Dia Adalah Navya Putri Wisnu, gadis berusia 23 Tahun. Dia punya sifat yang periang. Walaupun ia tidak dibesarkan oleh kedua orang tua kandungnya namun Navya tidak pernah kekurangan kasih sayang. Damar dan Finny benar-benar merawatnya seperti anak kandung mereka sendiri. Selalu berlaku adil antara dirinya dan juga Dafin anak mereka. Walaupun sampai saat ini Dafin tetap bersikap dingin pada Navya, namun tidak sekalipun Dafin menolak kehadiran Navya dalam hidup orang tuanya. Sang Ibu sangat bahagia bisa memiliki seorang anak perempuan, dan karena senyum Finny adalah hal yang paling berharga dalam hidup Dafin. Maka di sini lah Navya sekarang, menjadi anak bungsu dari keluarga Damar Wijaya.
"Mami.... Mmuuaacchh." Dia mencium pipi sang ibu, saat ibunya sedang mengoleskan selai pada roti.
"Ya ampuun, bikin kaget aja... Pagi anak mami yang cantik.." lalu membelai pipi Navya. Damar tersenyum melihat kelakuan anak gadisnya yang suka sekali menjahili ibunya.
"Pagi Pi... " sambil duduk di dekat Damar.
"Pagi sayang.. Kamu jadi ke makam hari ini ?"
kemarin malam Vya izin kepada Damar bahwa dia akan mengunjungi makam orangtuanya.
" Jadi Pi, setelah sarapan "
" Kamu mau nyekar sayang? Kok ga ngajak mami sih ?!" Finny terlihat merajuk dan wajahnya langsung cemberut.
Bukannya Vy gak mw ngajakin mami, tapi mami kan bilang hari ini ada arisan."
"Iya sih, udah janjian sama temen-temen mami. Besok aja deh Vy nyekar nya..! "
Bujuk Finny
"Gak mungkin lah mi, besok Vya ada interview. Bisa telat kalo vya ke makam dulu. Tenang aja, ntar Vya sampein salam kangen mami ke ibu sama ayah."
Finny manyun saat mendengar ucapan Navya, " Kamu sih, gak janjian dulu sama mam." Rajuknya.
"Sudah... Minggu depan kita bisa ke makam lagi bersama-sama." Bujuk damar pada sang istri.
Navya berjalan mendekat ke arah sang ibu yang masih merajuk, merangkulnya dari belakang. "Jangan ngambek dong mami ku sayang. Ntar cantiknya ilang Lo.. "
Finny tersenyum mendengar bujukan sang anak," Ntar uang arisannya di tambahin Papi deh..." Vya melirik Damar.
Dan langsung di sambut sumringah oleh Finny.
" Ehhh kok Papi sih, gak ah... " dan berhasil membuat istrinya cemberut kembali.
Berdiri di belakang tubuh Finny, Navya menyatukan sepuluh jarinya memohon kepada Damar. Damar hanya bisa menghela nafas dan akhirnya menuruti permintaan anaknya. " Iya deh iyaa... Kamu menang."
"Makasi Papi sayaaang... " Seru kedua ibu dan anak itu. Damar hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kekompakan istri dan anak nya.
"Vya pamit ya Pi, Mi... Assalamualaikum.."
"Waalaikumsalam.." Jawab Finny dan Damar serentak.t
"Kenapa papi merasa kalo papi lagi dikerjain ya "
Finny hanya tersenyum mengedikkan bahunya.
***
" Assalamualaikum Ayah, Ibu... Vya datang."
Seraya memberi salam, Navya mengusap nisan kedua orang tuanya bergantian. Membersihkan rumput-rumput kecil di atas makam itu. "Bu, ayah... Gak terasa Vya udah lulus kuliah. Alhamdulillah Vya sangat bersyukur kalian mempertemukan Vya dengan Mami Finny dan Papi Damar. Mereka sangat menyayangi Vya seperti anak kandung mereka sendiri. Vya mohon Restu ayah dan ibu, besok Vya akan interview. Semoga Vya bisa diterima dan bekerja dengan baik. Bisa membanggakan Mami dan Papi terutama Ibu dan Ayah."
Kemudian Navya meletakkan karangan bunga yang dia beli di toko dekat parkiran pemakaman tersebut, masing-masing 1 di makam Hafizah dan Wisnu. Lalu ia memanjatkan doa untuk kedua orangtuanya, setelahnya ia beranjak dari sana.
Navya masih memegang dua karangan bunga lagi di tangannya. "Kalo ga salah jalannya dari sebelah sini ya, kok aku bisa lupa sih. Indra Mahendra dan Syifa Herawati. Sepertinya lewat sini." Navya bermonolog sambil berjalan dan memperhatikan beberapa nama yang tertera pada makam yg dia lewati. Tanpa sengaja Vya menabrak seseorang yang sedang berjalan juga di area makam tersebut.
"Awwww... !" Karangan bunga yang ia pegang terjatuh. " Maaf, Maaf Mas.. saya gak liat." Ucapannya tanpa memperhatikan siapa yang ia senggol. Vya hanya sibuk mengambil bunga yang terjatuh.
"Kamu Gak apa-apa.. ?" Ucap Pria itu.
"Gak Mas, eh Pak.. maaf yaa.. " Vya menundukkan tubuh meminta maaf kemudian berlalu dari sana " Saya permisi Mas, eh Pak."
Pria itu tersenyum melihat kelakuan gadis yang menabraknya. " Lucu sekali. " Gumamnya.
Belum jauh berjalan, pria itu berbalik. Ia terkejut melihat Navya berjongkok di depan makam yang tadi dia datangi. Mengerutkan dahinya menatap dari kejauhan " Siapa Dia ?"
Dia melangkah ingin mendatangi Vya dan bertanya namun tiba-tiba ponsel di kantung jasnya bergetar. Melihat Navya dan ponselnya secara bergantian, akhirnya dia menjawab panggilan pada ponselnya " Hallo.."
"Al masih di makam Nek."
" Iya Nek, iyaaa "
" Okee, sebelumnya Al ke kantor dulu ya. Baru Al ke Toko nanti "
Saat akan berjalan mendekati Vya, gadis itu malah sudah tidak berada di sana. Pria itu melihat ke kanan dan ke kiri namun tidak menemukannya. Akhirnya dia berjalan menuju mobilnya.
Dia masuk setelah supirnya membuka pintu belakang mobil. " Pak, apa kamu lihat tadi ada perempuan pakai dress putih lewat sini ?" Dia bertanya saat sudah duduk di dalam mobil.
"Sepertinya barusan sudah pergi Tuan, dia naik mobil biru yang tadi terparkir di depan mobil Tuan. Tuan kenal ?"
" Tidak. Ya sudah kita ke kantor sekarang!"
" Baik Tuan"
"Siapa gadis itu, kenapa dia juga mendatangi makam Papa dan Mama?! apa dia berhubungan dengan keluarga mama atau papa !?"
sepanjang perjalanan dia memikirkan siapa gadis yang juga nyekar ke makam orangtuanya tadi.
Alvian Zander Mahendra, Pengusaha muda berusia 28 Tahun. Pria dingin, tegas dan pintar. Semua didikan ketat dari kakeknya dalam dunia bisnis, membuatnya sangat fokus untuk menjalankan Bisnis dan perusahaan keluarganya dengan baik. Hingga dia di anggap sebagai Rival yang sangat kuat bagi para saingan bisnisnya. Dia terkenal kejam dan tidak suka banyak bicara, para karyawannya selalu berusaha bekerja sebaik mungkin agar tidak melakukan kesalahan sekecil apapun. Tapi siapa pun itu, mereka sangat bangga bisa bekerja di perusahaan ataupun anak perusahaan yang bergerak di bawah naungan Mahendra Grup. Setelah selama 20 tahun tinggal di negara X bersama Nenek dan Kakeknya, sekarang bersama sang nenek dia kembali ke negara asal nya untuk memegang kendali sebuah cabang perusahaan milik Mahendra Grup yang baru saja berdiri.
***
Mobil mewahnya berhenti tepat di depan lobi sebuah gedung megah yang menjulang tinggi.
"Selamat pagi Pak", dua orang pengawal memberi salam pada Presdir baru mereka.
Dia hanya menganggukkan kepala nya. Lalu berjalan penuh wibawa menuju lift khusus untuk Presdir bersama para petinggi perusahaan lainnya.
Beberapa karyawan ada yang belum mengenal Alvian sebagai Presdir baru, menatap takjub pada pria tampan dan elegan yang sedang berjalan di hadapan mereka. Terutama karyawan wanita, mereka tersihir dengan pesona Alvian.
" Eh itu siapa sih?"
" Ya ampuun, ganteng banget..!"
" Iya, mirip oppa-oppa korea "
Suara para karyawan wanita.
" Laaa, ganteng juga aku.."
" Aku juga tampan kok, kalo pakai jas kaya dia.."
" Eehhhemm!! " Alvian berhenti dan berbalik menatap karyawan yang berkumpul juga membicarakannya.
"Kalian bisa kembali bekerja sekarang, atau kalian bisa melanjutkan pembicaraan kalian di luar tanpa harus kembali ke sini" dingin dia berbicara.
Mereka tertunduk bingung, siapa Pria ini sebenarnya sampai bisa bicara seperti itu dan berani mengancam mereka. Sementara atasan mereka yang berdiri di belakangnya tidak ada yang bersuara saat Alvian berbicara.
"Bubar sekarang!" Perintahnya dengan suara tegas. Mereka semua membubarkan diri bahkan sebelum Alvi melanjutkan langkahnya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Amanda Pasha
Semangat ya kakak... lanjutkan...
2021-12-18
1