Surat Perjanjian

Malam hari di kediaman Senopati Ravindra Malik Narendra.

Terlihat Alina sedang membereskan kamar Abian yang tadi siang tidak sempat dia bereskan.

Terdengar suara langkah kaki yang sedang berjalan menuju kamarnya saat ini. Dan Alina tahu persis siapa yang datang di jam malam seperti ini.

Abian memasuki kamarnya sedangkan Alina dia buru-buru berjalan ke kursi panjang dan duduk disana.

Abian berjalan menghampiri Alina. "Ambil ini!"ucap Abian seraya tangannya menyodorkan selembar kertas pada Alina.

Wajah Alina menengadah ke atas untuk bisa menatap wajah suaminya itu.

"Ambil!"kembali Abian memberikan perintah.

Alina mengambil kertas itu dari tangan Abian.

"Apa ini?"tanya Alina yang terlihat bingung.

"Itu adalah surat perjanjian."seru Abian seraya berjalan sedikit dan membuka jam yang melingkar di tangannya.

"Disitu tertulis perjanjian yang akan kita sepakati."sambung Abian yang kini tangannya membuka dasi yang melingkar di lehernya.

Mendapati sikap Alina yang hanya diam membuat Abian kembali berjalan menghampiri Alina, dan kembali mengambil kertas yang tadi dia berikan dari tangan Alina.

"Di kertas ini tertulis pihak A yaitu saya, dan pihak B adalah kamu."Abian mencoba menjelaskan isi dari kertas perjanjian itu.

"Satu pihak B tidak boleh melewati batasannya terhadap pihak A. Kedua pihak B tidak boleh ikut campur urusan pribadi pihak A. Ketiga pihak B tidak boleh melarang pihak A dekat dengan wanita manapun meskipun status kita sudah menikah. Keempat bila pihak A menginginkan sesuatu yang berhubungan dengan suami istri maka pihak B harus suka rela memberikannya karena itu sudah tugas sebagai seorang istri."Abian membacakan isi surat perjanjian itu dengan cukup keras.

Sedangkan Alina dia hanya diam tanpa protes sama sekali, karena Alina tahu walaupun dia ingin protes tetap hasilnya akan sama tidak akan merubah nasib pernikahannya.

"Ada pertanyaan?"tanya Abian karena melihat wajah Alina yang datar dan biasa-biasa saja.

"Apa surat perjanjian itu sama berlakunya untuk aku?"kembali Alina bertanya.

"Maksudnya?"Abian tidak mengerti.

"Disurat perjanjian itu hanya tertulis tentang keinginan pihak A saja, sedangkan keinginan pihak B tidak tertulis disana rasanya itu tidak adil."akhirnya Alina protes juga.

"Jika pihak B tidak boleh mencampuri urusan pribadi pihak A. tidak boleh melarang pihak A berhubungan dengan wanita manapun, tidak boleh melewati batasan. Berarti itu juga sama halnya dengan pihak B punya peran yang sama dengan pihak A."Alina mencoba mengkritik ketidak Adilan dari isi surat perjanjian itu.

Abian menautkan kedua alisnya mendengar penuturan Alina, terlihat berpikir sebentar.

"Ok jika itu keinginan kamu, sekarang tanda tangan disini!"pinta Abian dengan memberikan sebuah pena pada Alina.

Alina berdiri dan mengambil pena itu dari tangan Abian, Alina mulai menandatangani surat perjanjian itu yang bergantian dengan Abian.

"Jika salah satu dari kita melanggar surat perjanjian ini maka pihak yang di rugikan boleh meminta apapun kepada pihak yang melanggar, dan pihak yang melanggar wajib mengabulkan pihak yang di rugikan apapun keinginan dari pihak yang di rugikan ngerti."kembali Abian memberi peringatan.

Yang membuat Alina menatap kesal wajah suaminya itu.

Abian kembali berjalan ke arah tempat tidurnya, menyimpan surat perjanjian itu ke dalam sebuah lemari dan menguncinya.

Sedangkan Alina dia kembali duduk dan mulai berbaring di sebuah kursi panjang tempat tidurnya.

🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼

Pagi menyapa dengan mentari yang membawa sinar indahnya.

Alina mulai menggeliat dari tidur nyenyak nya.

Mata Alina mulai mengerjap hingga mata itu terbuka dengan sempurna.

Alina bangkit dari tidurnya dan menguap dengan mulut yang dia tutup dengan punggung tangannya.

Melihat ke arah kasur king size milik Abian yang sudah kosong, menandakan jika yang punya kasur sudah pergi ke kantor

"Ya ampun jam delapan, ko aku bisa kesiangan sih."gumamnya seraya langsung beranjak dan berjalan menuju kamar mandi.

Beberapa menit kemudian Alina telah selesai mandi dan langsung keluar kamar untuk membantu BI Inah beres-beres rumah.

"Alina..!"sapa Lisa saat Alina baru keluar dari kamarnya.

"Mah, maaf Alina kesiangan bangunnya."lirih Alina yang merasa tidak enak sama mama mertuanya itu.

Lisa malah tersenyum. "Tidak apa-apa sayang, oh iya ikut Mama yuk!"ajak Lisa seraya tangannya menarik lembut tangan sang mantu.

Alina hanya mengikuti kemana mama mertuanya itu membawanya. Alina di bawa Lisa memasuki kamarnya.

"Ayo duduk disini Alina."pinta Lisa sambil menuntun Alina untuk duduk di sebuah kursi di depan cermin di kamarnya.

Lisa merias wajah Alina, sedangkan Alina dia hanya diam saja ketika wajahnya di rias oleh sang Mama mertua.

"Cantik!"lagi-lagi Lisa memuji kecantikan menantunya itu yang membuat Alina tersipu malu.

Tok! tok! tok!

"Permisi nyonya ini baju yang nyonya pesan telah datang."ucap bi Inah yang masuk ke dalam kamar Lisa dengan beberapa baju di tangannya.

"Makasih ya bi."jawab Lisa seraya tangan mengambil baju-baju itu dari tangan BI Inah.

"Iya nyonya, kalau begitu saya permisi,!"pamit bi Inah yang di jawab anggukan oleh Lisa.

"Alina coba kamu pakai baju yang ini,!"pinta Lisa sambil memberikan sebuah baju pada Alina.

"Memangnya kita mau pergi kemana mah?"tanya Alina bingung.

"Kita akan pergi ke arisan Mama, kamu temenin Mama ya,!"jawab Lisa dengan seutas senyum di bibirnya.

"Apa perlu ya mah aku pakai baju ini?"kembali Alina melontarkan pertanyaan.

"Iya dong sayang, mau ya,!"Lisa terlihat dengan wajah yang memohon.

Melihat Lisa seperti itu Alina tidak bisa menolaknya. "Ya sudah Alina akan coba bajunya."balas Alina yang membuat Lisa tersenyum sumringah.

Alina berjalan masuk ke sebuah kamar ganti yang berada di kamar mama mertuanya itu.

Setelah beberapa menit, Alina keluar dari kamar ganti dengan memakai baju yang di berikan Lisa tadi.

Melihat itu Lisa menggeleng, dan menyuruh Alina memakai baju yang lain. Tapi lagi-lagi Lisa tidak puas dengan baju yang Alina kenakan.

Membuat Alina kebingungan sendiri, tapi Alina hanya menurut dengan apa yang di perintahkan mertuanya itu.

Sampai pada baju yang terakhir yang kini sedang Alina coba. "Wahh Alina kamu cantik sekali."puji Lisa yang melihat Alina keluar dari ruang ganti dengan mengenakan long dress warna hitam selutut, karena kulit putih yang di miliki Alina membuatnya semakin terlihat cantik dengan dress hitam yang Alina kenakan, di tambah lagi dengan rambut panjang lurusnya yang di biarkan terurai membuat Alina terlihat semakin cantik.

"Mamah yakin aku pantas pakai baju ini?"tanya Alina yang merasa tidak percaya diri memakai baju yang belum pernah dia kenakan sebelumnya.

"Iya, percaya deh sama mama."jawab Lisa meyakinkan.

"Sebaiknya kita pergi sekarang takutnya temen Mama sudah pada nunggu disana."ajak Lisa yang di jawab anggukan oleh Alina.

Alina dan Lisa berjalan saling berdampingan keluar dari rumah besar kediaman Ravindra Malik Narendra.

"Pak ayo jalan,!"pinta Lisa pada supirnya saat dirinya dan Alina sudah masuk ke dalam mobil.

"Baik nyonya."jawab supir singkat.

Tidak butuh waktu lama mobil yang Alina dan Lisa tumpangi telah tiba di tempat yang mereka tuju.

Alina dan Lisa turun dari mobil Lamborghini warna hitam itu. Kembali mata Alina di buat takjub dengan rumah besar yang kini berada di hadapannya.

"Ayo Alina!"ajak Lisa dengan menggenggam tangan sang mantu untuk memasuki rumah mewah itu.

"Hay jeng!"sapa Lisa pada semua teman arisannya.

"Hay jeng Lisa, bawa siapa ini?"tanya salah satu dari kelima teman Lisa.

Ingat ya ma, aku belum mau jika pernikahan aku di ketahui dulu banyak orang apalagi temen-temen Mama yang rempong itu.

Kata-kata Abian terdengar jelas di telinga Lisa yang membuat Lisa mengurungkan niatnya untuk mengenalkan Alina sebagai menantunya.

"Bawa siapa sih jeng? ini cantik sekali."kembali Dona teman Lisa bertanya seraya menghampiri Lisa dan Alina.

"Ini Alina, anak saudara jauh ku."jawab Lisa yang membuat Alina menatap intens wajah sang Mama mertua.

Lisa tersenyum ke arah Alina seakan senyuman itu meminta maaf karena belum bisa memperkenalkan Alina sebagai menantunya.

Terpopuler

Comments

Wirda Wati

Wirda Wati

mertua anak sama aja.
klu nggak mau mengakui menantu.
nggak usah dibawa

2022-11-03

0

Noona_Nana

Noona_Nana

awas loh nanti bucin lu sama aku eh Alina 😂

2022-01-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!