PERI HUTAN

"Suara desiran sungai, harum pepohonan, bantal berbulu, sangat nyaman" ucapku yang masih setengah sadar.

"meow.." Sesuatu yang sedikit kenyal dan agak dingin menyentuh pipiku. Ku buka mataku, tangan Poko terus mencoba membangunkan ku dengan menyentuh pipiku.

"eghh... ada apa Poko?" tanyaku. Dan terdengar banyak langkah mendekati sungai.

"Ayo sembunyi!" ajakku, beranjak dari tepi sungai masuk kembali ke dalam hutan.

'Ahh,, kemarin aku hanya mandi sekali, sudah waktunya aku membersihkan diriku lagi'

"Poko, apa kamu ingat jalan ke danau kemarin? Aku ingin kesana untuk membersihkan tubuhku." Ucapku. Poko membawa kami menuju danau yang ku maksud. Ya sepertinya aku sudah mulai terikat dengan Poko.

Bear mengikuti kami dengan pelan, karena badannya paling besar dan tidak ingin ada yang melihat lalu curiga.

"Apakah masih jauh Poko?"

"meow.."

"aah aku tidak mengerti ayo lanjutkan."

"Tunggu!" ucapku, "Bear bisakah menggendongku untuk mengambil buah apel yang disana?"

"Growl.." ucapnya sambil sedikit menunduk seolah mengatakan "baiklah putri".

Bear mengangkatku untuk mengambil beberapa buah apel lumayan untuk bekal perjalanan kami.

"hmm, ini enak! Manis!" seruku dan memberikan apel kepada mereka.

"Meow!! Meow!!" Poko berteriak memberikan peringatan. Aku mulai memperhatikan sekitar dan mempertajam telingaku. Tidak ada langkah kaki yang terdengar.

"Syuutt tap!" sebuah anak panah melesat tepat di sampingku dan Bear. Bear langsung berlari berlawanan dari anak panah itu muncul.

"Menjauhlah nona dari beruang itu!!" teriak seorang pria dengan busur panah.

'Gawat Bear dalam bahaya!' tanpa sepatah kata aku langsung mengejar Bear yang telah jauh berlari. 'Sial!!' Pria itu masih mengejar. Aku berusaha bersembunyi di balik pohon.

"Zee! Kau sedang apa?" terlihat seorang pria lagi menghampiri si pemanah.

"Tidak ada. Aku hanya mengejar seorang wanita yang mengenakan gaun putih." Ucapnya.

"Kau bercanda Zee? Tidak ada seorang wanita yang mengenakan gaun putih di hutan ini, kalaupun ada dia sudah diterkam binatang buas di hutan!"

"Ada! Dia memang akan diterkam seekor beruang jika aku tidak menembakkan anak panahku ke arahnya" Ujar si pemanah menjelaskan.

"Dan kau meleset! Aku melihat anak panahmu menancap di pohon"

"Yah aku sengaja memisahkan wanita itu dengan beruang."

"Lalu kemana sang wanita dan beruang itu pergi?" tanyanya penasaran.

"Beruang itu masuk ke dalam hutan dan wanita itu mengikutinya" jawabnya.

"Bodoh! Itu mungkin seorang peri hutan! Hahaha tidak ada wanita yang mengejar seekor beruang kecuali dia ingin mati!" Seru si Pria.

"Ayo kembali! Kakak menunggu kita!" ajaknya dan diikuti oleh si pemanah.

Haaah aku lega, tapi bagaimana bisa dia mengatakan aku menggunakan warna putih sedangkan yang ku kenakan gaun berwarna biru. Aku melihat ke arah gaun yang ku kenakan dan tersenyum, yah memang berwarna biru namun sebagian gaunku yang terkena sinar matahari berwarna putih. "Pantas saja!" Seru ku tersenyum.

Aku keluar dari tempat persembunyianku diikuti Poko mencari keberadaan Bear. "Bear!" seruku melihat buntalan bulu. Bear menutupi kepalanya seraya menghadap kepohon seperti orang yang sedang berdoa dengan tubuh yang gemetar.

'Kyaa!! Lucunya...' aku langsung memeluk bear. Yang ketakutan karena anak panah tadi. "tidak apa-apa kamu aman sekarang Bear!" seruku.

"Growl.." Bear menatap kesekitar dan mengangguk. Kami melanjutkan perjalanan menuju danau.

*****

'Akhirnya aku bisa mandi' aku memasukkan tubuh ku ke dalam danau. Ini tempat pertama kali aku datang, apa aku masih bisa kembali. Tapi aku takut, jika aku kembali dan bertemu lagi dengan rasa sakitku yang masih hidup.

"Growl.."

"AHH!!" Bear memburuku, membuat tubuhku jatuh ke dalam air.

"Bear!!.. Kamu ingin menemaniku mandi?" Ucapku, dan hanya erangan lembut dari dirinya.

Setelah merasa segar aku kembali naik ke pinggiran danau.

"Ahh segarnya! Hahaha Bear hentikan pakaianku jadi basah.." Ucapku saat Bear mengibaskan bulunya yang basah.

Oh iya Poko, dimana Poko. "Growl?" Bear menatapku kebingungan dengan kepala agak dimiringkan. Sama seperti Poko 'aahh mereka memang sangat imut!'

"Bear apa kamu lihat Poko?" tanyaku, "Growl.." dijawabnya dengan bahu yang diangkat ke atas. Oke sekarang aku mulai mengerti bahasa beruang!.

Aku menelusuri hutan bersama Bear untuk mencari kucing kecil yang menghilang tanpa jejak.

"Meow!! Meow!! MMEEEOOWW!!!" terdengar suara Poko mendekat diiringan dengan langkah kaki besar dan kuat. Terlihat dari kejauhan Poko berlari sambil sambil mengatakan "Awass!! Bahaya ada di belakangku cepat menyingkir!!"

Aku pun berlari setelah mengerti peringatan yang dikatakan Poko, "Bear ayo!!" Namun Bear malah berlari ke arah yang berlawanan dariku. Apa ini yang dinamakan teman sejati? Disaat temannya kesusahan dia kan membantu bukan malah melarikan diri. Aku terharu melihat Bear yang berlari dan mengikutinya.

"GROOOWWWLLLL!!!!" Terdengar erangan beruang yang sama sekali tidak bersahabat.

"BEAARR!!!" Teriakku. Terlihat beruang yang lebih besar daripada Bear menghadang didepan kami dengan Poko yang langsung bersembunyi di belakang Bear.

"GRROOOOWWLLLLL!!!!" Ucap sang beruang marah di hadapan Bear, dan berusaha menyerangku. Poko melompat ke arahku seakan meminta perlindungan.

"GRoowlll!" Bear membalas ucapannya. Dan yang kudengar hanya erangan diantara mereka. Aah ternyata aku belum sepenuhnya mengerti bahasa beruang.

Bear berdiam diri dan sang beruang berjalan ke arah ku, Poko melompat keluar dari pelukkanku. 'Ah! Kucing sialan. Kamu mau aku mati diterkam beruang ini sendirian!' umpatku.

Ku lihat Poko berlari ke arah Bear melewati sang beruang dan menaikki tubuhnya. "Meow.. Meow... Meow!" Ucap Poko dari arah pandanganku seolah berkata "Manusia berjuanglah! Aku mendukungmu dan akan menonton dari sini!"

'Kucing Sialan!!' umpatku dalam hati. Sang beruang makin dekat, sial ini seperti dejavu!

"Huwaa!!! Maafkan aku! Aku tidak akan mengganggu wilayahmu! Aku akan pergi! Ambil saja kucing sialan yang hanya menonton di belakang itu!" Ucapku ketakutan dan hampir menangis di hadapan beruang.

"Meow?!!" Ucap Poko tidak terima dari kejauhan. Aku memelototi Poko.

Sang beruang mengangkatku 'jika dia menghempaskanku matilah aku!' batinku kacau ku pejamkan mataku tidak dapat berfikir.

'eh, pijakan berbulu, Bear!' ku lihat Bear berada di bawah dengan Poko diatasnya. Ku arahkan pandangan ku ke depan, sang beruang memutarkan kepalanya melihat ke arahku yang duduk di bahunya.

Aku duduk diatas sang beruang! Dan tidak tau akan dibawanya kemana. Bear dan Poko mengikuti dari belakang. Diturunkannya aku di depan sebuah gua. Bear dan Poko masuk ke dalam gua, aku masih termenung. "Growll.." ucap sang beruang dengan nada bersahabat sambil mendorong tubuh ku dengan kepalanya untuk masuk ke dalam gua.

Di dalam gua terdapat banyak buah-buahan, seakan mengerti situasi perutku kembali meminta tumbal. Sang beruang mengambil beberapa buah dan diletakkannya di depanku. "Terima kasih" ucapku spontan.

"Bear apa dia keluargamu?" tanyaku, dan dibalas anggukan kepala olehnya.

Syukurlah jika tidak mungkin aku akan jadi santapannya. Aku melirik ke arah Poko yang berada di sampingku. "Hey! Bukannya kamu kabur demi keselamatan dirimu sendiri dan membiarkan ku menghadapi sang beruang sendirian?!" ucapku kepada Poko.

"Meow..!" Ucapnya seolah tau bahwa ancaman berada di dekatnya dan berlari menjauh.

"Hey! Tunggu kucing sialan!" umpatku.

"Growl.." respon Bear dengan memegang keningnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!