Pamella terdiam begitu lama hingga Yudha menepuk bahu gadis itu lalu bertanya "kamu kenapa Pamella?"
Dengan sigap dan gelagapan Pamella menjawab "aku baik baik saja kak!"
Dan kini ia bisa melihat bangunan yang menjadi rumahnya mungkin lebih pantas disebut mansion, pasalnya ukuran rumah ini terlalu besar!.
"Kakak ini mansion kan bukan rumah?" Tanya Pamella pada Yudha, kakak laki lakinya. Kalau dilihat dari tingginya, ia dan Yudha harusnya hanya berjarak tiga tahun.
"Ma-manisa?" Tanya Yudha tidak mengerti.
"Bukan Manisa kak! Mansion, m-a-n-s-i-o-n!" Jawab Pamella sambil mengeja setiap huruf agar kakaknya tidak salah lagi.
"Apa itu man-mansion?" Tanya Yudha tidak mengerti.
"Eh tunggu, Ini abad ke berapa kak?" Bukannya menjawab Pamella malah menanyakan hal baru.
"Kamu itu kenapa Pamella? Dari tadi sikap mu sangat aneh, itu terlalu melenceng dari yang biasa kau lakukan," balas Yudha menaikkan sebelah alisnya, kakaknya orang yang cukup hangat disini.
"Lagipula kan ini kediaman kita, darimana pula kau mendapat kosakata aneh seperti itu?" sambung Yudha menatap makin curiga ke arah Pamella.
Lalu kenapa di masa depan udah kayak es batu aja? Di masa depan abangnya ini overprotektif, posesif dan tentunya kutub.
Itulah yang membuat dirinya sedikit di istimewa kan, apalagi sang calon kakak ipar sangat baik padanya, jika saja dewa pencabut nyawa itu tidak salah mencabut nyawa dirinya!
Melihat sifat dan sikap abangnya mungkin di masa depan mungkin sekarang dia sangat sedih karena diriku adik satu satunya, dan sekarang dia..
Ah sudahlah daripada mengenang masa lalu lebih baik jalani yang sedang berlaku!.
"Tidak kok kak, Mana mungkin tadi aku aneh? Orang aku normal begini," Balas Pamella kikuk, belum-belum ia sudah dicurigai seperti ini nantinya bagaimana dong?
Pamella memang sangat tak berbakat dalam bidang ‘akting.’
"Iya, dari tadi kamu aneh oh bukan! lebih tepatnya sangat aneh," sahut Yudha, akibatnya mereka berdua tak segera masuk ke dalam dan hal itu ditangkap oleh pandangan sang ayah yang memang memiliki mata bak elang.
Selain itu telinga ayahnya cukup tajam hingga bisa mendengar suara tapak kaki yang berhenti kira kira sebelum masuk rumah.
Akhirnya ayah mereka menunggu di tempat duduknya agar kedua anaknya selesai berdebat namun setelah mereka berdebat selama beberapa menit ia akhirnya buka suara.
"Yudha, Pamella! Kenapa kalian tidak masuk?" Tanya ayahnya menatap intens ke Yudha dan pamella, lebih tepatnya hanya Pamella.
Biasanya gadis itu selalu manja kesana-kemari, biasanya ia langsung memeluk sang ayah lalu berucap "ayah, aku merindukanmu."
Dan ayahnya hanya bisa tersenyum mengusap kepala anak gadisnya lalu membalas "ayah juga merindukan kamu Pamella", namun sekarang? Apa yang terjadi saat ini?.
"Pamella.. ada apa dengan dirimu? Kenapa kamu terlihat aneh hari ini?" Tanya ayahnya lagi dengan alis mengkerut.
"Benar kan ayah? Pamella aneh sekali hari ini," balas Yudha mendukung sang ayah.
Pamella hanya mampu tersenyum kikuk "aneh bagaimana maksudnya kak, ayah? Aku tidak aneh sama sekali!" Jawab Pamella lalu memajukan bibirnya.
"Huh, ini sudah sore kalian masuk sana, Pamella sunnie sudah menunggu dirimu di kamar. Yudha, kamu juga harus masuk," ajak ayahnya menengahi perdebatan yang hampir terjadi lagi di antara kedua anaknya.
"Baik ayah," patuh Pamella lalu masuk ke dalam, ia tidak mau bertanya posisi kamarnya karena itu pasti akan menimbulkan kecurigaan lagi.
Ia hanya perlu mencari kamar dengan desain menarik, mengapa? sebab ia saat ini menjadi pamella Thomson Puteri bungsu sang Duke juga anak, adik bahkan nona kesayangan.
Tak perlu lama mencari matanya tertuju ke arah pintu dimana desain dan ukirannya sungguh sangat indah, bisa ia pastikan kamar ini adalah kamarnya.
Pamella pun masuk kedalam di dapatinya seorang gadis yang berambut kuning bermata hitam menatapnya senang saat ia memasuki kamarnya.
"Nona, akhirnya anda kembali saya khawatir nona akan melakukan sesuatu yang nekat" ucap sunnie bahagia lalu menunjukkan gaun-gaun yang ia siapkan sesuai selera nona mudanya.
"Tunggu, nekat?" Ulang Pamella hati-hati, ia sungguh lupa dengan semua elemen yang pernah terkumpul di otaknya tentang kehidupan pertama dirinya.
Jadi semuanya terasa membingungkan.
"Benar nona, tapi saya bersyukur nona tidak senekat itu," balas sunnie tersenyum bak matahari sekarang Pamella tahu kenapa gadis itu diberi nama sunnie karena memang senyumnya sangat hangat dan ceria seperti matahari.
"Memangnya kenapa?" Tanya Pamella penasaran, ia ingin tahu semua yang pernah ia lihat, datangi dan sukai, agar ia tak terlihat mencurigakan lagi.
"Nona lupa?" Tanya balik sunnie lalu menunjukkan gaun pada Pamella seraya bertanya namun topiknya berbeda.
"Nona, anda suka gaun yang berwarna biru atau ungu?"
"Sunnie! Jangan mengalihkan pembicaraan dulu!" Sahut Pamella menghela nafasnya kesal.
"Maaf nona, tapi hari sudah mulai sore. Saya hanya khawatir dengan kesehatan nona," ucap sunnie takut-takut, ia hanya tak mau nona muda mereka sakit.
"Ehh jangan takut! baiklah aku memilih gaun yang berwarna ungu," balas Pamella ketika melihat raut wajah ketakutan dari sunnie.
Memang dia se-menyeramkan itu ya tadi?.
Sekalian ungu adalah warna favorit nya, dan ia juga ingin tahu bagaimana wujud dirinya disini.
Yang pasti ia mau menelusuri jejak, bagaimana dirinya bisa meninggal disini dulu.
Ia jelas tak mau mati lagi, ingat! Setahu dirinya ia sudah mati 2 kali, sudah terlalu banyak kematian yang ia alami, lebih baik ia menetralisir masalah agar kematiannya tak cepat-cepat!.
Kematian, yah itu adalah hal yang sangat menakutkan.
________________________
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
shana 3108
lanjut lagi ya thor
2022-03-06
1