...**JANGAN LUPA TINGGALKAN LIKE, KOMENTAR DAN VOTE 🙏...
...SELAMAT MEMBACA 🐊**...
"Malam ini ada yang nantangin lo buat balapan di tempat biasa, lo terima nggak?" Tanya Andre begitu Gesa tiba di depan rumahnya.
Gesa, Andre dan Jefri merupakan penggila balap terutama balap liar yang sering mereka lakukan secara diam-diam dan taruhan yang bukan main-main lagi nominalnya.
"Berani berapa?" Tanya Gesa tanpa basa-basi.
"Gue tadi dapet informasi dari Erland kalo dia berani taruhin adiknya sendiri untuk balapan ini."
Gesa menatap tak percaya ke arah Andre. "Gue maunya duit bukan manusia.. Gue nggak terima negosiasi atas dasar manusia njing." Jawab Gesa.
"Dia ingin taruhin adiknya karena adiknya itu bukan adik kandung sendiri, dia benci sama adiknya dan dia mau uang dari lo buat pergi dari sang adik.. Itu sih cerita Erland ke gue."
"Lo bisa manfaatin adiknya sesuai keinginan lo kalo lo menang dan lo akan bayar dia kalo lo kalah dari dia."
"Gimana? Lo mau atau nggak?" Tanya Andre kemudian.
"Buat jaga-jaga aja kali ya kalo Aira tetep nggak mau sama gue, ya terpaksa dia yang gue ajak nikah kontrak."
"Oke deh.. Semoga aja gue menang dan gue ada babu cadangan selain Aira." Jawab Gesa kemudian.
"Yaudah gue keluarin motor dulu, bentar.." Pamit Andre dan berlari menuju garasi.
Gesa masih memikirkan Aira perihal penolakan pernikahan kontrak dengannya. Dan baru kali ini dalam sejarah hidup Gesa, ia di tolak mentah-mentah sama cewek apalagi Aira si cewek cupu SMA Pertiwi.
"Jefri kemana? Tumben nggak ikut?" Tanya Gesa pada Andre setelah mereka sampai di area sirkuit.
"Ikut kok, dia masih dijalan kayaknya.. Dia tadi nelfon gue sebelum kesini."
Gesa dan Andre berjalan menuju kerumunan dimana balapan kali ini sangat ramai bahkan tak seperti biasanya.
Informasi bahwa Gesa yang akan tanding malam ini menjadi penyebab utama keramain tersebut. Siapa yang tak kenal Afigesa? Sosok cowok tampan anak tunggal kaya raya yang jago balapan hingga dijuluki raja sirkuit dunia malam.
Bukan rahasia umum lagi bahwa sosok Gesa yang suka berganti teman kencan hingga menghambur-hamburkan uang sudah menjadi kebiasaan dalam kesehariannya.
"Siapa yang nantang gue?" Tanya Gesa santai saat sampai di kerumanan tersebut.
"Gue yang nantang lo." Jawab salah satu orang yang berada di kerumanan tersebut.
Gesa menolehkan kepalanya dan menatap orang yang menantangnya. "Gesa.." Ucap Gesa dengan mengulurkan tangannya.
"Geral.."
Gesa mengernyitkan dahinya seolah mengingat nama tersebut tapi siapa dan dimana ia lupa. Tanpa memikirkan apapun lagi Gesa segera memakai helm full face'nya.
"Gue bukan orang baik asal lo tahu aja dan gue baru kali ini taruhan atas dasar manusia."
Geral tersenyum sengit menatap Gesa. "Gue benci sama adik tiri gue yang selalu atur-atur gue. Harapan gue, lo bisa menang lawan gue dan lo bisa ambil adik gue terserah mau lo apain gue nggak peduli."
"Asisten gue kesini bawa kontrak, maaf kalo gue ribet atau alay dan sejenisnya.. Tapi dalam hidup gue kontrak apapun maupun taruhan itu terikat dan menurut kamus gue itu hak kepemilikan."
Geral menganggukkan kepalanya. "Deal.. Kita lihat aja siapa yang menang kali ini."
"Dan gue pastikan lo akan suka sama adik gue yang super duper cupu dan penurut." Lanjut Geral kemudian.
...🔥🔥🔥...
"Tangan tangan diatas materai atas nama lo di kontrak ini." Suruh Gesa dengan menyodorkan kontrak yang dibawa oleh asistennya.
Berakhir sudah acara balapan Gesa dan Geral dengan Gesa yang seperti biasa menjadi pemenang dan Geral sejak awal sudah berniat untuk menjadikan adik tirinya sebagai taruhan malam ini serta mendapatkan uang yang banyak dari Gesa, si tampan anak tunggal kaya raya anak pengusaha.
"Isi semua biodata lo dengan lengkap terutama alamat rumah lo dan nama adik lo, biar anak buah gue yang urus sisanya."
Geral dengan cepat mengisi informasi pribadi tentang dirinya dan sang adik di dalam kontrak tersebut dan berakhir dengan tanda tangannya yang rapi di atas materai.
"Taruhan kita sah dan dilindungi hukum, gue masalah ginian nggak main-main."
Gesa menyodorkan tas ransel besar pada Geral. "Isinya uang beberapa ratus juta buat lo.. Anggap aja itu tanda kebaikan gue dan jangan khawatir sama adik lo, dia aman sama gue."
Geral menatap Gesa dengan pandangan jengah'nya lalu mengambil ransel tersebut dengan kasar.
"Bilang sama Rara kalo Geral udah mati." Ucap Geral kemudian lalu pergi begitu saja menaiki motor besarnya.
Gesa hanya memutar bola matanya malas dengan berkacak pinggang menatap Geral yang semakin jauh dari pandangannya.
"Menurut gue, lo sama aja kek beli adiknya ya nggak sih?" Tanya Jefri dengan memijat pelipisnya pelan.
Andre menganggukkan kepalanya seolah setuju dengan apa yang dikatakan oleh Jefri.
"Geral dapet uang dan lo dapet adiknya, sama aja kek proses jual beli." Ucap Andre kemudian.
"Mungkin sih iya.. Tapi ini terikat kontrak dimana adik dia yang akan terjerat sama gue dalam jangka waktu yang gue mau dan Geral nggak berhak atas adiknya lagi."
"Lebih jelasnya hak kepemilikan! Dimana adik Geral sekarang milik gue dan nggak ada yang boleh usik dia selain gue." Lanjut Gesa kemudian.
Gesa menaiki motor besarnya. "Bawa dokumen itu dan letakkan di kamar gue." Ucap Gesa pada asisten kepercayaannya.
"Gue pulang duluan.. Bisa mampus gue kalo pulang jam segini dan ketahuan sama nyokap." Pamit Gesa pada Jefri dan Andre.
"Lo hati-hati bro." Jawab Andre kemudian yang diangguki kepala oleh Gesa.
"Lo ngerasa ada yang di sembunyiin Gesa dari kita nggak sih Ndre?" Tanya Jefri pada Andre setelah motor besar Gesa pergi begitu saja.
"Mana gue Jep.. Tapi ya mungkin ada dan itu privacy dia lah."
Jefri hanya manggut-manggut seolah mengerti dengan jawaban Andre.
"Pulang pulang."
"Ketos gila jam segini masih main. Gak taat aturan sama sekali.. Dan itu jatuh pada orang modelan lo." Ejek Andre dengan menatap Jefri.
"Sekolah ya sekolah, rumah ya rumah, sirkuit ya sirkuit Ndre.. Ya kali gue bawa pedoman sekolah ke sirkuit, lo gila apa gimana?" Jawab Jefri yang mampu membuat Andre tertawa.
...🔥🔥🔥...
"Ini dokumen yang tadi di tanda tangani oleh Geral bos." Ucap asisten Gesa saat ia akan memasuki kamarnya.
Gesa menoleh menatap asisten kepercayaannya lalu menerima dokumen tersebut tanpa ragu.
"Kalo begitu saya permisi bos." Pamitnya yang di angguki kepala oleh Gesa.
Saat sampai di kamar dengan cepat Gesa melepas jalet denimnya begitu saja dan menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya yang terasa lengket akibat berkeringat.
"Aira Kleantha? Geral?" Gumam Gesa kaget saat membaca dokumen perjanjian antara dirinya dan Geral setelah ritual mandinya selesai.
"Pantesan gue nggak asing sama nama Geral."
"Tapi Aira bilang Geral kakak kandungnya dan kenapa bisa Geral kenal gue? Apalagi ini dia dengan berani taruhin adiknya ke gue yang jelas-jelas gue bangsatnya ke cewek udah tujuh turunan lebih."
"Persetan dengan semuanya.. Yang jelas Aira sekarang milik gue dan gue berhak atas dia."
"Aira Kleantha.. Welcome my future wife!" Gumam Gesa kemudian dengan memunculkan senyum devilnya.
Gesa dengan cepat mengeluarkan ponselnya, ia tidak peduli bahwa jam sudaj menunjukkan pukul dini hari. Yang jelas ia ingin menghubungi Aira sekarang juga.
"Iya kak.. Kenapa?" Tanya Aira di seberang panggilannya.
"Akhir bulan kita nikah! Persetan dengan persetujuan lo yang jelas akhir bulan ini kita nikah." Tegas Gesa lalu mematikan panggilannya begitu saja.
Sedangkan ditempat lain, Aira tengah menahan tangisnya akibat pukulan serta caci maki dari sang kakak, Geral.
"Cobaan apalagi ini ya Tuhan?"
"Kalo aku bukan adik kandung kak Geral dan anak bunda, aku ini siapa?" Gumam Aira pelan dengan bersimpuh diatas lantai.
Malam ini dimana malam yang sangat buruk bagi Aira. Sosok kakak yang selalu ia lihat walaupun tak saling sapa malam ini telah pergi meninggalkannya.
Sang bunda yang entah pergi kemana sejak dua bulan yang lalu tanpa kabar membuatnya semakin terpukul dan merasa sendirian sekarang.
Ditambah masalah dengan Gesa yang tetap ingin menikahinya sebagai tembok pembatas atas penolakan perjodohan dari orangtuanya membuat Aira ingin menyerah saja.
"Aku percaya jalan-Mu ya Tuhan.. Aku percaya atas takdir yang kau takdirkan untuk hidupku kedepannya." Gumam Aira pelan dengan mengusap air matanya kasar.
"Maaf kak, aku menangis lagi hari ini.. Maaf kak, maafin Rara."
"Kenapa kaka ninggalin Rara? Rara sendirian kak."
"Rara mau nikah sama Gesa, kakak kelas Rara.. Dia jahat kak, dia kasar dan playboy."
Ucap Aira berbicara sendiri seolah Geral mendengar keluh kesahnya yang tengah ia rasakan saat ini.
...**🔥🔥🔥...
...SEE YOU NEXT PART, BRO 🐊**...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Rien Pun Okti
mulai bingung dari sini 🤪
2023-05-10
0
Aira Zaskia
gesa😂nah kan keciduk emak🤣🤣
2022-03-05
0
acaaftria
arghhhh Jefri
2022-02-03
0