Mencintaimu Karena Terbiasa
Jalan cinta itu beragam, ketika mencintai pada pandangan pertama maka detik itu juga akan ada desiran berbeda yang terasa dalam jantung kita saat menatapnya. Seterusnya kamu akan selalu suka pada semua hal tentangnya, caranya tersenyum, caranya tertawa, cara bicara dan semua yang ia lakukan.
Namun dalam hal lain cinta datang tanpa disadari. Bahkan ketika dengan sekuat hati kamu membencinya, kamu tak akan bisa mengelak untuk mencintainya. Karena kamu sudah terbiasa dengan kehadirannya.
Kilas balik 20 Tahun yang lalu.
"hiks..hiks.. Sakiiit... ibuuu.... hiks...." seorang gadis kecil menangis sambil memegang kakinya yang berdarah.
Saat itu juga ada anak lelaki yang sedang berjalan-jalan di taman belakang sebuah Panti Asuhan dan tak sengaja mendengar suara tangisan itu.
"Hey...kamu kenapa?" sambil mendekati gadis keci itu. "kenapa kakimu bisa berdarah?" ia terlihat khawatir namun tetap tenang.
"sakit kak...hu..huu.."
"Sebentar, aku akan balut lukamu" dia mengambil sapu tangan biru dari saku celananya, dan membalut luka gadis itu.
"Ayo aku gendong, aku akan mengantarkan mu pulang." gadis itu mengangguk sembari naik ke punggung nya..
Tanpa sadar Navya tertidur dalam gendongannya, anak lelaki itu hanya tersenyum saat terdengar dengkuran halus dari Navya.
"apa dia terlalu lelah menangis ya, sampai-sampai dia tertidur begitu."
Dia membawa Navya ke rumah Panti Asuhan, karena dia berfikir Navya adalah salah satu anak penghuni Panti tersebut.
Di teras sedang duduk diu orang wanita berbeda generasi, yaitu nenek Rima dan pengurus Panti, ibu Hafizah.
"Vya kok minta gendong ?" Hafizah terkejut melihat Vya digendong oleh seorang anak laki-laki.
"Dia tidur Tante,,tadi sepertinya dia terjatuh. Kakinya berdarah, jadi aku bantu antarkan dia pulang."
"Ya ampun nak, sampai merepotkan kakak Al." ucapnya sambil mengangkat Vya dari gendongan anak itu. "Terimakasih ya Al."
"Tidak masalah Tante, Nek aku ke mobil duluan ya, permisi Tante" ia berlalu menuju mobil.
"iya nak."
"Ya, pergilah.." kata Nenek Rima.
"Hafizah, Aku juga harus segera pamit. Besok aku akan berangkat ke Luar Negri bersama suami dan cucuku. Kami akan tinggal lama di sana, mungkin sampai pendidikannya selesai. Aku tidak tega melihatnya di sini selalu murung, karena di setiap sudut rumah ada banyak kenangannya bersama Syifa dan Indra."
" Ibu benar, kasihan Al, dia masih sangat membutuhkan orang tuanya tapi takdir berkata lain. Semoga perjalanan Ibu lancar, terimakasih atas semua bantuan Ibu selama ini untuk anak-anak di sini."
"Tidak usah sungkan, itu sudah kewajiban kita untuk menjaga mereka dan memenuhi kebutuhan mereka. Jika nanti kau membutuhkan bantuan apa saja jangan ragu untuk menghubungi aku. Aku sudah menganggap mu sebagai anakku sendiri" sambil memeluk Hafizah, Nek Rima berpamitan.
"Sampaikan salam ku juga pada suamimu, dan jangan lupa bersihkan luka di kaki anak mu" Nek Rima membelai kepala Vya.
"Ah,, iya Bu." sambil menatap Vya di pangkuannya. "Nanti salam dari Ibu akan saya sampaikan kepada Mas Wisnu "
"Baiklah, Aku pergi dulu. Assalamualaikum"
"Hati-hati Bu,, Waalaikumsalam."
Nanar Hafizah menatap kepergian Rima.
Tiba-tiba Vya terbangun sambil meringis, "sssshhh... ibuuu kaki Vya sakit.."
"iyaa sayang, ayo ibu gendong ke dalam ya. Biar kita obati lukanya"
Vya membalas dengan anggukan kepala.
***
"Kenapa bisa luka begini sayang"? Wisnu yang baru pulang kerja bertanya pada gadis kecilnya.
"Vya digangguin sama Bagas Yah, trus Vya kejar dia tapi malah jatuh. Untung aja tadi ada kakak ganteng yg nolongin Vya"
"Kakak ganteng?"
"Iya yah.."
Penasaran, Wisnu menatap istrinya.
"Itu loh mas, Al cucu nya Ibu Rima donatur tetap kita."
"Oooh anak almarhum sahabat kamu ?"
"Iya Mas"
"Ibu,,nanti sapu tangannya dicuci ya, mau aku balikin ke kakak ganteng"
"Iya sayang, sapu tangan nya ibu cuci kok. Tapi kamu simpan aja ya nnt kalo kakak gantengnya udah balik lagi ke sini baru di kembalikan. Sekarang Vya bobok ya, udah malem!"
"Ok Bu" Vya lalu mulai memejamkan mata sambil Hafizah mengelus kepala putrinya.
"O ya Mas, Bu Rima tadi udah transfer uang donasi. Besok kan kamu libur, kita belanja keperluan buat anak-anak ya." Sambil memperlihatkan bukti transfer dari Bu Rima di handphone nya.
"Banyak sekali sayang, inikan lebih dari biasanya!"
"Iya, karena Bu Rima akan pergi ke Negara X bersama Al dan suaminya. Al akan disekolahkan di sana sampai pendidikannya selesai. Aku juga kasihan dengan Bu Rima, seandainya dulu anak perempuannya tidak pergi. Mungkin sekarang dia tidak merasa kesepian sekarang."
"Itu semua sudah takdir Tuhan. Suatu saat Tuhan yang akan menunjukkan jalan terbaik untuk semuanya."
"Tapi setidaknya Bu Rima dan Suaminya tidak akan terlalu terpukul seperti sekarang, karena ia masih memiliki 1 anak perempuan." kenang Hafizah.
"Memang sebaiknya Al di bawa ke sana sayang, di sini dia akan selalu teringat dengan kepergian kedua orang tuanya"
"Iya mas, aku juga kasihan pada Al. Karena jujur, aku sendiri saja sangat kehilangan Syifa. Apalagi Al yang masih sangat membutuhkan perannya sebagai seorang ibu. Aku gak kebayang mas, kalau suatu hari sesuatu terjadi pada kita. Bagaimana Navya dan anak-anak di sini."
Sambil menatap penuh sayang putrinya yang terlelap.
"Heeiii.. kamu ngomong apa sih sayang. Jangan bicara seperti itu. Mereka akan tumbuh dengan kasih sayang orang tua, termasuk anak kita Navya"
"Astaghfirullah,,maaf ya mas. Aku hanya terbawa perasaan, ketika membayangkan Al. Tapi Al beruntung memiliki Nenek dan Kakek yang sangat sayang padanya."
"Kita doakan saja, semoga dia akan menjadi anak yang kuat dan sukses di masa depan."
"Aamiin"
"Ayo tidur, aku lelah. Tadi seharian aku menemani Pak Damar melihat proyek pembangunan Hotelnya di Kota B." Ajak Wisnu sambil memeluk istrinya.
"Iya Mas."
Hafizah dan Wisnu adalah sepasang suami istri yang sangat menyukai anak-anak. Sebelum mereka menikah, mereka sering meluangkan waktu mereka untuk mendatangi anak-anak jalanan dan memberikan makanan seadanya. Dan membentuk komunitas pemerhati anak jalanan.
Mereka menjalani kegiatan itu bersama kedua sahabat Hafizah. Sampai akhirnya masing-masing dari mereka menikah dan Hafizah dan Wisnu memutuskan untuk mendirikan sebuah Yayasan untuk merawat anak-anak terlantar.
Syifa yang juga sudah menikah dengan Indra Mahendra tidak pernah putus memberikan donasi. Begitu juga dengan keluarganya yaitu Ibu Rima dan Suaminya. Sampai pada suatu hari Syifa dan Indra mengalami kecelakaan yang merenggut nyawa keduanya.
Meninggalkan seorang anak laki-laki semata wayang mereka, dan sejak kejadian itu anak mereka menjadi pendiam dan dingin.
Maka dari itu Ibu Rima beberapa kali mengajak cucunya untuk mendatangi Panti Asuhan yang dikelola oleh Wisnu agar Al bisa bermain bersama anak-anak di sana.
Tapi hal itu juga tetap tidak bisa mengembalikan keceriaan Al seperti dulu. Akhirnya Bu Rima dan suaminya memutuskan membawa Al ke luar negri.
Sebenarnya Bu Rima memiliki seorang anak perempuan yang juga merupakan Sahabat Hafizah dan Syifa, namun karena hubungannya dengan kekasihnya tidak direstui oleh Ayahnya dia memutuskan untuk pergi dari rumah dan memilih menikahi kekasihnya.
Keluarga nya tidak pernah tahu kemana anak perempuannya berada, tidak juga kedua sahabatnya.
Maka itu Rima juga menyayangi Hafizah seperti anak nya sendiri, Karena ketika melihat Hafizah dia akan teringat dengan anak nya.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Adelioakins
semangat 💪💪💪💪
2021-12-18
1