...JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENTAR 🌻...
...SELAMAT MEMBACA 🐊...
"Oh jadi lo yang namanya Aira? Bisa-bisanya gue nggak tahu nama siswa yang gue bully tiap hari." Ketus Gita pada Aira yang baru saja keluar kelas.
Jam sudah menunjukkan pukul 4 sore yang artinya semua siswa SMA Pertiwi waktunya menutup buku mereka lalu pulang.
Berbeda dengan Aira, ia melakukan piketnya kelas terlebih dahulu agar keesokan harinya tidak terburu-buru saat berangkat sekolah.
"I-Iya kak, nama aku Aira." Ucap Aira takut-takut dengan membenarkan kacamata bulatnya.
Gita bersama dengan teman-temannya yang notabenya adalah komunitas pengikut Gesa atau tepatnya mengejar Gesa karena sifat tampannya dan pasti kaya raya.
"Lo beneran dilirik sama Gesa? Lo siapanya Gesa?" Tanya Gita dengan melipat kedua tangannya di depan dada.
"Gesa mau punya urusan sama cewek cupu kayak lo? Lo nggak punya kaca atau emang nggak mau ngaca karena muka lo yang di bawah standart." Lanjut salah satu teman Gita.
"Lo nggak ada takutnya ya sama kita-kita? Udah berapa kali gue bilang jangan cari masalah sama kita-kita."
"Udah cupu, jelek, miskin lagi." Ketua Gita dengan mendorong bahu Aira kasar.
"A-Aku nggak ada hubungan apa-apa kok sama kak Gesa, cuma kemarin doang gak sengaja aku nabrak dia dan aku udah minta maaf." Jelas Aira dengan pandangan menunduknya seperti biasa.
"Bodo amat masalah lo minta maaf atau nggak! Yang jelas jauh-jauh dari Gesa.. Lo bukan saingan gue kalo mau dapetin Gesa." Sarkas Gita.
Aira menganggukkan kepalanya cepat lalu pergi begitu saja meninggalkan Gita dan anak buahnya.
"Untung aja mereka nggak kejar aku, kalo iya bisa lari-lari kek kemarin." Gumam Aira pelan dan berjalan menuju halte dekat sekolah untuk naik bus untuk pulang.
BRUMM...
BRUMM.. BRUMMM..
BRUMMM..
Suara motor besar warna hitam yang berhenti tepat di depan Aira yang tengah menunggu busnya datang sembari membaca buku yang ia bawa dari perpus tadi.
"Lo ngapain malah disini? Gue suruh lo tetep dikelas nunggu gue dodol." Marah Gesa pada Aira setelah melepas helm full face'nya.
Aira yang awalnya bodoamat akan orang yang datang di depannya, tiba-tiba mendongak kaget saat ia mendengar omelan yang keluar dari bibir Gesa.
"A-Anu kak.. Tadi itu-"
"Tadi itu apaan? Lo mau kabur dari gue?!" Potong Gesa cepat yang membuat Aira kaget.
Aira menggelengkan kepalanya cepat. "Nggak kak, nggak gitu.. Tadi aku piket dulu terus lupa kalo suruh nunggu kakak, akhirnya aku disini sekarang."
"Maaf ya kak.. Aku beneran lupa." Lanjut Aira dengan menyesal tulus dari dalam hatinya.
"Terus lo ngapain disini?" Ketus Gesa pada Aira.
"Ya mau pulang lah kak, tapi nunggu bus dulu."
"Maafin aku ya kak sekali lagi." Lanjut Aira menyesal karena tak menuruti Gesa yang notabenya adalah kakak kelas terpopuler di SMA Pertiwi yang sekarang menjabat sebagai majikannya.
"Gue akan maafin lo kalo lo traktir gue makan sekarang juga!"
"Boleh sih kak, tapi uangku gak sebanyak uang kakak.. Gimana?" Ucap Aira ragu-ragu.
"Jadi lo nggak mau beliin makan gue pake uang lo?" Tanya Gesa tiba-tiba dengan menaikkan alisnya seolah memojokkan Aira.
"Nggak kak! Bukan gitu.."
"Aku traktir tapi makannya di tempat yang sesuai sama uang aku ya." Tawar Aira kemudian.
Tanpa menjawab tawaran Aira, Gesa segera menaiki jok motornya lalu memakai helm full facenya.
"Lo ngapain masih duduk disitu? Katanya mau traktir gue.. Lupa ingatan lo." Sarkas Gesa kasar seperti biasa.
Dengan cepat Aira memasukkan bukunya ke dalam ransel lalu menaiki jok motor Gesa.
"Jangan kenceng-kenceng ya kak, aku takut naik motor soalnya." Cicit Aira pelan yang membuat Gesa melepaskan kopling motornya begitu sajabdan membuat Aira reflek memeluk pinggang Gesa erat-erat.
"M-Maaf kak." Ucap Aira menyesal setelah melepaskan tangannya dari pinggang Gesa.
"Maaf mulu dari tadi, jadi anak yang berani bisa nggak sih? Pantesan aja lo di bully mulu di sekolah." Ketus Gesa lalu melajukan motornya begitu saja.
...🔥🔥🔥...
"Ini beneran kita makan disini? Lo nggak salah pilih tempat makan?" Tanya Gesa dengan mata memincingnya.
Aira sengaja mengajak Gesa untuk makan di warung pinggir jalan karena uangnya yang pas-pasan dan warung tersebut hanya mempunyai satu menu yaitu ayam geprek.
"Iya kak disini, katanya tadi mau aku traktir yaudah bisaku nraktir ya disini.. Gak nyaman ya." Ucap Aira dengan wajah menunduknya seperti biasa.
Gesa menghela nafasnya lesunya. "Yakali gue makan makanan pinggir jalan kek gini, nanti kalo ada racunnya gimana? Nggak higienis juga."
"Enak kok kak ayam geprek disini, murah lagi.. Aku berani jamin makanan disini higienis dan nggak ada racun." Jelas Aira pada Gesa lalu menarik tangan Gesa untuk mencari tempat duduk.
"Terus nanti kalo ada racunnya gimana? Kalo gue sakit lo mau tanggungjawab." Ketus Gesa.
Aira yang polos tersenyum dengan memperlihatkan gigi putihnya. "Ya nggak gitu juga kak. Tapi aku berani jamin kalo ayam geprek disini enak dan sehat no kuman-kuman."
"Eh neng Aira.. Tumben neng pulang sekolah mampir kesini biasanya kan sore sama mas gantengnya neng." Sapa si pemilik warung tersebut, mang Ujang.
Sedangkan di kursinya, Gesa hanya menatap Aira yang sedang memesan makanan tanpa mengalihkan pandangannya.
"Iya mang. Kakak kebetulan belum pulang lagian juga Aira laper jadi mampir dulu." Jawab Aira dengan tersenyum ramah.
"Lo kenal sama penjualnya?" Tanya Gesa saat Aira kembali duduk di depannya.
Aira menganggukkan kepalanya. "Kenal kak, aku sama kak Geral sering kesini." Jawab Aira.
"Geral siapa? Pacar lo?" Tanya Gesa dengan memincingkan matanya seolah penasaran.
"Bukan. Kak Geral adalah kakak kandung aku."
Gesa menganggukkan kepalanya seolah mengerti dengan jawaban Aira. Entah mengapa Gesa sangat ingin mengenal Aira sampai akar-akarnya namun juga ingin menyiksa Aira secara bersamaan.
Hal itu Gesa lakukan agar dirinya bisa selalu dekat dengan Aira tanpa siapapun.
Pesona Aira yang cupu, kutu buku dan periang tanpa berani membantah Gesa membuatnya semakin ingin masuk ke dalam dunia Aira..
"Loh neng kesini sama siapa ini? Kok ganteng.. Pacarnya ya." Ucap mang Ujang bermaksud menggoda Aira dengan membawa 2 piring nasi ayam geprek pesanan Aira.
"Bukan mang. Namanya kak Gesa kakak kelas aku." Jawab Aira dengan sopan.
"Kakak kelas, teman atau lebih dari teman?" Goda mang Ujang.
"Pacar mang." Jawab Gesa tiba-tiba yang membuat mata Aira melotot.
"Anak muda sekarang emang malu-malu ya, ini silahkan dimakan ayam gepreknya.. Mamang doakan langgeng ya hubungan neng Aira sama mas Gesa ini." Ucap mang Ujang bersamaan dengan menyerahkan dua porsi ayam geprek lalu pergi begitu saja.
"Kenapa pipi lo merah? Jangan baper sama gue.. Gue buaya asal lo tahu."
"Udah tau kok."
Gesa memincingkan matanya menatap Aira. "Tau apa lo tentang gue?!" Sarkas Gesa kemudian.
Aira menggelengkan kepalanya cepat lalu menundukkan kepalanya dan mulai fokus pada makanannya.
...🔥🔥🔥...
"Lo beneran ada hubungan spesial sama Gesa si kakak kelas lo Ra?" Tanya Deva, sahabat Aira yang seumuran dengannya namun tidak satu sekolah dengan Aira di SMA Pertiwi.
Setelah Gesa mengantar Aira sampai rumah, seperti biasa Gesa hanya ketus pada saat Aira mengucapkan kata terimakasih dengan tulus lalu dirinya pergi begitu saja.
"Asal lo tahu ya Ra, nama Gesa.. Afigesa Deanova Putra gebetannya bejibun dan dimana-mana termasuk di sekolah gue."
"Cantik-cantik semua dan Gesa tiap minggu.. Ah nggak tiap minggu lagi bahkan tiap hari dia bisa bonceng beberapa cewek dan itu berbeda."
"Lo mau jadi salah satu gebetannya?" Tanya Deva kemudian.
Aira yang awalnya hanya fokus membaca bukunya mendongakkan kepalanya menatap Deva.
"Aku nggak ada hubungan apapun sama kak Gesa dan aku juga nggak ada niatan bangun atau apalah yang menjerumus ke hal yang lebih dari teman sama kak Gesa." Jelas Aira pada Deva.
"Terus ngapain lo bisa dianter Gesa pulang? Bunda lo sendiri yang cerita ke gue waktu tadi gue baru dateng."
Jujur saya Aira saat ini tengah bingung sendiri harus menjawab apa dan bagaimana dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh Deva untuknya.
"*Ngaku teman yakali aku bisa temenan sama kak Gesa."
"Ngaku pacar mana mau kak Gesa pacaran sama aku yang modelan kek ginian."
"Masak iya aku ngaku jadi babu kak Gesa? Kalo iya dengan alasan apa dan dibayar berapa terus harus jelasin kek gimana sama Deva*."
Itulah beberapa pertanyaan yang muncul di benak Aira mengenai hubungannya dengan Gesa saat ini.
"Hello!! Lo kesambet atau gimana sih Ra? Gue kan nanya hubungan lo sama Gesa itu apaan kok bisa dia anterin lo pulang." Tanya Deva untuk menyadarkan Aira yang tengah melamun.
"Aku kemarin nggak sengaja nabrak kak Gesa dan kena makalah dia dan dia minta aku buat tanggungjawab dengan minta traktir makan pulang sekolah tadi.. Dan akhirnya dianter pulang deh." Jelas Aira yang sengaja berbohong pada Deva.
Aira memang bersalah dengan mencari gara-gara dengan sosok Gesa. Si playboy bandel namun tampan dan kaya raya serta cerdas dan menjabat kapten basket di SMA Pertiwi untuk saat ini.
Semua kejadian beberapa jam yang lalu berakhir dengan Gesa yang mengeklaim kepemilikan atas Aira dan menjadikannya babu dengan waktu yang Gesa mau.
Aira sendiri tidak dapat menolak Gesa apalagi membantahnya. Dirinya yang cupu dan kutu buku yang tidak memiliki satu teman pun di sekolah membuatnya lemah jika berhadap dengan Gesa yang notabenya adalah pangeran tampan SMA Pertiwi dengan segudang prestasi akademik maupun non-akademik.
"Gue ingetin sekali lagi sama lo jangan suka atau punya perasaan apapun sama Gesa, dia playboy kelas kakap asal lo tau aja." Peringat Deva pada Aira.
"Iya-iya Dev.. Aku nggak akan punya perasaan apapun ke kak Gesa, aku cuma ngehormatin dia aja sebagai kakak kelas aku doang di sekolah."
Aira yang awalnya bingung karena Deva lebih tau segalanya tentang Gesa padahal Deva sendiri bersekolah di sekolah yang berbeda dengan dirinya bahkan dengan Gesa.
"Darimana kamu tahu semuan tentang Gesa, Dev? Jangan bilang kamu stalking sosial media dia." Tanya Aira dengan mengerutkan keningnya menatap Deva.
"Jujur ya Ra gue dulu pernah jatuh sama pesona Gesa, apalagi waktu itu Gesa main basket di sekolah gue dan itulah awal gue terpesona sama ketampanan dia."
"Gue stalking semua sosial media dia bahkan gue beberapa waktu lalu punya kontak whatsapp dia. Gue pernah coba deketin dia dan berakhir dengan Gesa yang nggak pernah respon gue.. Chat gue dibales aja nggak dan sampai sekarang mungkin gue udah di blokir."
"Terus darimana kamu tahu kalo cewek kak Gesa banyak? Cantik-cantik lagi." Tanya Aira kembali.
"Siapa yang nggak tahu Gesa sih Ra, si kapten basket sekolah ternama SMA Pertiwi yang tampan, pintar, kaya raya dan anak pengusaha lagi.."
"Apalagi kelakuan dia yang ganti-ganti cewek itu bukan bagian dari rahasia umum lagi, bahkan masih banyak cewek diluaran sana yang mau jadi salah satu gebetan Gesa."
Aira yang mendengar penjelasan dari Deva mendadak merinding sendiri mengetahui kenyataan betapa bangsatnya seorang Gesa diluaran sana.
"Kamu masih suka kak Gesa, Dev? Masih berniat ngejar kak Gesa lagi atau gimana?"
Deva menggelengkan kepalanya cepat. "Gue udah nggak ada perasaan apapun sama Gesa semenjak tau kelakuan dia yang bejat terhadap cewek-cewek di luaran sana." Jawab Deva dengan ringannya.
"Kak Gesa kalo di sosial media kek gimana Dev? Kok aku tiba-tiba kepo ya."
"Jangan bilang lo suka beneran sama Gesa?" Tanya Deva menatap Aira dengan mata menyelidiknya.
"Bukannya suka Dev tapi setelah aku dengar penjelasan kamu, aku jadi penasaran aja kak Gesa yang playboy kalo di sosial media itu dia ngapain aja gitu.. Coba dong gue lihat."
Deva yang awalnya duduk diatas ranjang segera berdiri lalu mendekat ke arah Aira yang tepatnya sedang duduk diatas sofa lalu menyerahkan ponselnya.
"Itu sosial media milik Gesa dan pengikut dia sangat banyak terutama cewek sih menurut gue."
"Yang di ikuti dia nggak ada? Sumpah ini beneran Dev?" Tanya Aira tidak percaya saat melihat instagram Gesa yang tak mengikuti siapapun.
Deva menganggukkan kepalanya. "Bahkan postingan dia hanya satu dan itupun foto masa kecil dia yang sangat lucu dan manis menurut gue."
"Pasti beruntung banget ya kalo ada satu cewek yang bisa dia ikuti di instagram, yang artinya cewek itu spesial di matanya." Gumam Aira tanpa sadar.
"Dulu sih pernah dia pernah ngikutin satu cewek dan temen-temen gue kan selalu update kan kalo masalah Gesa terutama komunitas pecinta Gesa di sekolah gue.. Mereka sempat marah juga dan akan nyerang tu cewek eh ternyata.." Jeda Deva yang semakin membuat Aira penasaran dengan kelanjutannya.
"Ternyata apaan Dev?" Tanya Aira dengan rasa penasarannya.
"Ternyata yang dia ikuti itu adalah instagram mamanya.. Mama cantiknya bukan main dan lebih cocok jadi tantenya dia bukan seorang mama." Jelas Deva kemudian.
"Pantesan aja ya kak Gesa ganteng orang kata kamu mamanya aja cantik."
"Ya gitulah. Tapi gue nggak tau kenapa dia unfollow akun mamanya gitu aja, mungkin masalah pribadi mereka kali ya."
Aira menganggukkan kepalanya dan masih tak percaya bahwa Gesa sepopuler itu di kalangan remaja seantero Jakarta.
"Kemana aja kamu Ra satu sekolah sama kak Gesa kok nggak tahu sama sekali tentang kak Gesa?" Batin Aira bertanya-tanya pada dirinya sendiri.
Aira juga sadar mulai sekarang siapa dirinya dan siapa Gesa. Dan Aira juga memutuskan bahwa ia tidak akan menjatuhkan perasaan pada Gesa apalagi Gesa sudah memperingatkan dirinya berkali-kali untuk tidak terbawa perasaan padanya.
Hubungan mereka nyata dengan Aira yang sebagai babu Gesa dan Gesa menjadi tuan bully sekaligus tukang suruh-suruh untuk Aira.
...🔥🔥🔥...
...SEE YOU NEXT PART, BRO 🤸...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Riska
Mampir juga Kak, dinovelku judulnya terpaksa menikah sma...😅😁🥰
2022-11-20
1
Lusi Rahmawati
cie..cie..emank kpn jadiannya ngab ??
2022-03-13
1
acaaftria
awas aja lo nyesel nti
2022-02-03
1