Puteri Bungsu Sang Duke
Harus menerima kenyataan pahit, ia melihat perselingkuhan pacarnya dengan sahabatnya.
Namun daripada melabrak ia lebih memilih untuk pergi dari sana, menurutnya ia hanya perlu memutuskan pacarnya.
Di lubuk hati yang paling dalam ia bersyukur karena ia selamat dari pacarnya yang ternyata memang buaya darat yang mengaku setia.
Sudah berkencan dengan dirinya juga sahabatnya, di masa kencan mereka pacarnya juga sangat sering dilabrak dirinya dengan seorang gadis tengah berc*uman di tempat umum dulu dia memberi alasan bahwa ia khilaf, namun sekarang.. bukankah ini yang disebut buaya darat?
Ia dulu masih sabar menunggu buaya daratnya berubah, namun realita tak semudah khayalan.
Ia malah melihat sang pacar berselingkuh dengan sahabatnya, cukup sudah kesabarannya saat ini!
Ia kini tengah berada di taman kota melihat hamparan rumput yang hijau, banyak anak-anak berlari kesana kemari namun sayangnya tiba-tiba tubuhnya tumbang begitu saja.
Ia sempat melihat bahwa orang-orang di sekitarnya semuanya berlari mendekat ke arahnya.
Namun...
SLAP
Matanya menutup sempurna tiba tiba ada panggilan yang ia dengar melalui telinganya.
"Hey manusia bangun!"
Ia membuka matanya secara perlahan lalu spontan membulatkan matanya pasalnya ia tidak mengenal tempat ini.
"Jangan terkejut, tapi kamu sudah mati ini kamu d-" ucapan cogan dengan sayap itu terpotong karena cerocosan diriku.
"Apa?! Umurku sependek ini? OMG! Kalau tahu begini tadi aku labrak aja dia astaga! Aku masih kuliah, bagaimana jika mama, papa sama Abang aku tahu?" Cerocos ku memotong perkataannya. Tak peduli apa yang difikirkan dia tentang diriku.
Aku bahkan tidak tahu namanya namun hanya satu yang kutahu, dia bukan manusia! Tentu saja memang ada ya manusia yang memiliki sayap? Mana ada! Kalaupun ada ya berarti manusia gadungan.
"Berisik," ucap orang itu menutup telinganya, telinga orang itu pasti berdengung sangat keras mengingat aku berucap hal demikian dengan agak keras. Namun tetap saja, aku sama sekali tidak peduli.
Eits! Bukan berarti aku bar bar hanya saja aku 'sedikit' bar-bar.
Sebenarnya aku hanya tidak mau diakui bar-bar! Entahlah sifat dan sikapku dari dulu sudah begini! Ah, mungkin ini sudah tercantum di gen ku sebab sifat ku mirip dengan sifat mama. Maka itu bukanlah sesuatu yang bisa ku hindari.
"Siapa kamu?" Tanyaku kemudian lalu menatap orang itu, yah dia cogan! Hanya saja, aku tau dia terlihat berbahaya.
Namun, sebagai seorang gadis tentu saja aku mengidam idamkan cogan, setiap hari aku mencari cogan walau aku sendiri sudah memiliki pacar.
Yah.. apa salahnya? Kan hanya sekedar cuci mata.
"Baru bertanya tentang aku? Aku dewa reinkarnasi," jawabnya singkat.
Seketika kata oh terlintas di benakku, tentu saja! Bukankah aku sudah bilang? dia bukan manusia.
"Sebenarnya temanku dewa pencabut nyawa salah mencabut nyawamu, seharusnya nenek tua yang berada di sekitarmu lah yang meninggal," terang dewa itu tanpa basa basi busuk.
Mendengar hal itu aku jadi merasa kalau dewa itu orang yang cukup to the point.
"Mana temanmu? Bisa bisanya dia ceroboh dalam mencabut nyawa orang! Dia fikir aku tidak ada keluarga? Asal dia tahu! Aku anak kesayangan mereka, bagaimana perasaan mereka? Kenapa temanmu itu merenggut kebahagiaan orang?"
"Apakah dia tidak bahagia disini hingga ingin membuat orang lain bernasib sama sepertinya? Maafkan perkataan ku yang sama sekali tidak sopan, namun aku tidak terima dengan hal ini!"
Tanpa memikirkan apapun aku berucap begitu tanpa jeda hingga membuat dewa itu menggeleng pelan entah apa tanda dari gelengan dewa itu.
Lalu dewa itu terlihat memejamkan matanya dan seperti menarik seseorang lalu..
TYAR
Cahaya terang berada di depanku tiba-tiba ada orang yang sama, seorang cogan dan memiliki sayap namun.. memiliki aura yang lebih gelap datang.
Sifat maupun sikapku memang kekanak Kanakan namun otakku lebih dewasa dari sifat yang ku miliki.
Aku yakin dia itu dewa pencabut nyawa yang mencabut nyawa ku yang sangat berharga.
"Dewa! Aku tahu aku ini hanya manusia biasa namun bisa kau pikirkan bagaimana sedihnya keluargaku terutama kedua abangku? Bentar lagi Abang pertamaku nikah tapi aku malah berada disini tanpa memberinya ucapan selamat. Sekarang mama itu perempuan sendiri di keluarga inti! Bagaimana dewa sepertimu bisa salah? Tolong! Tugasmu itu berbahaya, jangan ceroboh."
Aku makin marah ketika melihat pelaku dari kejadian tiba-tiba yang aku alami namun balasan dari dewa pencabut nyawa itu sangat mencengangkan.
"Aku tidak tahu, aku fikir kau yang harus ku cabut nyawanya." begitu balasan dewa pencabut nyawa.
Mendengar balasan yang tak masuk di akal aku berniat menjambak rambut dewa itu, sudahlah aku tidak peduli! Siapa yang jadi korban disini? Dia yang salah mencabut nyawa! Dia pikir nyawa itu bisa di-refill?
Sepertinya dewa reinkarnasi melihat keadaan yang hampir baku hantam.
Ia langsung berucap "Kamu akan ku kirim ke tubuh salah satu Puteri bangsawan di kehidupan pertamamu, selesaikan masalah mu yang belum tuntas disana."
"Hey! Apa maksudmu? Setidaknya beri tahu aku kemana aku akan-"
Belum sempat aku mengeluarkan seluruh argumentasi yang aku simpan aku keburu hilang akibat sihir dewa itu.
Mataku terpejam, hawa dingin melingkupi tubuhku. Bahkan, aku merasa bahwa tubuhku kini sudah ma ti rasa.
________________________
Huhuhu maaf.. ini novel fantasi kedua author, jadi mohon dukungannya ya!.
- Nadira
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Hikam Sairi
mulai baca nih
2024-09-29
0
Lili Naura Rq
Untuk awal,, lumayan Bagus sih... lanjut dlu
2024-06-01
0
CaH KangKung,
👣👣
2022-11-23
0