Kabisat Dream (Love From Another World)
28 Februari, aku merasa harapanku hancur seketika. Orang yang selama beberapa bulan ini yang telah membuka hatiku malah mengabaikan ku dan memilih untuk menghindar dariku. Sebenarnya apa salah ku? Sebenarnya ini sudah dimulai sejak bulan januari dia mulai berubah menjadi orang asing yang tidak ku kenal. Aku kira mungkin karena pekerjaannya yang sangat sibuk, yaah karena dia baru saja naik jabatan. Awalnya aku maklumi tapi makin kedepannya dia mulai menunjukkan sikapnya yang tidak inginkan aku di hidupnya lagi. Bahkan dia tidak tahu kalau beberapa hari ini dia aku blokir, karena aku mau tahu dia mencariku atau tidak. Hasilnya jelas saja tidak ada satupun pesan masuk darinya.
Aku kecewa, sangat kecewa, cerita indah bulan-bulan sebelumnya berputar dalam memoriku. Dia yang lembut, yang selalu mengatakan kata sayang kata cinta, yang membicarakan hubungan kedepannya, membicarakan masa depan dalam sekejap hilang begitu saja. Aku sakit, hatiku patah. Aku mulai percakapan dengannya karena aku mulai mempertanyakan komitmen yang pernah kami bicarakan, tentang kesetiaan tentang kedepannya. Dan yang aku dapati tidak ada penyelesaian apapun. Dia hanya meminta maaf, maaf, dan maaf, tanpa berusaha untuk memperbaiki. Semuanya dia serahkan kepadaku, seolah-olah hanya aku saja yang menjalani hubungan ini, hanya aku saja yang menginginkan hubungan ini.
Yaah aku seperti manusia bodoh. Otakku berkata 'itu artinya mau kaya gimana pun perasaan kamu ke dia, dia tidak menginginkan kamu lagi.' Dan hatiku membalas 'aku masih sayang, aku percaya jika dia bisa berubah'. Pikiran dan perasaanku mulai kacau. Dan aku hanya membalas "Terserah kamu saja."
Berat memang melepaskan orang yang kita sayangi bahkan sangat sulit, namun hati manusia siapa yang tahu, kita tidak bisa memaksa dia untuk tetap tinggal. Semalaman aku menangis dengan memori tentangnya yang selalu berputar di kepalaku. Kata-kata indahnya, komitmennya, ceritanya, keluh kesahnya, tingkah lakunya, semuanya, aku merindukan dia yang dulu. Sampai akhirnya aku tertidur dalam tangis.
29 Februari, aku memaksa membuka mataku yang sembab akibat menangis semalaman. Tahun ini, tahun kabisat. Hatiku mulai sakit lagi mengingat pertikaian hati dan fikiran semalam. Aku merasa waktu ku telah berhenti. Tidak ada kegiatan apapun yang ingin aku lakukan, kekecewaan terhadap diri sendiri karena dengan bodohnya mengulang kesalahan dalam membuka hati.
Aku ingat mitos di tempatku, dengan hati yang begitu hancur aku melangkah sampai diujung tebing. Bukan berarti aku mempercayai mitos itu, disini aku hanya ingin berteriak sekencang-kencangnya. Pesan yang dari semalam sengaja tidak dibaca olehnya, mungkin dia muak denganku. Angin di atas tebing memang sejuk dan menenangkan. Aku menaruh handphone ku di sampingku dengan layar yang masih menyala memperlihatkan pesan yang terabaikan.
Sudah cukup rasanya aku menyendiri seperti ini, tenagaku sudah habis untuk menangis, memaki, dan berteriak. Setelah ini aku harus bangkit kembali, kembali menjadi aku sebelum bertemu dengannya. Langit meneteskan airnya, seolah tau perasaanku sekarang. Aku tersenyum memandangi langit yang seperti sengaja menyembunyikan air mataku. 'seadainya aku bisa pergi ke dimensi lain, ke dimensi yang dapat membuatku melupakan patah hati ini, melupakan semuanya.' Pikiran bodoh, mana ada dimensi lain.
Aku mulai beranjak dari tempatku, namun karena dari semalam perutku belum diisi dan tenaga ku sudah sampai limit, semuanya menjadi gelap. Yang ku rasakan ada angin yang begitu kencang di balik punggungku sampai akhirnya aku menyentuh air dengan kerasnya. Nafasku sesak, apa aku akan meninggalkan dunia ini, atau dunia yang akan meninggalkanku. Siapa saja tolong aku, aku tidak ingin merasakan sakitnya.
Aku tidak dapat mengeluarkan suaraku, bagaimana mungkin orang lain bisa menolongku. Aku mencoba mendorong badanku naik diatas permukaan. "haa haaa" nafasku terengap-engap, aku mulai mecoba mengatur nafas dan melihat kesekelilingku.
"Aku Dimana?"
*****
Ini berbeda dari tempatku tadi, apa ini di bawah tebing. Aku mendongak ke atas dan hanya mendapati pepohonan rimbun tanpa adanya tebing. Sebenarnya aku dimana? Hatiku mulai takut. Aku memutuskan untuk keluar dari air yang ku kira dalam ternyata hanya sebatas pinggang orang dewasa.
"Ada apa dengan rambutku, dengan pakaianku?" terkejut mengetahui keadaanku sekarang. Rambutku yang awalnya tergerai panjang, menjadi ikal dengan bunga dan terdapat kepangan di sela rambut. Pakaian ku yang awalnya hanya piyama sekarang menjadi dress berwarna biru keputihan tanpa lengan dengan bunga dan daun yang membuatnya terlihat cantik. Aku mulai melihat ke bawah tanpa alas kaki, pergelangan kakiku dililit akar hijau dengan daun dan bunga, sama halnya pergelangan tanganku. Sebenarnya apa yang terjadi, apa aku hanya bermimpi.
Aku mulai dengan mendekati permukaan air, wajah yang terlihat masih dengan wajahku namun tidak dengan fashion yang ku kenakan sekarang. Sebenarnya aku siapa, apa jiwaku tertukar? Tidak mungkin, ini masih wajah asliku tidak ada perubahan sama sekali.
"kruuyuuukkk~" perutku mengambil alih pikiranku. Kalau jiwaku tertukar setidaknya tubuh yang kupakai sekarang harusnya sudah makan.
Aku menyusuri hutan asing ini berharap menemukan sesuatu yang bisa ku makan untuk mengganjal rasa laparku. "Ketemu!" sahutku girang, menemukan pohon apel di depanku. Sekarang bagaimana caraku mengambilnya.
"Meow..." aku terdiam, mencari asal suara. Seekor kucing dengan bulu hitam yang dominan dan bagian perut berwarna putih menghampiriku. "Apa kamu tersesat juga?" seolah mengerti dia menghampiriku dan mengeluskan badannya di pergelangan kakiku. 'Lucunya warna bulu putih di kedua kaki bagian belakangnya seolah dia sedang memakai kaos kaki... gak ada salahnya juga bersama dengan seekor kucing di hutan asing ini'
Oh benar apelku, aku menemukan sebuah kayu panjang dan mengambil 3 buah apel dengan menggunakannya. Dan sekarang aku memikirkan apa yang akan disukai kucing ini selain ikan sambil memakan apel.
"Meow..."
"Apa kamu menyukai apel juga?" tanyaku seperti orang gila. Dia menggigit apel yang ku tawarkan. Dasar kucing aneh.
*****
Aku berjalan menyelusuri hutan mencari tau jawaban sebenarnya aku ada dimana, kenapa tidak aku temukan seorang manusia disini.
"Meow.." dia bersuara sambil menarik dress bawahku.
"Kamu mau aku mengikutimu?"
"meow" Aku penasaran dan mengikutinya sampai ke sebuah rumah kayu, seperti pondok.
"Permisi.. apa ada orang?" tidak ada jawaban. "Hallo, permisi apa ada orang?" Masih tidak ada jawaban, aku pun mulai memasuki rumah. "Hallo apa enggak ada orang?" rumahnya kosong sepi, hanya ada debu dan sarang laba-laba. 'Yah setidaknya aku bisa tinggal sebentar disini' fikirku, lalu membersihkan debu dan sarang laba-laba.
Hari mulai gelap dan aku mulai kedinginan. "Meow.." kucing itu menghampiriku dengan sebuah kain tebal di mulutnya. "Apa ini untukku? Kamu dapat dari mana?" "Meow..." seperti biasa hanya itu saja yang bisa dia ucapkan. Aku mengelus kepalanya sebagai ucapan terima kasih.
"Hmm, aku belum memberi kamu nama, kalo begitu aku panggil kamu Poko"
"Meow?!." Seolah tidak terima dengan panggilanku. Haha iyaa dia menggemaskan.
"Baiklah Poko, ya walaupun aku tau kamu tidak menyukai dipanggil seperti itu, tapi aku menyukainya karena tidak terlalu ribet."
"Meow.."
"Selamat tidur Poko" aku berharap saat bangun aku kembali ke tempat ku. Walaupun mungkinaku akan merasakan sakitnya patah hati, tapi itu lebih baik daripada di tempat asing ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
IndraAsya
👣👣👣 Jejak 💪💪💪😗😗😗
2022-01-11
2