LEPASKAN AKU, BOS 2
***
Suara sirine ambulan & polisi terdengar riuh, samar-samar wajah orang berlalu-lalang sibuk mengevakuasi korban. Sebuah mobil meledak ditengah jalan. Pemadam kebakaran kewalahan memecah kemacetan kota Denpasar. Banyak turis menyaksikan kecelakaan itu.
"Lihat wanita itu perutnya hamilnya besar, sepertinya ketubannya pecah" turis A menunjuk arah Laura.
Perawat mengangkat tubuh Laura masuk kedalam Ambulans. Dipasanhkannya alat pernapasan & selang infus.
"Bertahanlah Nona, kami akan menyelamatkanmu & bayimu. Tetaplah dalam kondisi sadar" Suara perawat itu terdengar samar karena sirine berbunyi sangat keras.
Laura memasuki ruangan operasi, disekeliling terlihat dokter sibuk akan membedah bagian perutnya. Laura yang dalam kondisi setengah sadar hanya bisa pasrah.
"Bagaimana ini, kondisinya semakin menurun." Ucap Dokter.
"Suaminya sedang perjalanan menuju Rumah Sakit." Seorang perawat mengabarkan.
"Kalau menunggu suaminya bisa tidak tertolong keduanya. Nyonya... nyonya apakah kau mendengar kami?" Dokter berusaha menyadarkan Laura.
"I... iya dok, aku bisa dengar." Jawab Laura tertatih.
"Kami harus mengambil tindakan operasi tapi harus ada persetujuan, antara bayi atau nyawa anda yang harus kami selamatkan." Dokter bertanya pada Laura.
"Tolong selamatkan bayiku, suamiku sangat ingin bayi ini." Laura memegang erat tangan Dokter.
"Brakkk..... Suaminya datang."Seorang perawat dari luar memberitahu .
"Biarkan suaminya masuk & berdiskusi dengan istrinya. " Perintah Dokter.
Ryan masuk dengan lunglai melihat istrinya berada diatas meja operasi.
"Sayang apa yang terjadi, bukannya aku memintamu untuk menunggu sampai aku kembali kenapa ini terjadi?" Ryan mengusap kepala istrinya.
"Tolong selamatkan bayi kita, aku sudah tidak sanggup lagi." Laura menahan sakit disekujur tubuhnya.
"Tidak, aku tidak bisa memilih diantara kalian. lebih baik aku saja yang mati daripada kalian berdua tiada salah satunya." Jawab Ryan tegas.
"Tuan jika kau tidak ingin keduanya pergi pilih salah satunya. Kondisinya sudah sangat kritis." Ucap perawat.
"Sayang, tolong besarkan bayi kita dengan baik. Aku mencintaimu sekarang maupun dikehidupan yang akan datang." Laura meregangkan tangannya yang digenggam erat oleh Ryan.
"Tuan tadi istri anda sudah menyetujui untuk menyelamatkan bayi anda. Maaf anda harus keluar ruangan karena kami akan mengambil bayi dalam kandungan istri anda." Dokter mengambil alih atas tubuh Laura.
Ryan tak kuasa menahan air matanya melihat istrinya sendiri diruang operasi. Keluarga sudah berdatangan menunggu diluar kamar operasi. Ryan hanya menangisi kedua orang yang ia cintai bertaruh nyawa.
" Kita doakan agar Laura selamat & bayinya sehat." Ibu Ryan memeluk putranya yang sedang rapuh.
"Bu... dokter sudah memberitahukan kalau Laura lebih memilih bayinya untuk hidup daripada dirinya. Huhuhu." Ryan semakin frustasi.
"Apa? Jadi Laura, tidak mungkin putriku mati. Kau berbohong Ryan. Dasar menantu tidak berguna kau hanya mencelakai Laura & calon cucuku." Ayah Laura kesal.
"Tuan Haris ini bukan saat yang tepat saling menyalahkan. Kami juga merasa sedih atas kecelakaan menimpa Laura. Kami juga mencintai Laura seperti Putri kami sendiri." Ibu Ryan membela putranya.
"Sudahlah jangan berdebat, saat ini aku ingin istri & anakku selamat." *Ryan berdiri menuju pintu operasi yang masih tertutup rapat.
"(Kalian harus selamat, aku tidak bisa hidup bila salah satu diantara kalian pergi*).
Dokter keluar dan menemukan Ryan berdiri tepat dihadapannya.
"Selamat Tuan, Putri anda terlahir sehat & cantik seperti ibunya". Dokter mengusap pundak Ryan.
"Syukurlah, akhirnya aku menjadi seorang ayah. " Ryan mengusap wajahnya.
"Akhirnya Laura menjadi ibu". Ayah Laura bersyukur.
"Bolehkah aku melihat keduanya?" Ryan antusias.
" Silahkan tuan menuju ruang perawatan bayi, tapi istri anda akan kami bersihkan karena dia meninggal 1jam yang lalu." Dokter pergi meninggalkan Ryan bersama iringan jenazah Laura yang sudah tertutup kain.
Ryan membuka penutup kain untuk memastikan betul-betul raga istrinya.
"Tidak.... tidak mungkin, Laura kau tidak boleh pergi. Bahkan hidup & matimu bersamaku. Walaupun menjadi arwah sekalipun kau tidak akan tenang tanpa ijinku." Ryan menangis sejadi-jadinya.
Beberapa satpam mencoba mengamankan kondisi Ryan. Karena kejadian ini begitu tiba-tiba membuat semuanya yang berada disitu merasa terpukul.
😍 Terimakasih sudah bersedia membaca Novel Keduaku. Semoga kalian terhibur, ingat klik like & Vote ya.😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 225 Episodes
Comments
Anice Redysaid
baru baca..
2021-12-17
0
💎⃞⃟BS QᷞUͦEͮEͤNSELVIA°Аямў🔰
ooo ini yg ditabrak javier
2020-10-11
1
Pembacaaaa_
mampir kak
2020-08-10
0