"Ganti dulu baju mu dengan baju yang benar dan pantas, baru datang lagi kesini menemuiku," ucap Adit pada istrinya.
Pupus sudah harapan menyambut sang suami yang selama empat bulan ini berpisah jauh darinya,rindu yang sudah menggunung di hati Inayah seakan menguap begitu saja, melihat sikap acuh Adit.
Inayah berjalan gontay menuju kamarnya, mengganti pakaian demi untuk menemui suaminya yang sudah tak dia rindui lagi.
"Itu baju terbaik mu ? Astaga, aku ini sekarang kepala personalia di sebuah garmen ternama dan terbesar di Jakarta, tapi pakaian istri ku sungguh sangat memprihatinkan." cibir Adit menatap sinis Inayah yang duduk terdiam di kursi ruang keluarga, bergabung dengan keluarganya yang lain disanan.
Adit membawa banyak sekali oleh oleh, baju baju mewah, makanan enak, tapi tak ada satu pun yang menawari Inayah yang jelas jelas istri dari Adit, tentu saja seharusnya Inayah lebih berhak akan barang bawaan Adit.
"Dit, ini baju baju buat ibu dan Yeni semua, ya" ucap Esih sambil mencoba baju baju yang menumpuk di meja itu satu persatu.
"Boleh, bu. Adit bekerja untuk kalian semua, jadi ini semua untuk kalian." ujar Adit dengan senyum yang manis, berbeda saat dia berbicara dengan Inayah, selalu saja dengan nadaketus.
"Sisakan untuk Inayah, Bu" ucap Harun mengingatkan istrinya, untuk berbagi dengan menantunya.
"Inayah tak pantas pakai baju baju mahal dari kota, dia itu sudah terbiasa memakai baju yang di beli di pasar, kalau pakai baju mahal begini, bisa gatal gatal badannya karena tak terbiasa" hina Esih yang di sambut gelak tawa Yeni dan Adit secara bersamaan.
"Aku mau istirahat dulu, capek sekali rasanya badan ini, Inayah, ayo pijat aku." titah Adit pada istrinya, sambil berdiri dan menggerak gerakkan pinggangnya memutar ke kanan dan ke kiri.
"Muhun (iya), Kang" patuh Inayah mengekor Adit menuju kamarnya.
Penampilan Adit kini sudah berubah drastis, pakaian yang dikenakannya sudah tak seperti dulu yang hanya asal asalan, sekarang pakaiannya rapi dan jangan lupakan wangi parfum yang menyengat dari tubuhnya, aromanya bahkan memenuhi seluruh ruangan kamar mereka.
"Kang, aku kangen,kenapa akang tak pernah memberi kabar pada ku selama ini?" tanya Inayah.
"Aku sibuk sekali, tak ada waktu" jawab Adit dingin.
"Tapi kang,,,"
"Sudah jangan kebanyakan protes, aku disana bekerja bukan berlibur, kamu pikir aku tak lelah bekerja disana ?" bentak Adit.
Tiba tiba ada suara dering asing terdengar dari balik saku celana Adit, lalu Adit mengeluarkan ponsel mewah keluaran terbaru dari dalam sakunya, ponsel yang baru pernah Inayah lihat wujudnya.
Adit segera menjauh dari Inayah dan keluar dari kamar saat menerima panggilan telponnya, entah siapa dan apa yang dia bicarakan dengan orang yang menghubunginya di seberang sana, yang jelas Adit seperti berbicara sangat lembut, bahkan lebih lembut di banding saat Adit mendekati dirinya dulu saat masa masa pendekatan dengan dirinya.
Kira kira kurang lebih tiga puluh menit lamanya Adit berbicara di telpon, kini dia kembali ke kamarnya, lalu menyodorkan uang merah sebanyak lima lembar ke hadapan istrinya.
"Ini uang untuk kebutuhan kamu, selama aku tak ada" ucap Adit yang terlihat sudah bersiap siap kembali.
"Akang mau kemana ?" tanya Inayah.
"Aku mau kembali ke Jakarta, bos ku sudah menelpon ku, aku harus segera kembali bekerja besok" jawab Adit cuek.
"Tapi Akang baru saja sampai, bukankah tadi akang bilang badan akang pegal pegal dan ingin di pijat ?" protes Inayah yang merasa sangat kecewa, selama empat bulan di tinggal tak ada kabar, sekalinya pulang suaminya hanya seperti numpang lewat saja, tak ada setengah hari pun dia di rumah.
"Aku bekerja, aku mencari uang untuk kalian semua, kenapa kamu tak mau mengerti dengan keadaan kita, orang tua ku terlilit banyak hutang, kalau bukan aku yang bekerja keras untuk membayarnya, siapa lagi ? Apa kamu mau membantu membayarkan hutang orang tua ku, huh ?" berang Adit, tiba tiba amarahnya memuncak hanya karena di tanya istrinya baik baik.
Inayah hanya tertunduk, dia sadar diri memang dirinya tak bisa membantu apa apa selain dengan tenaganya di rumah mertuanya itu.
Mencari uang Adit bilang, bahkan selama empat bulan di tinggalkan dirinya hanya di beri lima ratus ribu rupiah oleh suaminya itu, bukannya tak bersyukur, namun sepertinya kalau untuk mendapatkan uang sebanyak lima ratus ribu selama empat bulan itu bisa dia dapat dengan menjadi buruh tani di sawah dan kebun, bahkan hasilnya bisa lebih dari itu.
"Setidaknya kabari aku kang, mengirimi aku pesan kan tak menghabiskan waktu sampai lima menit, atau aku minta nomor ponselmu yang baru, karena nomor akang yang lama tak bisa di hubungi lagi" mohon Inayah.
"Nomor yang lama memang sudah tak aku pakai lagi, dan kalau nomor ku yang baru, aku tak bisa memberikan nya kepada sembarang orang, karena ini hanya untuk urusan pekerjaan. Sudahlah, aku juga pasti serung pulang, jadi tunggu saja" urai Adit.
Hati Inayah perih, mendengar perkataan Adit, sembarang orang dia bilang ? Lalu Inayah dia anggap apa, istri sendiri di samakan dengan sembarang orang yang tak boleh tau nomor ponsel suaminya sendiri.
"Baik lah kang, maaf" lirih Inayah, bahkan dia sendiri tak tau, mengucap dan meminta maaf pada suaminya untuk apa.
Apa kesalahan yang sudah dia perbuat pada suaminya sampai tiba tiba di perlakukan seperti ini, padahal sebelumnya, saat dia belum berangkat ke kota, sikapnya baik baik saja padanya, lembut, perhatian, penyayang.
Apa pergaulannya di Ibu Kota merubah sikapnya menjadi sinis dan tempramen seperti itu ? batin Inayah.
"Jangan macam macam saat aku tak ada di sini, kata Yeni kamu sering genit sama para laki laki di desa" Adit mengacungkan jari telunjuknya di depan wajah Inayah, memberi peringatan.
"Aku tak pernah seperti itu, Kang" kilah Inayah yang memang merasa tak pernah melakukan hal seperti itu.
"Ah, bohong Kak, aku sering lihat dia menggoda tukang ojek kalau dia di suruh ibu ke pasar," tuduh Yeni.
"Tidak, aku tidak pernah berbuat seperti itu" elak Inayah tak terima dengan tuduhan keji adik iparnya itu.
"Ibu juga sering lihat, kalau dia di bonceng tukang ojek, dia selalu sengaja menempel nempelkan badannya genit ke tukang ojek pasar, dasar murahan !" caci Esih ikut menambah nambahi tuduhan Yeni.
"Kau ! Dasar istri tak tau malu, suami mencari nafkah di kota, kamu malah asik asik selingkuh di sini, aku selama ini selalu diam, tapi ternyata kamu memang benar benar wanita murahan !" umpat Adit.
"Apa maksud Kang Adit ?"
"Ini, ini lihat bukti bukti yang di kirimkan Yeni dan Ibu, jadi begini kelakuan mu selama ini ?" Adit menunjukkan foto dari galeri ponselnya.
Terlihat banyak foto dirinya sedang di bonceng oleh tukang ojek, dan ada beberapa foto dirinya sedang berbelanja dan mengobrol dengan tukang sayur, tapi semua foto itu di ambil dari sudut lain yang seolah olah Inayah sedang bermesraan dengan para lelaki itu.
"Itu tidak seperti kenyataannya Kang, itu fitnah" tampik Inayah,
"Tidak usah mengelak, aku tidak buta untuk melihat foto foto mu bermesraan dengan para lelaki."
"Sudah lah Dit, buang saja istri macam dia itu, lagi pula kamu baru nikah siri saja sama perempuan itu, kamu sekarang sudah mapan, punya mobil, uang banyak, pekerjaan bagus, pasti kamu akan dapat istri yang lebih baik dari pada si perempuan sial ini" ucap Esih, tersenyum sinis ke arah Inayah yang mulai terisak.
Inayah dan Adit memang hanya menikah siri, niatnya setelah selesai pemilihan kepala desa, mereka baru akan menikah resmi secara negara, dan mengadakan resepsi pesta pernikahan, sekaligus pesta kemenangan bapak mertuanya dalam pemilihan kepala desa.
Namun untung tak dapat di raih, malang tak dapat di tolak, Harun gagal dalam pemilihan kepala desa, membuat rencana pernikahan secara negara dan resepsi pernikahannya di tunda.
"Kau Inayah Khairunnisa aku talak kamu !" teriak Adit penuh amarah, kata kata tabu itu keluar dari mulutnya dengan lancar dan tegas.
Bagai di sambar petir, Inayah seakan kehilangan pegangan, tanpa tau apa salah dan dosanya, dia di talak secara kasar oleh suaminya yang bahkan tak mau mendengar penjelasannya sedikit pun.
*Kakak kakak,,, terimakasih sudah hadir di rumah Inayah,,, semoga ceritanya dapat menghibur kakak semua,, jangan lupa di like dan favorit ya...*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Arin
dasar si playboy ngga pnya hati loh,semoga aja peran cwenya tegas amiin?
2022-06-20
1
abang A🦋💜🐰🐹
gila nyesek banget 😢
2022-01-25
1
Lady Meilina (Ig:lady_meilina)
jan, ngeselin lakinya itu
2022-01-19
1