...**JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENTAR 🔥...
...SELAMAT MEMBACA 🐊**...
"Mama sama papa mau kamu menikah tahun ini Ges.. Eh bukan tahun ini tapi bulan depan." Ujar Sofia, mama Gesa yang tengah menyiapkan makan malam.
Gesa yang awalnya berjalan menaiki tangga sepulang dari kencannya mendadak berhenti begitu saja saat mendengar ide gila sang mama.
"Menikah? Tahun ini ma? Mama aneh deh." Jawab Gesa asal.
"Mama nggak aneh Ges.. Mama cuma bosen aja dan mama nggak suka kalo tiap hari banyak cewek main kesini dan itupun ceweknya beda-beda."
"Kamu benar-benar keterlaluan tau nggak?!" Omel Sofia pada Gesa.
"Yakan anak kita emang ganteng ma." Sahut Deo, papa Gesa yang tengah membaca masalah bisnis di tab mahalnya.
Terlahir tampan serta anak tunggal kaya raya membuatnya menjadi cowok playboy dengan mantan gebetan hampir setengah cewek yang ada di Jakarta.
"Nggak ma. Aku masih sekolah ya kali nikah.. Sama siapa coba." Bantah Gesa cepat.
"Ya sama pacar kamu yang bener-bener bisa rawat kamu dong. Nggak main-main doang setiap hari kerjaannya."
"Ganti cewek kek ganti baju aja kamu itu, mama gedeg tau nggak lihatnya." Lanjut Sofia kemudian.
"Bukannya kamu udah bisa bisnis Ges? Buktinya kemarin kamu beli saham tuh di klien papa." Sahut Deo yang membuat Gesa semakin panik.
"Pa, itu kemarin cuma-"
"Cuma apa? Papa udah cerita semuanya sama mama. Mama juga nggak akan suruh kamu nikah kalo kamu belum punya penghasilan.. Tapi untuk sekarang kata papa kamu udah bisa tuh pegang perusahaan sendiri dan beli saham malah."
"Jadi mau nggak mau besok kamu bawa calon istri kamu kesini terserah yang mana dan mama akan lihat anaknya.. Kalo sampai besok kamu kabur atau pulang nggak bawa calon istri yang kamu pilih awas aja!"
"Mama akan cari kamu sampai ketemu dan suruh semua bodyguard papa buat nyari kamu dan lebih parahnya lagi mama akan jodohin kamu sama anak temen mama."
Mata Gesa melotot kaget saat mendengar kata perjodohan dari bibit sang mama.
"Oke siapa takut.. Besok Gesa akan bawa cewek kesini dan itu akan jadi istri Gesa dan kalo mama nggak setuju sama pilihan aku besok, mama baru boleh jodohin aku." Tantang Gesa dengan percaya dirinya.
"JANGAN PERMALUKAN MAMA DAN PAPA DENGAN KAMU PILIH CEWEK MURAHAN DILUAR SANA, GESA DEANOVA.." Teriak Sofia saat Gesa mulai berlari menaiki tangga menuju kamarnya.
"Mampus gue mampus! Mau bawa siapa gue dan siapa yang mau nikah sama gue di usia gue yang masih segini.." Gerutu Gesa saat sampai di dalam kamarnya dengan mengusap rambutnya kasar.
"Mikir Ges mikir, lo bawa siapa besok!!"
"Arghh.." Geram Gesa saat pikirannya buntu dan tidak ada ide atau jalan keluar sama sekali.
"Kalo gue sampai dijodohin sama cewek yang nggak gue suka.. Bukan suka lagi, tepatnya yang nggak gue kenal bisa mampus gue terjerat sama cewek itu seumur hidup."
Gesa melepas kaosnya lalu meleparnya ke sembarang arah. Ia sudah tidak bisa memikirkan apapun lagi untuk saat ini.
"Yakali gue bawa gebetan gue yang se-abrek tiap hari gue kencani." Batin Gesa berteriak pada dirinya sendiri yang mencerminkan brengseknya seorang cowok.
Gesa memunculkan smirknya saat ide gila terlintas di otak cerdasnya begitu saja.
"Aira.. Ya, Aira! Gue akan jadikan Aira calon istri gue." Gumam Gesa yang membuat bangga akan dirinya seolah menemukan ide yang sangat brilian.
"Aira yang nggak berani sama gue dan nggak akan bantah gue walaupun dia mampu.. Aira yang takut sama gue dan akan menuruti semua perintah yang gue mau."
"Dia juga babu gue jadi udah kewajiban dia buat nurut sama gue.. Oke besok bawa Aira ke depan mama.. Misi selesai."
Gesa mulai meraih ponselnya untuk mencari kontak gadis yang akan ia jadikan sebagai calon istrinya.
"Gue yakin mama akan suka sama Aira. Secara Aira yang rajin dan kutu buku apalagi cupu pasti banyak nurutnya lah." Gumam Gesa dengan menscroll kontak yang ada di ponsel mahalnya.
"Shitt.." Umpat Gesa saat sadar akan sesuatu.
Gesa mengusap wajahnya kasar. "Gimana mau hubungin dia orang gue aja nggak punya nomor ponselnya.. Gesa bisa-bisanya lo lupa nggak minta kontak dia." Gerutu Gesa yang membuat kepalanya pusing lagi.
"GESA MAKAN MALAM DULU." Teriak Sofia dari lantai bawah yang menyadarkan dirinya untuk tidak memikirkan hal esok.
"IYA MA.." Jawab Gesa tak kalah berteriak.
...🔥🔥🔥...
"Inget pesan mama kamu hari ini harus bawa-"
"Bawa calon istri kalo nggak Gesa akan dijodohin." Potong Gesa cepat setelah bersalaman bermaksud pamit untuk berangkat ke sekolah.
Gesa sudah memutuskan bahwa Aira yang akan ia bawa pulang nanti setelah pulang sekolah untuk bertemu sang mama.
"Cerdas sekali anak mama.. Kamu hati-hati dan semangat sekolahnya." Ucap Sofia pada Gesa.
"Tumben naik mobil, motor kamu kenapa?" Tanya Deo saat Gesa memasuki garasi dengan memainkan kunci mobilnya.
"Gak ada bensin pa." Jawab Gesa dengan menampilkan gigi putihnya.
Deo hanya bisa menggelengkan kepalanya saat mengetahui kelakuan putra semata wayangnya ini.
"Btw, kenapa papa cerita semua ke mama masalah Gesa yang urus kantor papa.. Jadi ginikan endingnya suruh nikah." Gerutu Gesa.
"Papa aja nggak bisa lawan mama kamu saking cintanya apalagi kamu anaknya sendiri.. Tenang aja Ges, nikah itu enak kok."
"Yang enak dimananya pa? Usia Gesa masih segini ya kali nikah.. Bantuin rayu mama buat batalin pernikahan Gesa ya pa." Mohon Gesa pada Deo agar sang papa mau merayu Sofia untuk ide gilanya.
"Kamu pikir papa nggak rayu mama kamu apa?! Udah papa rayu mati-matian kemarin dan hasilnya tetep nggak batal kan.. Itu karena kamu sendiri yang ganti cewek mulu dan itu yang buat mama kamu muak yang berakhir dengan jodohin kamu." Jelas Deo pada Gesa.
Gesa mengusap wajahnya kasar lalu meraih tangan Deo. "Gesa berangkat pa."
"Jangan lupa bawa calon istri pulang ke rumah dan jangan cewek murahan yang biasa kamu kencani. Papa nggak suka." Peringat Deo pada Gesa.
Tanpa menjawab penuturan sang papa, Gesa segera masuk ke dalam mobil mewahnya lalu pergi begitu saja menuju sekolah pagi ini.
"Bener-bener gila sumpah! Nikah beneran gue ya Tuhan." Gerutu Gesa dengan memukuli setir mobilnya.
"Harus Aira! Dia nggak akan berani atur-atur gue setelah pernikahan berlangsung dan gue bebas main sama siapa aja seperti masa lajang gue saat ini."
"Pagi sayang.." Ucap Gita saat Gesa menuruni mobilnya.
Gita merupakan salah satu cewek korban ghostingan seorang Gesa dan sialnya untuk saat ini Gita masih saja mengejar-ngejar Gesa seolah mereka berdua masih memilik hubungan yang lebih dari seorang teman.
"Pagi." Ketus Gesa lalu pergi begitu saja meninggalkan Gita dan antek-anteknya.
"Gitu doang? Seorang Gita yang cantik di cuekin sama Gesa sang pangeran sekolah? Nggak bisa nih kalo gue di giniin terus." Gerutu Gita dengan merapikan rambutnya.
"Lo nggak punya temen apa gimana sih? Berangkat sendiri pulang sendiri." Ucap Gesa yang berjalan di belakang Aira.
Aira yang awalnya hanya menundukkan kepalanya seperti biasa menoleh ke belakang dan mendadak kaget saat menabrak dada bidang milik Gesa.
"Maaf kak nggak sengaja.. Habisnya kak Gesa sih tiba-tiba muncul di belakang aku."
"Jadi lo nyalahin gue?!"
Mata Aira melotot tak percaya dengan ucapan Gesa. "Nggak! Kata siapa?" Tanya Aira dengan polosnya.
"Lo bawa bekal kalo sekolah? Lo nggak ada uang apa gimana?" Ketus Gesa seolah menghina Aira.
Namun hal tersebut sudah biasa menurut dirinya dan Aira bukan tipe cewek yang lemah hanya karena masalah hinaan. Bukan hanya hinaan dari Gesa saja, hampir setiap hari Aira merasakan hinaan dari teman sekelasnya maupun kakak kelas seperti Gita dan antek-anteknya yang tidak suka padanya.
"Ah ini kak, iya aku bawa bekal.. Kalo masalah uang aku ada sih, kenapa?" Tanya Aira dengan polosnya tak lupa tersenyum menatap Gesa.
"Terus ngapain bawa bekal kalo lo ada uang?"
"Hemat kak.. Kalo bisa bawa bekal kenapa harus jajan? Kan lumayan juga uangnya bisa di tabung."
Gesa mengulurkan tangannya yang membuat Aira mengernyitkan dahinya bingung.
"Kenapa kak? Minta apa? Mau bekal?" Tanya Aira kemudian.
"Ponsel Ra. Gue pinjem ponsel lo." Geram Gesa pada Aira.
Dengan cepat Aira mengambil ponsel yang ada di sakunya lalu menyerahkan pada Gesa.
"Buat apa kak? Jangan buka yang aneh-aneh aku masih kecil."
"Banyak bacot deh." Sarkas Gesa kemudian yang membuat Aira diam tak berkutik.
"Lo nggak punya pacar maupun temen chat cowok gitu." Tanya Gesa saat dirinya dengan berani membuka aplikasi whatsapp yang ada pada ponsel Aira.
Aira yang awalnya hanya menundukkan kepalanya mendongak begitu saja dengan membenarkan letak kacamatanya.
"Aku nggak punya temen cowok kak apalagi pacar, mana ada cowok yang mau sama aku orang jaman sekarang mandang fisik semua." Jelas Aira dengan menampilkan gigi putihnya dan itu terlihat imut di mata Gesa.
"Gue udah simpan nomor gue di ponsel lo, bahkan panggilan darurat lo yang angka satu itu nomor gue.. Jadi lo harus nurut sama gue."
"Gue orangnya nggak suka penolakan, nggak suka dibantah apalagi di bentak sama cewek.. Gue akan marah dan berperilaku kasar kalo ada orang yang berani sentuh milik gue."
"Nih ponsel lo." Lanjut Gesa dengan menyerahkan ponsel Aira.
"Lo taukan sekarang lo milik siapa dan harus nurut sama siapa? Kalo lo berani macam-macam sama gue, gue jamin hidup lo di sekolah ini nggak akan tenang."
Aira menganggukkan kepalanya takut-takut. "I-Iya kak aku faham kok." Cicit Aira pelan.
"Gue mau bekal lo!" Ucap Gesa kemudian.
"Tapi kak ini mas-"
"Gue mau bekal lo sekarang juga." Geram Gesa yang membuat Aira semakin takut.
Dengan perasaan ragu akhirnya Aira menyerahkan bekalnya pada Gesa begitu saja.
"Lo boleh pergi ke kelas dan lo harus sigap saat ada perintah dari gue lewat whatsapp maupun panggilan sekalipun."
Aira menganggukkan kepalanya lalu pergi begitu saja menuju kelas.
"*Berani banget si cupu deketin kak Gesa.. Nyari mati emang tu anak."
"Udah cupu sok kecantikan lagi."
"Tumben tu anak nggak bawa bekal, biasanya juga bawa bekal mulu tiap hari."
"Miskin kali makanya bawa bekal."
"Paket komplit ya. Udah cupu, nawarin diri ke kak Gesa, miskin lagi."
"Untung aja si cupu pinter, kalo nggak mana bisa sekolah disini*."
Begitulah hinaan pagi ini yang berhasil masuk ke dalam telinga Aira.
Setiap hari Aira selalu mendengarkan hinaan tersebut, mulai menjelek-jelekkan dirinya bahkan mengejek keluarganya yang miskin.
Sebenarnya Aira ingin menangis jika mendengar hinaan yang dilontarkan oleh teman-temannya, namun menurut Aira itu hanya sia-sia dan hanya membuang waktunya yang bisa ia gunakan untuk membaca buku.
"Jadi lo masih nekat deketin Gesa gue?!" Sarkas Gita yang tiba-tiba saja memasuki kelas Aira dengan memukul meja Aira keras-keras.
"Sini lo ikut gue." Ucap Gita dengan menarik lengan Aira kasar dan membawanya ke dalam toilet.
"Gue kemarin udah bicara baik-baik sama lo buat jauhin Gesa, tapi yang gue lihat tadi lo malah deketin Gesa gue.. Nyari masalah lo sama gue?!" Marah Gita dengan menyiram tubuh Aira dengan air bertubi-tubi yang membuat dirinya tak bisa bernafas.
"M-Maaf kak. Nggak gitu.." Ucap Aira di sela nafasnya dengan tersengal-sengal.
"Dasar murah!!" Umpat Gita dengan mencengkeram rahang Aira hingga kepalanya mendongak.
PLAK!!
Tamparan keras dari tangan Gita mendarat mulus di pipi Aira hingga meninggalkan bekas meras di pipinya.
"Gue peringatin sama lo sekali lagi cupu.. Kalo lo berani deketin Gesa lagi, hidup lo akan lebih hancur dari ini." Tegas Gita dengan mendorong rahang Aira kasar.
"Udah cupu, murah lagi."
"Makanya jangan cari gara-gara sama kita, mampus sendiri kan lo."
"Miskin aja belagu."
Umpatan teman-teman Gita untuk Aira yang sedang terduduk menggigil mendekap kedua lengannya dalam keadaan menahan tangis dan kedinginan.
"Udah hampir 2 tahun ini ya Tuhan aku selalu diperlakukan kek gini, mungkinkah sampai lulus akan seperti ini setiap hari?" Batin Aira mengeluh untuk pertama kalinya dan ini semua berawal dari Gesa..
Berawal dimana ia berdekatan dengan Gesa!
Dengan kaki yang sempoyongan, seragam yang basah kuyup dan penampilan yang jauh dari kata rapi serta rahang yang berdarah akibat cengkeraman kuku Gita, Aira berjalan menuju loker pribadinya.
Loker yang biasanya untuk menyimpan barang-barang dari masing-masing SMA Pertiwi yang disediakan oleh pihak sekolah.
"Pusing banget kepalaku." Gumam Aira dengan memijat kepalanya pelan.
Tes..
Tetesan darah yang jatuh begitu saja dari hidungnya semakin membuatnya panik sendiri. Kepala yang pening serta badan yang kedinginan karena ulah Gita yang mengguyur dirinya dengan air tanpa henti.
...🔥🔥🔥...
"Kak Gesa ngapain disini? Ini dimana?" Tanya Aira saat membuka matanya dan mendapati Gesa yang tengah duduk di sofa dengan melipat kedua tangannya di depan dada.
"Rahang berdarah, mimisan, muka pucat, seragam basah kuyup dan pingsan." Ucap Gesa lalu berdiri mendekat ke arah Aira dan duduk begitu saja di atas ranjang.
Flashback on,
"Ndre, hari kamis ada turnamen di SMA Angkasa ikutan nggak?" Tanya Jefri selaku ketua osis SMA Pertiwi.
Andre menatap Gesa. "Kapten ikut ya semua ikut lah." Jawab Andre kemudian.
Gesa yang tengah merokok di warung langganan mereka bertiga segera menoleh menatap Andre dan Jefri bergantian.
"Nanti kalo ikutan biar gue yang daftarin sekalian gitu lo, soalnya kata osis sama pendaftaran mau di tutup."
"Anak Angkasa juga berharap kalo Gesa si tampan ikut di sekolahnya." Lanjut Jefri kemudian.
"Masih pagi Ges dan lo udah ngerokok aja. Udah sarapan lo?" Tanya Andre kemudian.
Gesa menganggukkan kepalanya lalu membuang rokoknya begitu saja.
"Kata temen-temen kelas lo bawa bekal Ges, tumben.. Mama lo ke luar kota lagi?" Lanjut Jefri bertanya pada Gesa.
"Gue udah sarapan di rumah dan yang gue bawa itu bekal dari cewek gue. Mungkin nanti gue makan waktu istirahat."
Andre menatap aneh ke arah Gesa. "Cewek lo yang mana Ges? Secara cewek lo bejibun dan dimana-mana jadi bingung kan gue cewek lo yang lo anggap serius yang mana."
"Adik kelas, mangsa baru.. Cantik dan penurut lagi. " Jawab Gesa seolah mendefinisikan sosok Aira di matanya.
"Woahh mantap adik kelas, mangsa bar-"
"*GESA!! ANDRE DAN JEFRI..!! KALIAN MASUK KELAS SEKARANG ATAU BAPAK AKAN PANGGIL ORANGTUA KALIAN MASING-MASING*."
Teriakan pak Bowo membuat Andre tak melanjutkan ucapannya.
Mereka bertiga mulai berlari ke dalam kelas untuk menghindari hukuman dari pak Bowo selaku petugas BK hari ini.
"Gue ke kamar mandi dulu, ya kali masuk kelas mulut gue bau rokok." Ucap Gesa pada Andre dan Jefri lalu berlari begitu saja menuju kamar mandi.
Saat menuju kamar mandi dan pasti melewati lorong area loker siswa, mata Gesa melihat postur tubuh yang di kenalnya walaupun itu dari belakang.
"Ngapain tu anak disini? Mau bolos apa gimana si cupu."
Niat Gesa yang ingin membuat Aira terkejut, ia urungkan saat tiba-tiba saja tubuh Aira ambruk begitu saja dan dengan sigap Gesa berlari lalu menangkap badan mungil tersebut.
"Bangun Ra.. Lo denger gue?! Ra.. Aira!!" Ucap Gesa dengan menepuk pelan pipi Aira.
"Shitt.." Umpat Gesa lalu menggendong Aira dan berlari menuju mobilnya.
Tatapan semua anak SMA Pertiwi terutama cewek mengarah pada Gesa yang sedang menggendong sosok cewek cupu yang tengah pingsan di dekapannya.
Mereka semua tengah merasakan iri dan ingin menjadi Aira yang pingsan lalu di tolong oleh Gesa, apalagi dibawa dengan mobil mewah milik Gesa yang harganya terbilang sangat fantastis.
"Minta tolong buatkan surat ijin sakit atas nama Afigesa Deanova Putra kelas 12 IPA 1 dan Aira Kleantha kelas 11 IPA 2. Sekarang! Dan anter ke SMA Pertiwi." Suruh Gesa pada Jordi, asisten sekaligus orang kepercayaan Gesa dari usia Gesa masih kecil hingga sekarang.
"Bisa-bisanya dia basah kuyup kek gini dan dia diam aja." Gerutu Gesa dengan tangannya yang meraih rahang Aira.
"Mimisan, muka pucat dan rahang berdarah."
"Siapa yang berani nyakitin milik gue?!" Geram Gesa kemudian.
Gesa mengeluarkan ponsel dan mencari kontak sang mama. "Mama aku pulang sekarang.. Ini masih di jalan dan aku minta mama buat hubungin dokter Ronald sekarang juga buat dateng."
"Nanti aku jelasin di rumah.. Bye ma." Lanjut Gesa lalu menutup panggilannya begitu saja.
Flashback off.
"Lo kenapa sih sebenarnya? Jujur sama gue siapa yang lakuin ini sama lo." Tegas Gesa dengan menatap mata Aira intens.
Gesa sudah tahu semuanya bahwa Aira sudah lama menjadi korban bully di sekolah bahkan Gesa sudah melihat banyak foto dimana Aira disiksa secara fisik maupun mental oleh siswa lain di sekolah.
Aira menggelengkan kepalanya. "Tadi kepleset di toilet kak, terus basah semua seragam aku.. Btw makasih ya kak udah nolongin aku." Jelas Aira dengan senyum yang tulus menatap Gesa.
Gesa tau bahwa dibalik senyum tulus Aira ada kesakitan mental yang dialaminya. Selama 2 tahun dalam kesendirian di sekolah bahkan di bully setiap hari tanpa satu pun teman.
Dan Gesa mengakui bahwa Aira merupakan cewek kuat dan tulus..
"Kalo beneran kepleset bisa jelasin kenapa semua seragam basah, mimisan, wajah pucat dan rahang lo yang berdarah bekas kuku. Jelasin semuanya.." Ucap Gesa santai dengan melemparkan map berwarna coklat yang berisi semua foto pembullyannya selama 2 tahun ini.
"Kak Gesa dapat darimana?" Panik Aira dan mendekap erat map tersebut seolah takut pada Gesa yang akan memperlakukan hal yang sama seperti yang ada di foto tersebut.
"Gue nggak akan jahat kek mereka semua. Siniin mapnya."
"Siniin mapnya, Aira.."
Dengan ragu Aira menyerahkan map tersebut pada Gesa lalu mengusap air matanya kasar.
"Nangis aja jangan ditahan. Gue tahu lo gak pernah nangis kan bahkan di bully temen-temen lo sekalipun lo nggak pernah nangis.. Nangis sekarang."
"Luapin semua ketakutan, kesedihan dan rasa sakit lo selama 2 tahun ini dengan tangisan lo." Lanjut Gesa yang membuat Aira meneteskan air matanya tanpa sadar.
Gesa yang tak tega melihat keadaan Aira yang terpuruk bahkan secara fisik maupun mental tanpa sadar mendekap erat dalam pelukannya.
"Nangis yang kenceng Ra, keluarin semua rasa sakit lo.. Lo bukan robot yang nggak bisa nangis ataupun sedih." Ucap Gesa dengan mengusap lembut punggung Aira.
"Astaga kok udah peluk-pelukan gini padahal belum sah.. Gesa!! Lepas tangan kamu." Ucap Sofia yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar milik Gesa.
Gesa yang sadar akan tingkahnya bersama Aira segera berdiri begitu saja. Sedangkan Aira mengusap air matanya kasar dan menahan malunya setengah mati.
"Kenalin Ra, dia Sofia Deanova mama gue." Ucap Gesa memperkenalkan Sofia pada Aira.
Aira yang berniat bangun dari ranjang segera di cegah oleh Sofia. "Di ranjang aja, mama tahu kamu masih sakit."
"Maaf ya tante, Aira ngerepotin.. Tapi habis ini Aira pulang kok, sekali lagi maaf ya tante." Ucap Aira tulus dengan tersenyum ramah menatap Sofia.
Mendengar ucapan Aira seketika Sofia menolehkan kepalanya menatap Gesa.
"Ges.. Mama suka yang ini, besok kita lamar Aira buat kamu nanti malam mama akan bilang sama papa kamu."
"Untuk kamu Aira, selamat datang di keluarga Deanova dan semoga kamu nyaman ya terutama harus menjadi istri yang baik serta bisa tobatin Gesa buat nggak main cewek lagi." Ucap Sofia pada Aira.
...🔥🔥🔥...
...SEE YOU NEXT PART, BRO 🤸...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Riska
Seruuu....
2022-11-20
0
ImaraXD
ngomongin diri lo sendiri?
2022-07-17
1
Hendra Yenni
👍mama Sofia yg Gaul.. gue suka
2022-01-24
0