Sudah sebulan lebih, Aku dan Arega tidak saling bertemu. Pun begitu dengan laki laki bernama WR yang sudah aku lupakan beberapa minggu lalu. Hari ini hari minggu dan Arega akan datang menemuiku. Katanya, ada sesuatu yang harus dia bicarakan. Entah apa, dia tidak memberi tahu ku. "kejutan," katanya begitu.
Sebuah motor besar terparkir didepan kosan ku. Laki laki dengan jaket berwarna hitam dan celana jeans yang berwarna senada, berdiri didepan ku sambil tersenyum manis menatap ku.
Aku menghampiri nya dan menempelkan punggung tangan nya ke kening ku.
"Kaya suami istri aja. Pake acara salim segala," teriak Cici dari balik pintu.
"Biarin yee.. syirik," jawabku sambil menoleh ke arahnya.
Ya, itulah Cici. Sudah lebih dari setengah tahun aku tinggal bersamanya tidak pernah ada laki laki yang main menemuinya. Mungkin dia belum tertarik untuk berpacaran, fikirku.
"Cape?" tanyaku pada Arega.
"Engga, kan mau ketemu kamu," jawabnya sambil tersenyum dengan mata yang terus menatapku.
"Apa sih ngeliatin mulu. jelek, ya," aku cemberut.
"Iya. jelek banget." jawabnya dengan memanyunkan bibir.
"Yaudah. Sana pulang. Cari aja cewe cantik. Ngapain juga pacaran sama cewe jelek kaya aku,". gerutuku sambil berjalan meinggalkan kan nya. Tapi, baru beberapa langkah tiba tiba saja dia menarik tanganku. Aku menoleh dan dia tersenyum kepadaku.
"Buruan. Ganti baju," ucapnya.
"Mau kemana?"
"Jalan-jalan,"
"Gak ah, CLBK"
"Apaan tuh?
"Cuma liat, beli kagak"
"Kamu boleh beli apa aja yang kamu mau, aku bayarin." Jawabnya sambil tertawa.
"Punya uang, gitu?"
"Punya dong. kan udah gajian,"
"Gajian? Boong ah."
"Iya. Aku udah kerja tau, selama sebulan ini. Aku mau ceritain ini semua langsung tadinya sama kamu. Tapi, kamu ngelarang aku mulu kalo aku mau main. Jadi, yaudah lah. Aku tunggu tanggal gajian aja, biar bisa sekalian ajak kamu jalan jalan,".
Astaga, terharu aku tuh. Ternyata selama sebulan ini, Ketika aku sibuk nyari cowo bernama WR disaat itu juga Arega sibuk kerja biar bisa punya gaji buat nyenengin aku, pacarnya.
Ah untung saja Cici berulang kali mengingatkan ku agar tetap menjaga hubungan ku dengan Arega. Kalo tidak, entah lah.
"Buruan, malah bengong,"
kata kata Arega membuyarkan lamunanku.
"Eh. Iya. Mau kemana, sih?" tanyaku.
"Terserah orang cantik, aja,".
"Ke Mall?" Tanya ku.
"Siap sayang."
***
Kosan ku yang berada di sekitar pusat kota. Membuatku tidak kesulitan untuk sekedar mencari Mall didaerah ini. Belum sampai 15 menit. Aku dan Arega sudah berada disebuah Mall yang cukup besar di kotaku.
Hari ini hari minggu. Pantas saja parkiran sudah hampir sepenuhnya terisi. Ada banyak pasangan muda mudi bergandengan tangan disini.
"Ayo," sebuah kata yang lembut terucap dari mulutnya. Sambil menggenggam jemari ku, dia mengajak ku untuk masuk ke Mall tsb.
"Yank, laper." rengek ku yang memang belum sempat sarapan tadi pagi.
"Mau makan dimana? pilih, aja. Aku, ikut.".
"Itu, aja," aku menunjuk salah satu restoran jepang di Mall tsb.
Kami pun bergegas menuju kesana sebelum kursi kosong yang tinggal beberapa lagi terisi.
Setelah memesan beberapa menu makanan dan minuman. Kami pun mengobrol banyak hal seperti mencurahkan rasa rindu yang lama tidak tersalurkan.
"Jangan ngeliatin mulu," rengek ku sambil menutup wajahnya dengan tanganku. Salah satu kebiasan Arega, dia selalu menatapku dengan senyumnya yang membuatku luluh.
"Kenapa, sih? gak boleh." tanya nya sambil menyingkirkan tangan ku yang ada diwajahnya dan kemudian menggenggamnya.
"Gak boleh," kami saling menatap satu sama lain. Entah berapa lama. Sampai tiba tiba suara pelayan yang mengantarkan makanan memisahkan tatapan kita.
"Ini kak makanan, nya. selamat menikmati,"
"Iya. Makasih. Mba," jawab kami berdua. yang kemudian bertatap muka dan langsung tertawa.
Tidak menunggu lama kami langsung menyantap makanam yang tersedia di meja.
"Buruan abisin makanan nya. Abis ini kita beli boneka. Mau?" tanya Arega sambil mengunyah makanan nya.
"Mau. Yang gede. Boleh?"
"Boleh"
"Gede banget?"
"Iya, boleh."
"Gede banget, banget, bang," kata kata ku terhenti ketika tangan nya menyentuh daguku. aku tertegun membalas tatapannya.
"kamu boleh beli apa aja yang kamu mau. Aku kerja buat bahagiain kamu,". jawabnya yang lagi lagi membuat ku luluh.
***
Sore hari, Arega mengantarkan ku kembali ke kosan. Motor yang tadi siang ku tumpangi terasa lebih sempit dengan adanya boneka Teddy duduk diantara kami. sengaja aku memilih yang paling besar, "Biar bisa aku peluk kalo rindu kamu", kataku padanya tadi waktu di Mall.
"Buset. Boneka lu, Tiya. Gede banget. Kosan udah sempit, makin sempit, aja dah. Ada si beruang kitub, itu." ocehan Cici menyambutku didepan pintu.
"Nih buat lu. dibeliin, Arega." ku sodorkan beberapa bungkus cemilan kesukaan Cici.
"Wah thank you, sayang," Cici mencoba memelukku namun aku menampiknya.
"Ih, apaan sih lu, Ci,"
"Ah, elu. Mentang mentang udah ada yang meluk jadi gak mau dipeluk gue lagi," cici berlalu dengan membawa cemilan yang tadi ku beri.
Arega menemuiku setelah melepas helm dan jaket yang dikenakan nya.
"Mau minum?" tanyaku mencoba mencairkan suasana.
"Engga,"
"Terrus mau nya, apa?"
"Kamu,"
"Jangan gombal, mulu,"
"Pengen ya, di gombalin"
"Arega, ih. Nyebelin." rengek ku sambil mencubit perutnya.
"Geli tau, yank," jawabnya sambil memegang tangan ku yang sedang mencubit perutnya. lagi lagi dia menatapku dan aku pun menatapnya.
"Tatap terus jangan sampe lepas," dumel Cici dari balik jendela.
"Cici. Berisik banget, lu." ucapku yang tidak dijawab olehnya.
"Aku pulang dulu, ya. Udah sore banget,"
Aku menatapnya dengan dalam seolah berkata bahwa aku tidak ingin dia pulang. aku masih ingin bersama nya lebih lama.
"Besok kamu kerja, ya?" tanyaku
"Iya dong. udah bukan pengacara lagi." jawab nya.
"Banyak cewe cantik, dong,"
"Banyak, cowo cantik juga banyak" ucapnya sambil tertawa.
"Serius ih. banyak cewe cantik ya ditempat kerja kamu?"
"Banyak,"
"Terus kamu suka gak?"
"Hm, belum sih,"
"Kalo belum berarti ada kemungkinan dong," jawabku sambil cemberut.
"Ya, kamu juga kuliah banyak cowo ganteng, gak?"
"Enggak"
"Bohong. WR, sih"
"WR siapa? aku udah lupa. kenal aja engga"
"Bener,"
"Tau, ah," jawabku sambil terkesan marah.
"Eh, cewe cantik gak boleh marah tau. Nanti makin cantik," rayu nya padaku.
"Biarin, lagian juga masih banyak cewe cantik yang lain." Aku merajuk menimpali perkataan nya.
Arega kembali meraih tangan ku yang tadi dilepaskan nya ketika menyebut nama WR. Dia menatapku dan berkata bahwa "aku cuma mau kamu,".
Sepertinya Arega terlalu banyak menonton tv. karena gaya berpacarannya seperti kebanyakan adegan adegan Sinetron masa kini. Kalo yang cici sebut sih "Lebay"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Sasa (fb. Sasa Sungkar)
hi thor..
cerita nya baguuus..
aq mampir bawa boomlike, komen dan rate5..
feedback cerita ku yaa..
When Kama Meet Sutra..
ditunggu kunjungan nya readers.. 🤗
2020-06-07
0
Rabaniyasa
lanjut ahh..
2020-06-02
1
Nathaliee huang
semangat thorr
2020-05-28
0