Akankah.. tidak! Jangan sampai terjadi! Hal itu diucapkan ayah Pamella berkali kali di batinnya sendiri.
Setelah tadi ia menemukan jepit Pamella ia berniat menjelaskan jepit itu, tapi.. yang terjadi malah lain! Sang Duke dipanggil ke pengadilan tinggi.
Akhirnya ia belum sempat memberitahu Pamella, ia juga melarang seluruh pelayan sekaligus Sunnie memberitahu Pamella atau bahkan menyebarkan berita ini.
Ia hanya tidak mau Pamella panik dan berbuat berlebihan dan menghilang seperti dulu. Kenangan yang mendebarkan itu jelas selalu tersimpan di dalam pikiran ayah Pamella dan Yudha.
***
Sementara itu...
Pamella kini tengah memasang wajah kesal ditambah bibirnya yang mengerucut membuat para pelayan gemas sendiri melihat tingkah nona muda tersayang mereka.
Pamella dari tadi menanyakan "memang kenapa dengan jepit itu?" Namun tidak ada yang berniat untuk memberitahu dirinya bahkan sunnie sekalipun. Padahal kan, sunnie itu pelayan pribadi Pamella sendiri, bukankah harusnya sunnie menjawab pertanyaannya?.
Selain itu, ini jelas membuat Pamella penasaran, mengingat bahwa Pamella sendiri memang orang yang memiliki penasaran tinggi, Pamella juga keras kepala.
Sehingga akan sulit untuk mengubah pendirian Pamella satu derajat sekalipun.
"Nona, sudah jangan begitu nanti tuan pasti memberi tahu anda," ucap sunnie mencoba untuk menormalkan ekspresi Pamella menjadi ceria seperti biasanya.
"Kapan?! Masih lama, lebih baik kamu yang menjelaskan padaku bukan?" Balas Pamella kesal.
"Sebentar lagi tuan pasti kembali nona.. emm bagaimana kalau kita berjalan jalan di danau? Nona pasti suka," ajak sunnie dengan wajah memohon.
"Danau mana? Aku malas sunnie! Kamu saja yang pergi sendirian biarkan aku disini," Balas Pamella walau ia sendiri cukup penasaran, ingatlah Pamella orang yang sangat mudah penasaran akan sesuatu.
"Saya berani menjamin bahwa danau itu indah nona, itu juga danau kesukaan nona, mari kita kesana nanti kalau kita kembali tuan pasti sudah kembali dari pengadilan tinggi," ajak sunnie lagi, daripada nonanya jenuh karena memikirkan jepit tadi lebih baik ia mengajak nonanya ke danau.
"Huft, baiklah ayo kita pergi!" Sahut Pamella yang akhirnya ikut ke danau, walau ia sempat menarik nafas kesal.
Beberapa saat kemudian..
Sunnie hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah dari nona pamella-nya, sesekali ia harus memperingatkan Pamella ketika gadis itu mulai berlari takut jika Pamella jatuh.
Pamella terlihat berlari kesana kemari sesekali bermain dengan air danau namun hanya di tepinya saja saat ia ingin masuk sunnie sudah menegurnya "nona! Jangan masuk ke danau, airnya dingin nanti nona sakit."
Pamella pun tidak ingin sakit, bayangkan saja ini termasuk zaman kuno! Obat di masa depan yang peralatannya lebih canggih saja pahit! Apalagi disini?.
Pamella tidak akan pernah ingin mencobanya, walau hadiahnya satu peti emas sekalipun.
Lagipula nih ya, harta keluarga Thomson sudah sangat banyak bukan?.
"Woahh, sunnie lihat ada kelinci!" Sorak Pamella menunjuk ke arah kelinci yang sedang melompat persis seperti Pamella saat ia pertama kali datang kemari.
Hal ini tentu membuat sunnie heran, nona pamella-nya ini sudah berkali kali kesini tapi keantusias-an nya seperti tidak pernah kemari saja!.
"Nona, jangan mendekat ke kelinci itu!" Peringat sunnie dengan wajah garangnya.
Lagi-lagi Pamella hanya mampu menurut meski ia sempat mencebikkan bibirnya, meskipun ia tahu ini demi kebaikan kelinci itu.
Jika Pamella mendekat pasti ia akan menginginkan hewan itu lalu menangkapnya, kelinci harusnya hidup di alam bebas.
Pamella akhirnya duduk tenang di sebuah batu lalu mengamati kelinci itu dengan seksama, bentuk dan warnanya sama seperti kelinci di masa depan.
"Pamella, kenapa kamu ada disini?" Tanya seseorang yang sudah Pamella rekam suaranya.
"Kakak! Aku cuma lihat kelinci itu loh!" Jawab Pamella lalu menoleh ke kakaknya.
Tapi.. sunnie terlihat aneh kenapa ya?
"Sunnie.. kenapa ekspresi muka mu terlihat aneh begitu?" Tanya Pamella pada sunnie.
"Eh... Tidak nona, tidak ada apa-apa," jawab sunnie tersenyum pada Pamella selaku nona mudanya.
"Tapi.. tadi ekspresi mu itu sangat aneh," balas Pamella curiga level akhir kepada sunnie.
"Nona.. justru akhir akhir ini nona yang aneh!" Sahut sunnie menggelengkan kepalanya, nonanya ini berbeda.. tingkah nonanya berbeda semuanya berbeda namun ada satu hal yang sama 'nonanya tetap memiliki pesona dan otak yang lebih cerdas'.
"Eh.. ti-tidak kok! Kapan coba aku aneh? Bener kan kak, aku tidak aneh kan?" Tanya Pamella ke kakaknya yang hanya menyimak keduanya.
' s*al! Kenapa malah aku yang kena? Seharusnya tadi aku tidak bilang kalau ekspresi sunnie aneh!' batin Pamella meruntuki perkataannya tadi yang justru berbalik arah padanya.
"Terserah kamu saja," jawab Yudha seadanya, jika ia bilang kalau adiknya aneh pasti Pamella ngambek lagi jadi ia memilih kata 'terserah'.
"Tuh kan! Aku tidak aneh," ujar Pamella melirik sunnie yang terdiam sambil memasang senyum yang entah kenapa sedikit tipis.
"Eh tunggu, kalau kakak sudah pulang berarti ayah juga sudah pulang sekarang?" Tanya Pamella memandang ke arah Yudha dan sunnie meminta jawaban.
"Iya Pamella, ayah sudah pulang ke kediaman." jawab Yudha yang dibalas anggukan oleh sunnie isyarat kalau perkataan kakaknya benar.
"Baiklah! Ayo pulang," ajak Pamella lalu melangkah sendirian.
"Nona.." panggil sunnie dari arah belakang Pamella, Pamella pun menoleh dan mengangkat alisnya ke arah sunnie seolah bertanya 'kenapa?'.
"Nona, maaf tapi saya lupa.. seharusnya sekarang saya pergi ke toko untuk memeriksa gaun yang akan dikirim untuk nona," ucap sunnie kepada Pamella.
"Eh.. hmm baik kamu pergi saja, aku tidak keberatan, lagipula aku juga disini bersama kakak. Kamu tidak perlu khawatir," balas Pamella melirik ke arah Yudha dan dibalas senyuman oleh lelaki itu.
"Baik nona, saya pergi dahulu." pamit sunnie lalu berjalan ke arah yang berlawanan dengan Pamella.
"Iya! Hati-hati sunnie, nanti kita bertemu lagi di kamar ya!" Balas pamella.
Pamella pun melihat sunnie sampai dia benar benar menghilang, setelah itu baru ia menoleh kembali ke sang kakak.
"Kak, ayo kita pulang!" Ajak pamella lalu menarik tangan kakaknya melangkah bersama.
"Astaga Pamella, hati-hati nanti kalau kakak jatuh kamu pasti ikut jatuh!" Balas yudha.
"Kakak! Aku tidak akan jatuh kan ada kakak di sisiku," timpal Pamella terkekeh kecil atas perkataan Yudha yang sedikit berlebihan.
Lagipula sesakit apa sih jatuh itu? Paling juga sakit nya cuman sebentar!.
"Tetap saja Pamella, lain kali hati-hati." ucap Yudha tetap teguh pada pendiriannya.
"Huh iya-iya, nanti aku akan lebih hati-hati kak tenang saja," sahut Pamella menghela nafas, pasalnya kakaknya disini maupun di masa depan tetap saja sama! Selalu berlebihan jika menyangkut dirinya.
Sungguh sangat over protektif.
Tapi.. jika Pamella boleh jujur maka ia akan berucap bahwa di perhatikan seperti ini memang sangat menyenangkan, terlebih kakaknya memang sangat menyayangi dirinya secara tulus.
________________________
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Puji Saadah
O
2024-02-10
0
Kak Seul
Hallo kak, semangat terus untuk karyanya ya, mohon bantu dukungannya untuk karyaku juga ya kak, Terima kasih
2022-04-03
1
shana 3108
lanjut lagi ya thor
2022-03-06
2