warga sekolah.
"Sepatu gue emang mahal." Sombong Gesa.
"H-Hah? Maksud kakak apa ya?" Tanya Aira dengan nada kegugupannya.
"Sepatu gue emang mahal, makanya lo dari tadi liatin sepatu gue mulu." Jawab Gesa dengan ketus.
Dengan cepat Gesa meraih rahang Aira lalu mendongakkan kepalanya dengan kasar.
"Tatapan gue!"
"K-Kak.. Jangan gini, nanti kalo ada yang lewat gimana?" Mohon Aira dengan mata yang berkaca-kaca menatap mata elang milik Gesa.
"Bagus.. Biar ada yang lihat kita dan gue akan sebarin seantero sekolah kalo lo rayu gue."
Mata Aira melotot tak percaya. "Jangan kak, aku mohon jangan.." Mohon Aira dengan suara seraknya karena menahan tangis dan ketakutan menjadi satu.
Gesa memunculkan smirkny lalu menghempaskan cengkeraman tangannya pada rahang Aira dengan kasar.
Sedangkan Aira sendiri mulai mengusap rahangnya yang sakit bahkan sedikit memerah akibat ulah kakak kelas yang ada di depannya ini.
Jujur saja, Aira sangat takut padanya. Gesa selalu memunculkan aura negatif bak seorang iblis yang siap menerkam mangsanya kapan saja.
Bukan rahasia umum lagi bahwa Gesa memang pintar, tampan dan kaya. Banyak anak SMA Pertiwi yang tergila-gila pada Gesa, namun tidak untuk Aira, si gadis cupu, lugu dan penyuka buku.
"Lo mulai berani sama gue?" Geram Gesa menatap Aira yang hanya menunduk takut bahkan memejamkan matanya.
Aira menggelengkan kepalanya bermaksud untuk menjawab pertanyaan yang keluar dari mulut Gesa.
"Lo tau siapa gue?" Tanya Gesa lagi yang dijawab gelengan kepala lagi oleh Aira.
Aira memang tidak tahu siapa Gesa dan itu adalah hal yang masa bodoh buat dirinya.
Setiap hari disekolah yang Aira lakukan hanyalah membaca buku, di bully teman-teman lain dan menghabiskan waktu istirahatnya di ruang perpustakaan dengan membawa bekal sekolah yang telah disiapkan oleh bundanya.
"Angkat kepala lo!" Perintah Gesa yang membuat Aira mendongak seketika menatap mata elang Gesa tak lupa dengan membenarkan kacamata bulatnya.
"Lo jelek dan gue nggak naksir sama lo." Lanjut Gesa yang membuat Aira tersenyum walaupun sedikit.
"Emang jelek dan aku juga nggak minta kakak buat naksir aku." Jawab Aira dengan menahan senyum gelinya.
"Lo berani jawab gue?!" Sarkas Gesa cepat yang membuat Aira bungkam seketika.
Aira dengan cepat menundukkan kepalanya lalu menggelengkan kepalanya cepat.
"Kelas berapa dan kelas mana lo?" Tanya Gesa kemudian.
"Aku kelas 11 IPA 2 kak." Jawab Aira ragu.
Gesa memunculkan smirknya seolah ia sangat bangga mendapatkan mangsa baru untuk menjadi babunya. Culun, cupu dan pasti tidak akan berani membantah dirinya.
"Oh sebelahan sama kelas Gita?"
Aira menganggukkan kepalanya lagi karena takut akan salah bicara saat ia membuka mulutnya nanti.
"Jawab gue! Sebelahan sama kelas Gita?" Ketus Gesa.
Aira dengan cepat menganggukkan kepalanya. "I-Iya kak. I-Iya kelas aku sebelahan sama kelasnya kak Gita." Jawab Aira cepat bahkan sangat gugup dan takut.
Gita Febrianti, seorang gadis seksi dan pelopor bully di SMA Pertiwi dan hampir setiap hari Aira selalu menjadi bahan bully'annya. Entah salah dirinya apa, yang jelas Aira hanya berfikir jika bully ataa dirinya tidak akan berjalan lama karena ia hampir di kelas 12 dan akan lulus begitu saja.
"Gue belum maafin lo atas tabrakan lo tadi. Dan lo harus melakukan sesuatu buat gue.. Harus!!"
"M-Melakukan Apa kak?" Tanya Aira ragu.
Jujur saja ini baru pertama kali Aira berdekatan dengan seorang cowok apalagi ini seorang Gesa sang kakak kelas yang sangat-sangat populer bahkan di idolakan seluruh sekolah.
"Lo jadi babu gue mulai sekarang dan lakuin apa yang gue suruh! Lo taukan siapa gue?"
"Kak kok git-"
"Lo berani bantah gue gadis kecil?" Geram Gesa dengan mencengkram rahang Aira.
Aira menggelengkan kepalanya karena menahan rasa sakit di bagian lehernya, "Nggak kak.. A-Aku nggak bant--tah kakak." Jujur Aira.
"Bagus!!" Ucap Gesa dengan menghempaskan rahang Aira begitu saja.
"Gue tandai muka lo dan pulang sekolah nanti lo sama gue." Ucap Gesa lalu pergi begitu saja meninggalkan Aira yang sedang mengusap-usap rahangnya yang sakit akibat ulah Gesa.
"Awas aja kalo lo berani pulang sebelum gue ke kelas lo. Lo habis sama gue!" Lanjut Gesa dengan ancaman serta matanya yang tajam seperti elang.
...🔥🔥🔥...
"Pagi Gesa sayang." Sapa Gita yang berjalan melewati Gesa.
Afigesa Deanova Putra atau dikenal dengan Gesa adalah siswa paling bandel di SMA Pertiwi.
Seolah Tuhan menciptakan seorang Gesa dalam keadaan bahagia, dimana Gesa yang terlahir cerdas, tampan dan berasal dari keluarga yang terpandang serta kaya raya.
Minus Gesa hanya satu, yaitu sikap dan tingkah laku setiap harinya yang terbilang buruk dan hal tersebut tak membuat semua cewek mundur begitu saja untuk menaklukan seorang Gesa.
"Lepasin tangan lo dari lengan gue atau gue akan patahin tangan lo sekarang juga." Ketus Gesa saat tangan Gita melingkar begitu saja di lengannya.
Gesa memasang wajah datarnya lalu pergi begitu saj menuju kelasnya.
"Gue udah nungguin lo di parkiran lama ternyata udah sampai aja." Ucap Jefri, sahabat Gesa yang menjabat sebagai ketua osis, tampan, cerdas dan tentunya kaya raya seperti dirinya.
"Gue kira lo masih nyiksa babu lo yang lusa kemarin." Sahut Andre, sahabat Gesa juga yang receh, tampan dan tentu saja kaya.
Gesa memiliki dua sahabat sejak masuk SMP dan sampai sekarang masih berlanjut hingga SMA yakni, Jefri dan Andre.
Gesa membanting tas ranselnya begitu saja lalu mengeluarkan rokok yang ada di saku celananya.
Ya, Gesa dan Andre termasuk perokok aktif berbeda dengan Jefri. Menjabat sebagai ketua osis tak bisa membuatnya bebas seperti kedua sahabatnya.
Namun, hal tersebut tetap tak bisa Gesa pungkiri bahwa Gesa sangat bangga akan pertemanannya dengan Jefri dan Andre saat ini.
Sisi baik Gesa saat di sekolah adalah jabatan dirinya sebagai ketua basket dan anak dari donatur utama di SMA Pertiwi.
Semua siswa lain selalu segan pada Gesa termasuk murid gadis yang menggilai Gesa dan berusaha untuk mendapatkan hati Gesa yang dingin tak tersentuh.
Kejam dan diktator. Itulah Gesa!
"Selamat pagi anak-anak semuanya.. Yuk keluarkan bukunya dan simak halaman 217 ya." Ucap bu Dewi selaku guru fisika hari ini.
Mendengar perintah sang guru, Gesa segera mematikan rokoknya begitu saja lalu menelungkupkan wajahnya di atas meja.
"Gesa masuk hari ini?" Tanya bu Dewi karena hafal akan kelakuan muridnya yang satu ini.
Murid kesayangan guru bahkan kesayangan BK juga..
Gesa yang mendengar namanya dipanggil segera mengacungkan jempolnya walaupun tak mengangkat kepalanya sama sekali.
"Masih pagi Ges dan kamu mau tidur?" Omel bu Dewi pada Gesa.
"Kemarin begadang bu." Jawab Gesa seadanya.
"Ngapain begadang? Udah tahu hari ini jadwal sekolah, kenapa masih aja begadang."
Gesa menghela nafasnya lelah, "Begadang di depan komplek bu, begal janda."
Jawaban Gesa asal yang membuat satu kelas ricuh menertawakan jawaban Gesa yang tergolong receh dan membuat mood semakin naik.
Bu Dewi menggelengkan kepalanya. "Sekarang ibu kasih pilihan ke kamu, mau tetap dikelas atau keluar dan lari keliling lapangan basket 10x?" Tegas bu Dewi pada Gesa.
Tanpa menjawab pertanyaan bu Dewi, Gesa segera berdiri begitu saja dan berjalan menuju pintu yang di ikuti oleh Andre dan Jefri di belakangnya.
"Andre sama Jefri mau kemana? Mau ikutan di hukum juga?" Sarkas bu Dewi dengan penggaris papan di tangannya.
"Yakan kita setia kawan bu bukan setia hewan." Jawab Andre yang membuat gelak tawa semakin terdengar di kelas 12 IPA 1.
"Mau rapat osis bu, di ruang osis.. Ibu nggak lupakan kalo Jefri Agenta ketua osis SMA Pertiwi?" Sahut Jefri kemudian.
"Tidak bisa! Untuk kamu Andre.. Kamu tetap disini dan ikut pelajaran ibu."
"Kamu Jefri, selesaikan urusan kamu di ruang osis dengan segera dan cepat kembali ke kelas."
Bu Dewi menatap Gesa dengan sewot. "Dan untuk kamu, Gesa tampan anak pak Deo selesaikan hukuman kamu tanpa diskon dengan cepat lalu kembali ke kelas." Ucap bu Dewi kemudian.
"Lo bu saya kok di kelas sih." Protes Andre tak terima.
"Hukuman kamu tetap ikut pelajaran ibu dan sekarang kamu duduk di bangku kamu." Tegas bu Dewi yang segera di patuhi oleh Andre dengan tampang malesnya.
...🔥🔥🔥...
Gesa yang berjalan santai menuju lapangan basket dengan bola basket di tangannya dan melewati toilet cewek, matanya tak sengaja melihat gadis yang akan menjadi babunya mulai sekarang.
"Lo ngapain disini? Bolos?" Sarkas Gesa yang membuat Aira terkejut lalu mengusap dadanya pelan.
"E-Enggak kok kak, tadi kebelet aja." Jawab Aira takut-takut dengan menundukkan kepalanya lalu berjalan melewati Gesa begitu saja.
"Lo berani cuekin gue?" Ucap Gesa dengan menarik kerah baju Aira bagian belakang.
Jujur saja untuk saat ini Aira sangat takut dengan Gesa, apalagi kejadian beberapa jam yang lalu dengan seenaknya sendiri Gesa mengeklaim kepemilikan atas Aira dengan menjadikannya babu.
"E-Nggak kok kak. Aku nggak cuekin kakak.. Aku cuma mau ke kelas aja."
"Terus kenapa nunduk mulu? Kan gue udah bilang kalo sepatu gue emang mahal.. Lo mau? Besok gue kasih tapi ada syaratnya."
"Jangan kak. Aku masih punya sepatu kok."
"Gue nggak terima penolakan!" Jawab Gesa tegas lalu menarik tangan Aira untuk ikut dengannya.
"Kak ini mau kemana? Kak.." Ucap Aira yang tak dihiraukan oleh Gesa sama sekali.
"Kita bolos berdua lah, menurut lo gimana? Lo kan sekarang babu gue jadi ya harus nurut sama gue."
"Dan gue ingetin sama lo, gue bukan kakak lo dan gue punya nama." Lanjut Gesa.
Dan benar saja ternyata Gesa membawa Aira menuju kantin belakang tepatnya kantin yang jarang dijangkau oleh siswa lain selain Gesa, Jefri dan Andre.
"Kita ngapain disini kak? Aku nggak mau bolos kak, nanti kalo panggilan orangtua gimana? Bunda bisa marah kak." Ucap Aira memohon pada Gesa.
"Kalo nanti ada panggilan orangtua biar mama gue aja yang wakilin bunda lo buat dateng kesini." Jawab Gesa cepat.
"Lo sekarang punya gue! Dan lo harus turutin semua perintah gue, termasuk lo yang nggak boleh punya cowok tanpa seijin gue."
Gesa menatap Aira garang. "Lo faham maksud perkataan gue?" Lanjut Gesa kemudian.
"Sampai kapan kak aku nggak boleh punya pacar?" Tanya Aira dengan polosnya.
"Sampai masa babu lo habis sama gue."
"Tepatnya kapan kak? 1 minggu lagi atau waktu kapan gitu? Masak iya aku jomblo terus, aku mau punya pacar kalo aku udah kelas 12 kak."
"Banyak tanya deh mulut ghaib lo!" Sarkas Gesa yang membuat Aira menundukkan kepalanya dengan cepat.
"Yang jelas bukan waktu dekat-dekat ini, Aira Kleantha.."
...🔥🔥🔥...
...SEE YOU NEXT PART, BRO 🤸...
...SEE YOU NEXT PART, BRO 🤸...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Fuji Fajriah
demi apa gua download apk ini cuma buat baca nih cerita😭penasaran atuh euy
2022-10-05
1
acaaftria
aduh gemes btl
2022-02-03
1
Hikayah Rahman
nyimak thor 😊
2022-01-27
1