Ketika aku bangun aku berada di sebuah bangunan seperti yang ada di sejarah-sejarah masa lalu, bangunannya yang begitu kuno mampu membuatku terdiam sejenak. Dan tiba-tiba aku mendengar suara langkah kaki mendekat dengan tergesa-gesa.
Sontak, kewaspadaan ku meningkat tajam.
"Pamella, Kamu disini?"
Suara itu terdengar dari arah belakang ku yang baru saja mengalami hal di luar ilmiah.
Kemudian aku berbalik dan menatap sosok pria yang lumayan tinggi dan tentunya.. tampan!.
"Eh an*ing mamak!" Kaget ku pasalnya aku belum pernah melihat orang se-cogan ini! Dan orang ini tiba tiba muncul di belakangku, apa urusannya dengan diriku?
Lalu aku melihat tangan ku sangat putih dan halus, eh tunggu putih? Kulit ku berwarna sawo matang! Bukan putih.
"Kamu itu bicara apa Pamella?" Tanya pria itu penasaran.
Tunggu dulu siapa yang dia panggil? Nama ku bukan pamella! Yang benar saja.
"Mohon maaf! Tapi saya bukan pamella!" Bantahku keras.
Pria itu terlihat bingung dengan ucapan ku seraya membalas "kamu itu kenapa? Pamella jangan membuat kakak takut!"
"Hidih cogan tapi kok ngga jelas! Pamella-Pamella siapa coba yang dipanggil?" Sahut ku tanpa jeda.
Tiba-tiba aku teringat sesuatu, seketika tubuhku menegang. Bukankah.. tadi dewa reinkarnasi bilang kehidupan pertama? Memang aku di kehidupanku sebelumnya itu sebuah reinkarnasi dari hidup pertamaku ya?
Kalau begitu...
"Maksud kamu apa Pamella? Siapa yang tidak jelas?, lagipula nama kamu kan Pamella!" Pria itu terlihat makin bingung dengan ucapan ku.
"E-eh nama ku Pamella?" Tanya ku pada dirinya dengan sedikit ragu.
"Iya! Kamu fikir nama kamu siapa? Dan kenapa kamu terlihat bingung seperti itu?" Tanya balik pria itu padaku.
"Hahaha, aku.. aku tidak tahu," jawab Pamella namun lirih seolah berharap agar pria itu tidak mendengar dirinya.
"Bagaimana bisa kamu tidak tahu nama mu?" Tanya pria itu penuh selidik serta curiga dengan diriku tatapannya yang seperti menginterogasi membuat ku gugup, ternyata telinga pria itu tajam juga!
Ah, aku harusnya tidak boleh bertingkah mencurigakan.
"S—siapa yang bilang kalau aku tidak tahu?" Tanya balik ku berusaha menutupi ucapan ku tadi.
Masalahnya jika ini benar kehidupan pertamaku berarti aku harusnya mati dong? Kan aku nanti bereinkarnasi di masa depan.
Tapi sayangnya reinkarnasi diriku mati gara gara kesalahan dewa ceroboh itu!. Ah sudahlah, makin ku pikirkan maka diriku akan bertambah kesal.
"Kamu tadi bilang begitu! Jangan berbohong Pamella! Kakak ingin kamu jujur, sebenarnya kamu ini kenapa?" Tanya pria itu tegas.
Eh.. tunggu kakak? Aku punya kakak selain abang ku? Apa jangan jangan abang ku juga bereinkarnasi di masa depan ya?
Lah tapi, kenapa yang ini hanya ada satu? Satunya mana? Ada sesuatu yang.. agak menjanggal kali ini.
"K-kakak.. aku hanya.. hanya.. bercanda! Iya bercanda," bela ku atau mungkin kita akan mulai menyebut diriku dengan nama Pamella.
"Benar hanya bercanda? Kamu buat kakak benar-benar khawatir!" Balas kakak cogan itu, entah siapa namanya.
"Kak ini dimana? Nama kakak dan nama keluarga ku siapa?" Tanya Pamella pada orang yang mengaku menjadi kakaknya. Tentunya dengan mengabaikan ucapan orang yang mengaku sebagai kakaknya.
"Kenapa kamu bertanya hal seperti itu Pamella?" Tanya pria itu yang tidak dikenal oleh pamella, aneh sekali kenapa ingatan-ingatan di sini tidak terkumpul lagi di otak sempit nya ini?
Kan biasanya di masa lalu para tokoh yang kembali mengulang waktu akan mendapat ingatannya? Kenapa pamella tidak? Sungguh mengherankan.
‘Jangan-jangan para dewa itu tak ikhlas memberiku kesempatan untuk hidup kembali,’ batin Pamella.
"Kakak, oh ayolah ikutlah bercanda denganku," jawab Pamella, alasan yang cukup masuk akal saat ini.
"Ahahah baiklah-baiklah, kita sedang ada di bukit tertinggi di negeri alpensha, namamu Pamella thomson dan aku Yudha thomson, ayah kita bernama yunusha Thomson ayah kita seorang Duke, dan pelayan pribadi mu adalah sunnie, kau Puteri bungsu dan kesayangan keluarga Thomson."
Jelas kakaknya pada pamella, Yudha Thomson yah itu namanya. Aesthetic tentunya.
"Woah, banyak ya anggota di keluarga kita!" Sorak Pamella yang sebenarnya pura-pura mengagumi pasalnya kepalanya cukup pening ketika mendengar nama-nama asing itu.
Nama itu begitu rumit hingga Pamella agak susah dalam pengucapannya. Namun berhubung Pamella berpendidikan maka ia akan mempelajarinya pelan-pelan.
"Sikap mu benar-benar aneh Pamella, ekspresi mu itu seperti benar-benar terkejut saja," sahut Yudha kebingungan, sifat adiknya bukan seperti settingan!.
"Hahaha, itu berarti aku pandai bersandiwara kak!" Timpal Pamella tertawa kecil.
' tentu saja balasan ku kan bukan settingan peak! Jadi ya seperti kenyataan dong!' batin Pamella.
"Pamella, sudahlah ayo pulang ayah menunggu diri mu," ajak Yudha pada Pamella lalu menarik pergelangan tangan Pamella.
Pamella hanya menurut toh dia tidak tahu dimana letak kediamannya kan? Kira kira bagaimana ayahnya disini? Apa ayahnya akan bertolak belakang seperti kehidupan masa depannya?
Eh tunggu bukankah kakaknya bilang kalau Pamella itu kesayangan keluarga? Berarti ayah nya disini juga menyayangi dirinya kan? Jika ayahnya jahat seperti ‘badjingan’ maka bisa dipastikan bahwa Pamella akan selalu menebar tatapan-tatapan bombastic side eye.
Lamunan demi lamunan mengisi perjalanan Pamella hingga Pamella tidak menyadari jika dirinya dan Yudha sudah sampai di kediaman mereka.
________________________
Sttt jangan seperti tokoh di atas ya! Bagaimanapun juga, kita harus tetap selalu sopan.
Seperti biasa sampai jumpa di chapter selanjutnya, see u again guys!.
- Nadira
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
💖 sweet love 🌺
apa harus memaki?? bisa pakai "astaga", "ya ampun", "ya dewa", "ya Tuhan"
2024-12-19
0
Endah Wahyuee Kirana
nyimakk kak,,
2022-04-02
2
shana 3108
lanjut lagi ya thor.
2022-03-06
2