Suasana kelas begitu ramai, ada yang menghafal, ada yang sekedar mondar mandir, ada yang asik bermain gawai dan ada juga yang sibuk mengobrol sepertiku.
"Tadi di bawah, si Cici kalap coba Mi, gara gara banyak cowo di lift," Curhat ku pada simi. Simi tertawa mendengar cerita ku. Cici hanya memanyunkan mulut nya tanda tidak setuju dengan apa yang aku dan simi tertawakan.
"Tiya," Anya, teman satu kelas ku tiba tiba saja datang dan mengagetkan ku.
"Ada yang minta no kamu?" tambah nya.
"Hah, Siapa?" Tanyaku dengan heran.
"Anak MTK. WR, namanya," jelasnya.
"WR. WR siapa?"
"Tuh anaknya didepan kelas," ucapnya sambil menujuk ke arah pintu.
Dengan sedikit berlari, aku berjalan menuju pintu secepat mungkin. Kubuka pintu kelas dengan tergesa, ku arahkan wajahku kekenan dan kekiri namun tak ketemukan laki laki yang Anya maksud.
"Ada gak?" Anya menghampiriku.
"Gak ada"
"Itu tuh,Yang tinggi, yang rambutnya di iket ". Anya menunjuk seorang laki laki yang tengah berjalan bersama seorang temannya menuju lift.
"Katanya minta nomer," gumam ku yang sepertinya di dengar oleh Anya.
"Iya tadi minta nomer. disuruh tunggu dulu, mau nanya ke kamu boleh atau engga. Eh malah pergi orangnya," terang Anya meyakinkan ku.
"Yaudahlah gak penting juga," jawabku sambil tertawa.
***
Aku kembali ke tempat duduk ku dan langsung di serbu beberapa pertanyaan oleh Cici dan Simi.
"Siapa Tiya?"
"Ganteng gak?
"Jelek ya?
"Jangan mau ah kalo jelek"
"Awas, ketauan cowo lu"
"Lu gak ada niatan selingkuh kan?"
"Astaga Cici, Simi, satu satu kalo tanya tuh. Cowo nya juga gak ada. Kabur coba, pecundang banget kan." aku menjawab beberapa pertanyaan mereka sekaligus
"Halah, cowo kaya gitu. Cemen."
Perbincangan mengenai laki laki misterius bernama WR tersebut berakhir ketika dosen mata pelajaran pertama telah datang.
Kali ini, aku tidak bisa berkonstrentasi penuh dalam belajar. Fikiran ku terus tertuju pada laki laki yang meminta nomer ku. Siapa dia sebenarnya?
Dikampus ini, Aku tidak banyak mengenal laki laki. Hanya 4 orang laki laki yang aku kenal itupun teman sekelasku semua, bukan dari kelas lain apalagi sampai jurusan lain.
Ada sedikit waktu luang dari dosen pertama selesai sampai dosen kedua datang, biasanya kami pergunakan waktu tersebut untuk solat ashar di mushola kampus. Kesempatan itu aku gunakan untuk sekalian mencari Laki laki yang tadi sempat pergi, namun nyatanya aku tidak bisa menemukan nya lagi.
Sudah dua mata kuliah berlalu, hingga waktu kini menujukan pukul 4.30 yang artinya selesai sudah perkuliahan hari ini. Aku dan Cici bergegas pulang dan ingin segera rebahan.
"kita duluan ya, Simi," pamit ku pada Simi.
"okee, take a care ya," jawabnya dengan nada sok inggris.
"sok inggris, lu," balas Cici.
"lah, I kan emang kuliah jurusan bahasa inggris, you know" balas Simi sambil tertawa.
"lebay," jawab ku dan Cici sambil berlalu.
Kami berjalan menuruni anak tangga karena di jam pulang seperti ini lift selalu terisi penuh dan kami sangat malas mengantri di depan lift.
"Mau beli apa buat buka puasa, Tiya?" Tanya cici mengagetkan ku.
"Ah, apa?"
"lu, ngelamun ya? Ciyee mikirin wr, ya? gue kasih tau pacar lu ah," ledek Cici terus menerus.
"Ih apaan sih Ci. Gue cuma heran aja, kok dia minta nomer gue sih. Apa dia kenal ya sama gue ? Coba aja tadi gue liat muka dia mungkin gue gak akan sepenasaran ini,"
"Yaudah gausah difikirin. Mending kita cari makan buat buka puasa biar gak galau mulu," ucapnya sambil tertawa.
"emang makan bisa ngilangin galau, Ci?"
"Ya gue kalo galau pasti makan, ujung ujung nya pasti kenyang,"
" Ah, kerjaan lu itu sih makan mulu ,"
"Biarin, dari pada elu galau mulu yeee,"
Aku keluar meninggalkan gedung dengan mata menatap kesegala arah. Berharap bisa menemukan laki laki yang bernama WR. Namun hasilnya nihil, aku tidak bisa menemukan laki laki yang mempunyai ciri ciri seperti laki laki yang tdi Anya tunjuk. Tinggi dengan rambut yang di ikat
"Tiyaa, buru naik mau pulang gak, lu," ucap Cici yang sudah siap melaju diatas motornya.
" eh tunggu dulu, Ci," dengan segera aku menaiki motor vario milik Cici tsb.
"mau beli makan dimana, Tiya,"? tanya Cici
"biasa, rumah makan Barokah aja," jawabku.
Rumah makan Barokah menjadi langganan ku dari semenjak aku masuk hingga saat ini, disamping menu menu yang disuguhkan bervariasi, tempat nya juga lumayan nyaman dengan pelayanan yang ramah. Sebab itu lah Rumah Makan Barokah menjadi tempat favorit aku dan Cici dikala lapar.
"okee, meluncur..." jawab Cici dengan semangat 45.
Perjalanan dari kampus menuju kosan ku hanya menghabiskan waktu 5 menit jika ditempuh dengan sepeda motor. Tapi, berhubung tadi kami membeli makan terlebih dulu. jadi, waktu yang ditempuh agak lama karena seperti biasa cici kebingungan memilih menu untuk buka puasa nya. Walaupun ujung ujung nya yang dibeli selalu telur. Entah telur asin, telur balado, telur kecap, telur dadar atau apapun asalkan telur pasti dia suka.
***
Langsung ku rebahkan badanku diatas kasur setibanya aku di kosan. Tangan ku meraba raba mencari handphone yang tadi tertinggal. Banyak sekali pesan whatsapp dan beberapa panggilan tidak terjawab dari pacarku, Arega.
"Maaf, yank. hp ku tertinggal,"
Ku balas pesan nya yang sudah berderet panjang.
"Kamu udah pulang?"
"Iya,"
"Udah beli buat buka puasa?"
"Udah, tadi beli pas pulang."
"Yaudah mandi dulu sana, bau tau,"
"Hhmm, yaudah nanti aku kabari lagi, ya,"
"Iya, sayang,".
Ku simpan hp ku dan bergegas kekamar mandi. Entah sudah berapa lama aku berada didalam disana sampai tiba tiba aku dikagetkan oleh suara gedoran pintu.
"Woyy, Tiya. pingsan, lu,?"
"Cici, apaan sih, Ci. Teriak teriak bikin kaget aja.,"
"Lu gak keluar keluar udah satu jam. Gue mules nih. Cepetan,"
"Sejam? Gue baru juga masuk."
"Masuk apaan, Tiyaa. Bentar lagi adzan magrib noh, buruan hp lu bunyi terus tuh,"
Ku fokuskan pendengaran ku dan benar saja sudah ramai terdengar orang orang bersalawat yang artinya adjan magrib beberapa menit lagi akan segera berkumandang.
Cepat cepat ku mengguyur badan ku, menyabuni nya dan membilasnya. Setelah mengenakan baju, akupun keluar dari kamar mandi. Terlihat expresi Cici benar benar seperti orang yang sedang menahan mules.
"Haha maaf ya, Ci. Khilaf gue," ucapku pada Cici.
"Minggir, lu," jawabnya sambil mendorong tubuhku menjauh dari pintu kamar mandi.
"Tungguin gue, Tiyaa. Kita makan bareng. Lu minum dulu aja,". terdengar teriakan Cici dari dalam kamar mandi dengan suara yang berat.
"Lama ah. Keburu laper, gue" jawabku sekena nya.
"Bentar, doang. perut gue masih mules,"
"Iyaaa,"
Hp ku berbunyi, terlihat panggilan telpon dari Arega.
"Lama banget mandi nya ya dasar cewe" terdengar suara Arega di tlpn.
"Eh, yank.."
"Kenapa? Kangen yaa,"
" Dih, Tadi di kampus ada yang minta nomer ku, lho. WR namanya. Jurusan matematika,"
"WR? Kamu kenal."
"Engga lah,".
Arega berdiam beberapa saat, entah apa yang tengah dia fikirkan. Sebenarnya hubungan kami belum berjalan lama. Mungkin sekitar 5 bulanan. Selama 5 bulan ini juga tidak semuanya berjalan manis, beberapa kali kami berdebat. Terlebih ketika dia habis kontrak dan belum kembali mendapatkan pekerjaan.
"Yank..," Aku kembali memanggilnya lewat tlpn, setelah kami berdua sama sama termenung.
"Eh, iya. Kenapa?" Jawabnya dengan terbata bata.
"Kok ngelamun?"
"Engga ah,"
"Yaudah. Aku makan dulu, ya," jawabku menyudahi tlpn tsb karena melihat gelagat Cici yang dari tadi mengarahkan tangan kanan nya kemulut dan tangan kiri memegang perut. entah sejak kapan Cici berdiri disitu.
"Lu, ngapain cerita sama Arega. Tiya? Cemburu lah, dia," ucap Cici sambil membuka beberapa bungkus lauk yang tadi sore dibeli.
"Ngapain cemburu, gak penting."
"Yeehh dibilangin."
"Udah ayo makan, keburu abis nih waktu magribnya."
"Besok puasa lagi gak?" Tanya Cici sambil mengunyah.
"Enggalah, kan besok selasa. Senen kemis aja kita mah,"
"Oke siap,". Jawabnya dengan mulut yang terisi penuh.
***
Setelah selesai berbuka kami pun solat bersama dengan di imami oleh Cici.
"Ya Allah. WR itu siapa?" Kata kata itu terselip diantara barisan doaku, berharap Tuhan mau mempertemukan ku dengan nya hanya untuk sekedar mengetahui wajahnya. Itu saja.
"Ci.." saat itu dia masih berada didepan ku dengan mengangkat kedua tangan nya seperti sedang berdoa.
"Hmm,"
"WR, Siapa sih, Ci."
"Lah, mana gue tau. Lagian lu kan udah punya cowo. Ngapain mikirin cowo lain. Kuwalat baru tau rasa lu."
jawabnya dengan langsung menengok ke arah ku dan seketika itu juga menghentikan doa nya.
"Kok kualat sih Ci, kan gue gak durhaka sama orang tua,"
"Ya tapi lu durhaka sama pacar, lu,"
"Ya tapi kan baru pacar Ci, bukan suami,"
"Terus lu maunya gimana?"
"Pengen tau WR. Kali aja cakep ya kan " jawabku sambil cengengesan.
Entah karena geram atau apa tapi Cici langsung melempar ku dengan sejadah yang tadi dipakainya.
"insyaf, Tiyaaaa..."
3
Waktu menunjukan pukul 9 malam. Cici sudah tertidur selapas solat isya.
Aku? Aku bermain dengan laptop dengan alasan mengerjakan tugas padahal layar laptop masih tetap menampilkan wallpaper nya.
Lagi lagi aku melamun memikirkan pria bernama WR sampai aku tak memperhatikan hp ku yang entah berada dimana.
"Astaga, Arega.." aku teringat pacarku yang mungkin saja mengirimkan pesan padaku. Kucari hp ku yang ternyata berada dibawah kaki Cici.
Benar saja ada begitu banyak pesan darinya, tapi yang paling mengejutkan ku yaitu pesan terkahirnya,
"Kemana sih? Lagi mikirin cowo tadi siang ya yang namanya WR sampe gak sempet bales WA. Yaudahlah maaf udah ganggu. Aku tau kamu pasti lebih milih dia, anak kuliahan. Gak kaya aku cuma buruh pabrik."
Dia selalu begitu, ini bukan yang pertama kalinya dia cemburu berlebihan seperti itu. Walaupun, memang yang dikatakan nya benar. Bahwa aku tengah memikirkan laki laki bernama WR.
"Kamu apaan sih, orang tadi lagi ngerjain tugas,"
Balasku mencari alibi.
"Yakin?" Tanyanya seolah meragukan ku.
"Yaudah, kalo gak percaya,". Entah kenapa saat itu aku tidak perduli dia akan marah atau apa.
"Yaudah, maaf. Aku udah nuduh kamu."
"Iya, gak apa apa. Aku tidur dulu ya, ngantuk." Jawabku berbohong.
"Kok tidur sih? Yaudah deh. Mimpiin aku ya," balasnya disertai emoticon cium.
"Iyaa,,". Jawabku singkat.
Entah kenapa rasanya malam ini aku sedang tidak ingin memimpikan nya. Aku lebih ingin memimpikan laki laki misterius bernama WR.
WR. siapa kamu sebenarnya??
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
🎀ᵀᵗᵇ'ˢ Inka24#BTBM❤️
penasaran juga siapa WR 😁
2020-06-08
0
Rabaniyasa
like like like
2020-05-30
0
Queen :3
Hai Thor aku mampir nih semangat ya like udah mendarat di novel ini btw jgn lupa mampir ya
2020-05-25
0