"CINTAI AKU" Kekasihku Bukan Pria Normal

"CINTAI AKU" Kekasihku Bukan Pria Normal

Diusir

PLAKKKK...!!!

Sebuah tamparan keras seorang ayah daratkan pada pipi kanan putra bungsunya setelah ia mendengar kalimat yang sangat mengejutkan terlontar dengan ringannya dari bibir sang putra.

Saking kerasnya hingga membuat sudut bibir pemuda itu robek dan mengeluarkan darah. Mata hitam itu berkilat tajam menatap sepasang mutiara berwarna abu-abu cerah milik pemuda yang berdiri di depannya.

"Apa kau sadar dengan yang kau ucapkan itu? Di mana otakmu? Dia itu adalah Kakakmu, Kakak kandungmu. Bagaimana bisa kau mencintainya? Aku membesarkanmu sebagai pria normal!!"

Tuan Reno sudah tidak bisa menahan kemarahannya karena ucapan putra bungsunya.

Selama ini ia tidak pernah mempermasalahkan meskipun Leon tumbuh menjadi pemuda begajulan yang memiliki hobi balap liar dan sering membuat onar.

Hampir setiap malam Leon pulang dalam keadaan mabuk berat. Tapi kali ini masalahnya berbeda. Dengan entengnya Leon mengatakan jika dia mencintai kakak kandungnya sendiri, dan tentu saja tuan Reno tidak bisa menerimanya.

Alih-alih merasa bersalah kemudian meminta maaf pada sang ayah , Leon justru berbalik menatap mata hitam tuan Reno dengan pandangan meremehkan.

Leon mendecih, memutar matanya jengah."Lalu di mana letak kesalahanku, Pa? Bukankah setiap orang memiliki hak untuk mencintai dan di cintai? Begitu pula denganku!!"

"Aku mencintai kakakku, dan begitu pun sebaliknya. Dia juga mencintaiku. Kami saling mencintai, seharusnya Papa sadar akan hal itu."

"Kau salah Jika berfikir seperti itu, Leon. Aku memang mencintaimu, tapi cinta dan sayang yang aku berikan bukan cinta seperti itu. Tapi cinta dan sayang seorang Kakak kepada Adiknya."

Jlederrr...!!!!

Bagaikan di sambar petir di siang hari. Hati dan perasaan Leon hancur berkeping-keping setelah mendengar pengakuan sang kakak, Leon memutar lehernya dan mata abu-abunya terkunci pada mata coklat milik kakaknya yang menatapnya sendu.

"Jadi selama ini kau hanya mempermainkanku? Lalu apa yang telah kita lewati selama ini sama sekali tidak ada artinya bagimu? Kau keterlaluan, kau sungguh-sungguh KETERLALUAN!" bentak Leon di akhir kalimatnya.

"LEON, CUKUP!"

Tuan Reno menarik lengan Leon dan menyeretnya menuju pintu. Tuan Reno membuka pintu utama itu lalu mendorong Leon hingga pemuda itu terhuyung kebelakang

"Papa sungguh-sungguh malu memiliki Putra yang memiliki kelaian sepertimu. Lebih baik pergi dari rumah ini dan jangan pernah menginjakkan kakimu di rumah ini lagi, sebelum kau menjadi normal."

Brakkk...!!!

Tuan Reno membanting pintu di depannya dan menguncinya dari dalam. Rasa kecewa yang ia miliki pada Leon mengalahkan rasa sayangnya, tuan Reno mengusir putra bungsunya dan memintanya untuk tidak pernah kembali sebelum menjadi normal.

Bukan karena tuan Reno membenci Leon, namun tuan Reno ingin agar Leon bisa sadar. Adrian adalah kakaknya, dan tidak seharusnya dia mencintai kakaknya sendiri

"OKE!! AKU AKAN PERGI, DAN JANGAN HARAP AKU SUDI MENGINJAKKAN KAKIKU DI RUMAH INI LAGI."

Tuan Reno menutup matanya. Tangan kanannya mencengkram dadanya yang terasa sesak. Dengan langkah tertatih, ayah dua anak itu menghampiri Adrian yang sejak tadi hanya menundukkan wajahnya lalu memeluk putra sulungnya itu.

"Tidak perlu merasa bersalah, Drian. Kita berdua tidak akan pernah kehilangannya, percayalah pada Papa jika suatu saat nanti Leon pasti akan kembali ke dalam pelukan kita." Adrian mengangguk.

Pengakuan Leon yang mengejutkan tentu menjadi pukulan berat untuk Tuan Reno dan Adrian. Mereka tidak menyangka jika Leon memiliki kepribadian yang menyimpang.

Dengan entengnya Leon mengatakan jika dirinya sudah jatuh cinta pada Adrian yang notbainnya adalah kakak kandungnya sendiri. Hati tuan Reno hancur sehancur-hancurnya, dan dia hanya bisa berdoa semoga keajaiban dalam hidup putra bungsunya.

🌹

"Minumlah dulu."

Vivian meletakkan teh panas di atas meja. Mata hazelnya menatap sahabat yang merangkap sebagai cinta pertamanya itu dengan sendu.

Leon telah menceritakan semuanya pada Vivian termasuk Adrian yang selama ini hanya mempermainkannya. Leon juga mengatakan jika ia telah di usir oleh ayahnya, dengan tangan terbuka Vivian menerima Leon dan mengijinkan pemuda itu untuk tinggal bersamanya.

Vivian adalah satu-satunya orang yang mengetahui jika Leon adalah seorang pemuda yang tidak normal, Vivian tidak pernah merasa jijik ataupun risih dengan kelainan yang Leon miliki apalagi merubah perasaannya pada pemuda itu.

Vivian bangkit dari duduknya lalu menghampiri Leon kemudian duduk di samping pemuda itu. Vivian menarik bahu Leon dan membawa pemuda itu kedalam pelukannya. Vivian mengusap punggung Leon dengan gerakan naik turun.

"Aku tidak akan menertawakanmu meskipun kau ingin menangis, jangan di pendam. Jika kau ingin menangis, menangislah. Bahuku ini siap menampung semua air matamu. Cinta sepihak memang sangat menyakitkan"

Leon melepaskan pelukan Vivian dan menjitak gemas kepala gadis itu. "Aku bukan pria melankolis Nona, dan aku tidak akan menangis hanya karna hal sepele." Ujarnya.

Leon bangkit dari duduknya lalu berjalan menuju lemari pendingin, Leon kembali sambil menggenggam minuman kaleng bersoda.

"Yakkk...!!! Aku sudah membuatkanmu teh hangat, tapi kenapa kau malah mengambil minuman itu??"

"Ck, dasar pikun. Apa kau ingin membunuhku? Jelas-jelas aku alergi pada semua jenis teh,"

Vivian menepuk jidatnya dan tersenyum tiga jari. "Sorry," sesalnya. "Aku lupa, baiklah biar ku minum sendiri teh ini." Vivian meraih cangkir teh yang ada di atas meja dan meminumnya, kedua matanya terbelalak.

Vivian menyemburkan teh di dalam mulutnya. Lidahnya terasa terbakar. "Panas.. panas..!" panik Vivian sambil mengibaskan tangannya di depan lidahnya yang menjulur keluar.

Leon mendengus geli, ia tidak tau kapan sahabat barbienya itu akan menghilangkan sikap cerobohnya itu.

"Kau tidak berubah sama sekali, tetap saja ceroboh."

Vivian berdecak sebal sambil menatap Leon kesal. Gadis itu menyambar gelas berisi air mineral yang Leon sodorkan padanya lalu meneguknya.

"Berisik, sebaiknya mandi sana setelah ini temani aku berbelanja. Aku juga mau mandi." kata Vivian yang masih belum beranjak dari tempatnya.

"Oke, ayo mandi." Leon bangkit dari duduknya dan berjalan menghampiri Vivian.

"Ma..mandi?" ucapan Leon sukses membuat pipi Vivian merona.

Leon memutar matanya bosan. "Tidak barengan, dasar mesum." cibir Leon dan pergi begitu saja. Vivian pun bergegas pergi kekamarnya untuk mandi dan mengganti pakaiannya.

Tak sampai 20 menit Vivian selesai merias diri. Gadis itu memakai jeans ketat, blus putih berenda yang di balut cardigan tipis berwarna putih juga yang lengannya di gulung sampai siku.

Hils yang senada dengan warna blus dan cardigannya. Rambut panjangnya di ikat ekor kuda dengan sapuan make up tipis yang semakin menyempurnakan penampilannya.

Vivian menuruni tangga dan mendapati Leon duduk di ruang dengan tubuh sedikit membungkuk. Vivian memperhatikan apa yang tengah pemuda itu lakukan, rupanya Leon sedang mengikat tali sepatunya.

Lagi-lagi Vivian di buat kagum dengan style yang Leon kenakan , meskipun terkesan buruk dan serampangan, namun hal itu tidak mengurangi sedikit pun ketampannya.

Apa pun dan bagaimana pun Leon, bagi Vivian dia tetaplah pemuda yang sama. Pemuda yang sangat dicintainya meskipun perasaan tulusnya tidak pernah terbaca oleh Leon.

"Hei! Vivian, sampai kapan kau akan berdiri di sana seperti orang bodoh?" tegur Leon yang segera menyadarkan gadis itu dari lamunannya.

Vivian memandang Leon dengan tatapan mirisnya, ia berharap Leon mau mengomentari penampilannya atau sekedar melirik kearahnya. Namun dugaan Vivian salah.

Dandan secantik apa pun ia di depan Leon, namun hal itu tidak akan memberikan pengaruh apa pun untuknya.

Dada Vivian terasa sesak, meskipun di suguhi wanita bu*il nan sexy di depannya tapi Leon akan lebih tertarik sama sekali. Tapi Vivian tetap berharap suatu saat nanti Leon akan menjadi normal dan bisa menerima kehadirannya.

"Kita berangkat." kata Vivian dan melewati Leon begitu saja.

.

.

BERSAMBUNG.

Terpopuler

Comments

Hidayah Airiz

Hidayah Airiz

Nyimak dulu ya thor.kapan2 sy baca..
Soal nya Banyak yg sy baca jadi bingung sendiri...

2021-11-21

0

Yanti Jambi

Yanti Jambi

masih nyimak thorr kyk kerrenn jg

2021-11-19

1

Nona MeyMey

Nona MeyMey

Aku baca dulu ya thor

2021-11-18

0

lihat semua
Episodes
1 Diusir
2 Berbelanja
3 Kecelakaan
4 Memulai Sebuah Hubungan
5 Berhati Malaikat
6 Berjuang Bersama
7 Jeritan Hati
8 Cemas
9 Pingsan
10 Tidak Suka
11 Tentang Cinta
12 Hadiah Kecil Untuk Vivian
13 Beruntungnya Dirimu
14 Karena Kau Tulus Padaku
15 Cinta Tidak Butuh Alasan
16 Cintaku Layak Diperjuangkan
17 Takut Petir
18 Hampir saja
19 Tidak Pernah Berubah
20 Pertemuan Vivian Dan Tuan Valentino
21 Terguncang
22 Fakta Yang Sebenarnya
23 Kau Sebuah Pengecualian
24 Maria Valentino
25 Dipenjara
26 Ya, Aku Berjanji
27 Berantakan
28 Jangan-Jangan cemburu
29 Aku...Cemburu
30 Memang Yang Terbaik
31 Nyaris Tertabrak
32 Batalnya Kerjasama
33 Vivian Gadis Bar-Bar
34 Tawuran dan Cidera
35 Seperti Ibu Dan Anak
36 Duka seorang Ibu
37 Sifat Asli Vivian
38 Mimpi Serasa Nyata
39 Tidak Ada Lagi Keraguan
40 Menjadi Duda Sebelum Menikah
41 Meminta Pembuktian
42 Vivian Ditusuk
43 Misteri Kancing Baju
44 Hidup Baru
45 Rubah Bermuka Dua
46 Senjata Makan Tuan
47 Saling Memiliki
48 Pernikahan Dan Kenangan
49 Vivian Hamil
50 Pria Dingin Tapi Romantis
51 Keinginan Bumil
52 Semakin Manja
53 Kemalangan Berry
54 Janinnya Mengundurkan Diri
55 Kematian Sarah
56 Wajah Leon Di rusak
57 Menerima Apa Adanya
58 Pendarahan
59 Barbar
60 Rencana Berry
61 Tanding Minum
62 Hadiah Kecil Untuk Berry
63 Ganteng-Ganteng Kok Gila
64 Tidak Ingin Terulang Kembali
65 Gara-Gara Drama
66 Kelahiran Dan Kebahagiaan
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Diusir
2
Berbelanja
3
Kecelakaan
4
Memulai Sebuah Hubungan
5
Berhati Malaikat
6
Berjuang Bersama
7
Jeritan Hati
8
Cemas
9
Pingsan
10
Tidak Suka
11
Tentang Cinta
12
Hadiah Kecil Untuk Vivian
13
Beruntungnya Dirimu
14
Karena Kau Tulus Padaku
15
Cinta Tidak Butuh Alasan
16
Cintaku Layak Diperjuangkan
17
Takut Petir
18
Hampir saja
19
Tidak Pernah Berubah
20
Pertemuan Vivian Dan Tuan Valentino
21
Terguncang
22
Fakta Yang Sebenarnya
23
Kau Sebuah Pengecualian
24
Maria Valentino
25
Dipenjara
26
Ya, Aku Berjanji
27
Berantakan
28
Jangan-Jangan cemburu
29
Aku...Cemburu
30
Memang Yang Terbaik
31
Nyaris Tertabrak
32
Batalnya Kerjasama
33
Vivian Gadis Bar-Bar
34
Tawuran dan Cidera
35
Seperti Ibu Dan Anak
36
Duka seorang Ibu
37
Sifat Asli Vivian
38
Mimpi Serasa Nyata
39
Tidak Ada Lagi Keraguan
40
Menjadi Duda Sebelum Menikah
41
Meminta Pembuktian
42
Vivian Ditusuk
43
Misteri Kancing Baju
44
Hidup Baru
45
Rubah Bermuka Dua
46
Senjata Makan Tuan
47
Saling Memiliki
48
Pernikahan Dan Kenangan
49
Vivian Hamil
50
Pria Dingin Tapi Romantis
51
Keinginan Bumil
52
Semakin Manja
53
Kemalangan Berry
54
Janinnya Mengundurkan Diri
55
Kematian Sarah
56
Wajah Leon Di rusak
57
Menerima Apa Adanya
58
Pendarahan
59
Barbar
60
Rencana Berry
61
Tanding Minum
62
Hadiah Kecil Untuk Berry
63
Ganteng-Ganteng Kok Gila
64
Tidak Ingin Terulang Kembali
65
Gara-Gara Drama
66
Kelahiran Dan Kebahagiaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!