Maaf, Jika Ku Mendua
Inayah khaerunnisa sang bunga desa berumur 20 tahun dan menjadi rebutan banyak pria di desanya itu sekarang sudah sebulan ini di per istri oleh seorang pemuda desa yang di juluki sang penakluk gadis desa, dialah Adit anak pak Harun seorang calon kepala desa yang gagal karena kalah dalam pemilihan suara.
Wajah Adit yang lumayan tampan di banding pemuda pemuda yang ada di desanya itu bisa dengan mudah menaklukkan gadis desa manapun, tak terkecuali Inayah yang jatuh dalam pesonanya dan berhasil di persuntingnya mengalahkan banyak pria yang mengharapkan cinta sang bunga desa.
"Inayah, aku berangkat sekarang, kamu hati hati di rumah, dan jangan macam macam selama aku di kota," pesan Adit pada Inayah, sang istri yang akan di tinggalkannya merantau ke kota.
Adit terpaksa harus meninggalkan Inayah di masa masa bulan madunya, padahal terhitung baru sebulan pernikahan mereka berlangsung, itu semata karena dia harus ikut bekerja bersama paman nya yang bekerja di kota demi mencari nafkah.
Disamping ingin merubah nasibnya, Adit juga harus membantu orang tuanya yang kini terlilit banyak hutang karena bekas modal pemilihan kepala desa yang gagal kemarin.
"Muhun (iya) Kang, hati hati di jalan. Jangan lupa ngabari kalau sudah sampai," ucap Inayah sambil mengangkatkan sebuah tas besar berisi baju dan barang barang suaminya yang akan di bawanya ke kota.
"Sudah, sudah, jangan lama lama pamitannya, itu mang Jamal sudah lama nunggu di depan," ketus Esih ibunya Adit yang memang dari awal tak suka jika anak kesayangannya itu menikah dengan Inayah, karena menurutnya anaknya itu bisa mendapatkan wanita lain yang sepadan dengan keluarganya.
Sedangkan Inayah hanya anak dari seorang janda buruh tani.
Ya, Inayah memang sudah menjadi yatim sejak usianya 5 tahun, tapi Titin sang ibu yang hanya merupakan buruh tani itu berhasil menyekolahkan Inayah sampai lulus SMU dimana hal itu sudah termasuk bagus jika di bandingkan anak anak lain di desanya yang rata-rata hanya mengeyam pendidikan sampai sekolah dasar atau sekolah menengah saja.
Inayah hanya diam saja saat Esih, sang ibu mertua menatapnya dengan tatapan sinisnya, belum lagi adik ipar nya Yeni yang merupakan adik perempuan Adit itu selalu saja mengkompor kompori Esih dengan cerita cerita jelek tentang Inayah.
"Bu, aku titip Inayah, ya" pesan Adit pada ibunya.
"Idih, udah gede, ada emaknya juga, ngapain di titip titipin ibu segala, kamu sih, gak nurut omongan ibu, coba kalau kamu nikah sama si neneng anak haji Juned, pasti hidup kamu udah makmur, gak perlu kerja jauh jauh ke kota segala," oceh Esih berapi api.
"Bu, sudahlah, jodoh itu Tuhan yang mengaturnya, itu sama saja ibu menyalahkan takdir Tuhan," lerai Harun merasa risih dengan ocehan istrinya.
"Bapak selalu saja membela wanita itu, dia itu pembawa sial, gara gara dia jadi mantu kita, tiba tiba bapak jadi gagal dalam pemilihan kepala desa," sungut Esih masih saja memojokkan menantunya itu.
"Gak ada hubungannya, pemilihan kepala desa dengan mantu kita," bela Harun.
"Bela saja terus,,, yang di belain juga gak bisa bantuin bayar hutang hutang kita!" cibir Esih meninggalkan Harun yang hanya bisa geleng geleng kepala melihat kelakuan istrinya.
"Sudah pak, tidak apa-apa, saya sudah biasa menghadapi sikap ibu yang seperti itu." lirih Inayah seraya berjalan ke depan mengantar kepergian suaminya.
Inayah memang setelah menikah tinggal di rumah orang tua Adit, karena Adit belum mempunyai rumah, kerja Adit pun masih serabutan, tapi entah lah apa yang dia lihat dari Adit sampai dia mau di nikahi playboy kampung pengangguran itu, mungkin balik lagi jodoh dan takdir Tuhan.
Baru saja sepuluh menit Adit meninggalkan rumah, Yeni sang adik ipar sudah menyindir Inayah yang sedang mencuci piring di dapur.
"Bu, hidup kita itu sekarang sudah susah, masih harus menanggung beban hidup satu orang asing disini, mana tak berguna lagi," sinis Yeni sengaja mengeraskan suaranya agar dapat di dengar Inayah di dapur.
"Ya,,, harusnya dia tau diri, kalau memang tak bisa membantu, sebaiknya jangan menjadi beban." timpal Esih ikut memanaskan suasana.
Inayah hanya diam saja tak melawan sepatah kata pun, selama orang orang itu tak bermain kasar padanya, dia tak akan begitu memperdulikan ucapan nyinyir sang ibu mertua dan adik iparnya itu, lagi pula kata kata mertuanya selama ini tak pernah dia masukan ke dalam hatinya, hanya masuk telinga kanan dan keluar dari telinga kiri, selama ucapan mereka tak membuatnya berdarah darah, Inayah masih kuat bertahan.
***
Dua bulan berlalu, sejak kepergian Adit sang suami, laki laki itu tak pernah sekali pun memberi kabar padanya, bagaimana keadaannya, pekerjaannya, Inayah tak pernah mengetahui nya, atau hanya dirinya saja yang tidak tau, tapi keluarga suaminya tau? Atau mungkin saja mereka sengaja tak mau memberi tau nya.
Selama Inayah tinggal di rumah Mertuanya itu, semua pekerjaan rumah dia yang mengerjakan, tapi Inayah selau saja salah dan di anggap tak berguna oleh ibu mertuanya itu.
"Pak, apa Bapak tau kabar Kang Adit di kota? Bagaimana kabarnya?" tanya Inayah saat mengantarkan kopi untuk bapak mertuanya di teras sore itu.
"Apa dia tak pernah menghubungi mu?" Harun mengernyitkan dahinya.
"Tidak." Inayah menggelengkan kepalanya.
"Untuk apa kamu tanya tanya kabar Adit segala, dia sedang sibuk mencari uang, tak usah kamu ganggu!" Esih tiba-tiba sudah ada di antara mereka dengan suara cemprengnya yang khas.
"Maaf bu, saya hanya ingin tau kabar Kang Adit saja, tidak bermaksud mengganggu," lirih Inayah.
"Tidak usah, nanti juga kalau sudah saatnya dia pulang, kamu bakal tau bagaimana kabarnya." ketus Esih.
Inayah tak ingin meladeni ibu mertuanya lebih jauh lagi, bagaimana pun Esih sudah dia anggap sebagai ibunya sendiri, meski Esih selalu membencinya selama ini.
Bukannya tak ada usaha dari Inayah untuk mencari tau tentang kabar Adit sang suami, tapi setiap kali Adit di telpon, tak pernah tersambung, bahkan pesan pun tak pernah ada yang di balas Adit, sepertinya dia mengganti nomor ponselnya, tapi kenapa dirinya sebagai istri tak di beri tahu.
Sebagai istri yang baru saja sebulan hidup bersama dalam sebuah pernikahan, kadang dia juga merasa kangen dengan suaminya itu, tapi apa daya dia harus menahannya, kadang dia juga berpikir, apa suaminya itu tak pernah merasa rindu padanya, padahal dulu saat mereka belum menikah, Adit sangat gencar mendekatinya, setiap hari menemuinya dan memanjakannya, tapi sekarang setelah mereka menikah seolah semuanya berubah.
***
Bulan ke empat kepergian Adit ke Ibu kota, Inayah masih belum bisa menghubungi suaminya, dan masih belum tau bagaimana kabarnya, yang Inayah tau dari Harun sang bapak mertua, Adit bekerja bersama Jamal sang paman yang merupakan adik laki laki Esih, di sebuah pabrik garmen terbesar di ibu kota.
Hari itu Inayah sedang mencuci pakain yang menumpuk di kamar mandi belakang, samar samar terdengar suara berisik dari ruangan keluarga rumah mertuanya yang lumayan luas itu, Inayah menajamkan pendengarannya, karena sepertinya dia mendengar suara suaminya.
Inayah buru buru membasuh tangan dan kakinya yang penuh dengan buih sabun, karena dia mencuci pakaian secara manual menggunakan kedua tangannya.
Inayah bergegas memasuki ruang keluarga yang terlihat banyak sekali orang berkumpul disana.
"Kang Adit!" panggil Inayah sedikit berteriak memanggil nama suaminya.
Matanya memerah, dan berkaca kaca, akibat empat bulan dia memendam rindu pada suaminya itu.
"Oh, kamu, astaga! lama tak jumpa masih saja kampungan, suami datang di sambut dengan pakaian gembel seperti itu, memalukan saja!" gumam Adit, memandang sinis ke arah istrinya.
Empat bulan tak bertemu, seperti tak ada rindu sedikitpun di hati Adit seperti rindu nya Inayah padanya, bahkan sikap Adit seperti berubah menjadi sinis pada Inayah,
Ada apa ?
*Hai kakak kakak semuanya, ketemu lagi sama othor amatiran ini, othor membawa cerita baru buat kakak kakak semuanya, mohon dukungan nya ya,,, jangan lupa di like, dan favorit.
Semoga kakak semua sehat selalu....*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Oh Dewi
Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya Caraku Menemukanmu
2023-07-11
2
Chengil
aku mampir
2022-01-20
1
Lady Meilina (Ig:lady_meilina)
aduh inayah apes km tuh
2022-01-19
1