Destined To Be Empress
Namaku Prof.Dr.Amber Hawysia, seorang profesor dokter termuda dengan predikat "Magna Cum Laude" dalam Anti-Aging Medicine Specialization di Paris, juga memiliki gelar master dalam preventive dan anti-aging medicine di International University RX, Jerman.
Kebanggaan, kehormatan, dan pekerjaan adalah tiga prioritas hidup yang kujunjung tinggi dalam bekerja, hingga semua kerja keras dan passion membuat banyak yang berdecak kagum padaku.
Pekerjaanku sebagai seorang dokter kecantikan, tak lepas dari latar belakang keluargaku yang memiliki perusahaan skincare dan make up. Ayah dan ibuku, Albert dan Mary Hawysia, pemilik Hawysia Corporation yang memproduksi merek produk kecantikan ternama.
Aku memiliki seorang kembaran laki-laki yang bernama David Hawysia. Kami berdua memiliki hubungan yang sangat dekat karna sering menghabiskan waktu bersama bila dibandingkan bersama dengan kedua orang tua kami.
Sedari kecil orang tua kami selalu sibuk mengurusi perusahaan dan jarang dirumah. Berbicara mengenai keluargaku, aku tak begitu punya kenangan yang bagus. Setiap pulang kerumah, hal yang kami dengar hanyalah pertengkaran.
Meski ayah dan ibu selalu memberikan apapun yang aku dan David inginkan. Namun, makan malam bersama keluarga, liburan keluarga, semua bentuk kerhamonisan keluarga yang kalian pikirkan, kami berdua tidak pernah mengalaminya.
Kejadian paling berbekas dalam hidupku adalah suatu malam, aku mendengar suara pintu rumah terbuka dengan keras. Sontak aku terbangun dari tidurku. Terdengar dari dalam kamar suara teriakan ayah dan ibu.
Pertengkaran ini bukan hal baru bagiku. Tapi malam ini, keributan ayah dan ibuku seperti berada di puncaknya. Kubuka pintu kamarku sedikit, kuintip dari pintu kamarku, ayah dan ibu tengah beradu mulut hebat.
"Apa kau sudah gila? mengapa kau menemui laki-laki *aknat itu lagi?!" teriak ayah dengan keras sembari menarik kuat rambut ibu dan menyeretnya ke sofa diruang tamu.
"Kau sudah tahu, aku sama sekali tidak pernah mencintaimu. Kau bisa memiliki tubuhku, tapi kau tidak akan pernah bisa memiliki hatiku! CAMKAN ITU!" teriak ibu.
*PLAKKKKKKKKKKKK
(terdengar sebuah tamparan keras)
Ibuku mengerang kesakitan, di pelototinya ayah dengan tajam. Melihat itu, ayah menjadi lebih emosi lagi. Ia kembali menampar pipi kiri ibu dengan pukulan yang semakin keras.
*PLAKKKKKKKKKKKKKKKKK
Aku hanya mendengar suara tangisan terisak-isak ibu sekarang. David yang tengah terlelap tidur pun terbangun mendengar suara keributan itu.
"Kakak, apa yang sedang terjadi? apa ayah dan ibu bertengkar lagi?" tanya David seraya mengucek matanya yang masih mengantuk.
"Sssshhhhhhhhhhh..." Aku menutup mulut David menggunakan jari telunjuk kananku.
"David, tidur lagi ya. Kakak akan disini menemanimu," ujarku lagi sambil mengelus kepalanya. Aku membawa David kembali ke tempat tidur dan menyelimutinya. Dari dalam kamar, masih terdengar jelas suara teriakan ayah dan ibu yang terisak menangis.
Ayah menatap ibu sinis. "Sekali lagi kudapati kau bertemu dengannya, kau akan merasakan perlakuan yang lebih mengerikan daripada ini!!!"
Ancam ayah sambil mengapitkan kedua pipi ibu dengan kuat.
Aku ketakutan melihat perlakuan ayah pada ibu, kakiku tak berhenti gemetar daritadi. Tapi jika aku tidak melakukan sesuatu, apa yang akan terjadi pada ibu nanti?
Aku tidak bisa membiarkan ibu dipukuli lebih dari ini, aku takut akan terjadi sesuatu yang buruk padanya jika pertengkaran mereka terus dibiarkan.
Kukumpulkan keberanian dalam hatiku untuk menghentikan ayah. Aku berlari keluar kamar dan kupeluk ibu erat dengan kristal bening yang keluar dari pelupukku deras.
"Hentikan ayah! Kumohon hentikan.." pintaku memelas.
Ayah pun melepaskan tangannya.
"Amber, kembali kekamarmu sekarang!" teriak ayah.
Aku tidak beranjak sedikitpun, tetap kupeluk erat ibuku karena aku tidak mau ibuku dipukuli lagi oleh ayah. Melihat aku yang tidak beranjak kembali ke kamar, ayah menarik tanganku dan menyeretku kembali ke kamar.
"Sakit ayah, tanganku sakit!" rintihku.
Ayah kembali ke ruang tamu, dilemparnya semua barang-barang diruang tamu, suara teriakannya yang menyayat hati terdengar dengan sangat jelas dari kamar. Dua hari setelah kejadian itu, ibuku bunuh diri. Ia menggantung dirinya dikamar. Ayah yang pertama kali menemukan jasad ibu saat ia pulang kerja.
Ayah sangat terpukul dan kehilangan setelah ibu meninggal. Setiap malam saat pulang dari kantor, kerja ayah hanya mabuk-mabukan dan membawa pulang wanita yang berbeda setiap harinya.
Kalau ayah memang mencintai ibu, kenapa ia memukuli ibu? dan kalau mereka tak saling mencintai, kenapa mereka harus menikah dan memiliki kami berdua? sebenarnya kami ini apa bagi mereka?
Ingatan terburuk dalam hidupku itu yang membuatku berpikir, pernikahan dan cinta hanyalah ilusi semata dan tak berguna. Sementara prestasi dalam bidang akademis dan skill, jauh lebih berguna dan menyenangkan.
Dan aku cukup beruntung karena aku memiliki kemampuan photographic memory, kemampuan yang membuatku dapat dengan sekali melihat, membaca dan mendengar, mengingat semua dengan cepat.
Meskipun begitu, kadang aku juga risih dengan kemampuanku ini. Untuk apa bisa mengingat dengan jelas, tapi yang diingat hanya kejadian-kejadian pahit dalam hidup?
Kadang aku lebih memilih untuk tidak melihat, mendengar, dan tahu sesuatu daripada itu pada akhirnya hanya akan menyakitiku. Namun kemampuan ini setidaknya memberikan hasil buatku.
Aku bisa disebut sebagai anak perempuan jenius yang lulus sekolah dasar dalam empat tahun, lulus sekolah menengah dalam dua tahun, dan lulus sekolah menengah atas dalam dua tahun, tak lepas dari pengaruh kemampuanku ini.
Tidak ada hari dimana aku tidak belajar, aku belajar hampir setiap waktu. Aku maniak belajar? YAP! Selain belajar pelajaran sekolah, aku juga mengikuti kursus keterampilan lain seperti melukis, balet, piano, gitar, dan beryanyi.
Dulu sebenarnya aku tidak tertarik jadi dokter, aku lebih tertarik menjadi pebisnis. Tapi ayah menyuruhku mengambil jurusan kedokteran bagian kecantikan agar aku bisa membantu mengembangkan penelitian produk-produk kecantikan baru di perusahaannya.
Aku katakan padanya kalau begitu aku akan berkuliah di luar negeri tepatnya di University Oxfordant Inggris. Ayahku pun menyetujuinya dan aku pun berangkat ke Inggris untuk berkuliah.
Banyak penelitian yang telah aku lakukan setelah selesai berkuliah kedokteran spesialis kecantikan yang aku selesaikan hanya dalam waktu lima tahun itu. Aku tertarik dengan membuat penelitian tentang anti-aging karena banyak wanita didunia ini yang bersedia merogoh kocek mereka hanya untuk awet muda.
Penelitian ini menjadi topik disertasiku di International University RX Jerman dan setelah penemuan itu berhasil aku ciptakan, aku pun berhasil akan diberikan gelar Profesor dari Anti-Aging Medicine Specialization di Paris pada usiaku yang ke dua puluh enam tahun.
Hari dimana aku diberi gelar profesor pun tiba. Pencapaian terbaik yang akan jadi kebanggaan seumur hidupku. Kuperhatikan sekelilingku, keluarga dan sahabat para calon profesor lain mulai berdatangan. Setiap canda tawa dan kebahagiaan yang menyelimuti mereka membuatku bersedih hati. Tanpa sadar wajah yang sudah aku rias ini dibasahi oleh tetesan-tetesan air mata.
Tidak mungkin ayahku akan datang, hari ini ia sedang ada rapat pemegang saham di kantor. Entah sejak kapan terakhir kali aku bertemu dengannya. Setidaknya David telah mengatakan padaku bahwa ia akan datang.
Aku sangat menantikannya.
Lima belas menit sebelum acara dimulai, David datang dengan membawa seribu bunga mawar merah dan kartu ucapan yang bertuliskan "Happy Graduation Sister".
Seketika aku tersenyum lebar, spontan aku memeluk David dengan erat dan kucium pipi kanannya. Aku katakan dengan suara bergetar menahan tangisku "Thank you my sweet brother."
David membalas pelukanku dan membelai pelan kepalaku. "You're welcome my mellow Prof.Amber! I am proud of you!" ucapnya. Aku terkekeh mendengar ucapannya. Dia memang tidak pernah berubah, selalu saja bermulut manis.
Kulepas pelukanku dan mengajak David masuk ke aula kampus. Upacara penobatanku berlangsung dengan lancar. Selesai penobatan, aku dan David langsung otw pulang. Ketika aku dan David sedang dalam perjalanan pulang, tiba-tiba
*BBOOOOMMMMM *DDDDUAAAAARRRRRR
Mobil didepan mobil David meledak. David segera keluar saat ia melihat hal itu.
"Keluar Kak, cepat keluar!!!" teriak David sambil berusaha membantuku membuka pintu mobil sebelah kanan.
Sialnya pintu mobil sebelah kanan tempat dudukku tidak terbuka-buka juga. Bergegas aku membuka jendela untuk keluar dari mobil David. Naasnya, mobil didepan mobil David itu termundur dan meledak sekali lagi. Dengan sekuat tenaga aku mendorong David menjauh dari mobil itu.
*BBOOOOMMMMM *DDDDUAAAAARRRRRR
"Kakakkkkkkkk !!!!" teriak David
- To be continued
...****************...
...Teruntuk kamu yang baru nemu dan baca episode satu DTBE, terima kasih sudah membaca. 🧚...
...Cus lanjut episode berikutnya....
...➡...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Murni Dewita
👣
2024-07-25
0
Kussik Kussikanto
ï
2021-06-15
0
Penulis Lepas
wah mantap nih, otw baca
2021-06-04
4